MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama
Islam
Dosen Pengampu :
disusun oleh :
Kelas 3E PGSD
Kelompok 10
KAMPUS TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah. Shalawat serta salam dicurahlimpahkan kepada baginda alam Nabi
Muhammad Saw. kepada para keluarganya, para sahabatnya, serta semoga
sampai kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................
3
BAB III
iii
PENUTUPAN...........................................................................................................18
3.1 Simpulan..............................................................................................................
18
3.2 Implikasi...............................................................................................................
18
3.3 Rekomendasi........................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi
Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang
berarti rakyat atau penduduk dan cratein yang berarti kekuasaan dan kedaulatan,
kratos yang mempunyai arti pemerintahan. Gabungan dua kata demos-cratein atau
demos-kratos (demokrasi) dapat diterjemahkan sebagai kekuasaan rakyat atau
pemerintahan rakyat.
Menurut International Commission for Jurist, demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik
diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan
yang bertanggungjawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas.
Menurut Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl, demokrasi adalah suatu
sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai pertanggungjawaban atas tindakan-
tindakan mereka pada wilayah publik oleh warga negara yang bertindak secara tidak
langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan wakil mereka yang terpilih.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
Menurut Sidney Hook dalam Encyclopaedia Americana mendefinisikan
demokrasi sebagai suatu bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung maupun tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
2.2 Penerapan Demokrasi
Demokrasi telah ada pada zaman Yunani Kuno. Di Indonesia sendiri,
demokrasi mulai diterapkan ketika terjadinya reformasi pada akhir 90-an. Setelah
terjadinya reformasi, Indonesia mulai menerapkan pemilu secara langsung oleh rakyat
yang dianggap sebagai keberhasilan suatu demokrasi. Namun, menurut pandangan
Komaruddin Hidayat, demokrasi bukan semata persoalan prosedur, melainkan tak
kalah pentingnya adalah sebuah komitmen bersama untuk menjunjung tinggi hukum
4
serta nilai-nilai terbaik yang melekat pada seseorang maupun sebuah bangsa. Banyak
yang beranggapan bahwa masih banyak masyarakat yang minim akan pengetahuan
yang dimiliki menegnai urgensi nilai-nilai demokrasi. Jenuri dkk. (2018, hlm. 151),
mengemukakan urgensi nilai-nilai demokrasi, yaitu adanya pembagian kekuasaan,
pemilihan umum yang bebas, manajemen yang terbuka, kebebasan individu, peradilan
yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang berdasarkan hukum, pers
yang bebas, beberapa partai politik, konsesus persetujuan, pemerintah yang
konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi
negara, perlindungan hak asasi, pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian,
adanya mekanisme politik, kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya pemerintah
yang mengutamakan musyawarah.
Jenuri dkk. (2018, hlm. 151-152), mengemukakan 4 aspek parameter untuk
mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi di suatu negara, antara lain:
1. Pembentukan negara, proses pembentukan kekuasaan akan berpengaruh
dalam menentukan kualitas demokrasi di suatu negara.
2. Dasar kekuasaan negara. Hal ini menyangkut konsep legitimasi
kekuasaan serta petanggungjawabannya langsung kepada rakyat.
3. Susunan kekuasaan negara. Kekuasaan negara hendaknya dijalankan
secara distributif untuk menghindari pemusatan kekuasaan dalam satu
tangan.
4. Masalah kontrol rakyat agar kebijaksanaan yang diambil oleh
pemerintahan atau negara sesuai dengan keinginan rakyat.
Menurut Dahl (2001), keuntungan demokrasi, yaitu:
1. Demokrasi menolong mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh kaum otokrat
yang kejam dan licik.
2. Demokrasi menjamin bagi warga negara dengan sejumlah HAM yang tidak
diberikan dan tidak dapat diberikan oleh sistem-sistem yang tidak demokratis.
3. Demokrasi menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas bagi warga negaranya
daripada alternatif lain yang memungkinkan.
4. Demokrasi membantu rakyat untuk melindungi kepentingan dasarnya.
5
Jenuri dkk. (2018, hlm. 152-153), terdapat enam norma atau unsur utama yang
dibutuhkan oleh tatanan masyarakat yang demokratis, antara lain:
1. Pluralisme
Masyarakat diharapkan mampu memiliki rasa kesadaran pluralisme yang
akan mencegah sikap hegemoni mayoritas dan terani minoritas atau
mencegah sikap memihak salah satu komunitas.
2 Musyawarah
Semangat musyawarah menuntut agar setiap orang memiliki sikap
kedewasaan untuk menerima segala bentuk negosiasi, menerima belum
tentu, dan tak harus, seluruh pikiran atau keinginan seseorang atau
kelompok akan diterima dan dilaksanakan sepenuhnya. Karena, dalam
musyawarah hasilnya adalah untuk kepentingan seluruh masyarakat.
3 Kesamaan cara dan tujuan
Pelaksanaan demokrasi harus ditempuh dengan cara yang berakhlakul
karimah. Dilakukan secara santun dan beradab, yaitu melalui proses
demokrasi yang dilakukan tanpa paksaan, tekanan, dan ancaman dari siapa
pun agar sesuai dengan tujuan demokrasi.
4 Kejujuran dan permufakatan
Musyawarah yang benar dan baik hanya akan berlangsung jika masing-
masing pribadi atau kelompok memiliki pandangan positif terhadap
perbedaan pendapat dan orang lain, saling menghargai satu sama lain, serta
mengambil kesepakatan atas keputusan bersama dengan memandang
berbagai aspek positif.
5 Kebebasan nurani dan persamaan hak dan kewajiban
Norma demokrasi yang harus diintegrasikan dengan sikap percaya pada
itikad baik orang dan kelompok. Karena setiap orang maupun kelompok
memiliki hak dan kewajiban yang sama.
6 Trial and error
Nurul (2013), menyatakan trial and error merupakan salah stu cara untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan. Trial memiliki arti mencoba dan error
6
ك ۖ فَٱعْفُ َع ْنهُ ْم َ ِوا ِم ْن َحوْ ل T۟ ُّب ٱَلنفَض ِ فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ٱهَّلل ِ لِنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُكنتَ فَظًّا َغلِيظَ ْٱلقَ ْل
َاورْ هُ ْم فِى ٱأْل َ ْم ِر ۖ فَإِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى ٱهَّلل ِ ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ ي ُِحبُّ ْٱل ُمتَ َو ِّكلِين
ِ َوٱ ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش
Artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
7
Q. S. Asy-Syura: 38
ِ ِ َّ
ور ٰى َب ْي َن ُه ْم
َ الص اَل ةَ َو أ َْم ُر ُه ْم ُش ُ َاس تَ َج ابُوا ل َر بِّ ِه ْم َو أَق
َّ ام وا ْ ين
َ َو ال ذ
َو ِم َّم ا
َ اه ْم ُي ْن ِف ُق
ون ُ ََر َز ْق ن
Artinya:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada mereka.
2. Al-‘adalah
Al-‘adalah memiliki arti keadilan dimana semua pemerintah dalam
menegakkan hukum harus adil dan juga bijaksana. Hal tersebut terdapat dalam:
Q. S. An-Nahl:90, Q. S. Al Maidah:8, dan Q. S. An-Nisa:58.
Q. S. An-Nahl:90
ِ ان و إِ يت
ُ اء ِذ ي ال
ْق ْر بَ ٰى َو َي ْن َه ٰى َع ِن َ َ ِ س ِ َ ْم ر بِ ال
َ ْع ْد ل َو ا إْلِ ْح
َّ ِ
ُ ُ إ َّن الل هَ يَأ
َ ُير بِ َم ا َت ْع َم ل
ون ِ
ٌ إِ َّن اللَّ هَ َخ ب1ۚ ََو َّات ُق وا اللَّ ه
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Q. S. An-Nisa:58
3. Al-Musawah
Adalah kesejajaran, artinya tidak ada pihak yang merasa lebih tinggi dari yang
lain sehingga dapat memaksakan kehendaknya. Penguasa tidak bisa memaksakan
kehendaknya terhadap rakyat, berlaku otoriter dan eksploitatif. Kesejajaran ini
penting dalam suatu pemerintahan demi menghindari dari hegemoni penguasa atau
rakyat. Dalam perspektif Islam, pemerintah adalah orang atau institusi yang diberi
wewenang dan kepercayaan oleh rakyat melalui pemilihan yang jujur dan adil
untuk melaksanakan dan menegakkan peraturan dan undang-undang yang telah
dibuat.
Oleh sebab itu pemerintah memiliki tanggung jawab besar di hadapan rakyat
demikian juga kepada Tuhan. Dengan begitu pemerintah harus amanah, memiliki
sikap dan perilaku yang dapat dipercaya, jujur dan adil dan. Sebagian ulama'
memahami Al-Musawah ini sebagai konsekuensi logis dan prinsip al-syura dan
al-'adalah. Diantara dalil Al-Qur’an yang sering digunakan dalam hal ini adalah
surat al-Hujurat:13, sementara dalil sumpah-nya cukup banyak antara lain tercakup
dalam khutbah wada' dan sabda Nabi kepada keluarga Bani Hasyim.
4. Al-Amanah
Adalah sikap kepercayaan yang diberikan seseorang kepada orang lain. Oleh
sebab itu kepercayaan atau amanah tersebut harus dijaga dengan baik. Dalam
konteks kenegaraan, pemimpin atau pemerintah yang diberikan kepercayaan oleh
rakyat harus mampu melaksanakan kepercayaan tersebut dengan penuh rasa
tanggung jawab. Persoalan amanah ini terkait dengan sikap adil. Seperti ditegaskan
Allah SWT dalam surat an-Nisa’:58. Karena jabatan pemerintah adalah amanah,
maka jabatan tersebut tidak bisa diminta, dan orang yang menerima jabatan
seharusnya merasa prihatin bukan malah bersyukur atas jabatan tersebut. Inilah
etika Islam.
10
5. Al-Masuliyyah
6. Al-Hurriyyah
Terdapat beberapa pendekatan para Tokoh tentang Islam dan Demokrasi itu adalah
sebagai berikut :
1. Al-Maududi
12
dipilih menjadi kalah dan suara mayoritas jatuh kepada kandidat yang
sebenarnya tidak layak, berarti ia telah menyalahi perintah Allah untuk
memberikan kesaksian pada saat dibutuhkan.
d. Penetapan hukum yang berdasarkan suara mayoritas juga tidak
bertentangan dengan prinsip Islam. Contohnya dalam sikap Umar yang
tergabung dalam syura. Mereka ditunjuk Umar sebagai kandidat khalifah
berdasarkan suara terbanyak. Sementara, lainnya tidak terpilih harus
tunduk dan patuh. Jika suara yang keluar tiga lawan tiga, mereka harus
memilih seseorang yang diunggulkan dari luar mereka. Yaitu Abdullah ibn
Umar. Contoh lain adalah penggunaan pendapat jumhur ulama dalam
masalah khilafiyah. Tentu saja, suara mayoritas yang diambil ini adalah
selama tidak bertentangan dengan nash syariat secara tegas.
e. Kebebasan pers dan kebebasan mengeluarkan pendapat, serta otoritas
pengadilan merupakan sejumlah hal dalam demokrasi yang sejalan dengan
Islam.
5. Salim Ali al-Bahsanawi
Menurutnya, demokrasi mengandung sisi yang baik yang tidak
bertentangan dengan Islam dan memuat sisi negatif yang bertentangan dengan
Islam. Sisi baik demokrasi adalah adanya kedaulatan rakyat selama tidak
bertentangan dengan Islam. Sementara, sisi buruknya adalah penggunaan hak
legislatif secara bebas yang bisa mengarah pada sikap menghalalkan yang
haram. Karena itu, ia menawarkan adanya Islamisasi demokrasi sebagai
berikut :
a. Menetapkan tanggung jawab setiap individu dihadapan Allah,
b. Wakil rakyat harus berakhlak Islam dalam musyawarah dan tugas-tugas
lainnya,
c. Mayoritas bukan ukuran mutlak dalam kasus yang hukumnya tidak
ditemukan dalam Al-Quran dan Sunnah (al-Nisa 59) dan (al-Ahzab:36),
d. Komitmen terhadap Islam terkait dengan persyaratan jabatan sehingga
hanya yang bermoral yang duduk di parlemen, jika dilihat basis
15
Agar sistem atau konsep demokrasi yang Islami di atas terwujud, langkah yang harus
dilakukan, antara lain:
1. Seluruh warga atau sebagian besarnya harus diberi pemahaman yang benar
tentang Islam sehingga aspirasi yang mereka sampaikan tidak keluar dari
ajarannya,
2. Parlemen atau lembaga perwakilan rakyat harus diisi dan didominasi oleh
orang-orang Islam yang memahami dan mengamalkan Islam secara baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Implikasi
Berdasarkan pembahasan topik pembaca diharapkan untuk memahami dan
mengkaji topik pembahasan terkait Demokrasi dalam Islam.
3.3 Rekomendasi
Kami menyadari kurangnya sumber literatur dari makalah ini, sehingga kami
merekomendasikan pembaca untuk mencari sumber literatur lain agar lebih
memahami pembahasan mengenai Demokrasi dalam Islam.
DAFTAR PUSTAKA
19