Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN DEMOKRASI

Dosen : Narwan Majida,S,Pi.,M.Pi

Disusun oleh :

Kelompok : 4

1. Putri Aisha Farhana Ali


2. Nurul Wadjidah Rahman Difinubun
3. Klementina Suarlembit
4. Nurul Mutiara Putri
5. Nursafana Abduradjak
6. Marsyanda Lestaluhu
7. Lila Rolobessy
8. Iftria Pelu
9. Puput Aulia Walakula
10. Monika Astar

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MALUKU HUSADA
AMBON

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Kami berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan untuk pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Ambon, 18 Maret
2024

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.................................................................................
B. Rumusan
Masalah...........................................................................
C. Tujuan............................................................................................
.....

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan.......................................................................
B. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Demokrasi.................................
C. Hubungan Antara Pendidikan dan Demokrasi...........................
D. Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Pendidikan..........................
E. Ciri-ciri penerapan Pendidikan Demokrasi................................
F. Pelaksanaan Pendidikan Demokrasi di Indonesia...................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................
.........
B. Saran..............................................................................................
...........

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi merupakan suatu sistem yang mengatur pemerintahan berlandaskan pada semboyan
“dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.Untuk mewujudkan sistem demokrasi tersebut, suatu
Negara biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan Pemilihan Umum. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk partisipasi politik yang penting untuk dilaksanakan oleh warga Negara.
Dalam hal ini, pemilihan umum dapat berupa pemilihan presiden, pemilihan legislatif, ataupun
pemilihan kepala daerah

Partai politik sebagai organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku - pelaku politik yang aktif dalam
masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya dalam pengendalian kekuasaan
pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat (Dahlan, 1999). Partai politik
berfungsi sebagai alat bagi proses pembentukan sikap dan orientasi para anggota masyarakat.
Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk mengembangkan pada diri peserta didik
berupa pengetahuan, kesadaran, sikap, keterampilan dan kemauan, serta kemampuan untuk
berpartisipasi dalam proses politik. Kegiatan menyambut hari proklamasi di sekolah, dengan
membentuk panitia dan berbagai rencana kegiatan merupakan kegiatan politik yang didalamnya
terkait dengan unsur demokrasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendidikan demokrasi?


2. Apa tujuan dan fungsi pendidikan demokrasi?
3. Bagaimana hubungan antara demokrasi dan pendidikan ?
4. Bagaimana prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan?
5. Apa ciri-ciri penerapan pendidikan demokrasi?
6. Bagaimana pelaksanaan pendidikan demokrasi di Indonesia?

C. Tujuan

1. Memahami pengertian pendidikan demokrasi


2. Mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan demokrasi
3. Mengetahui hubungan antara demokrasi dan opendidikan
4. Menyebutkan prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan
5. Menjelaskan ciri-ciri pendidikan demokrasi dan pelaksanaan pendidikan demokrasi
di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Demokrasi

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang. Apabila orang berpendidikan baik
maka akan berdampak baik juga bagi kehidupannya dan negara. Pendidikan merupakan bagian dari
kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Tujuan Pendidikan Nasional harus
sesuai dengan Tap MPRS No XXVI/MPRS/1966 tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, sehingga
dirumuskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan
pembukaan UUD 1945. Dalam UU No. 2 tahun 1989 juga ditegaskan bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, dengan artian bahwa manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki
budi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, memiliki
pribadi yang baik, mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan (Alfionita,
2015). Pengertian demokrasi sendiri adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Demokrasi dapat diartikan sebagai suatu pemerintahan
dimana rakyat memegang suatu peranan yang sangat menentukan. Nilai-nilai demokrasi perlu
ditanamkan pada generasi muda agar terbentuk generasi yang demokratis. Demokrasi sebagai dasar
hidup bernegara memiliki pengertian bahwa apad atingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan
dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijaksanaan
negara, karena kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat

Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara dan masyarakat
untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, menghayati, megamalkan dan
mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam
masyarakat.. Secara esensial pendidikan demokrasi adalah untuk melahirkan "budaya demokrasi
baru " dalam kerangka untuk mewujudkan tatanan demokrasi yang ideal. Demokrasi tidak sekedar
dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat atau keterlibatan langsung rakyat dalam mengambil keputusan
politik, namun lebih dari itu. Demokrasi di dalamnya menyangkut kondisi yang kondusif untuk
mensosialisasikan pendidikan nilai-nilai yang menjadi harapan dan dambaan. Oleh karena itu
demokrasi tidak hanya merujuk pada kondisi realitas tatanan atau sistem yang sudah ada, pendidikan
demokrasi harus mampu melakukan inovasi-inovasi yang baru untuk kemajuan demokrasi.
Pendidikan demokrasi dalam arti lebih spesifik dapat diartikan sebagai usaha secara sadar untuk
mengubah proses sosialisasi demokrasi dalam masyarakat sehingga mereka betul-betul memahami
sistem demokrasi yang ideal dan hendak diwujudkan
B. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Demokrasi

Tujuan pendidikan demokrasi adalah untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan
berpikir demokratis. Namun demikian dalam kaitan dengan pendidikan, persoalan yang muncul
adalah mungkinkah pendidikan demokrasi dilangsungkan dalam suasana sekolah yang sangat
birokratis, hirairkis-sentralistis dan elitis. Dengan demikian tampaklah bahwa demokrasi pendidikan
merupakan pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan
yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga
dengan pengeola pendidikan. Karena itulah demokrasi pendidikan dalam pengertian yang lebih luas,
patut selalu dianalisis sehingga memberikan manfaat dalam praktek kehidupan dan pendidikan yang
paling tidak mengandung hak-hak sebagai berikut :

a). Rasa hormat terhadap harkat dan martabat sesama manusia; Dalam hal ini demokrasi
dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak
memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa.

b). Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat Dengan acuan prinsip
inilah yang melahirkan adanya pandangan bahwa manusia itu haruslah dididik, karena
dengan pendidikanlah manusia akan berubah dan berkembang kearah yang lebih sehat dan
baik serta sempurna.

c). Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama. Dalam konteks ini,
pengertian demokrasi tidaklah berarti dibatasi oleh kepentingan individu-individu lain, atau
dengan kata lain bahwa seseorang menjadi bebas karena orang lain menghormati
kepentingannya. Maka dari itu prinsip demokrasi pendidikan adalah sangat dipengaruhi oleh
konteks dimana pikiran itu ada, sifat dan jenis masyarakat apa yang melatarbelakangi
masalah tersebut. masyarakat agraris berbeda dengan masyaraklat modern. Masyarakat
pedesaan (prosentasi desa lebih besar daripada kota), akan juga berbeda adanya. Dalam
kaitannya dengan prinsip- prinsip tersebut,

ada 3 butir hal-hal sebagai berikut:


1. Keadilan dalam kesempatan belajar bagi semua warga negara, dengan cara adanya
pembuktian kesetiaan pada sistem politik yang ada.
2. Dalam rangka pembentukan pemerintahan nasional dan karakter bangsa sebagai
bangsa yang baik.
3. Suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional dalam rangka prinsip modernisasi
bengsa lewat pendidikan/perencanaan.

Pendidikan demokrasi diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi
personal dan sosial sehingga menjadi warga negara yang baik (good care atau good citezen) dengan
ciri-cirinya antara lain: berani mengambil sikap positif untuk menegakkan pilar-pilar demokrasi demi
masa depan bangsa yang mengedepankan nilai-nilai kebebasan, persamaan, persaudaraan,
kesatuan, kebangsaan, kebhinekaan, multikultural nasionalisme, demokrasi dan demokratisasi.
Diberikannya pendidikan demokrasi pada generasi penerus merupakan salah satu alternatif solusi
penyelesaian untuk mengantisipasi konflik-konflik yang terjadi di Indonesia dimasa mendatang.
Dengan tersosialisasikan pendidikan demokrasi diharapkan generasi penerus dapat memahami,
menganalisis, menjawab masalah-masalah yang dihadapi bangsa, dan dapat membangun kehidupan
demokrasi secara berkesinambungan, konsisten berdasarkan cita-cita bangsa sehingga tujuan
nasional bisa tercapai

C. Hubungan antara demokrasi dan pendidikan

Dalam perspektif studi kultural, system pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem
budaya, sosial, politik, dan ekonomi sebagai suatu kebutuhan. Sistem Negara dan pendidikan
merupakan sistem yang terintegrasi dalam sistem kekuasaan. Dalam kaitan ini, terdapat hubungan
yang erat antara pendidikan dan demokrasi yaitu:

1. Pendidikan sebagai sarana perubahan budaya masyarakat Masalah pendidikan tidak lepas
dari kebudayaan suatu masyarakat dan politik di dalamnya. Proses pendidikan bersifat
dinamis yang menggerakkan dan merubah nilai-nilai suatu masyarakat sesuai dengan
perubahan kehidupan yang ada. Pendidikan dipengaruhi oleh bentuk- bentuk kebudayaan
masyarakat lokal maupun nasional dengan dinamika yang ditentukan oleh kemampuan-
kemampuan pribadi sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian, tanpa pendidikan tidak
mungkin suatu masyarakat dapat merubah budaya dan negaranya ke arah yang lebih baik.

2. Pendidikan sebagai pelaksana kekuasaan negara Sistem pendidikan dapat merubah gaya
hidup suatu masyarakat karena dapat merubah tingkah laku seseorang dalam berpikir yang
lebih terbuka. Dalam pandangan studi kultural, peran Negara dapat bersifat positif apabila
lembaga-lembaga pendidikan juga mempunyai control terhadap pelaksanaan kekuasaan
Negara. Masyarakat berhak ikut serta dalam setiap proses pelaksanaan pendidikan sejak
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi lembaga pendidikan

Atas dasar tersebut,pembangunan suatu mayarakat hanya dapat terjadi apabila masyarakat
itu sendiri mempunyai sikap demokratis, kesatuan bangsa atau nasionalisme, dan rasa
persatuan. Masyarakat akan kritis terhadap kebijakan yang dimunculkan oleh penguasa. Dan
dari sikap kritis tersebut akan menjadi benih bagi demokratisasi penyelenggaraan Negara.

3. Tujuan otonomi pendidikan yang sejalan dengan Negara demokratis Hakikat pendidikan
demokratis sendiri adalah pemerdekaan. Sedangkan tujuan pendidikan dalam suatu Negara
yang demokratis adalah membebaskan anak bangsa dari kebodohan, kemiskinan, dan
berbagai perbudakan lainnya. Hal ini sejalan dengan tujuan otonomi pendidikan yang
memberdayakan manusia melalui otonomi lembaga-lembaga pendidikan di masyarakat baik
dalam bentuk pendidikan Negara maupun pendidikan swasta. Eksistensi pendidikan swasta
menunjukkan dengan jelas bahwa antara politik dan pendidikan saling berkaitan.
Keterkaitan ini menandakan bahwa politik tidak lepas dari pendidikan dan demikian pula
pendidikan tidak bisa lepas dari politik. Seorang tokoh demokrasi dan pendidikan, John
Dewey juga melihat hubungan yang begitu erat antara pendidikan dan demokrasi. Dewey
mengatakan bahwa apabila kita berbicara mengenai demokrasi, maka kita memasuki
wilayah pendidikan. Menurutnya pendidikan merupakan sarana bagi tumbuh dan
berkembangnya sikap demokrasi. Oleh karena itu pendidikan masyarakat tidak dapat
dilepaskan dari penyelenggaraan Negara yang demokratis
D. Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Pendidikan

Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain

1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.


2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan
3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.

Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan itu sangat
banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat dimana mereka berada, karena
dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan itu akan banyak dipengaruhi oleh
latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat. Misalnya masyarakat agraris akan berbeda
dengan masyarakat metropolitan dan modern, dan sebagainya. Apabila yang dikemukakan tersebut
dikaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi pendidikan yang telah diungkapkan, tampaknya ada
beberapa butir penting yang harus diketahui dan diperhatikan,diantaranya : 1.

1. Dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan cara adanya
pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada;

2. Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;

3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional. Sedangkan pengembangan
demokrasi pendidikan yang berorientasi pada cita-cita dan nilai demokrasi, akan selalu
memperhatikan prinsip- prinsip berikut ini :

1). Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya
2). Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi pekerti
luhur
3). Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan
dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya, dalam rangka
mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak
lain.

E. Ciri-Ciri Penerapan Pendidikan Demokrasi

Menurut Michael W.Apple dalam Dede Rosyada, ciri-ciri penerapan demokrasi pendidikan sebagai
berikut :

1. Adanya keterbukaan saluran ide dan gagasan, sehingga semua orang bisa menerima
informasi seoptimal mungkin

2. Memberikan kepercayaan kepada individu-individu dan kelompok dengan kapasitas yang


mereka miliki untuk menyelesaikan berbagai persoalan sekolah
3. Menyampaikan kritik sebagai hasil analisis dalam proses penyampaian evaluasi terhadap ide-
ide, problem-problem dan berbagai kebijakan yang di keluarkan sekolah

4. Memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan persoalan-persoalan


publik

5. Ada kepedulian terhadap harga diri, hak-hak individu dan minoritas

6. Pemahaman bahwa demokrasi yang dikembangkan belumlah mencerminkan demokerasi


yang di idealkan, sehingga demokrasi harus terus dikembangkan

7. Terdapat sebuah institusi yang dapat terus mempromosikan dan mengembangkan cara-cara
hidup demokrasi.

F. Pelaksanaan Pendidikan Demokrasi di Indonesia

Demokrasi pendidikan merupakan proses buat memberikan jaminan dan kepastian adanya
persamaan kesempatan buat mendapatkan pendidikan di dalam masyarakat tertentu.

Pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia pada dasarnya telah dikembangkan sedemikian


rupa dengan menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikannya, terutama
setelah diproklamirkannya kemerdekaan, hingga sekarang. Pelaksanaan tersebut telah diatur dalam
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, seperti berikut ini:

Pasal 31 UUD 1945;

• Ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.


• Ayat (2): pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang
diatur dengan undang-undang.

Dengan demikian di negara Indonesia, semua warga negara diberikan kesempatan yang sama untuk
menikmati pendidikan, yang penyelenggaraan pendidikannya diatur oleh satu undang-undang sistem
pendidikan nasional, dalam hal ini tentu saja UU nomor 2 tahun 1989. UU Nomor 2 tahun 1989
tentang sistem Pendidikan Nasional. Menurut UU ini, cukup banyak dibicarakan tentang demokrasi
pendidikan, terutama yang berkaitan dengan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan, misalnya:

• Pasal 5; Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.
• Pasal 6; Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti
pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya
setara dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar.
• Pasal 7; Penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan pendidikan
diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan
tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang
bersangkutan.
• Pasal 8;

1. Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak memperoleh pendidikan
luar biasa.
2. Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh
perhatian khusus.

3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.

Pendidikan dapat menjadi salah satu upaya strategis pendemokrasian bangsa indonesia,
khususnya di kalangan generasi muda. pendidikan yang dimaksud adalah model pendidikan
yang berorientasi pembangunan karakter bangsa melalui pembelajaran yang menjadikan
peserta didik sebagai subjek pembelajaran melalui cara-cara pebelajaran yang demokratis,
partisipatif, kritis, kreatif, dan menantang aktualisasi diri mereka. Dalam konteks ini proses
belajar tidak lagi menjadi monopoli dosen maupun guru, tetapi menjadi milik bersama dan
menjadikan proses belajar sebagai wadah untuk dialog dan belajar bersama.
Pendidikan model ini sangat relevan bagi pengembangan pendidikan demokraasi, yang
biasa dikenas sebagai pendidikan kewargaan. Sebagai komponen warga negara, pengalaman
mahasiswa dan siswa dalam praktik berdemokrasi di kelas akan sangat berharga bagi proses
transpormasi nilai-nilai demokrasi dan HAM dalam kehidupan sosial. Kampus dan sekolah
dengan demikian dapat berfungsi sebagai laboratorium dan katalis demokrasi. Tetapi,
menjadikan kampus dan sekolah sebagai tempat pendadaran demokrasi tidak akan maksimal
tanpa dukungan komponen civitas akademika, staf, karyawan, dan pimpinan.
Peran lembaga pendidikan tinggi sangatlah penting dan strategis dalam proses
pengembangan budaya demokrasi di kalangan generasi muda. sejarah telah membuktikan
bahwa mahasiswa adalah tulang punggung gerakan reformasi. mahasiswa tercatat sebagai
kekuasaan genuine dari gerakan reformasi di indonesia. ketulusan, semangat, dan
keberpihakan pada nasib rakyat dan masa depan indonesia telah menjadikan mahasiswa
sebagai agen perubahan di indonseia yang selalu diperhitungkan dari masa ke masa
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demokrasi merupakan suatu sistem yang mengatur pemerintahan berlandaskan pada semboyan
“dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.Untuk mewujudkan sistem demokrasi tersebut, suatu
Negara biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan Pemilihan Umum. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk partisipasi politik yang penting untuk dilaksanakan oleh warga Negara.
Dalam hal ini, pemilihan umum dapat berupa pemilihan presiden, pemilihan legislatif, ataupun
pemilihan kepala daerah

Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara dan masyarakat
untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, menghayati, megamalkan dan
mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam
masyarakat.. Secara esensial pendidikan demokrasi adalah untuk melahirkan "budaya demokrasi
baru " dalam kerangka untuk mewujudkan tatanan demokrasi yang ideal. Demokrasi tidak sekedar
dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat atau keterlibatan langsung rakyat dalam mengambil keputusan
politik, namun lebih dari itu. Demokrasi di dalamnya menyangkut kondisi yang kondusif untuk
mensosialisasikan pendidikan nilai-nilai yang menjadi harapan dan dambaan. Oleh karena itu
demokrasi tidak hanya merujuk pada kondisi realitas tatanan atau sistem yang sudah ada, pendidikan
demokrasi harus mampu melakukan inovasi-inovasi yang baru untuk kemajuan demokrasi.
Pendidikan demokrasi dalam arti lebih spesifik dapat diartikan sebagai usaha secara sadar untuk
mengubah proses sosialisasi demokrasi dalam masyarakat sehingga mereka betul-betul memahami
sistem demokrasi yang ideal dan hendak diwujudkan

B. Saran

Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa, sehingga mahasiswa perlu meningkatkan pesannya
untuk turut secara langsung dalam proses-proses demokrasi yang berjalan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://nindaalfionita10.wordpress.com

https://www.scribd.com/mobile/doc/149888072/Pentingnya-Pendidikan-

https://www.academia.edu/9708488/MAKALAH_PENTINGNYA_P

http://b4iiu.blogspot.co.id/2013/04/demokrasi-dan-pendidikan-demokrasi-di.html

Anda mungkin juga menyukai