Anda di halaman 1dari 11

KEWARGANEGARAAN

TENTANG
KONSTITUSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dengan Mata Kuliah Kewarganegaraan

DOSEN PENGAMPU:
IDRIS S.H

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. MASDINAR
2. AHMAD RIYAN
3. FADILAH NAULI

HUKUM KELUARGA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

MANDAILING NATAL

T.A 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, berkat limpahan
karunianya kami dapat menyelesaikan isi makalah kami yang berjudul “ Konstitusi “

Selain itu, kami pun mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang
tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf yang
sebesar-besarnya, jika ada kata dan pembahasan yang keliru dari kami. Kami berharap
kritik dan saran Anda. Semoga makalah kami ini dapat menjadi pelajaran dan menambah
wawasan Anda dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita semua tentang Konstitusi. Kami sadar dalam penulisan makalah ini
banyak terdapat kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Nilai Demograsi UUD 1945.......................................................................2
B. Nilai Demograsi HAM UUD 1945........................................................... 5

BAB III PENUTUP..............................................................................................7


A. Kesimpulan.................................................................................................7
B. Saran.......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai


ketatanegaraan.1 Berdirinya sebuah negara tidak lepas dari adanya konstitusi yang
mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut Undang-
Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi merupakan dasar dari tatanan
hukum sebuah negara, yang di dalamnya terdapat perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM) dan mengatur tentang distribusi kekuasaan (Distribution of Power)
dalam penyelenggaraan negara.

Konstitusi biasanya juga disebut sebagai hukum fundamental negara, sebab


konstitusi ialah aturan dasar. Aturan dasar yang nantinya akan menjadi acuan bagi
lahirnya aturan-aturan hukum lain yang ada dibawahnya. Konstitusi dalam arti formal
adalah suatu dokumen resmi, seperangkat norma hukum yang hanya dapat diubah di
bawah pengawasan ketentuanketentuan khusus, yang tujuannya adalah untuk menjadikan
perubahan normanorma ini lebih sulit. Konstitusi dalam arti material terdiri atas
peraturan-peraturan yang mengatur pembentukan norma-norma hukum yang bersifat
umum, terutama pembentukan undang-undang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Nilai Demograsi UUD 1945 ?
2. Apa saja Nilai Demograsi HAM UUD 1945 ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai Demograsi UUD 1945


1. Nilai Demokrasi Toleransi

Dalam teori Zamroni (dalam Bambang Yuniarto, 2018), menyatakan bahwa


“Demokrasi akan tumbuh dan kokoh bila dikalangan masyarakat tumbuh kultur dan nilai-
nilai demokrasi, yaitu toleransi, kebebasan mengemukakan dan menghormati perbedaan
pendapat, memahami keanekaragaman dalam masyarakat, terbuka dalam berkomunikasi,
menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri atau tidak menggantungkan diri
pada orang lain, saling menghargai, mampu mengekang diri, kebersamaan dan
keseimbangan”. Dari teori tersebut dapat diketahui bahwa nilai demokrasi toleransi
menjadi salah satu nilai yang perlu ditanamkan agar demokrasi tetap tumbuh dan
tertanam dalam diri peserta didik terutama dalam sikap menghargai dan menghormati
perbedaan Implementasi nilai demokrasi toleransi sudah diimplementasikan. Hal ini
dapat dibuktikan dengan saling menghargai dan menghormati pelaksanaan ibadah
masing-masing agama dan keyakinan, selain itu, dalam kegiatan pembelajaran
pendidikan agama islam peserta didik non-muslim tetap mengikuti kegiatan pembelajaran
dikelas dengan tidak membuat gaduh. Dan dalam pergaulan sesama peserta didik tidak
memilih teman berdasarkan agama, keadaan fisik, guru juga memberikan pemahaman
untuk mengajak peserta didik untuk menghargai dan membantu peserta didik yang
berkebutuhan khusus. Di sekolah peserta didik selalu menunjukkan sikap sopan santun
kepada semua warga sekolah.1

2. Nilai Demokrasi Kebebasan Mengemukakan Pendapat

Dalam teori Zamroni (dalam Bambang Yuniarto, 2018), menyatakan bahwa


“Demokrasi akan tumbuh dan kokoh bila dikalangan masyarakat tumbuh kultur dan nilai-
nilai demokrasi, yaitu toleransi, kebebasan mengemukakan dan menghormati perbedaan
pendapat,memahami keanekaragaman dalam masyarakat, terbuka dalam berkomunikasi,
menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri atau tidak menggantungkan diri
1
Arikunto, Suharsimi.. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. (Jakarta: Rineka Cipta2014),hal.12

2
pada orang lain, saling menghargai, mampu mengekang diri, kebersamaan dan
keseimbangan”. Dari teori diatas menjelaskan bahwa untuk menumbuhkan budaya
demokrasi agar tetap kokoh tertanam dalam diri seseorang, masyarakat harus
menanamkan nilai demokrasi kebebasan mengemukakan pendapat. Implementasi nilai
demokrasi kebebasan mengemukakan pendapat sudah diimplementasikan, guru sudah
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berpendapat menurut pikiran masing-
masing, dengan guru tidak menyalahkan pendapat yang dikemukakan oleh tiap peserta
didik kalau ada adu pendapat dari perbedaan pendapat guruakan menarik kesimpulan dari
pendapat-pendapat yang disampaikan. Selain itu guru juga memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya, dan menjawab,tetapi pelaksanaannya belum berjalan
secara maksimal, masih ada sebagian peserta didik yang tidak aktif dalam kegiatan
pembelajaran seperti malu atau minder untuk bertanya dan menjawab, peserta didik tidak
berani untuk menyampaikan pendapatnya

3. Nilai Demokrasi Terbuka


Dalam Berkomunikasi Dalam teori Zamroni (dalam Bambang Yuniarto, 2018),
menyatakan bahwa “Demokrasi akan tumbuh dan kokoh bila dikalangan masyarakat
tumbuh kultur dan nilai-nilai demokrasi, yaitu toleransi, kebebasan mengemukakan dan
menghormati perbedaan pendapat, memahami keanekaragaman dalam masyarakat,
terbuka dalam berkomunikasi, menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri
atau tidak menggantungkan diri pada orang lain, saling menghargai, mampu mengekang
diri, kebersamaan dan keseimbangan”. Dari teori tersebut dapat diketahui bahwa nilai
demokrasi terbuka dalam berkomunikasi menjadi nilai selanjutnya yang harus tertanam
dalam diri tiap individu agar tetap tumbuh budaya demokrasi dalam kehidupan
masyarakat. Implementasi nilai demokrasi terbuka dalam berkomunikasi sudah
diimplementasikan. Hal ini dapat dibuktikan dan dilihat guru dalam menyampaikan
materi selalu terbuka dalam artian menyampaikan materi apa adanya untuk memahami
setiap mata pelajaran dan tidak berfokus pada satu literatur, guru juga menanamkan
kepada peserta didik untuk menerima kritikan, saran dengan penyampaian menggunakan
bahasa yang tidak menyinggung atau merendahkan. Dalam kegiatan pembelajaran guru
juga memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berpendapat yang dalam

3
penyampaiannya tidak mengandung isu-isu SARA dan menggunakan sopan santun, tetapi
hanya sebagian peserta didik yang mau menyampaikan pendapat atau bertanya.2
4. Nilai Demokrasi Percaya Diri

Dalam teori Zamroni (dalam Bambang Yuniarto, 2018), menyatakan bahwa


“Demokrasi akan tumbuh dan kokoh bila dikalangan masyarakat tumbuh kultur dan nilai-
nilai demokrasi, yaitu toleransi, kebebasan mengemukakan dan menghormati perbedaan
pendapat, memahami keanekaragaman dalam masyarakat, terbuka dalam berkomunikasi,
menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri atau tidak menggantungkan diri
pada orang lain, saling menghargai, mampu mengekang diri, kebersamaan dan
keseimbangan”. Dari teori diatas dapat diketahui bahwa nilai demokrasi percaya diri
merupakan nilai yang harus tertanam dalam diri masyarakat agar terbentuk kehidupan
demokratis di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Implementasi nilai demokrasi
percaya diri sudah diimplementasikan. Hal ini dapat dibuktikan dan dilihat dengan guru
selalu menanamkan sikap percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri dengan tidak
mencontek saat ujian, berani tampil di depan kelas, berani untuk menyampaikan pendapat
walaupun berbeda pendapat dengan peserta didik lain. Namun dalam pelaksanaan
berjalan kurang maksimal, masih ada peserta didik yang malu,tidak berani untuk tampil
didepan kelas, untuk menyampaikan pendapat.

5. Nilai Demokrasi Tanggung Jawab

Menurut teori Rusli Karim (dalam Bambang Yuniarto, 2018), diperlukan


kepribadian demokratis agar tercipta kehidupan yang demokratis. Kepribadian yang
demokratis meliputi: inisiatif, disposisi resiprositas, toleransi, kecintaan terhadap
keterbukaan, komitmen, tanggung jawab, kerjasama keterhubungan. Dari teori diatas
dapat diketahui bahwa untuk menciptakan kehidupan yang demokratis perlu adanya
kepribadian demokrasi dalam tiap individu, salah satunya nilai demokrasi tanggung
jawab. Implementasi nilai demokrasi tanggung jawab sudah diimplementasikan oleh guru
dan peserta didik, dengan guru memberikan tugas kepada peserta didik dan peserta didik
mengumpulkan tugas tepat waktu. Selain itu, peserta didik melaksanakan tugas piket

2
Moleong, J.Lexy.,Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2016), hal 18

4
setiap harinya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan dan dalam pelaksanaannya
guru tetap memantau pelaksanaan tugas piket yang dilakukan oleh peserta didik.

6. Nilai Demokrasi Kerjasama

Menurut teori Rusli Karim (dalam Bambang Yuniarto, 2018), diperlukan


kepribadian demokratis agar tercipta kehidupan yang demokratis. Kepribadian yang
demokratis meliputi: inisiatif, disposisi resiprositas, toleransi, kecintaan terhadap
keterbukaan, komitmen, tanggung jawab, kerjasama keterhubungan. Dari teori diatas,
dapat diketahui bahwa nilai kerjasama menjadi salah satu kepribadian yang harus dimiliki
tiap individu untuk menciptakan kehidupan yang demokratis. Implementasi nilai
demokrasi kerjasama sudah diimplementasikan akan tetapi belum berjalan secara
maksimal, hal ini dapat dilihat dari guru memberikan tugas kelompok kepada peserta
didik dengan tujuan agar tertanam sikap kerjasama antar peserta didik untuk
menyelesaikan tugas dan kewajibannya yang diberikan yang dilakukan secara gotong
royong. sehingga dapat mempermudah dalam mengerjakannya. Sebagian peserta didik
juga mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru dengan ikut terlibat dan berperan
aktif dalam mengerjakan tugas dan diskusi. Akan tetapi dalam sebuah kelompok masih
ada peserta didik yang tidak ikut terlibat dalam mengerjakan tugas kelompok dengan
tidak ikut terlibat aktif dalam mengerjakan.3

B. Nilai HAM UUD 1945


1. Kebebasan atau Kemerdekaan

Manusia dilahirkan dalam keadaan merdeka dalam menjalani kehidupannya.


Misalnya merdeka dalam memilih negara, tempat tinggal, bergerak, berkeluarga,
berkumpul, mencari pekerjaan, dan lain-lain. Demokrasi termasuk bagian dari nilai
kebebasan manusia.

3
Yuniarto, Bambang.. Pendidikan Demokrasi dan Budaya Demokrasi Konstitusional. (Yogyakarta:
Deepublish Publisher, 2018),

5
2. Kemanusiaan atau Perdamaian

Manusia dalam menjalani kehidupannya mendambakan ketenteraman, bebas dari


rasa takut, serta terjaminnya keamanan.

3. Keadilan atau Persamaan

Diperlakukan secara wajar dan adil tanpa membeda-bedakan dengan alasan


apapun. Mendapatkan kesempatan yang sama dalam menjalani kehidupannya tanda
diskriminasi.-nilai-dan-prinsip.4

4
F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung : Bina Cipta, 1980), hal. 90

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hakikat dari konstitusi selalu berbicara mengenai konklusi dari kesepakatan


masyarakat untuk membina negara dan pemerintahan yang mengatur mereka. Masyarakat
dapat menyatakan kebutuhannya kepada pemerintah dan pada akhirnya kebutuhan
tersebut akan dijamin oleh konstitusi. Tidak berhenti sampai disitu, pemerintah pun
memiliki kewajiban untuk selalu menjamin kebutuhan masyarakat sesuai apa yang
tercantum dalam konstitusi. Tetapi kebutuhan masyarakat tidak hanya seperti apa yang
termaktub dalam konstitusi, melainkan juga apa yang pada saat ini terus berkembang
dalam kehidupan bermasyarakat. Maka dari itu, pemerintah memiliki tanggung jawab
untuk terus menerus memperbaiki konstitusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat

B. Kritik/Saran
Penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari audiens demi
menyempurnakan isi makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto,. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka

J.Lexy. Moleong,. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja. Bambang

RosdakaryaYuniarto,. 2018. Pendidikan Demokrasi dan Budaya Demokrasi Konstitusional.

Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Isjwara, F. 1980,Pengantar Ilmu Politik, Bandung : Bina Cipta,

Anda mungkin juga menyukai