Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen yang dikerjakan secara berkelompok
Disusun Oleh :
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KONSEP DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA ENTITAS PERUSAHAAN PT. PERTAMINA” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian
yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang
tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.
i
DAFTAR ISI
1
mendukung suatu pengambilan keputusan, dimana sistem tersebut dapat membantu dalam
memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan isu yang didapatkan.
Dengan adanya liberalisasi dalam bidang BBM, mengakibatkan terjadinya persaingan ketat
pada bidang distribusi dan pemasaran BBM, didorong oleh sikap konsumen yang semakin
kritis. Situasi ini nyaris tak menyisakan waktu bagi Pertamina untuk bertindak terlambat dan
berpikir setengah-setengah. Hal itu memacu kebutuhan akan suatu system informasi akuntansi
yang handal agar proses distrbisu dan pemasaran oleh tiap-tiap depot yang dinaungi oleh PT.
PERTAMINA (Persero) UPMS VI BANJARMASIN, bisa seefesien mungkin serta mendukung
apa yang menjadi visi serta misi perusahaan.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Sistem-Sistem Informasi di Fungsi-Fungsi Perusahaan PT.
PERTAMINA.
2. Untuk mengetahui Sistem-Sistem Informasi di Tingkatan Perusahaan PT. PERTAMINA.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 2.1 Tipe Kegiatan Manajemne
Kegiatan-kegiatan dalam manajemen tingkat atas lebih menjurus ke perencanaan
jangka panjang dan penentuan-penentuan strategi. Lebih bawah tingkatanny, kegiatan
manajemen lebih menjurus ke hal-hal yang sifatnya terperinci dan operasional.
6
7. Sumber informasi
Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian operasi internal
perusahaan, maka manajer tingkat bawah lebih membutuhkn informasi dengan data yang
bersumber dari internal perusahaan sendriri. Akan tetapi manajemen tingkat atas lebih
berorientasi pada masalah perencanaan stratejik yang berhubungan dengan lingkungan luar
perusahaan. Sehingga membutuhkan informasi yang luas dengan data yang bersumber dari
eksternal perusahaan.
7
2.7 TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan bukan proses satu aktivitas saja, tetapi melewati beberapa aktivitas.
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan, yaitu
intelligence (pengumpulan informasi), design (perancangan solusi), choice (memilih solusi) dan
implementation (melaksanakan).
Sistem – sistem informasi yang dapat digunakan untuk masing-masing tahap kegiatan
pengambilan keputusan dapat dilihat sebagai berikut.
Tahapan Pengambilan Keputasan Sistem Informasi
Intelligence System Informasi Manajemen
Design Decision Support System
Choice Decision Support System
Implementation -
Tabel 2.1 Tahapan Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasinya
9
proses produksi atau process control system (PCS) untuk membantu proses produksi
menghasilkan produk yang berkualitas.
Manajer tingkat menengah membutuhkan sistem-sistem informasi tambahan seperti
Decision Support System (DSS), Group Support System(GSS), Geographic Information System
(GIS), Expert System (ES) dan Artificial Neural Network (ANN).
Manajer tingkat atas membutuhkan tambahan sistem informasi khusus yang disebut dengan
executive information system (EIS) atau juga disebut Executive Support System (ESS). Semua
manajer di semua tingkatan dihubungkan dengan Office Automation System (OAS). OAS
menyediakan fasilitas untuk melakukan komunikasi (e-mail, chat, dan lainnya) dan kolaborasi
(misalnya teleconference) antar orang di organisasi.
10
sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh
stakeholder-nya.
Produk yang dikelola Pertamina meliputi bahan bakar minyak (BBM) PSO dan non PSO,
bahan bakar khusus (BBK), Gas, non BBM, dan Petrokimia. BBM PSO (Public Service
Obligation) adalah bahan bakar minyak yang telah di subsidi oleh Pemerintah sedangkan non
PSO bahan bakar yang tidak diseubsidi oleh Pemerintah. PSO seperti Premium sedangkan
non PSO meliputi Pertamax, Pertamax Dex, Pertamax Plus. Bahan bakar non BBM meliputi
Aspal, Pelumas sedangkan Gas meliputi LPG, BBG (Bahan Bakar Gas), Misicool (Pengganti
CFC Yang Ramah Lingkungan).
Misi Perusahaan : Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan
pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan terbarukan (new and
renewable energy) secara terintegrasi.
11
2.11 SISTEM-SISTEM INFORMASI DI FUNGSI-FUNGSI PT PERTAMINA
2.11.1 STRUKTUR ORGANISASI DI PT. PERTAMINA
12
Modul atau fasilitas yang disediakan MySAP 2005 antara lain untuk transaksi bisnis,
inteljen bisnis, dan manajemen perusahaan strategis untuk pengambilan keputusan. Software
ini hanya sekedar alat dari sebuah system informasi akuntansi, yang membantu perusahaan
dalam menjalankan bisnisnya. Untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan tehadap
sistem informasi akuntansi yang dikembangkan, maka dalam pelaksanaannya manajemen
harus memperhatikan beberapa factor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, sebab suatu sistem tidak akan
efektif dalam membantu pekerjaan apabila Ketika penentuannya tidak melibatkan pemakai
sistem informasi akuntansi.
Modul atau fasilitas yang disediakan mySAP 2005 digunakan untuk transaksi
bisnis, intelijen bisnis, dan manajemen perusahaan strategis untuk pengambilan
keputusan. Software ini hanya sekedar alat dari sebuah sistem informasi akuntansi,
yang membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Untuk menunjang
pencapaian tujuan perusahaan terhadap sistem informasi akuntansi yang
dikembangkan, maka dalam praktiknya, manajemen harus melihat, mengontrol dan
mengawasi beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi.
2.11.3 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PERTAMINA
Pertamina memanfaatkan e-Procurement terdapat salah satu proses yang disebut e-
Auction. Pertamina mendahulukan bagian ini. Aplikasi e-Auction pertamina serta teknologi
dikembangkan oleh Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI). Sedangkan sisi
pelaksanaan dilakukan fungsi Layanan Umum dan Fungsi Pengadaan di Dekrorat/Unit lain
yang berada di luar cakupan Layanan Umm, yang kemudian diikuti berbagai fungsi dan unit
sebagai user-nya. Secara gampangnya pengertian e-Auction adalah negosiasi melalui system
secara electronic dengan mencari harga terendah dalam rangka pengadaan barang/jasa.
Pelaksanaan e-Auction dilakukan disebuah bidding room.
Di ruangan biddig room itulah negosiasi melalui system e-Auction dilakukan. Dimana
uangan ini dilengkapi perangkat computer yang saling terhubung membentuk ILocal Area
Network (LAN). Setiap peserta penyedia barang/jasa (bidder) yang mengkuti e-Auction harus
mengutamakan lulus evaluasi administrasi dan teknis, serta telah menjalani pelatihan untuk
menggunakan aplikasi Auction Pertamina dilakukan pada pengadaan barang/jasa secara
manual. Hal terpenting lain yang berbeda adalah jika dalam proses manual menetapkan
pemenang langsung pada penawar harga terendah urusan pertama. Sedangkan dalam e-
Auction penawar harda terbaik/terendah dari urutan 1-5. Sampai diperoleh penawar dengan
harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga terendah sebelum eAuction.
13
Cepat,efisien, fair, dan bebas KKN. Bahkan bisa diperoleh selisih antara penawaran terendah
(proses pra e-Auction) dengan harga yang diperoleh penghematan dalam pengadaan
barang/jasa sebesar Rp 72,4 miliar.
Pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) Retail merupakan salah satu fungsi di
Direktorar Pemasaran dan Niaga yang menagani pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM)
retail untuk sektor transportasi dan runah tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM
Retail melalui Lembaga penyalur Retail Bahan Bakar Minyak (BBM)/ Bahan Bakar Khusus
(BBK) yang saat ini sudah tersebar di seluruh Indonesia, seperti Satuan Pengisian BBM
14
Untuk Umum (SPBU), Agen Minyak Tanah (AMT), Agen Premium dan Minyak Solar
(APMS), serta Premium Solar Packed Dealer (PSPD).
Sampai saat ini pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segaa
bidang, termasuk difungsi Retail Outler SPBU. Upaya yang dilakukan dalma perubahan
tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen
memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way
adalah staff, kualitas, dan kuantitas, peralatan, dan fasilitas, format fisik, dan produk dan
pelayanan. Pertamina Way meruapakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada
konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualiyas dan kuantitas termasuk kenyamanan di
lingkungan SPBU. SPBU telah sukes menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan
Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor independent bertaraf internasional.
16
Kebijakan PT. Pertamina dalam melakukan outsourcing sistem informasi ERP berupa
MySAP dilakukan dengan pembayaran loyalti untuk subscribe atau berlangganan software
MySAP yang dihitung bedasarkan pada jumlah akun setiap tahunnya. Jumlah akun tersebut
merupakan jumlah total karyawan PT. Pertamina yang terkait dengan aktifitas internal dan
eksternal perusahaan, sehingga PT. Pertamina harus menyediakan anggaran dana yang cukup
besar setiap tahunnya untuk membayar loyalti sistem informasi ERP tersebut. Keterbatasan
kemampuan dan sumber daya PT. Pertamina dalam pengadaan sistem informasi ERP tersebut
membuat PT. Pertamina bergantung kepada software MySAP sebagai tulag punggung segala
aktifitas transaksi perusahaan. Untuk itu PT. Pertamina dengan divisi khusus IT-nya yang
dikenal dengan CSS atau Cosporate Shared Service terus mengembangkan berbagai metode
sistem ERP pribadi perusahaan sehingga kedepannya didapat sistem ERP yang paling cocok
dengan kegiatan PT. Pertamina tanpa harus berlangganan dan membayar loyalti, namun
rencana tersebut masih sebatas tingkat pengembangan.
Untuk meminimalkan biaya berlangganan MySAP, PT. Pertamina melaluyi divisi CSS
nya mengupayakan sistem ID internet. Dengan sistem tersebut satu akun dalam MySAP dapat
digunakan oleh beberapa karyawan dalam satu divisi, sehingga anggaran biaya berlangganan
MySAP tahunan yang dikeluarkan PT. Pertamina dapat diminimalkan.
Penggunaan outsourcing sistem informasi ERP di PT. Pertamina memberi dampak positif
dan negatif bagi perusahaan. secara umum, dampak positif dari outsourcing sistem informasi
tersebut adalah:
• Data perusahaan terintegrasi:
Dengan outsourcing sistem informasi ERP tersebut membuat data – data perusahaan menjadi
terorganisir dan terintegrasi satu sama lain, sehingga mempermudah segala aktifitas yang
berhubungan dengan pengolahan data, transaksi perusahaan, dan monitoring serta evaluasi
kegiatan perusahaan.
• Kegiatan bisnis perusahaan lebih terfokus:
Dengan outsourcing sistem informasi maka PT. Pertamina dapat lebih memfokuskan kegiatan
perusahaannya pada kompetensi inti perusahaan tanpa harus lebih banyak memikirkan sistem
informasi perusahaan, sehingga PT. Pertamina dapat lebih memfokuskan kegiatan kerja mereka
pada aktifitas pengeboran dan produksi minyak dan gas.
• Keamanan data lebih terjamin:
Data dan rahasia perusahaan merupakan hal yang sangat penting, dengan digunakannya ERP
berupa MySAP sebagai sistem informasi yang mengintegrasikan data tersebut maka
komunikasi dan transaksi perusahaan sudah bersifat papper-less atau sudah tidak lagi
17
menggunakan kertas, sehingga data-data dan rahasia perusahaan akan tercatat dan terekam
secara digital, system keamanan data yang disimpan juga dilindungi oleh firewall yang
membuat data lebih sulit untuk diakses maupun diretas oleh pihak luar.
• Mempermudah persaingan di pasar global:
Dengan outsourcing sistem informasi mempermudah PT. Pertamina dalam menghadapi
persaingan global, hal ini dikarenakan perkembangan sistem informasi outsourcing yang
diterapkan oleh PT. Pertamina (MySAP) merupakan sistem informasi yang banyak digunakan
di seluruh dunia, sehingga teknologi yang dimiliki PT. Pertamina merupakan teknologi dengan
standar dunia.
Meskipun memiliki berbagai keuntungan dalam penerapan outsourcing sistem informasi di PT.
Pertamina, namun masih terdapat beberapa kelemahan dari outsourcing sistem informasi
tersebut, diantaranya adalah:
• Menaikan anggaran perusahaan:
Sistem outsourcing yang diterapkan di PT. Pertamina merupakan sistem berlangganan
(subscribe) dengan periode waktu per tahun. Perhitungan pembayarannya pun dihitung
berdasarkan jumlah akun atau ID yang digunakan. Banyaknya jumlah pegawai pertamina
membuat biaya berlangganan sistem informasi tersebut menjadi mahal dan meningkatkan
anggaran perusahaan.
• Terciptanya ketergantungan terhadap sistem informasi outsourcing:
Segenap kemudahan yang diberikan dari outsourcing sistem informasi membuat seluruh
aktifitas bisnis dan komunikasi perusahaan bergantung kepada sistem informasi tersebut.
Ketergantungan tersebut dapat memberi dampak negatif bagi perusahaan, karena bila terjadi
gangguan sistemik pada perusahaan outsourcing yang mampu merusak jaringan dari sistem
tersebut maka aktifitas kerja dan transaksi perusahaan dapat terhenti, dan data-data perusahaan
juga akan terancam keamanannya.
• Ketidaksesuaian fitur yang dibutuhkan:
Dalam penerapan outsourcing sistem informasi ERP seluruh aplikasi yang digunakan seragam
di seluruh dunia, padahal kebutuhan sistem ERP tiap perusahaan berbeda-beda, dengan
outsourcing system informasi tersebut PT. Pertamina harus mengatur ulang alur kerja
perusahaan menyesuaikan dengan sistem ERP outsourcing.
2.12.1 Operation Support System
1. Transaction processing system
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses
data transaksi bisnis rutin. TPS yang dilakukan pada PT. Pertamina adalah berupa
18
pencatatan transaksi penjualan kepada konsumen dan pembelian material (procurement
system) serta pencatatan inventory. Berikut disajikan bagan procurement system di PT.
Pertamina. Procurement system ini dimulai dengan pemenuhan kebutuhan yang didasarkan
pada permintaan dari pelanggan dan permintaan dari Pertamina sendiri. Setelah kebutuhan
ditentukan, maka selanjutnya ditentukan sumber pemenuhan kebutuhan. Lalu, untuk
mengidentifikasi vendor, maka dapat menggunakan sistem dan data dari pembelian
sebelumnya. Setelah vendornya dipilih, maka dibuat Purchase Order. Purchase Order (PO)
mengidentifikasikan vendor, dan mengkonfirmasikan produk dan jasa yang dipesan, jumlah
yang dibutuhkan, dan harga yang disetujui. Setelah Purchase Order dibuat dan dikirim ke
vendor, suplier mengantarkan produk tersebut ke Pertamina. Oleh karena itu, langkah
berikutnya dalam proses procurement adalah memasukkan Goods Receipt. Goods Receipt
dilakukan saat produk diterima dalam gudang Pertamina.Penerimaan produk dapat diposting
ke dalam SAP menggunakan Inventory Management. Untuk pembayaran pembelian
material tersebut, sistem akan mencatatkan transaksi General Ledger.
2. Process Control System
PCS merupakan sistem yang membantu organisasi dalam hal evaluasi dan kontrol. Pada PT.
Pertamina terutama dalam Procurement Process system ini digunakan untuk pemantauan
order pembelian material. Purchase Order dapat diubah bahkan dibatalkan dalam tahap
monitoring ini. Selain itu, PCS juga digunakan untuk verifikasi invoice yang diterima pada
procurement melalui komponen logistics invoice verification. Verifikasi berguna untuk
memeriksa keakuratan invoicetersebut. Sistem melakukan tiga cara pencocokan akuntansi
pada invoice, yaitu Purchase Order, Goods Receipt dan Invoice.
3. Enterprise Collaboration System
ECS adalah sistem informasi yang membantu organisasi dalam hal komunikasi. PT.
Pertamina menggunakan sistem ini untuk bisa terhubung antar pihak internal perusahaan
dan terhubung dengan pihak luar seperti dengan pemasok (vendor) dan pembeli termasuk
dalam hal negosiasi.
2.12.2 Management Support System
1. Management information system
MIS adalah suatu aplikasi Sistem Informasi yang menyediakan laporan informasi
terpadu bagi pihak manajemen. MIS yang dilakukan pada PT. Pertamina adalah berupa
pelaporan informasi penting seperti neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Dalam hal
transaksi pembelian material, maka ada pelaporan mengenai kecocokan antara purchase
order, goods receipt dan invoice.
2. Decision support system
19
DSS menekankan pada fungsi pendukung pembuat keputusan. DCS digunakan oleh PT.
Pertamina pada Procurement Process dalam hal menyeleksi vendor untuk pembelian
material dan menentukan jumlah barang yang dipesan.
3. Executive information system
PT. Pertamina menggunakan sistem informasi ini untuk membantu top management
mengakses ringkasan dan grafik tertulis mengenai elemen kunci kinerja organisasi dan
mengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di BAB II dan telah dijelaskan sebelumnya, kesimpulan yang dapat
diambil, adalah sebagai berikut :
a. PT.PERTAMINA berhasil menerapkan sistem informasi yang menggunakan system
Outsourching. Dimana penerapan sistem tersebut sangat membantu untuk mempermudah
pekerjaan yang dilakukan.
b. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari penerapan system Outsourching,
Kelebihannya adalah :
1) Data perusahaan terintegrasi
2) Kegiatan bisnis perusahaan lebih terfokus
3) Keamanan data lebih terjamin
4) Mempermudah persaingan di pasar global
Kelemahannya adalah :
1) Menaikan anggaran perusahaan
2) Ketergantungan terhadap system informasi Outsourching
3) Ketidaksesuaian fitur yang dibutuhkan
c. Sistem Informasi yang ada di PT. PERTAMINA, diantaranya :
1) Sistem Informasi Manajemen Akuntansi PT. PERTAMINA
Menggunakan system Informasi berbasis Enterprise Resource Plannning (ERP) .
2) Sistem Informasi Manajemen PT. PERTAMINA
Menggunakan e-Procurement yang disebut e-Auction yang dikembangkan oleh divisi
Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI).
3) Sistem Informasi SPBU PT. PERTAMINA
Menggunakan system software yang dimana membantu proses operasional seperti
pencatatan dari data customer, stok minyak, deposit di pertamina, Kupon Customer
dan lain-lain.
4) Sistem Informasi Manajemen Pemasaran PT. PERTAMINA
Menggunakan system informasi Pemasaran BBM Retail untuk sector transportasi dan
rumah tangga.
5) Sistem Informasi Manajemen SDM PT. PERTAMINA
21
PT. PERTAMINA telah mengembangkan system dan program manajemen karir yang
didasarkan kemampuan dan kinerja (merit system). Dimana program dan system
tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparasi dalam
pengembangan karir pekerja PT. PERTAMINA di masa yang akan datang.
3.2 SARAN
Beberapa saran yang dapat kami sampaikan :
a. Bisa mengembangkan system informasinya misalnya dengan jangkauan atau skala yang
luas 1 provinsi, contohnya untuk wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
berbeda-beda atau bahkan mungkin bisa se- Indonesia.
b. Bisa mengembankan system informasi yang digunakan seperti ke bentuk mobile
application atau berbentuk aplikasi yang bisa di gunakan di handphone atau PC sehingga
lebih praktis penggunaannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, M. H. (2017). Impementasi Sistem Informasi dengan Insorching dan Outshorcing dalam
Implementasi Sistem Infomrasi pada Sebuah Perusahaan.
Indriani, N. (2017). Implementasi Sistem Informasi pada Perusahaan PT. Pertamina.
J. WIbowo, E. O. (2011). Sistem Informasi Eksekutif Berbasis Web Pada Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) PT. Pertamina, 39-43.
Nurani, D. (2021). Tugas E-learning 1 Sistem Informasi Manajemen Pengantar Sistem Informasi.
Putra, Y. M. (2018). Pengantar Sistem Informasi, Modul Kuliah SIstem Informasi Manajemen.
(https://hapzi-ali.com/daftar-ebook/ebook-sistim-informasi-manajemen/)
(http://dosenit.com/kuliah-it/sistem-informasi/jenis-jenis-sistem-informasi)
(https://prezi.com/sge1kpt7sh-o/sistem-informasi-akuntansi-pt-pln/)
(http://www.bumn.go.id/pertamina/halaman/47)
(http://www.pertamina.com/company-profile/sejarah-pertamina/)
23