Wewenang merupakan suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib
sosial yang bertujuan untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan,
dalam masalah penting dan menyelesaikan pertentangan. Maksud dari wewenang adalah hak yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan dari sudut pandang masyarakat, kekuasaan tanpa wewenang merupakan kekuatan yang tidak sah karena kekuasaan harus mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari masyarakat untuk menjadi wewenang. Wewenang terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:
1. Wewenang Kharismatis, Tradisional, dan Rasional (Legal)
Menurut Max Weber, wewenang kharismatis, tradisional dan rasional memiliki perbedaan berdasarkan hubungan antara tindakan dengan dasar hukum yang berlaku. Hal tersebut yang menjadi penentu kedudukan penguasa yang mempunyai wewenang tersebut.
Pra-Industrial Industrial Purna Industrial
1. Sumber Tanah Industri/pabrik Pengetahuan 2.Pusat Sosial Pertanian, Bisnis, perusahaan Universitas, pusat perkebunan penelitian 3.Tokoh Pemilik tanah, Kalangan bisnis Ilmuan, peneliti Dominan kalangan militer 4.Sarana Penguasaan Pengaruh hak Keseimbangan Berkuasa kekuatan langsung terhadap kekuatan politik, politik ilmiah, hak asasi 5. Basis Kelas Harta, kekuatan Harta, organisasi, Keterampilan militer politik, teknis, organisasi keterampilan teknis politik 6. Cara Kewarisan, Kewarisan, Pendidikan, konviskasi magang, mobilisasi pendidikan Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan pada charisma, yaitu suatu kemampuan khusus (wahyu,pulung) yang ada pada diri seseorang karena anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Wewenang kharismatis berwujud suatu wewenang untuk diri sendiri dan dilaksanakan oleh segolongan orang atau sebagian besar masyarakat. Dasar wewenang kharismatis tidak terletak pada peraturan (hukum), tetapi terletak pada pribadi yang bersangkutan. Wewenang kharismatis memiliki sifat yang cendrung irrasional, dimana kharisma dapat hilang karena masyarakat sendiri yang berubah dan mempunyai paham yang berbeda. Wewenang tradisional merupakan wewenang yang dipunyai oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kekuasaan dan wewenang yang telah melembaga dan bahkan menjiwai masyarakat. Ciri-ciri utama wewenang tradisional, yaitu: a) Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang mempunyai wewenang, serta orang-orang lainnya dalam masyarakat b) Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang keudukan seseorang yang hadir secara pribadi c) Selama tidak terdapat pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang dapat bertindak secara bebas. Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat. Max Weber mengemukakan pendapat bahwa ada kecendrungan dari wewenang kharismatis (yang berkurang kekuatannya bila keadaan masyarakat berubah) untuk dijadikan kekuasaan tetap dengan mengabadikan kepentingan serta cita-cita para pengikut pemimpin kharismatis tadi ke dalam kelompok dan kepentingan untuk mempererat hubungan satu degan lainnya. Masalah akan timbul bila ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain: a) Mencari seseorang yang mampu untuk memenuhi ukuran-ukuran atau kriteria wewenang kharismatis sebagaimana ditentukan oleh masyarakat b) Dengan mengadakan penyarigan atau seleksi c) Seseorang yang mempunyai wewenang kharismatis, menunjuk penggantinya serta mengakui kekuasaannya, dimana masyarakat luas juga mengakuinya d) Penunjukkan oleh pembantu0-pembantu penguasa terdahulu yang dipercayai oleh masyarakat e) Menciptakan suatu sistem kepercayaan bahwa charisma dapat diwariskan kepada keturunan atau seseorang yang masih ada hubungan keluarga dengan orang yang mempunyai kharisma tersebut f) Menciptakan sistem kepercayaan bahwa dengan upacara-upacara tradisional tertentu, charisma dapat dialihkan kepada orang lain.
2. Wewenang Resmi dan Tidak Resmi
Wewenang tidak resmi sering berlaku pada kelompok yang sering timbul masalah kecil yang bersifat spontan,situasional, dan didasarkan pada faktor saling mengenal. Keadaan semacam ini dapat kita jumpai semisalnya ,pada seorang ayah dalam fungsinya sebagai kepala rumah tangga dan pada diri seorang guru di kelas. Wewenang seperti ini timbl karena hubungan antarpribadi yang bersifat fungsional dan sangat di tentukan oleh kepribadian para pihak.
Wewenang resmi bersifat sistemati,diperhitungkan, dan rasional. Yang dapat
kita jumpai pada kelompok-kelompok besar yang memerlukan tata tertib yang tegas dan bersifat tetap. Walau demikian tidak menutp kemungkinan dapat muncul wewenang tidak resmi. Contoh yang dapat kita lihat pada seorang sekretaris direktur. Ia punya wewenang tidak resmi yang besar. Demikian pula pada suatu lembaga pemasyrakatan,seorang narapida tertentu lebih ditakuti oleh rekan-rekannya daripada pegawai lembaga pemasyrakatan yang mempunyai wewenang resmi.
3. Wewenang Pribadi dan Teritorial
Perbedaan wewenang pribadi dengan teritorial sebenarnya timbul dari sifat dan dsar kelompok-kelompok social tertentu. Kelompok tersebut mungkin timbu karena faktor ikatan darah,tempat tinggal,atau karena gabungan kedua faktor tersebut. Wewenang pribadi sangat tergantung pada solidaritas antara anggota-anggota kelompok denga unsur kebersamaan yag memegang peranan. Para induvidu dianggap lebih banyak memiliki kewajiban ketimbang hak. Struktur wewenang bersifat konsentris yaitu dari satu titik pusat lalu meluas melalui lingkaran- lingkaran wewenang tertentu. Wewenang pribadi lebih didasarkan pada tradisi daripada peraturan ( Max Weber ). Pada wewenang teritorial ada kecenderungan untuk mengadakan sentralisasi wewenang yang memungkinkan hubungan langsung dengan para warga kelompok.
4. Wewenang Terbatas dan Menyeluruh
Dimensi lain dari wewenang adalah perbedaan antara wewenang terbatas dengan wewenang menyeluruh. Wewenang terbatas adalah wewenang yang tidak mencakup semua sector atau bidang kehidupan,tetapi hanya terbatas pada salah satu sector atau bidang saja. Contohnya : seorang jaksa Indonesia memiliki wewenang atas nama negara dan mewakili masyarakat menuntut seorang warga masyrakat yang melakukan tindak pidana. Wewenang menyeluruh berarti suatu wewenang yang tidak dibatasi oleh bidang-bidang kehidupan tertentu. Contohnya : suatu negara memiliki wewenang mutlakuntuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Jadi terbatasnya atau menyeluruhnya suatu wewenang tergantung dari sudut penglihatan pihak-pihak yang ingin menyorotinya. Kedua bentuk wewenang tdi dapat berproses secara berampingan,di mana pada situasi tertentu,salah sat bentuk lebih dapat berperan ke bentuk lainnya.