Anda di halaman 1dari 18

NILAI-NILAI MUSYAWARAH DAN DEMOKRASI GLOBAL

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dosen Mata Kuliah:


Lili Supriyadi, S.Pd, M.M
Oleh:
Ricky Dwi Cahyadi
NIM :11210810000147

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan materi “Nilai-nilai Musyawarah dan Demokrasi
Global”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Lili Supriyadi S.Pd., M.M pada mata kuliah Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Depok, 31 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................... 3
C. Tujuan pembahasan............................................................................ 3
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Keindonesiaan dan Wawasan Kebangsaan...................... 4
B. Karakter Keindonesiaan Pancasila di Era Global............................... 5
C. Wawasan Kebangsaan Dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia............................................................................................ 7
D. Implementasi Wawasan Kebangsaan dalam Berbagai Bidang.......... 14
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................... 17
Daftar Pustaka................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara kita adalah Negara demokrasi dimana dalam Negara
demokrasi dibutuhkan banyak sekali persamaan pendapat dalam penentuan
aspirasi,yaitu dengan cara musyawarah.Musyawarah merupakan bagian
dari demokrasi, dalam demokrasi pancasila terutama sila ke-4, hasil akhir
semestinya di lakukan dengan cara musyawarah mufakat dan jika terjadi
perselisihan yang berkepanjangan barulah dilakukan votting, jadi
demokrasi tidak bisa disetarakan dengan votting karena kedua hal tersebut
berbeda adanya.
Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa
Arab yang berarti berunding,di Negara kita serta di kehidupan modern hal
tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”,
“kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”.Bermusyawarah berarti
berhubungan,”hubungan” dalam kata tersebut mengandung makna pesan
dan penyelesaian masalah dengan cara berunding, yang secara jelas tidak
akan menimbulkan masalah lain.
Ada pun kaitannya dengan sila ke-4 yaitu “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”
adalah bahwa dalam sila tersebut terkandung makna “musyawarah”
dimana musyawarah adalah salah satu media perekat kehidupan bersama,
dimana hal tersebut sangat penting jika terjadi suatu permasalahan
antarindividu dengan individu serta individu dengan kelompok ataupun
sebaliknya.

Sebagai masyarakat yang demokratis, bagaimanakah cara kita


mengamalkan sila ke-4 dalam kehidupan sehari-hari? adapun jawaban
yang berkaitan dengan tema tersebut adalah mengutamakan musyawarah
dalam pengambilan keputusan bersama dimana hal tersebut sangat dapat
dipertanggungjawabkan dikarenakan keputusan tersebut adalah mufakat
bersama dari hasil musyawarah tadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian musyawarah dan demokrasi global?
2. Jelaskan apa saja nilai-nilai demokrasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian musyawarah dan demokrasi global
2. Untuk mengetahui apa saja makna dan nilai-nilai dalam demokrasi
3. Untuk menjadikan makalah ini sebagai referensi untuk mengetahui
apa itu musyawarah dan demokrasi global
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Sila Ke-empat
Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan di dasari oleh
sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta
Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan Sosial
bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Nilai Filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat
Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Hakikatnya rakyat adalah merupakan
sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu
bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah
Negara. Rakyat merupakan subjek pendukung pokok Negara.Negara
adalah dari, oleh dan untuk rakyat, oleh karena itu rakyat merupakan asal
mula kekuasaan Negara. Sehingga dalam sila Kerakyatan terkandung nilai
demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup Negara.
Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat adalah :

1. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik


terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan
yang Maha Esa.
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan
3. Menjamin dan memperkokoh persaatuan dan kesatuan dalam hidup
bersama
4. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama,
kerana perbedaan adalah meruapakan suatu bawaan kodrat manusia
5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap
individu, kelompok, ras, suku maupun agama
6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan
yang beradab
7. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan
yang beradab
8. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan
sosial agar tercapainya tujuan bersama
Pelaksanaan dan pengamalan sila ini dicerminkan dalam kehidupan
pemerintahan, bernegara dan bermasyarakat yang demokratis. Meskipun
praktik demokratisasi juga diterapkan di Negara-negara lain, demokrasi di
Indonesia memiliki cirri yang khusus, yaitu ada keseimbangan antara hak
dan kewajiban warga Negara dalam membentuk dan menjunjung tinggi
pemerintahannya. Berbeda dengan demokrasi Negara-negara lain, ada
demokrasi yang mengutamakan hak dan mengesampingkan kewajiban.
Seperti yang dianut oleh Negara yang berpaham liberal ataupun demokrasi
yang mengutamakan kewajiban dan mengabaikan hak-hak warga
negaranya seperti di terapkan di Negara-negara sosialis. Di Indonesia
penerapan demokrasi ada  keseimbangan antara hak dan kewajiban warga
Negara, yaitu demokrasi Pancasila. Dalam demokrasi Pancasila partisipasi
masyarakat atau warga Negara dapat ditampung dan diakomodasi dalam
menentukan kebijakan publik sehingga kebijakan dan ketentuan yang
dibuat Pemerintah mendapat dukungan serta pengawasan jalan
musyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan,
ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
Karakteristik sila ke-empat meliputi:
1. Penyelengggaraan Negara secara demokratis
2. Demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila, dan
3. Bercirikan musyawarah untuk mufakat
B. Musyawarah
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia
untuk merumuskan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak
rakyat, hingga keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau
mufakat. Cita permusyawaratan mengajarkan kehendak untuk
menghadirkan Negara persatuan yang dapat mengatasi faham
perseorangan dan golongan, dari pluralitas kebangsaan Indonesia dengan
mengakui adanya “ kesederajatan/bersamaan dalam perbedaan “.
Musyawarah merupakan ciri khas bangsa Indonesia, artinya
identitas yang dapat membedakan bangsa kita dengan negara lainnya.
Mengapa musyawarah merupakan ciri khas bangsa Indonesia ? Sebab
dalam menghadapi setiap persoalan yang menyangkut kepentingan umum,
bangsa kita akan merundingkannya dengan sesamanya untuk mencapai
penyelesaiannya.
Pentingnya diadakan Musyawarah untuk mencapai kesepakatan
bersama dan terhindar dari sebuah konflik. Adapun beberapa nilai dasar
yang harus di perhatikan dalam melakukan musyawarah. beberapa nilai
dasar tersebut antara lain:
1. Kebersamaan.
2. Persamaan hak.
3. Kebebasan mengemukan pendapat.
4. Penghargaan terhadap pendapat orang lain.
5. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab.
Musyawarah dengan tujuan untuk memecahkan masalah. Masalah
akan dipecahkan jika masing-masing peserta ingin mengeluarkan
pendapat, saran, dan masukan.Tanpa saran atau usulan yang dikeluarkan
oleh peserta, diskusi mungkin tidak akan dicapai dalam arti bahwa tidak
ada masalah mungkin akan dipecahkan.
Musyawarah adalah upaya bersama dengan kerendahan hati untuk
memecahkan persoalan (mencari tahu) untuk membuat keputusan bersama
dalam penyelesaian atau solusi dari masalah yang berkaitan dengan urusan
duniawi.Dalam musyawarah diajarkan tentang nilai nilai ekuitas dan
umum. Dimana musyawarah harus mampu menghasilkan keputusan yang
paling adil untuk kepentingan bersama. Dalam musyawarah, kita didorong
untuk mematuhi setiap peraturan yang berlaku untuk kursus kelancaran
pembahasan. Sikap untuk melakukan hormat pendapat orang lain bahkan
jika bertentangan dengan pendapat kami, tidak boleh dipotong pendapat
orang lain dan harus tertib musyawarah.
Ada beberapa nilai-nilai penting dalam musyawarah, nilai-nilai tersebut
diantaranya :
1. Setiap orang diberikan kesempatan untuk mengikuti musyawarah
dengan mengemukakan pendapat.
2. Setiap orang berkesempatan untuk mendengarkan pendapat orang
lain yang menjadi peserta musyawarah.
3. Musyawarah dapat memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Musyawarah dapat menimbulkan kewajiban yang mengikat, yakni
kewajiban untuk melaksanakan semua keputusan musyawarah.
5. Musyawarah dapat menimbulkan semangat kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
6. Musyawarah dapat menghilangkan permusuhan, dan lain-lain.
Dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam musyawarah itu maka
bangsa Indonesia yakin akan dapat melaksanakan pembangunan di segala
bidang karena segala beban pembangunan itu akan dipikul bersama-sama.
Bukan hanya kewajiban pemerintah saja, tetapi juga merupakan kewajiban
setiap warga negara dan sebaliknya.
C. Demokrasi Global
Menurut beberapa ahli, pengertian demokrasi adalah sebuah sistem
pemerintahan atau tata negara, yang memberikan hak yang sama kepada
setiap warga negaranya sebagai bentuk kedaulatan rakyat dan negara.
Sehingga negara yang menganut sistem demokrasi, menempatkan
kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyatnya, seperti di negara
Indonesia kita tercinta ini.
Karena dalam demokrasi pemerintahan berada di tangan rakyat,
maka seluruh rakyat memiliki kesetaran hak untuk berpartisipasi dalam
sistem pemerintahan, yaitu dengan mendapatkan kesempatan atau peluang
yang sama untuk dipilih dan memilih, tanpa membeda-bedakan status
social, suku, agama, ras, ataupun kelompok, dan lain sebagainya.
Negara dengan sistem demokrasi memiliki lembaga penyelenggara
negara sebagai representasi dari rakyatnya. Lembaga-lembaga tersebut
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif,
yang selanjutnya kita sebut dengan trias politica. Merupakan lembaga
penyelenggara negara dengan kedudukan yang setara, dan bersifat
independen.

1. Prinsip-prinsip demokrasi yaitu :


a. Persamaan Diantara Warga Negara, Setiap warga negara memiliki
kesetaraan dalam praktik politik
b. Keterlibatan Warga Negara dalam Mengambil Keputusan Politik
c. Kebebasan diakui dan dipakai juga diterima oleh warga negara

2. Ciri-Ciri Pemerintahan Demokrasi, yaitu:


a. Pemerintahan berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat banyak.
b. Konstitusional, yaitu hal yang berkaitan dengan kepentingan,
kehendak, ataupun kekuasaan rakyat dituliskan dalam konstitusi dan
undang-undang negara tersebut.
c. Perwakilan, yaitu dalam mengatur negaranya, kedaulatan rakyat
diwakilkan oleh beberapa orang yang telah dipilih oleh rakyat itu
sendiri.
d. Pemilihan Umum, yaitu suatu kegiatan politik yang dilakukan untuk
memilih pihak dalam permerintahan.
e. Kepartaian, yaitu partai menjadi sarana / media untuk menjadi
bagian dalam pelaksaan sistem demokrasi.
f. Kekuasaan, adanya pembagian dan pemisahan kekuasaan.
g. Tanggung Jawab, adanya tanggung jawab dari pihak yang telah
terpilih untuk ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi.
3. Macam-macam Demokrasi
Setelah memahami pengertian demokrasi, selanjutnya dianggap
perlu untuk mengetahui macam-macam demokrasi. Seiring
berkembangnya sistem pemerintahan modern, demokrasi juga diadopsi
oleh banyak negara dengan ideologi, kultur, dan prinsip sosial yang
berbeda. Maka secara penyampaian aspirasi, ideologi, serta fokus
sasarannya, penyelenggaraan demokrasi dalam sebuah negara memiliki
bermacam bentuk, berikut ini beberapa di antaranya:
a. Demokrasi Pancasila
Pengertian Demokrasi Pancasila adalah salah satu bentuk
demokrasi yang penyelenggaraan didasarkan atas aspirasi,
keinginan, serta kepentingan masyarakat (rakyat pada umunya),
bukan atas dasar perseorangan atau kelompok (baik mayoritas
maupun sebaliknya), oleh karenanya dalam perjalannya
dikembalikan kepada rakyat (hati nurani rakyat yang memutuskan).
Negara dengan sistem Demokrasi Pancasila tidak lain tidak bukan
adalah Indonesia, karena ideologi yang dipakai negara kita adalah
Pancasila.

b. Demokrasi Liberal
Pengertian Demokrasi Liberal adalah salah satu bentuk
demokrasi yang diselenggarakan atas dasar kebebasan,  yaitu
dengan memberikan keleluasaan atau kebebasan kepada
rakyatnnya dan tidak turut campur atau mengatur terhadap
kehidupan warga negaranya. Saat era pemerintahan orde lama,
negara Indonesia pernah menganut bentuk demokrasi ini, namun
diubah menjadi demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno
memalului dekrit presiden tahun 1959. Contoh negara dengan
sistem demokrasi liberal seperti Amerika Serikat, Perancis,
Kanada, dan sebagainya.
c. Demokrasi Komunis
Pengertian Demokrasi Komunis adalah bentuk demokrasi
yang mengatur atau mengurus seluruh kehidupan warga negaranya
dan segala sesuatunya akan dijadikan milik negara. Bahkan untuk
mencapai visinya itu segala cara bisa dilakukan seperti pemerasan
dan pemaksaan. Negara dengan sistem demokrasi komunis
umumnya memiliki ciri seperti: segala urusan perekonomian diatur
oleh pusat; kekuasaan dimiliki oleh satu golongan; tidak percaya
Tuhan; tidak mengakui HAM; memperbolehkan kekerasan; dan
lain sebagainya.
d. Demokrasi Terpimpin
Pengertian Demokrasi Terpimpin adalah salah satu bentuk
demokrasi yang memberikan keleluasaan kepada rakyatnya namun
diatur dan diarahkan oleh pimpinan negara, bentuk ini disebut juga
sebagai semi otoriter atau pimpinan tunggal. Istilah demokrasi
terpimpin dikenalkan oleh Presiden Soekarno melalui dekrit
presiden tahun 1959, yang menyatakan bahwa demokrasi terpimpin
bukanlah diktator, sentralistik, ataupun liberal, akan tetapi
demokrasi terpimpin merupakan permusyawaratan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan, bukan dengan perdebatan dan
penyiasatan.
e. Demokrasi Langsung
Pengertian Demokrasi Langsung adalah bentuk demokrasi
yang memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi langsung dalam mengambil keputusan. Seperti dalam
pelaksaan pemilihan umum, seluruh masyarakat berhak untuk
memilih atas dirinya dan kehendaknya sendiri tanpa diwakili oleh
siapapun. Jenis demokrasi ini yang sekarang diterapkan di negara
kita.
f. Demokrasi Tidak Langsung
Pengertian Demokrasi Tidak Langsung adalah kebalikan
dari demokrasi langsung, yaitu masyarakat tidak dapat
menyampaikan kehendaknya secara langsung. Artinya rakyat
terlebih dahulu memilih wakilnya (sebagai wakil rakyat) yang
mengemban amanat dan dipercayai untuk menyampaikan
kehendak, aspirasi, atau opini mereka. Jadi dalam pelaksaan
demokrasi tidak langsung, rakyat memberikan aspirasinya kepada
wakilnya (sebagai pelantara) terlebih dahulu, baru wakil rakyat
tersebut yang akan menyampaika kehendak rakyat kepada negara.
D. Nilai-Nilai Demokrasi
Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai-nilai yang mutlak
diperlukan untuk mengembangkan pemerintahan yang demokratis.
Ketiadaan hal-hal tersebut akan mengakibatkan dampak pada
pemerintahan yang sulit ditegakkan. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Kebebasan Berpendapat, merupakan hak dan kewajiban bagi
tiap warga negara dapat mengutarakan pendapatnya secara
bebas untuk dijamin dalam batang tubuh UUD 1945 pasal 28
dalam undang-undang Nomor 15 Tahun 2005. Menuju masa
demokrasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan di segala
bidang sering memunculkan permasalahan baru bagi warga
negara atau masyarakat.
2. Kebebasan Berkelompok, Berkelompok merupakan naluri dasar
manusia yang tak mungkin diingkari. Kebebasan berkelompok
dalam berorganisasi merupakan nilai dasar demokrasi yang
harus diaplikasikan oleh setiap warga negara. Pada masa
modern, kebutuhan seperti ini tumbuh dan berkembang semakin
pesat.
3. Kebebasan ikut serta, Secara umum, negara demokrasi yang
berkembang selalu mengharapkan agar jumlah partisipan dalam
pemberian suara pada pemilihan umum dapat mencapai suara
sebanyak-banyaknya. Jenis partisipasi yang pertama ini adalah
wujud kebebasan berpartisipasi dalam bidang politik. Oleh
karena pada zaman otoriter, semakin banyak pemilih berarti
semakin besar kebanggaan suatu rezim yang mendapatkan
dukungan tersebut
4. Kesetaraan, Bagi masyarakat heterogen seperti Indonesia, nilai-
nilai kesetaraan antar warga sangat fundamental dan diperlukan
bagi pengembangan demokrasi. Kesetaraan yang dimaksud
yakni adanya kesempatan yang sama bagi tiap warga negara
untuk menunjukkan potensi mereka. Untuk ini dibutuhkan usaha
keras agar tidak terjadi diskriminisasi kelompok etnis, bahasa,
daerah ataupun agama tertentu demi menjunjung tinggi
kesetaraan.
5. Kedaulatan Rakyat, Sebagai bagian dari suatu negara, maka
setiap warga negara memiliki kedaulatan dalam pembentukan
pemerintahan. Pemerintah itu sendiri sesungguhnya berasal dari
rakyat dan harus bertanggung jawab kepada rakyat. Tidak
diperbolehkan para politisi untuk mengabaikan bahkan
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat. Kedaulatan rakyat
hanya bisa terlaksana jika para politisi menyadari tanggung
jawabnya.
6. Kerja sama, Demokrasi tidak akan berkembang jika setiap orang
atau kelompok enggan untuk memunculkan kesatuan pendapat.
Perbedaan dalam berpendapat dapat mendorong tumbuhnya
persaingan antar satu dengan yang lain, namun demokrasi
menginginkan tujuan yang bisa disikapi dengan kerjasama yang
baik. Kompetisi menuju sesuatu yang berkualitas mutlak
dibutuhkan, di lain sisi untuk menopang upaya tersebut maka
diperlukan kerjasama yang maksimal.
7. Kepercayaan, Dalam proses pemerintahan, kepercayaan antar
kelompok masyarakat merupakan nilai yang diperlukan untuk
meningkatkan sistem demokrasi. Semakin kompleksnya
permasalahan suatu bangsa maka semakin urgen pula
penanaman rasa saling percaya di kalangan politisi. Nilai ini
juga dapat memperbanyak relasi sosial dan politik dalam
masyarakat serta menghilangkan ketakutan, kecurigaan dan
permusuhan di lingkungan mereka.
E. Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi
Kelebihan Demokrasi:
a. Pemegang Kekuasaan dipilih berdasarkan keinginan rakyat.
b. Mencegah terjadinya monopoli kekuasaan.
c. Kesetaraan hak membuat setiap masyarakat dapat berpartisipasi
dalam sistem politik.
Kekurangan Demokrasi:
a. Kepercayaan rakyat mudah digoyangkan oleh pengaruh media.
b. Kesetaraan hak dianggap tak wajar karena oleh beberapa ahli,
karena pengetahuan politik setiap orang tidak sama.
c. Fokus pemerintah yang sedang menjabat akan berkurang saat
menjelang pemilihan umum berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini, dapat kami simpulkan
bahwa”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan “ mengandung pengertian dalam
menjalankan pemerintahan, Indonesia harus mengutamakan musyawarah
dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan cara berunding untuk
mencapai satu kesepakatan bersama(mufakat). Musyawarah merupakan
bagian dari demokrasi.Pengertian demokrasi adalah sebuah sistem
pemerintahan atau tata negara, yang memberikan hak yang sama kepada
setiap warga negaranya sebagai bentuk kedaulatan rakyat dan negara.
Sehingga negara yang menganut sistem demokrasi, menempatkan
kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyatnya, seperti di negara
Indonesia kita tercinta ini.
Karena dalam demokrasi pemerintahan berada di tangan rakyat,
maka seluruh rakyat memiliki kesetaran hak untuk berpartisipasi dalam
sistem pemerintahan, yaitu dengan mendapatkan kesempatan atau peluang
yang sama untuk dipilih dan memilih, tanpa membeda-bedakan status
sosial, suku, agama, ras, antar kelompok, dan lain sebagainya.

B. Saran
Dengan ini, kita dapat mengaplikasikan makna yang terkandung
didalamnya yaitu hakikat kerakyatan, nilai-nilai demokrasi, dan
permusyawaran yang merupakan bagian dari demokrasi dalam kehidupan
sehari-hari, agar tercipta keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Penyimpangan Demokrasi Pancasila. http://www.selamatkan-
indonesiaku.net.
https://elhumania.wordpress.com/2011/07/13/nilai-nilai-demokrasi/

http://adietsaputra91.blogspot.com/2010/11/arti-dan-makna-sila-ke-4.html

Anda mungkin juga menyukai