Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


KONSEP DASAR PENGAMBILAN SUATU KEPUTUSAN
“SISTEM INFORMASI DI PT PERTAMINA”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen yang dikerjakan secara berkelompok

Dosen Pengampu : Dr. Dicky Maryono, SE., MM.

Disusun Oleh :

Cecep Gymnastiar NPM : 10121089

Serlina Merliyani NPM : 10121107

Fanica Salwa Risqina NPM : 10121090

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KONSEP DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA ENTITAS PERUSAHAAN PT. PERTAMINA” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian
yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang
tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Bandung, 1 November 2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ii


BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG FENOMENAL ...................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 2
1.3 TUJUAN .................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 3
2.1 PERAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI ........................................................................ 3
2.2 TIPE KEGIATAN MANAJEMEN ........................................................................................... 3
2.3 TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN ........................................................................................ 4
2.4 JENIS-JENIS TIPE INFORMASI ............................................................................................. 5
2.5 KARAKTERISTIK INFORMASI ............................................................................................. 6
2.6 PERAN MANAJEMEN ............................................................................................................ 7
2.7 TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN .......................................................................... 8
2.8 SISTEM-SISTEM INFORMASI DI FUNGSI-FUNGSI ORGANISASI ATAU
PERUSAHAAN ............................................................................................................................... 8
2.9 SISTEM-SISTEM INFORMASI DI TINGKAT ORGANISASI ATAU PERUSAHAAN ...... 9
2.10 PROFIL PERUSAHAAN PT PERTAMINA ........................................................................ 10
2.11 SISTEM-SISTEM INFORMASI DI FUNGSI-FUNGSI PT PERTAMINA ........................ 12
2.11.1 STRUKTUR ORGANISASI DI PT. PERTAMINA ...................................................... 12
2.11.2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI PT. PERTAMINA .................. 12
2.11.3 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PERTAMINA ................ 13
2.11.4 SISTEM INFORMASI SPBU PT.PERTAMINA .......................................................... 14
2.11.5 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMASARAN PT.PERTAMINA .................. 14
2.11.6 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SDM PT.PERTAMINA .................................. 15
2.12 SISTEM – SISTEM INFORMASI DI TINGKAT PT PERTAMINA .................................. 16
2.12.1 Operation Support System .............................................................................................. 18
2.12.2 Management Support System .......................................................................................... 19
BAB III .............................................................................................................................................. 21
PENUTUP .......................................................................................................................................... 21
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................ 21
3.2 SARAN .................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG FENOMENAL


Informasi sangat berperan disegala aspek kehidupan manusia baik secara individu maupun
secara organisasi. Informasi membantu organisasi mencapai titik optialnya; efektivitas dari
informasi memudahkan mengidentifikasi pesaing dan menganalisa keuntungan competitor lain
(Malin, 2004). Menurut Azhar Susanto (2012:38) bahwa informasi adalah hasil pengolahan
data yang memberikan arti dan manfaat.
Dengan ragamnya informasi yang secara tidak langsung bisa membantu kepada
perusahaan pada proses pengambilan keputusan secara menyeluruh, dimulai dari tingkat
direktur sampai bawahannya. Apalagi di era globalisasi seperti ini, perkembangan teknologi ini
sangat memiliki dampak penting terhadap kepentingan suatu perusahaan dan juga dalam
perkembangan bisnis. Karena di era sekarang masing-masing yang mempunyai bisnis ini tidak
hanya mengandalkan cara konvensional seperti produksi kemudian distribusi setelah itu
melakukan penjualan. Namun, sekarang suatu bisnis kebanyakan lebih bersaing menggunakan
bisnis yang telah mulai menggunakan Sistem Informasi salah satunya seperti Transactional
Processing System (TPS) yang dimana dalam menjalankan bisnis dari yang mulanya sederhana
saja kini sudah menggunakan yang kompleks, sehingga dapat membantu perusahaan atau
pelaku bisnis dalam menjalankan bisnis nya tersebut.
Fenomena yang di ambil mengenai Konsep Dasar Pengambilan Suatu Keputusan, Sistem
Informasi yang ada di Fungsi-Fungsi Organisasi atau Perusahaan, serta Sistem Informasi yang
ada di Organisasi atau Perusahaan. Sistem Informasi ini juga sangat berperan penting dalam
proses pengambilan keputusan, yang dimana sistem informasi ini mempunyai tujuan untuk
mendukung sebuah aplikasi yang digunakan di kalangan manajemen perusahaan yaitu Decision
Support System (DSS) yang mulai dikembangkan pada tahun 1970.
Proses pengambilan keputusan mulai saat ini dianggap sebagai suatu hal yang kritis baik
itu di suatu organisasi atau perusahaan yang biasanya dicapai melalui beberapa pengalaman
(knowledge). Dikarenakan sekarang mulai berkembang tingkat kerumitan dari suatu bisnis
maka hal tersebut pun membuat proses pengambilan suatu keputusannya juga menjadi lebih
sulit. Dikarenakan semakin banyak keputusan yang ada, maka semakin besar pula dampak
sebuah keputusannya tersebut yang semakin tidak tentunya perubahan yang akan terjadi di
lingkungan suatu organisasi atau perusahaan. Maka dari itu, perlunya sistem informasi yang

1
mendukung suatu pengambilan keputusan, dimana sistem tersebut dapat membantu dalam
memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan isu yang didapatkan.
Dengan adanya liberalisasi dalam bidang BBM, mengakibatkan terjadinya persaingan ketat
pada bidang distribusi dan pemasaran BBM, didorong oleh sikap konsumen yang semakin
kritis. Situasi ini nyaris tak menyisakan waktu bagi Pertamina untuk bertindak terlambat dan
berpikir setengah-setengah. Hal itu memacu kebutuhan akan suatu system informasi akuntansi
yang handal agar proses distrbisu dan pemasaran oleh tiap-tiap depot yang dinaungi oleh PT.
PERTAMINA (Persero) UPMS VI BANJARMASIN, bisa seefesien mungkin serta mendukung
apa yang menjadi visi serta misi perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang diambil dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Sistem Informasi di Fungsi-Fungsi Perusahaan PT. PERTAMINA ?
2. Bagaimana Sistem Informasi di Tingkatan Perusahaan PT. PERTAMINA ?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Sistem-Sistem Informasi di Fungsi-Fungsi Perusahaan PT.
PERTAMINA.
2. Untuk mengetahui Sistem-Sistem Informasi di Tingkatan Perusahaan PT. PERTAMINA.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI


Teknologi Informasi sangat berguna dalam berbagai aspek, salah satunya dalam Sistem
Informasi Manajemen. Dimana dengan adanya teknologi Informasi ini membuat sebuah sistem
informasi manajemen ini dapat berjalan dan dioperasikan sebagaimana mestinya seperti saat
ini. Jika seandainya tidak ada dukungan dari Teknologi informasi maka SIM tidak akan
berjalan.

2.2 TIPE KEGIATAN MANAJEMEN


Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya di dalam organisasi. Tingkatan
manajemen dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1) Perencanaan Stratejik (Stategic Planning)
Pada dasarnya perencanaan stratejik meliputi :
a. Proses Evaluasi Lingkungan Luar Organisasi.
b. Penetapan Tujuan
2) Pengendalian Manajemen (Management Control)
Masing-masing manajemen bagian bertanggung jawab mengendalikan penggunaan sumber-
sumber daya di dalam organisasi dengan efisien dan efektif. Pusat pusat pertaggung
jawaban (responsibility centers) merupakan komponen dari sistem pengendalian
manajemen, yang dapat berbentuk pusat biaya (cost center), pusat laba (profit center) dan
pusat investasi (investment center).
Di dalam pengendalian manajemen terdapat proses yang menunjukan apa yang harus
dilakukan oleh manejer. Proses pengendalian manajemen terdiri dari tahapan pembuatan
kerja (programming), penyusunan anggaran (budgeting), pelaksanaan dan pengukuran
(operatingand measurement), serta pelaporan dan analisi (reporting and analysis).
3) Pengendalian operasi (operational control)
Pengendalian operasi ini merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di
pengendalian manajemen.

3
Gambar 2.1 Tipe Kegiatan Manajemne
Kegiatan-kegiatan dalam manajemen tingkat atas lebih menjurus ke perencanaan
jangka panjang dan penentuan-penentuan strategi. Lebih bawah tingkatanny, kegiatan
manajemen lebih menjurus ke hal-hal yang sifatnya terperinci dan operasional.

2.3 TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN


Secara ringkas, keputusan oleh manajemen dapat dikasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu
sebagai berikut ini :
1. Keputusan terprogram (programmed decision) atau keputusan terstruktur
(structured decision).
Keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini
terjadi di manajemen tingkat atas.
2. Keputusan setengah terprogram (semi-programmed decision) atau keputusan
setengah struktur (semi- structured decision).
Keputusan yang sebagian dapat di program, sebagian tidak terstruktur. Keputusan tipe
ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis
yang terperinci. Contoh dari keputusan ini misalnya adalah keputusan membeli sistem
komputer yang lebih canggih. Contoh yang lainnya misalnya adalah keputusan alokasi
dana promosi.
3. Keputusan tidak terprogram (nonprogrammed decision) atau keputusan tidak
terstruktur (unstructured decision)
4
Keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan
terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contoh dari
keputusan tipe misalnya adalah keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan
piutang dan lain sebagainnya.

2.4 JENIS-JENIS TIPE INFORMASI


Tipe informasi sesuai dengan tingkatan yang berbeda, yaitu :
1. Informasi Pengumpulan Data (Scorekeeping Information)
Informasi ini berupa akumulasi atau pengumpulan data yang sangat berguna bagi manajer
bawah untuk mengevaluasi karyawan-karyawannya.
2. Informasi Pengarahan Perhatian (Attention Directing Information)
Informasi ini membantu manajemen untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah
yang menyimpang, ketidakberesan, ketidakefisienan dan kesempatan yang dapat
dilakukan. Informasi ini akan membantu manjemen menengah untuk melihat
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Informasi Pemecahan Masalah (Problem Solving Information)
Informasi ini berguna untuk membantu manajer atas mengambil keputusan pemecahan
masalah yang dihadapinya. Problem solving biasanya dihubunglan dengan keputusan-
keputusan yang tidak berulang serta situasi yang membutuhkan analisis yang dilakukan
oleh manajemen tingkat atas.
Diagram Tipe informasi :

Gambar 2.2 Tipe Informasi


5
2.5 KARAKTERISTIK INFORMASI
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen
membutuhkan informasi yang berguna. Karakteristik informasi diantarnya :
1. Kepadatan informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci (detail) dan
kurang padat. Karena, digunakan untuk pengendalian operasi. Sedangkan untuk
manajemen yang lebih tinggi tingkatannya , mempunyai karakteristik informasi yang
semakin tersaring, lebih ringkas dan padat.
2. Luas Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, karakteristiknya terfokus pada suatu masalah tertentu,
untuk manajer yang lebih tinggi membutuhkan informasi yang semakin luas ,karena
manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas.
3. Frekuensi informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, frekuensi informasi yang diterimanya adalah rutin,
karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas terstruktur dengan pola
yang berulang. Untuk manajer tingkat lebih tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak
rutin atau ad-hoc ( mendadak ), karena berhubungan langsung dengan pengambilan
keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.
4. Skedul informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang diterimanya mempunyai jadwal atau
skedul yang jelas dan periodic. Unutk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya skedul
informasinya tidak terjadwal, karena manajemen atas berhubugngan dengan pengambilan
keputusan tidak terstruktur.
5. Waktu informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah informasi historis.
Untuk manajemen yang lebih tinggi, waktu informasinya lebih ke masa depan berupa
informasi prediksi.
6. Akses informasi
Manajemen tingkat bawah membutuhkan informasi yang periodenya jelas dan berulang-
ulang. Sehingga dapat disediakan oleh bagian system informasi yang memberikan dalam
bentuk laporan periodic. Untuk manajemen yang lebih tinggi, periode informasi yang
dibutuhkannya tidak jelas, sehingga manajer tingkat atas perlu disediakan akses online
untuk mengambil informasi kapanpun mereka membutuhkannya.

6
7. Sumber informasi
Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian operasi internal
perusahaan, maka manajer tingkat bawah lebih membutuhkn informasi dengan data yang
bersumber dari internal perusahaan sendriri. Akan tetapi manajemen tingkat atas lebih
berorientasi pada masalah perencanaan stratejik yang berhubungan dengan lingkungan luar
perusahaan. Sehingga membutuhkan informasi yang luas dengan data yang bersumber dari
eksternal perusahaan.

2.6 PERAN MANAJEMEN


Menurut Henry Mintberg, ahli manajemen dari Kanada, manajer mempunyai beberapa
peran yang diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu :
1. Peran Interpersonal, yaitu peran hubungan personal dapat terdiri dari figure kepala,
pemimpin, dan sebagai penghubung.
2. Peran Informasi, yaitu peran dari manajer sebagai pusat saraf organisasi untuk menerima
informasi yang paling mutakhir dan sebagai penyebar informasi ke seluruh personal di
organisasi.
3. Peran Keputusan, yang dilakukan oleh manajer adalah sebagi entrepreneur, sebagai orang
yang menangani gangguan (disturbance handler), sebagai orang yang mengalokasikan sumber
daya organisasi dan negosiator.
Untuk menjalankan peranannya, manajer-manajer di organisasi membutuhkan system
informasi. Ini dapat digunakan oleh manajer- manajer untuk mendukung kegiatan dan
perannya.

Gambar 2.3 Peran Manajemen dan Sistem Informasinya

7
2.7 TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan bukan proses satu aktivitas saja, tetapi melewati beberapa aktivitas.
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan, yaitu
intelligence (pengumpulan informasi), design (perancangan solusi), choice (memilih solusi) dan
implementation (melaksanakan).
Sistem – sistem informasi yang dapat digunakan untuk masing-masing tahap kegiatan
pengambilan keputusan dapat dilihat sebagai berikut.
Tahapan Pengambilan Keputasan Sistem Informasi
Intelligence System Informasi Manajemen
Design Decision Support System
Choice Decision Support System
Implementation -
Tabel 2.1 Tahapan Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasinya

2.8 SISTEM-SISTEM INFORMASI DI FUNGSI-FUNGSI ORGANISASI ATAU


PERUSAHAAN
Sistem Informasi yang diterapkan secara internal dan eksternal perusahaan :
a. Secara eksternal, sistem-sistem informasi yang ada ditarik ke luar menjangkau ke
pemasok dan pelanggan.
b. Secara internal, sistem-sistem informasi dapat diterapkan di dalam fungsi-fungsi
orgaisasi atau di tingkatan organiasi.
Tergantung dari perusahannya, jika struktur organisasi berdasarkan pada fungsi-fungsi
organisasinya, maka unit-unit di perusahaan dikelompokkan ke dalam beberapa fungsi atau
departemen seperti akuntansi, keuangan, pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan lain
sebagainya. Konsep sistem informasi terdiri dari enam komponen :
a. Jika diterapkan ke dalam fungsi akuntansi akan menjadi sistem informasi akuntansi
(accounting information system).
b. Jika konsep sistem yang sama di terapkan di fungsi keuangan, maka akan menjadi
sistem informasi keuangan ( financial information system).
c. Jika konsep yang sama diterapkan di fungsi pemasaran akan menjadi sistem
informasi pemasaran (marketing information system).
d. Jika konsep yang sama diterapkan di fungsi produksi akan menjadi sistem informasi
produksi (production information system atau manufacturing information system)
e. Jika konsep yang diterapkan di fungsi sumber daya manusia akan menjadi sistem
informasi sumber daya manusia ( human resource information system).
8
Sistem-sistem informasi ini dikenal dengan nama sistem-sistem informasi manajemen
(management information systems) yang sudah diterapkan di Amerika Seriat pada tahun 1970-
an. Sistem-sistem informasi fungsional (functional information system) ini dimaksudkan untuk
menyediakan informasi kepasa manajer-manajer fungsi. Misalnya sistem informasi pemasaran
untuk menyediakan informasi bagi manajer-manajer di fungsi pemasaran ini. Manajer-manajer
fungsi dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan, yaitu manajer bawah, menengah, dan
atas.

2.9 SISTEM-SISTEM INFORMASI DI TINGKAT ORGANISASI ATAU PERUSAHAAN


Perkembangan persaingan menyebabkan manajer-manajer fungsi merasa tidak cukup
mendapatkan informasi dari sistem informasi mnajemen di fungsinya, karena sistem informasi
fungsional ini hanya menyediakan informasi yang rutin. Karena persaingan yang lebih
kompleks memaksa manajer untuk mendapatkan informasi yang lebih tepat waktu untuk
mendukung permasalahan mereka yang ad-hoc. Untuk keperluan ini, manajemen
membutuhkan sistem-sistem informasi tambahan yang khusus yang berbeda untuk masing-
masing tingkatannya. Gambar berikut menunjukkan sistem-sistem informasi di tingkatan
manajemen.

Gambar 2.4 Sistem-Sistem Informasi di tingkatan Manajemen


Manajemen tingkat bawah secara umum membutuhkan sistem informasi transaction
processing system (TPS) dan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk mendukung kegiatan
operasionalnya. ERP merupakan sistem informasi yang terintegrasi, meliputi beberapa fungsi-
fungsi di organisasi. Contoh dari ERP adalah SAP. Sebenarnya ERP tidak hanya manajer
tingkat bawah tetapi juga menghasilkan informasi yang berguna untuk manajer-manajer tingkat
menengah dan atas. Manajer tingkat bawah di fungsi produksi membutuhkan sistem pengontrol

9
proses produksi atau process control system (PCS) untuk membantu proses produksi
menghasilkan produk yang berkualitas.
Manajer tingkat menengah membutuhkan sistem-sistem informasi tambahan seperti
Decision Support System (DSS), Group Support System(GSS), Geographic Information System
(GIS), Expert System (ES) dan Artificial Neural Network (ANN).
Manajer tingkat atas membutuhkan tambahan sistem informasi khusus yang disebut dengan
executive information system (EIS) atau juga disebut Executive Support System (ESS). Semua
manajer di semua tingkatan dihubungkan dengan Office Automation System (OAS). OAS
menyediakan fasilitas untuk melakukan komunikasi (e-mail, chat, dan lainnya) dan kolaborasi
(misalnya teleconference) antar orang di organisasi.

2.10 PROFIL PERUSAHAAN PT PERTAMINA

Gambar 2.5 Logo PT. PERTAMINA


Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi
minyak, gas serta dan serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan
bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata Kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya
saing yang tinggi di dalam era globalisasi.
Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun, Pertamina semakin dipercaya diri untuk
berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara expert dan penguasaan teknis yang
tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir. Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga
merupakan suatu hal yang menjadi komitmen Pertamina agar dapat berperan dalam
memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Pertamina menggunakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan kiprahnya untuk
mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang
sesuai standar international best practice, serta dengan mengusung tata nilai korporat yang
telah dimiliki dan dipahami oleh seluruh unsur perusahaan, yaitu Clean, Competitive,
Confident, Customer-Focused, Commercial Dan Capable. Seiring dengan itu Pertamina juga
senantiasa menjalankan program social dan lingkungannya secara terprogram dan terstruktur,

10
sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh
stakeholder-nya.
Produk yang dikelola Pertamina meliputi bahan bakar minyak (BBM) PSO dan non PSO,
bahan bakar khusus (BBK), Gas, non BBM, dan Petrokimia. BBM PSO (Public Service
Obligation) adalah bahan bakar minyak yang telah di subsidi oleh Pemerintah sedangkan non
PSO bahan bakar yang tidak diseubsidi oleh Pemerintah. PSO seperti Premium sedangkan
non PSO meliputi Pertamax, Pertamax Dex, Pertamax Plus. Bahan bakar non BBM meliputi
Aspal, Pelumas sedangkan Gas meliputi LPG, BBG (Bahan Bakar Gas), Misicool (Pengganti
CFC Yang Ramah Lingkungan).

Visi Perusahaan : Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia


Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai
perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, terutama di
bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi
baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta
pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Misi Perusahaan : Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan
pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan terbarukan (new and
renewable energy) secara terintegrasi.

Motto Perusahaan : Semangat Terbarukan

11
2.11 SISTEM-SISTEM INFORMASI DI FUNGSI-FUNGSI PT PERTAMINA
2.11.1 STRUKTUR ORGANISASI DI PT. PERTAMINA

Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT. Pertamina


Pada Perusahaan PT Pertamina, teknologi inoformasi ini sangat luas sekali cakupannya,
mulai berasal dari yang menggunakan media audio, media visual hingga media
pendengar/audio visual, ke depan pertamina harus memiliki Management Information System
(MIS) yang canggih untuk akselarasi arus data serta informasi sehingga perusahaan memiliki
bahan yang cukup untuk kegiatan operasional dan pengambilan keputusan. Sistem Informasi
juga harus dapat memperbaiki proses bisnis pertamina untuk menuju proses bisnis yang lebih
kompetitif. Terutama pada Sistem Informasi Manajemen. Peran Teknologi Informasi sudah
tidak akan diragunkan, dari mulai bagaimana menunjang pekerjaan engineer dihulu sampai
bagaimana menunjang supply chain management dikilang atau Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU), juga pengadaan barang dan jas (procerument) mau tidak mau harus
bersentuhan dengan teknologi. Menyikapi era globalisasi, pelaksanaan barang/jasa dapat
menggunakan sarana elektronik, baik internet, electronic data interchange maupun e-mail.
2.11.2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI PT. PERTAMINA
Sistem Informasi Manajemen Akuntansi PT. PERTAMINA menggunakan sebuah
sistem informasi berbasis ERP (Enterprise Resource Planning) dari SAP R/3 ke generasi
mySAP sistem ini yang menjadi sebuah alat perubahan dari sistem manual dalam konteks
pencatatan ke sistem komputerisasi yang terintegrasi dan real time. Penerapan software
mySAP agar dapat memberikan data analitis untuk mendukung proses pengambilan
keputusan jajaran manajemen di PT.PERTAMINA (PERSERO) pada umumnya.

12
Modul atau fasilitas yang disediakan MySAP 2005 antara lain untuk transaksi bisnis,
inteljen bisnis, dan manajemen perusahaan strategis untuk pengambilan keputusan. Software
ini hanya sekedar alat dari sebuah system informasi akuntansi, yang membantu perusahaan
dalam menjalankan bisnisnya. Untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan tehadap
sistem informasi akuntansi yang dikembangkan, maka dalam pelaksanaannya manajemen
harus memperhatikan beberapa factor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, sebab suatu sistem tidak akan
efektif dalam membantu pekerjaan apabila Ketika penentuannya tidak melibatkan pemakai
sistem informasi akuntansi.
Modul atau fasilitas yang disediakan mySAP 2005 digunakan untuk transaksi
bisnis, intelijen bisnis, dan manajemen perusahaan strategis untuk pengambilan
keputusan. Software ini hanya sekedar alat dari sebuah sistem informasi akuntansi,
yang membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Untuk menunjang
pencapaian tujuan perusahaan terhadap sistem informasi akuntansi yang
dikembangkan, maka dalam praktiknya, manajemen harus melihat, mengontrol dan
mengawasi beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi.
2.11.3 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PERTAMINA
Pertamina memanfaatkan e-Procurement terdapat salah satu proses yang disebut e-
Auction. Pertamina mendahulukan bagian ini. Aplikasi e-Auction pertamina serta teknologi
dikembangkan oleh Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI). Sedangkan sisi
pelaksanaan dilakukan fungsi Layanan Umum dan Fungsi Pengadaan di Dekrorat/Unit lain
yang berada di luar cakupan Layanan Umm, yang kemudian diikuti berbagai fungsi dan unit
sebagai user-nya. Secara gampangnya pengertian e-Auction adalah negosiasi melalui system
secara electronic dengan mencari harga terendah dalam rangka pengadaan barang/jasa.
Pelaksanaan e-Auction dilakukan disebuah bidding room.
Di ruangan biddig room itulah negosiasi melalui system e-Auction dilakukan. Dimana
uangan ini dilengkapi perangkat computer yang saling terhubung membentuk ILocal Area
Network (LAN). Setiap peserta penyedia barang/jasa (bidder) yang mengkuti e-Auction harus
mengutamakan lulus evaluasi administrasi dan teknis, serta telah menjalani pelatihan untuk
menggunakan aplikasi Auction Pertamina dilakukan pada pengadaan barang/jasa secara
manual. Hal terpenting lain yang berbeda adalah jika dalam proses manual menetapkan
pemenang langsung pada penawar harga terendah urusan pertama. Sedangkan dalam e-
Auction penawar harda terbaik/terendah dari urutan 1-5. Sampai diperoleh penawar dengan
harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga terendah sebelum eAuction.
13
Cepat,efisien, fair, dan bebas KKN. Bahkan bisa diperoleh selisih antara penawaran terendah
(proses pra e-Auction) dengan harga yang diperoleh penghematan dalam pengadaan
barang/jasa sebesar Rp 72,4 miliar.

2.11.4 SISTEM INFORMASI SPBU PT.PERTAMINA


Sistem informasi SPBU suatu sistem software yang akan membantu proses
operasional dengan menerapkan tertib administrasi pada pompa Satuan Pengisian BBM
Untuk Umum (SPBU) yang ketat pencatatan dari data customer, stok minyak, deposit di
pertamina, Kupon customer dan lain-lain. . Sistem informasi Satuan Pengisian BBM Untuk
Umum (SPBU) dilengkapi dengan sistem pelaporan yang sistematis dan akurat. Sistem
informasi Satuan Pengisian BBM Untuk Umum (SPBU) ini dibuat dengan sstem multi user
yang berbeda dalam suatu waktu. sistem ini dirancang dengan sistem keamanan yang handal
yang mana setiap level user diset dalam ruang lingkup pekerjaan yang berbeda berdasar
urutan otorisasi.
Feature Program :
Modul Master : Menu Tanki SPBU, Menu master, Pompa master produk/Minyak, Master
Supplier, Master Petugas SPBU, Master Customer.
Modul Transaksi : Transaksi Order Pembelian ke Pertamina, Masuk Produk/Minyak, Deposit
Customer ke SPBU, Penjualan Kupon, Penjualan Tunai, Input kas harian, Koreksi stok.
Modul Laporan : Menu Laporan Stok, Laporan data customer, pembelian ke supplier,
pembelian detail, laporan detail pembelian, laporan pembelian per supplier pembelian per
produk, laporan nota penjualan harian, laporan, resume penjualan harian. Laporan nota
penjualan. Laporan detail penjualan, laporan penjualan per tanki, laporan penjualan per
produk, laporan penjualan per customer, laporan penjualan per petugas,, laporan stok per
produk, laporan kartu stok, laporan detail stok, laporan laba penjualan, laporan resume harian,
laporan kas harian.

2.11.5 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMASARAN PT.PERTAMINA

Pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) Retail merupakan salah satu fungsi di
Direktorar Pemasaran dan Niaga yang menagani pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM)
retail untuk sektor transportasi dan runah tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM
Retail melalui Lembaga penyalur Retail Bahan Bakar Minyak (BBM)/ Bahan Bakar Khusus
(BBK) yang saat ini sudah tersebar di seluruh Indonesia, seperti Satuan Pengisian BBM

14
Untuk Umum (SPBU), Agen Minyak Tanah (AMT), Agen Premium dan Minyak Solar
(APMS), serta Premium Solar Packed Dealer (PSPD).
Sampai saat ini pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segaa
bidang, termasuk difungsi Retail Outler SPBU. Upaya yang dilakukan dalma perubahan
tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen
memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way
adalah staff, kualitas, dan kuantitas, peralatan, dan fasilitas, format fisik, dan produk dan
pelayanan. Pertamina Way meruapakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada
konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualiyas dan kuantitas termasuk kenyamanan di
lingkungan SPBU. SPBU telah sukes menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan
Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor independent bertaraf internasional.

2.11.6 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SDM PT.PERTAMINA


Berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis. Untuk mencapai hal tersebut di
atas, Perusahaan telah menetapkan strategi korporat berikut untuk pengembangan SDM :
a. Mengiplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten sehingga
para pekerja memiliki kompetensi, keterampilan, dedikasi, kinerja dan produktivitas yang
tinggi.
b. Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang kompetitif
serta memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar perusahaan migas
di Indonesia dan peraturan yang berlaku.
c. Menciptakan dan mengembangkan hubungan industry yang aman untuk menciptakan
suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi.
Strategi korporat ini menjadi dasar untuk pengimplementasian program
pengembangan SDM. Perusahaan memiliki keyakinan bahwa pengembangan SDM
merupakan investasi jangka Panjang sehingga Perusahaan memiliki komitmen terhadp
program pengembangan yang sistematik dan berkelanjutan untuk mengantisipasi perubahan
kebutuhan bisnis. Perusahaan telah mengimplementasikan proses rekrutmen dan seleksi
pekerja yang transparan guna memperoleh ahli dan lulusan Sarjana baru untuk regenerasi.
Proses rekrutmen dan seleksi awal dilaksanakan melalui pihak ketiga yang independent
seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjajaran.
Melanjutkan kebijakan tahun 2001.
Perusahaan telah mengembangkan system dan program manajemen karir berdasarkan
kemampuan dan kinerja (merit system). Program dan system tersebut diharapkan dapat
15
meningkatkan efektivitas dan transparansi dalam pengembangan karir pekerja Pertamina
dimasa mendatang. Untuk mencpitakan budaya perusahaan yang mendukung proses
transformasi, perusahaan telah melakukan program sosialisasi untuk nilai-nilai unggulan yang
dikenal dengan FIVE-M (Focus, Integrity, Visionary, Excelennce and Mutual Respect). Untuk
pengukuran kinerja, Perusahaan menggunakan Ukuran Kerja Terpilih dan Indeks
Produktivitas. Pengukuran ini meningkatkan pengembangan yang berkelanjutan untuk
mempercepat pencapaian status sebagai perusahaan bertaraf internasional.

2.12 SISTEM – SISTEM INFORMASI DI TINGKAT PT PERTAMINA


PT. Pertamina mengguakan berbagai system informasi untuk menunjang operasi bisnis.
Salah satu system informasi yang digunakan adalah procerument system. Dalam menjalankan
procerument system ini, PT. Pertamina menggunakan bantuan program MySAP da eProc
dalam memilih bendor terbaik. Tahap-tahap dalam procerument system ini diantaranya :
1. Penentuan kebutuhan
2. Penentuan sumber pemenuhan kebutuhan
3. Pemilihan vendor
4. Pemrosesan Purchasing Order (PO)
5. Pemantauan Purchasing Order (PO)
6. Penerimaan produk
7. Verifikasi invoice
8. Proses pembayaran
Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang
pengolahan minyak dan gas bumi, PT. Pertamina meningkatkan daya saing bisnisnya dengan
menggunakan suatu sistem informasi yang mengitegrasikan seluruh aktifitas bisnis perusahaan
yang disebut dengan Enterprise Resource Planning atau ERP. Sistem informasi ini meupakan
kunci dari segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pertamina mulai dari absen
pegawai, komunikasai, transaksi perusahaan, hingga cuti dan gaji pegawai terintegrasi oleh
sistem ini. Kurangnya sumber daya PT. Pertamina dalam pengadaan sistem ERP membuat
perusahaan tersebut melakukan outsourcing sistem informasi ERP. Dalam penerapan
outsourcing tersebut PT. Pertamina menggunakan software MySAP sebagai program ERP
mereka. MySAP merupakan salah satu aplikasi praktis ERP yang terbesar di dunia. Saat ini
penggunaan sistem ERP dengan label MySAP di terapkan hampir disemua perusahaan negara
di Indonesia. MySAP dipilih oleh PT. Pertamina sebagai outsourcing sistem informasi berupa
ERP karena kemudahan dan kepraktisan penggunaannya bagi karyawan PT. Pertamina.

16
Kebijakan PT. Pertamina dalam melakukan outsourcing sistem informasi ERP berupa
MySAP dilakukan dengan pembayaran loyalti untuk subscribe atau berlangganan software
MySAP yang dihitung bedasarkan pada jumlah akun setiap tahunnya. Jumlah akun tersebut
merupakan jumlah total karyawan PT. Pertamina yang terkait dengan aktifitas internal dan
eksternal perusahaan, sehingga PT. Pertamina harus menyediakan anggaran dana yang cukup
besar setiap tahunnya untuk membayar loyalti sistem informasi ERP tersebut. Keterbatasan
kemampuan dan sumber daya PT. Pertamina dalam pengadaan sistem informasi ERP tersebut
membuat PT. Pertamina bergantung kepada software MySAP sebagai tulag punggung segala
aktifitas transaksi perusahaan. Untuk itu PT. Pertamina dengan divisi khusus IT-nya yang
dikenal dengan CSS atau Cosporate Shared Service terus mengembangkan berbagai metode
sistem ERP pribadi perusahaan sehingga kedepannya didapat sistem ERP yang paling cocok
dengan kegiatan PT. Pertamina tanpa harus berlangganan dan membayar loyalti, namun
rencana tersebut masih sebatas tingkat pengembangan.
Untuk meminimalkan biaya berlangganan MySAP, PT. Pertamina melaluyi divisi CSS
nya mengupayakan sistem ID internet. Dengan sistem tersebut satu akun dalam MySAP dapat
digunakan oleh beberapa karyawan dalam satu divisi, sehingga anggaran biaya berlangganan
MySAP tahunan yang dikeluarkan PT. Pertamina dapat diminimalkan.
Penggunaan outsourcing sistem informasi ERP di PT. Pertamina memberi dampak positif
dan negatif bagi perusahaan. secara umum, dampak positif dari outsourcing sistem informasi
tersebut adalah:
• Data perusahaan terintegrasi:
Dengan outsourcing sistem informasi ERP tersebut membuat data – data perusahaan menjadi
terorganisir dan terintegrasi satu sama lain, sehingga mempermudah segala aktifitas yang
berhubungan dengan pengolahan data, transaksi perusahaan, dan monitoring serta evaluasi
kegiatan perusahaan.
• Kegiatan bisnis perusahaan lebih terfokus:
Dengan outsourcing sistem informasi maka PT. Pertamina dapat lebih memfokuskan kegiatan
perusahaannya pada kompetensi inti perusahaan tanpa harus lebih banyak memikirkan sistem
informasi perusahaan, sehingga PT. Pertamina dapat lebih memfokuskan kegiatan kerja mereka
pada aktifitas pengeboran dan produksi minyak dan gas.
• Keamanan data lebih terjamin:
Data dan rahasia perusahaan merupakan hal yang sangat penting, dengan digunakannya ERP
berupa MySAP sebagai sistem informasi yang mengintegrasikan data tersebut maka
komunikasi dan transaksi perusahaan sudah bersifat papper-less atau sudah tidak lagi

17
menggunakan kertas, sehingga data-data dan rahasia perusahaan akan tercatat dan terekam
secara digital, system keamanan data yang disimpan juga dilindungi oleh firewall yang
membuat data lebih sulit untuk diakses maupun diretas oleh pihak luar.
• Mempermudah persaingan di pasar global:
Dengan outsourcing sistem informasi mempermudah PT. Pertamina dalam menghadapi
persaingan global, hal ini dikarenakan perkembangan sistem informasi outsourcing yang
diterapkan oleh PT. Pertamina (MySAP) merupakan sistem informasi yang banyak digunakan
di seluruh dunia, sehingga teknologi yang dimiliki PT. Pertamina merupakan teknologi dengan
standar dunia.
Meskipun memiliki berbagai keuntungan dalam penerapan outsourcing sistem informasi di PT.
Pertamina, namun masih terdapat beberapa kelemahan dari outsourcing sistem informasi
tersebut, diantaranya adalah:
• Menaikan anggaran perusahaan:
Sistem outsourcing yang diterapkan di PT. Pertamina merupakan sistem berlangganan
(subscribe) dengan periode waktu per tahun. Perhitungan pembayarannya pun dihitung
berdasarkan jumlah akun atau ID yang digunakan. Banyaknya jumlah pegawai pertamina
membuat biaya berlangganan sistem informasi tersebut menjadi mahal dan meningkatkan
anggaran perusahaan.
• Terciptanya ketergantungan terhadap sistem informasi outsourcing:
Segenap kemudahan yang diberikan dari outsourcing sistem informasi membuat seluruh
aktifitas bisnis dan komunikasi perusahaan bergantung kepada sistem informasi tersebut.
Ketergantungan tersebut dapat memberi dampak negatif bagi perusahaan, karena bila terjadi
gangguan sistemik pada perusahaan outsourcing yang mampu merusak jaringan dari sistem
tersebut maka aktifitas kerja dan transaksi perusahaan dapat terhenti, dan data-data perusahaan
juga akan terancam keamanannya.
• Ketidaksesuaian fitur yang dibutuhkan:
Dalam penerapan outsourcing sistem informasi ERP seluruh aplikasi yang digunakan seragam
di seluruh dunia, padahal kebutuhan sistem ERP tiap perusahaan berbeda-beda, dengan
outsourcing system informasi tersebut PT. Pertamina harus mengatur ulang alur kerja
perusahaan menyesuaikan dengan sistem ERP outsourcing.
2.12.1 Operation Support System
1. Transaction processing system
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses
data transaksi bisnis rutin. TPS yang dilakukan pada PT. Pertamina adalah berupa

18
pencatatan transaksi penjualan kepada konsumen dan pembelian material (procurement
system) serta pencatatan inventory. Berikut disajikan bagan procurement system di PT.
Pertamina. Procurement system ini dimulai dengan pemenuhan kebutuhan yang didasarkan
pada permintaan dari pelanggan dan permintaan dari Pertamina sendiri. Setelah kebutuhan
ditentukan, maka selanjutnya ditentukan sumber pemenuhan kebutuhan. Lalu, untuk
mengidentifikasi vendor, maka dapat menggunakan sistem dan data dari pembelian
sebelumnya. Setelah vendornya dipilih, maka dibuat Purchase Order. Purchase Order (PO)
mengidentifikasikan vendor, dan mengkonfirmasikan produk dan jasa yang dipesan, jumlah
yang dibutuhkan, dan harga yang disetujui. Setelah Purchase Order dibuat dan dikirim ke
vendor, suplier mengantarkan produk tersebut ke Pertamina. Oleh karena itu, langkah
berikutnya dalam proses procurement adalah memasukkan Goods Receipt. Goods Receipt
dilakukan saat produk diterima dalam gudang Pertamina.Penerimaan produk dapat diposting
ke dalam SAP menggunakan Inventory Management. Untuk pembayaran pembelian
material tersebut, sistem akan mencatatkan transaksi General Ledger.
2. Process Control System
PCS merupakan sistem yang membantu organisasi dalam hal evaluasi dan kontrol. Pada PT.
Pertamina terutama dalam Procurement Process system ini digunakan untuk pemantauan
order pembelian material. Purchase Order dapat diubah bahkan dibatalkan dalam tahap
monitoring ini. Selain itu, PCS juga digunakan untuk verifikasi invoice yang diterima pada
procurement melalui komponen logistics invoice verification. Verifikasi berguna untuk
memeriksa keakuratan invoicetersebut. Sistem melakukan tiga cara pencocokan akuntansi
pada invoice, yaitu Purchase Order, Goods Receipt dan Invoice.
3. Enterprise Collaboration System
ECS adalah sistem informasi yang membantu organisasi dalam hal komunikasi. PT.
Pertamina menggunakan sistem ini untuk bisa terhubung antar pihak internal perusahaan
dan terhubung dengan pihak luar seperti dengan pemasok (vendor) dan pembeli termasuk
dalam hal negosiasi.
2.12.2 Management Support System
1. Management information system
MIS adalah suatu aplikasi Sistem Informasi yang menyediakan laporan informasi
terpadu bagi pihak manajemen. MIS yang dilakukan pada PT. Pertamina adalah berupa
pelaporan informasi penting seperti neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Dalam hal
transaksi pembelian material, maka ada pelaporan mengenai kecocokan antara purchase
order, goods receipt dan invoice.
2. Decision support system
19
DSS menekankan pada fungsi pendukung pembuat keputusan. DCS digunakan oleh PT.
Pertamina pada Procurement Process dalam hal menyeleksi vendor untuk pembelian
material dan menentukan jumlah barang yang dipesan.
3. Executive information system
PT. Pertamina menggunakan sistem informasi ini untuk membantu top management
mengakses ringkasan dan grafik tertulis mengenai elemen kunci kinerja organisasi dan
mengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di BAB II dan telah dijelaskan sebelumnya, kesimpulan yang dapat
diambil, adalah sebagai berikut :
a. PT.PERTAMINA berhasil menerapkan sistem informasi yang menggunakan system
Outsourching. Dimana penerapan sistem tersebut sangat membantu untuk mempermudah
pekerjaan yang dilakukan.
b. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari penerapan system Outsourching,
Kelebihannya adalah :
1) Data perusahaan terintegrasi
2) Kegiatan bisnis perusahaan lebih terfokus
3) Keamanan data lebih terjamin
4) Mempermudah persaingan di pasar global
Kelemahannya adalah :
1) Menaikan anggaran perusahaan
2) Ketergantungan terhadap system informasi Outsourching
3) Ketidaksesuaian fitur yang dibutuhkan
c. Sistem Informasi yang ada di PT. PERTAMINA, diantaranya :
1) Sistem Informasi Manajemen Akuntansi PT. PERTAMINA
Menggunakan system Informasi berbasis Enterprise Resource Plannning (ERP) .
2) Sistem Informasi Manajemen PT. PERTAMINA
Menggunakan e-Procurement yang disebut e-Auction yang dikembangkan oleh divisi
Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI).
3) Sistem Informasi SPBU PT. PERTAMINA
Menggunakan system software yang dimana membantu proses operasional seperti
pencatatan dari data customer, stok minyak, deposit di pertamina, Kupon Customer
dan lain-lain.
4) Sistem Informasi Manajemen Pemasaran PT. PERTAMINA
Menggunakan system informasi Pemasaran BBM Retail untuk sector transportasi dan
rumah tangga.
5) Sistem Informasi Manajemen SDM PT. PERTAMINA

21
PT. PERTAMINA telah mengembangkan system dan program manajemen karir yang
didasarkan kemampuan dan kinerja (merit system). Dimana program dan system
tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparasi dalam
pengembangan karir pekerja PT. PERTAMINA di masa yang akan datang.

3.2 SARAN
Beberapa saran yang dapat kami sampaikan :
a. Bisa mengembangkan system informasinya misalnya dengan jangkauan atau skala yang
luas 1 provinsi, contohnya untuk wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
berbeda-beda atau bahkan mungkin bisa se- Indonesia.
b. Bisa mengembankan system informasi yang digunakan seperti ke bentuk mobile
application atau berbentuk aplikasi yang bisa di gunakan di handphone atau PC sehingga
lebih praktis penggunaannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M. H. (2017). Impementasi Sistem Informasi dengan Insorching dan Outshorcing dalam
Implementasi Sistem Infomrasi pada Sebuah Perusahaan.
Indriani, N. (2017). Implementasi Sistem Informasi pada Perusahaan PT. Pertamina.
J. WIbowo, E. O. (2011). Sistem Informasi Eksekutif Berbasis Web Pada Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) PT. Pertamina, 39-43.
Nurani, D. (2021). Tugas E-learning 1 Sistem Informasi Manajemen Pengantar Sistem Informasi.
Putra, Y. M. (2018). Pengantar Sistem Informasi, Modul Kuliah SIstem Informasi Manajemen.
(https://hapzi-ali.com/daftar-ebook/ebook-sistim-informasi-manajemen/)
(http://dosenit.com/kuliah-it/sistem-informasi/jenis-jenis-sistem-informasi)
(https://prezi.com/sge1kpt7sh-o/sistem-informasi-akuntansi-pt-pln/)
(http://www.bumn.go.id/pertamina/halaman/47)
(http://www.pertamina.com/company-profile/sejarah-pertamina/)

23

Anda mungkin juga menyukai