Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA DALAM DEMOKRASI

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Etika Administrasi Publik
Dosen pengampuh : Sugiyatno. M, Si

NAMA KELOMPOK:
1. HENDRA
2. SURYANA
3. APRIANSYAH
4. ROFIQ
5. FEBI GUMELAR
6. KOKOM KOMARIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK


BANTEN RAYA
Jl. Raya Rangkasbitung Pandeglang No.16, Kabayan, Kec. Pandeglang,
Kabupaten Pandeglang, Banten 42212
Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, berkat
limpahan Rahmat dan pentunjuk-Nya penulis dapat menyelsaikan makalah dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam menyelsaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak - pihak yang telah membantu dan menyelsaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca agar makalah ini lebih bai dan meningkatkan pengetauan
bagi pembaca.
Terimakasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi pembaca
dan kita semua.

Pandeglang , 10 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2

C. Tujuan Masalah................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3

A. Pengertian Etika................................................................................................ 3

B. Pengertian Demokrasi.................................................................................... 3

C. Perinsip-perinsip Demokrasi.......................................................................4

D. Manfaat Pelaksanaan Dmokrasi..................................................................6

E. Pentingnya Etika Dalam Berdemokrasi....................................................6

F. Demokrasi Tanpa etika................................................................................... 8

G. Contoh Penerapan Budaya Demokrasi Dikehidupan Sehari-Hari. . .9

BAB III PENUTUP................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan...................................................................................................... 11

B. Saran................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menganut sistem
pemerintahan demokrasi. Pemerintahan demokrasi tidak akan berjalan dengan baik
jika tidak didukung dengan kultur demokratis dan etika yang baik yang dimiliki oleh
warga masyarakatnya. Untuk mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi yang perlu
ditanamkan melalui lembaga pendidikan salah satunya adalah tentang etika. Tujuannya
adalah membina para generasi penerus bangsa agar mempunyai pengetahuan dan sikap
yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yaitu menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3
UU No. 20 tahun 2003).
Paul Suparno (2004: 37) menyatakan bahwa nilai demokrasi merupakan nilai yang
membentuk sikap tidak diskriminatif. Setiap orang mendapatkan hak dan perlakuan
yang sama di mata negara tanpa menghiraukan latar belakang suku, ras, agama,
tingkatan sosial, dan gender. Demokrasi mengajarkan manusia untuk tidak membeda-
bedakan satu sama lain, saling menghormati, dan toleransi. Demokrasi mengajarkan
manusia untuk menghargai hak orang lain tanpa terkecuali, akan tetapi sekarang ini
masih banyak penyimpangan yang justru berkebalikan dengan nilai-nilai demokrasi
Adab atau etika merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara,
oleh sebab itu hilangnya etika menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Etika
juga memiliki fungsi sebagai penggerak dan kekuatan sehingga bangsa ini tidak
terombang-ambing. Di sisi lain, etika tidak datang dengan sendirinya, namun harus
dibangun dan dibentuk untuk menjadikan suatu bangsa bermartabat. (Pemerintah
Republik Indonesia, 2010: 3) Uraian tersebut meninggalkan pesan bahwa karakter
harus diwujudkan secara nyata melalui tahapan-tahapan tertentu. Salah satu tahapan
yang dapat dilakukan yaitu membangun karakter melalui pendidikan guna membuat
bangsa ini memiliki karakter yang kuat, bermartabat, dan memiliki great civilitation..
       Dewasa ini tidak bisa kita pungkiri dan kita hindari bahwasannya kita hidup
sekarang pada lingkungan yang kritis dan demokrasi dari berbagai lapisan masyarakat
yang ada. Dalam pelaksanaannya demokrasi adalah pelaksanaan kekuasaan Negara

1
merupakan wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat dengan sebab yakin segala
kepentingannya akan terpenuhi.
Dalam pelaksanaannya demokrasi telah melewati banyak waktu, dari abad ke-4 SM,
hingga sekarang demokrasi menjadi suatu penyelenggara pemerintahan yang popular.
Dengan perkembangan zaman yang modern dan menigkatnya jumlah rakyat suatu
Negara, serta bertambah luasnya wialayah suatu Negara, tidak mungkin lagi
dilaksanakan pemerintahan denagn sistem demokrasi langsung. Pada zaman modern
ini, pada umumnya Negara-negara melaksanakan pemerintahan demokrasi dengan cara
tidak langsung yaitu dengan sistem perwakilan.
Apakah pelaksanaan demokrasi sekarang telah sesuai dengan nilai dan etikanya ?
dengan adanya nilai dan etika berdemokrasi, setidaknya kita mengetahui bagaimana
penyelenggaraan pemerintahan demokrasi yang sesuai dengan semestinya.
B. Rumusan Masalah 
1. Apa Itu Pengertian Etika ?
2. Apa Pengertian Dari Demokrasai ? 
3. Apa Saja Prinsip-Prinsip Demokrasi ? 
4. Apa Manfaat Pelaksanaan Demokrasi ?
5. Mengapa demokrasi perlu diiringi dengan etika kewarganegaraan yang baik?
6. Bagaimana jika demokrasi tanpa etika?
7. Bagaimanakah Pentingnya Pelaksanaan Etika Dalam Demokrasi Beserta Contoh
Pelaksanaan Nya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Etika.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Demokrasi. 
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Prinsip-Prinsip Demokrasi. 
4. Untuk Mengetahui Manfaat Pelaksanaan Demokrasi. 
5. Menghindari berbagai konflik , kekacauan. , dan menciptakan masyarakat yang
madani.
6. Memahami urgensi etika dalam aspek kehidupan khususnya dalam berdemokrasi.
7. Untuk Memahami Bagaimana Pentingnya Etika Dalam Berdemokrasi. 

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
       Etika Secara etimologi etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Ethos” yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan ( custom ). Dan Ethos adalah bentuk tunggal dari
kata etika sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti
yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, ahlak,
watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang juga berarti adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari tindakan-
tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam
kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian
perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah bentuk pengkajian sistem nilai-nilai
yang berlaku, arti dan bentuk jamak inilah yang melatar belakangi terbentuknya istilah
etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi secara
etimologis ( asal usul kata ), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang bisa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Pengertian etika secara umum adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan
perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat difahami oleh pikiran manusia. Dalam kata
lain, etika adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antar
sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang salah.
B. Pengertian Demokrasi 
Demokrasi secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani “ Demos “ yang berarti
rakyat dan “ Kratos/cratein “ yang berarti pemerintahan. Jadi demokrasi berarti
pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan dimana rakyatnya memegang peranan yang
sangat menentukan. Dari konsep penegertian tersebut, tampak bahwa kata demokrasi
merujuk kepada konsep kehidupan Negara atau masyarakat, dimana warga Negara
yang dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan, melalui wakilnya yang dipilih
melalui pemilu ( pemilihan umum ).
Sedangkan, secara terminologis demokrasi berarti sebuah sistem pemerintahan dari
rakyat oleh rakyat serta untuk rakyat dalam artian pada sistem ini rakyat memegang
kekuasaan secara penuh dalam pemerintahan Negara. Namun demikian penerapan

3
demokrasi diberbagai Negara didunia memiliki ciri khas dan spesisfikasi masing-
masing, yang lazimnya dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat dalam
suatu Negara.
Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab
dengan demokrasi hak masyarakat untuk menetukan sendiri jalannya organisasi
Negara dijamin. Oleh sebab itu, hampir semua pengertian yang diberikan untuk istilah
demokrasi ini selalu memberikan posisi penting bagi rakyat kendati secara operasional
implikasinya diberbagai Negara tidak selalu sama, sekadar untuk menunjukkan betapa
rakyat diletakkan pada posisi penting dalam asas demokrasi.
Pengertian demokrasi menurut para Ahli diantaranya yaitu :
a. Abraham Lincolin : Menurutnya, pengertian demokrasi adalah sistem pemerintah
yang diselenggrakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
b. Cahrles Castelo : Menurutnya, demokrasi adalah sistem sosial dan politik
pemerintahan dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi dengan
hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negaranya. 
c. Samuel hungtington : menurutnya, demokrasi terjadi sejauh para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan
umum yang adil, jujur,berkala dan didalam sistem itu para calon bebas bersaing
untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak
memberikan suara.
       Jadi, etika dalam demokrasi adalah hal apa saja yang seharusnya dilakukan seorang
manusia agar sistem demokrasi dapat berjalan sebaik-baiknya.
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi 
Salah satu pilar demokrasi adalah konsep trias politika yang membagi ketiga
kekuasaan politik Negara ( eksekutif,yudikatif dan legislatif ) untuk diwujudkan dalam
tiga jenis lembaga yang saling lepas (independen) dalam peringkat yang sejajar satu
sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga Negara ini dapat saling
mengawasi dan saling mengontrol berdasasarkan prinsip cheks and balance.
       Ketiga lembaga Negara tersebut adalah lembaga pemerintah yang memeiliki
kewenanangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan disebut eksekutif,
lembaga peradilan yang berwenang meneyelengarakan kekuasaaan disebut yudikatif
dan lembaga perwakilan rakyat yang memiliki kewengan menjalankan kekuasaan
disebut legislatif.

4
Pada dasarnya prinisip demokrasi itu diantaranya :
 Kedaulatan ditangan rakyat
Kedaulatan ditangan rakayat maksudnya kekuasaan tertinggi berada
ditangan rakyat. Ini berarti kehendak rakyat merupakan kehendak tertinggi.
Apabila setiap warga Negara mampu memahami arti dan makna dari prinsip
demokrasi. 
 Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia 
Pengakuan bahwa setiap manusia memiliki harkat dan martabat yang
sama dengan tidak membeda-bedakan baik atau jenis kelamin,agama,suku dan
sebagainya. Pengakuan dan hak asasi manusia tercantum dalam Undang-Undang
Dasar 1945 yang sebenarnya terlebih dahulu ada dibanding dengan demokrasi
universal PBB yang lahir pada tanggal 24 Desember 1945 peraturan tentang hak
asasi manusia. 
 Pemerintah berdasarkan hukum (konstitusi) 
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional dan hukum dasar dan
tidak bersifat obsolutisme (kekuasaan mutlak yang tidak terbatas). Sistem
konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya dikendalika atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi. 
 Peradilan yang bebas dan tidak memihak 
Setiap warga Negara Indonesia memiliki hak untuk diperlakukan sama
didepan hukum, pengadilan dan pemerintah tanpa membedakan jenis kelamin,
ras, suku, agama, kekayaan, pangkat dan jabatan. 
 Pengambilan keputusan atas musyawarah 
Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan
sesuai keputusan bersama (musayawarah) unutuk mencapai mufakat. 
 Adanya partai politik dan organisasi social politik
Bahwa dengan adanya partai politik dan organisasi social politik ini
berfungsi unutk menyalurkan aspirasi rakyat. 
  Pemilu yang demokratis 
Pemilihan umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat
dalam Negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.

5
D. Manfaat Pelaksanaan Demokrasi 
Ada beberapa manfaat dari adanya demokrasi diantaranya, yaitu :
 Menjamin tegaknya keadilan. 
 Menekan adanya penggunaan kebebasan seminimal mungkin. 
 Adanya pergantian kepemimpinan dengan teratur. 
 Meneyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. 
 Menjamin terselenggaranya perubahan yang terjadi di masyarakat dengan damai
atau tanpa adanya gejolak. 
 Mengakui dan menganggap wajar adanya perbedaan atau keanekaragaman. 
 Kesetaraan sebagai warga Negara. 
 Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. 
 Pluralisme dan kompromi. 
 Menjamin hak-hak dasar. 
E. Pentingnya Etika Dalam Berdemokrasi
Seringkali kita mendengar istilah kata “Etika” dalam sehari-hari, namun banyak
pula yang hanya sekedar mengucap kata etika dan kurang tahu apa yang dimaksud
dengan etika. Apalagi di negeri kita ini, banyak sekali orang yang mengucap kalimat
“tidak punya etika” ketika mereka melihat ada orang lain yang melakukan sesuatu tanpa
memikirkan etika yang baik. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan Etika?. Secara
harafiah, Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang artinya kebiasaan dalam
tingkah laku manusia. “Etika adalah filsafat tingkah laku.”(Poedjawijatna, Filsafat
Tingkah Laku, 1984).
Demokrasi dalam pengertian yang utuh terdiri atas demokrasi sebagai cara,
demokrasi sebagai tujuan, dan demokrasi sebagai nilai-nilai. Demokrasi sebagai cara
berhubungan dengan mekanisme dan prosedur, seperti unjuk rasa dan pemilihan
umum ( pemilu ). Demokrasi sebagai tujuan berkenaan dengtan pencapaian
kesejahteraan dan keadilan, sedangkan demokrasi sebagai nilai dan etika berkaitan
dengan peneguhan prinsip damai, tanpa kekerasan, toleransi, serta sejumlah etika yang
lain.
Kebebasan dalam demokrasi terkait dengan kebebasan berpendapat dan saling
menghormati dalam mengeluarkan pendapat. Jadi , dalam demokrasi patut
memperhatikan etika. Baik itu pada saat berbicara maupun pada saat berindak. Jangan
sampai kita kebablasam dalam menjalani demokrasi. Contoh mengkritik merupakan

6
suatu hal yang lumrah. Tapi , jangan sampai kata – kata yang ddigunakan menyinggung
perasaan orang lain, karena akan berdampak tidak baik. Di sinilah esensi etika dalam
berdemokrasi yang baik.
Sikap menjunjung tinggi nilai etika dala berdemokrasi adalah hal mulia. Sikap
etik itu akan menjadi cerminan bagi masyarakaat sebagai bentuk keteladanan.
Karenanya, menjaga etika merupakan hal yang penting dalam demokrasi. Demokrasi
tidak hanya bertujuan menciptakan kebebasan mengeluarkan pendapat, melainkan
perlu mempertimbangkan nilai – nilai kemanusiaan (humanistic). Etika harus jadi
menjadi pedoman dan orientasi dalam pengembangan keputusan, kegiatan , dan tindak
tanduk manusia dalam menjalani demokrasi.
Maraknya aksi protes yang seringkali mengabaikan etika, menujukkan
demokrasi, di negara ini masih perlu dievalusi. Apalagi pada masyrakat yang masih
buta terhadap demokrasi, ideologi ini dianggap melunturkan budaya.Padahal jika
demokrasi diterapkan dengan memperhatikan etika , demokrasi dapat mengantarkan
suatu bangsa menjadisejahtera, Makmur , harmonis, dan lebih beradab. Memahami
pentingnya etika berdemokrasi , dapat mencegah terjadinya fenomena “ tersesat “ di
jalan demokrasi. Etika dalam demokrasi juga bisa menghadiri perpecahan yang banyak
mendatangkan kerugian.
Oleh karena nya ,kita patut memperhatikan etika dalam berdemokrasi. Etika
bukan hanya tentang peraturan dan tatanan formalitas belaka, tetapi menjadi falsafah
hidup yang tertanan dalam jiwa sehingga membentuk karakter yang baik. Karakter yang
menghasilkan perilaku perilaku yang Tangguh degan tidak mengedepankan egosime.
Banyak orang yang lebih mementingkan egonya sendiri dari pada kepentingan orang
banyak.  Pada dasarnya etika sangat perlu ditumbuhkembangkan dalam era demokrasi
ini. Jika semua orang bisa mengamalkan etika dengan baik, saya rasa negara ini  akan
tentram, dan mengurangi kersuuhan
Selain kerusuhan banyak hal yang akan mempengaruhi , Etika yang kurang baik,
dapat menyebabkan perpecahan, dan tentunya kita sangat tidak mengingikan
perpecahan itu terjadi. Oleh karenanya kita patut memperhatikan etika kita dalam
berkomunikasi maupun bertidak dalam kehidupan sehari-hari. Agar  demokrasi yang
kita inginkan bisa berjalan dengan baik, tidak seperti sekarang yang kelihatan sangat
semraut dan penuh dengan kekacauan.

7
F. Demokrasi Tanpa etika
Dengan pertimbangan dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya
melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
dan bertanggung jawab, pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan karakter.
Demokrasi akan menjadi kacau jika setiap orang menutut haknya , setiap orang
berlomba – lomba memberikan kepuasan untuk dirinya. Demokrasi tanpa etika dan
tanpa karakter berkebangsaan akan menyebabkan hancurnya sebuah negara.
Demokrasi akan hanya menjadi sebuah nama jika tidak diiringi implementasi sikap
yang baik dalam bernegara. Kekacauan saat pemilu 2019 lalu adalah bukti nyata bahwa
masyrakat belum sepenuhnya memahami etika berdemokrasi. Seakan -akan demokrasi
hanya menjadi sebuah symbol untuk membangun sebuah pemerintahan. Pilpres 2019
sejalan dengan kekhawatiran yang muncul akan kemunduran demokrasi di Indonesia.
Pertanyaan-pertanyaan tentang kemunduran demokrasi meningkat di antara para
pakar negara, dan ada tanda-tanda ketidakpuasan rakyat terhadap demokrasi di
Indonesia.
( Arie Sudjito :2016 ) Seberapa kokoh demokrasi Indonesia, Ini pertanyaan
kritis, sekaligus menggambarkan kegalauan menyaksikan arus perkembangan politik
Indonesia yang tidak mencerminkan peningkatan kualitas. Sekalipun penyelenggaraan
demokrasi secara formal prosedural dapat digolongkan lancar, damai, bahkan kian
“mapan”. Akan tetapi, proses dan capaian perubahan.
Seringkali kita bertanya-tanya jika membaca berita mengenai mundurnya
seorang politisi ataupun pejabat negara di Jepang dari jabatannya setelah serangkaian
skandal atau berita mengenai suatu kegagalan yang bersangkutan dalam melaksanakan
tugasnya, antara lain: mengapa ‘pengunduran diri’ merupakan metode yang banyak
ditempuh oleh politisi ataupun pejabat negara di Jepang yang terlibat skandal, serta apa
alasan orang Jepang menempuh metode tersebut. 
Di dalam bukunya yang berjudul “Comparing Asian Politics: India, China, and
Japan” (2015), Sue Ellen M. Charlton menyebutkan bahwa di era pemerintahan
Tokugawa (zaman Edo) dahulu, orang Jepang terkenal memiliki nilai-nilai pengorbanan
diri dan dedikasi yang tinggi terhadap komunitasnya. Nilai lain yang dimiliki oleh
mereka adalah loyalitas, dimana seseorang memberikan loyalitasnya kepada keluarga,

8
kampung halaman, komunitas, serta kepada negara. Di masa tersebut, loyalitas juga
dapat berbentuk tindakan seppuku (hara-kiri) yang dilakukan oleh seorang samurai
(prajurit) dengan menusuk perutnya menggunakan pedang.  
Indonesia sebenarnya memiliki nilai-nilai tradisional yang juga ditanamkan sejak
dahulu, seperti: nilai-nilai budaya, agama, dan adat istiadat yang bermacam-macam
bentuknya dari Sabang hingga Merauke. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara
lain seperti: kejujuran, keteladanan, sportifitas, toleransi, tanggung jawab, reputasi,
disiplin, etos kerja, gotong royong, dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut sangat dihormati
dan dipatuhi oleh segenap elemen masyarakat hingga saat ini dan juga
diimplementasikan di dalam pemerintahan. Bahkan mengenai etika politik dan
pemerintahan yang diatur di dalam perundangan, secara khusus ada juga aturan yang
menegaskan bahwa dalam memberikan pelayanan kepada publik, seorang pejabat
negara harus siap mundur dari jabatannya apabila merasa dirinya telah melanggar
kaidah dan sistem nilai, ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah
masyarakat, bangsa, dan negara.
G. Contoh Penerapan Budaya Demokrasi Dikehidupan Sehari-Hari 
Dalam kehidupan sehari-hari, hendaklah kia sebagai warga Negara yang baik harus
melakasanakan demokrasi dengan sebaik-baiknya. Selain itu juga harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Banyak contoh pnerapan demokrasi dalam kehidupan sehari-
hari baik dilingkunagn keluarga, masyrakat, sekolah dan Negara.
1. Penerapan Demokrasi Dilingkungan Keluarga.
Penerapan budaya demokrasi dilingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam
bentuk sebagai berikut :
 Kesediaan untuk menerima sanak saudara.
 Menghargai pendapat anggota keluarga lainnya. 
 Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja. 
2. Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama
Penerapan Demokrasi Dilingkungan Masyarakat Penerapan budaya demokrasi
dilingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut :
 Bersedia mengakui kesalahan yang diperbuatnya. 
 Kesediaan hidup bersama anggota masyarakat tanpa adanya diskriminasi. 
 Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya. 
 Menyelesaikan masalah dengan kompromi. 

9
 Tidak meras benar dan menang sendiri dalam berbicara dengan warga lainnya. 
3. Penerapan Demokrasi Dilingkungan Sekolah
Penerapan budaya demokrasi dilingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam
bentuk sebagai berikut :
 Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan. 
 Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya,ras, maupun
agama. 
 Menghargai pendapat teman, meskipun pendapat itu berbeda dengan kita. 
 Mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah. 
4. Penerapan Demokrasi Dalam Kehidupan Bernegara
Penerapan budaya demokrasi dilingkungan kehidupan bernegara dapat
diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut :
 Bersedia menerima kekalahan dan kesalahan secara dewasa dan ikhlas. 
 Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai . 
 Memiliki kejujuran dan integritas. 
 Memiliki rasa malu dan tanggung jawab kepada publik. 
 Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat. 
 Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama dalam menyelesaikan
masalah-masalah kenegaraan. 

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan 
       Dari materi diatas dapat disimpulkan beberapa poin penting, diantaranya yaitu :
Etika secara umum adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia serajauh yang dapat difahami oleh pikiran manusia. Demokrasi berarti sebuah
sistem pemerintahan dari rakyat oleh rakyat serta untuk rakyat dalam artian pada
sistem ini rakyat memegang kekuasaan secara penuh dalam pemerintahan Negara. Pada
dasarnya prinisip demokrasi itu dinataranya : Kedaulatan ditangan rakyat, Pengakuan
dan perlindungan terhadap hak asasi manusia, Pemerintah berdasarkan hukum
(konstitusi), Peradilan yang bebas dan tidak memihak, Pengambilan keputusan atas
musyawarah, dan Pemilu yang demokratis. Demokrasi memiliki manfaat untuk
menciptakan masyarakat yang sejahtera. Demokrasi sangat penting untuk diterapkan
agar tidak terjadi perpecahan dalam masyarakat.
B. Saran 
       Untuk mempelajari demokrasi, maka hal utama yang harus kita lakukan adalah
mempelajari etika dan adab apa yang perlu kita terapkan dalam berdemokrasi, supaya
dalam proses demokrasi yang kita lakukan dapat berjalan dengan baik tanpa menyakiti
dan melukai hak dan perasaan orang lain.

11
DAFTAR PUSTAKA
K. Bertens. 2000. Etika. Jakarta : Pendidikan Kewarganegaraan Gramedia Pustaka
Utama.

Eka Darmaputera. 1987. Etika Sederhana Untuk Semua : Perkenalan Pertama. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 94.

Paul L. Lehman. 1963. Ethics in a Christian context. New York: Harper & Row Publisher,
25.

Sunarto, dkk. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang : Pusat


Pengembangan MKU / MKDK-LP3 UNNES.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama.

Drs. Sunarto, S.H., M.Si., dkk., Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan


Tinggi ( Semarang : Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES :2015),

Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama : 2008),

http://www.riaumandiri.com Ikachan22.Blogspot.Com

12

Anda mungkin juga menyukai