Anda di halaman 1dari 6

Makalah Pancasila Sebagai Ideologi

Author -  Mesriah Ria Date - 23:47:00 makalah materi kuliah pelajaran sekolah

Makalah Pancasila sebagai ideologi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk
secara otodidak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada
ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup
panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila
dibandingkan dengan ideologi besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan. Di satu sisi
terkadang perbedaan tersebut terasa dekat dan tipis, tetapi di sisi lainnya perbedaan tersebut
sangat jauh dan sangat berbeda.
Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan yang berkadar
kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat praktis karena
menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi Pancasila juga menyangkut
hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup,
ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak
hanya menuntun misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong menolong,
saling menghormati antar sesama manusia, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan dan sebagainya, melainkan juga ideologi
Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit, harus melaksanakan ini dan itu, dan bahkan
seringkali menuntut dengan mutlak orang harus bersikap dan bertindak tertentu.
1.2  Rumusan Masalah
1. Mengapa Pancasila dapat dijadikan sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia?
2. Apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia?
3. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia?
  
1.3  Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai ideologi nasional Bangsa
Indonesia.
 Untuk menganalisis fungsi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
 Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi
Bangsa dan Negara Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
 2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan
hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-
istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal
bahan) Pancasila.
 Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara,
sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar
pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil
ideologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau
perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan
tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga
Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komprehensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa
Indonesia.
  
2.1.1 Pengertian Pancasila
Ideologi berasal dari kata “idea” yang artinya gagasan, pengertian kata “logi” yang artinya
pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian pengertian
dasar. Istilah ideologi pertama kali di kemukakan oleh Destutt de Tracy seorang perancis
pada tahun 1796. Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang
politik atau sosial atau sosial ekonomi. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian
ideologi secara fungsional dan ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional di
golongkan menjadi dua tipe yaitu ideologi doktriner dan ideologi yang pragmatis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-
ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut berbagai bidang
kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana di kutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa
ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar atau yang
menjadi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri:
 Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
 Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan
hidup, yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan, kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk
orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang di hayati
menjadi sesuatu keyakinan. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang maka akan
semakin tinggi pula komitmen nya untuk melaksanakannya.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang
dimilikinya dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau
pedoman hidup mereka. Pengertian yang demikian itu juga dapat di kembangkan untuk
masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
  
2.1.2      Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi
kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam sistem pemerintahan
yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang hanya berisi suatu orientasi
dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik
selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang
di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori,
melainkan harus disepakati secara demokratis.
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-
tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan sebagai kebenaran yang tidak
boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak
boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain.
Ideologi tertutup bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai suatu
keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka terlebih dahulu akan
suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat
yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat, yang berarti bersifat
otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. Bersifat totaliter berarti menyangkut
seluruh aspek kehidupan.
Dari arti kedua Ideologi ini, perbedaannya adalah Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak
totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang, artinya bahwa
sistem ini bersifat demokratis dan terbuka, sedangkan Ideologi tertutup bersifat otoriter
(negara berlaku sebagai penguasa) dan totaliter, arti dari totaliter itu sendiri adalah bahwa
pemerintahan dengan kekuasaannya mempunyai hak mutlak untuk mengatur di segala bidang
aspek yang ada.
A. Ciri-ciri ideologi terbuka
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi, 
bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
 Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah
milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka.
 Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an
mereka.
 Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsafah itu.
 Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.
2.1.3      Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila merupakan Ideologi terbuka hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila bersifat
aktual, dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung
didalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki
kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senantiasa
berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan zaman.
2.1.4   Ideologi Partikular dan ideologi Komprehensif
Dari segi sosiologis, Karl Mannhein membedakan dua macam kategori ideologi yaitu
ideologi yang bersifat partikular dan ideologi yang bersifat komprehensif.
 Ideologi Partikular
Didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis dan terkait
erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam masyarakat.
 Ideologi Komprehensif
Didefinisikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan
sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang bertujuan untuk melakukan
transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.
Dari kedua ideologi diatas, ideologi Pancasila berada ditengah-tengah kedua ideologi diatas,
artinya ideologi Pancasila memiliki ciri menyeluruh yaitu tidak berpihak pada golongan
tertentu serta ideologi Pancasila yang dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas
bangsa Indonesia mampu mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam
masyarakat yang bersifat majemuk.
2.2  Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia yang
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Sebagai ideologi bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond) yang berkembang secara
alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah
sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya
tahan dari ideologi itu.
Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu
dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga
dimensi tersebut:
 Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan
realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau
muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita
masyarakat pada awal kelahirannya.
 Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai
dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan
masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik
kehidupan bersama sehari-hari.
 Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan zaman tanpa
menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya.
Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran
terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita-realita baru yang muncul
di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat dikatakan sebagai
ideologiterbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
 Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.
 Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
 Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
 Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos yang
mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi maksimal setiap
elemen bangsa. Hal tersebut bisa saja terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima
prinsip dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan
prestasi. Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan sebuah
masyarakat bangsa dan personal-personal di dalamnya.
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat lalu lintas
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut, masyarakat akan
memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika
Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan
sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami
tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila mampu
bertahan.
Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia sendiri dan
berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius monotheis,
humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam keberagaman,demokrasi
dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila
bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan
rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada
kesadaran, pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap
bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap
dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila
harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa
harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya
berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya–upaya tersebut
antara lain :
 Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus Pancasila
pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
  Lebih memasyarakatkan pancasila.
 Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
 Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
Pancasila.
 Menolak dengan tegas faham-faham yang bertentangan dengan Pancasila.
2.3  Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan
Negara Indonesia
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan
kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai
kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis,
baik nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai
Pancasila bersibat obyektif dan subyektif, artinya hakikat nilai-nilai Pancasila bersifat
universal atau berlaku dimanapun, sehingga dapat diterapkan di negara lain.
Nilai-nilai pancasila bersifat objektif, maksudnya :
 Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan
adanya sifat umum universal dan abstrak.
 Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia.
 Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber  dari segala sumber
hukum di Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila itu
terlekat pada ba
ngsa Indonesia sendiri karena: 
1. Nilai- nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia
BAB III
PENUTUP
 3.1 Kesimpulan
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-
istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara. Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian
diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai
dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pancasila pada hakikatnya untuk
seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri khas
Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia. ideologi Pancasila
memiliki ciri menyeluruh yaitu tidak berpihak pada golongan tertentu serta ideologi Pancasila
yang dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia mampu
mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat yang bersifat
majemuk.
Pancasila berkedudukan sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara adalah
Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk,
mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing
bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan, memelihara dan mengembangkan
identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan
Pancasila, menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
Negara.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan
kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai
kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis,
baik nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun religius.

Anda mungkin juga menyukai