Anda di halaman 1dari 24

MENGIDENTIFIKASI KESULITAN DAN TEMUAN

MISKONSEPSI PADA PEMBELAJARAN MATERI

“BUMI DAN TATA SURYA”

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Kajian dan Strategi Pemecahan Masalah IPA SD

yang diampu oleh Dra. Sri Estu Winahyu, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 6

Aprilia Dista Lutvitasari (200151602808)

Kesya Erika P. (200151602948)

Kholishotul Magfiroh (200151602912)

Martika Elsa W. (200151602835)


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Oktober 2021

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata
kuliah Muatan IPA pada Pembelajaran Tematik tepat waktu. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafaatnya kita nantikan kelak
Penulisan makalah yang berjudul “Mengidentifikasi Kesulitan dan Temuan
Miskonsepsi pada Pembelajaran Materi “Bumi dan Tata Surya” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kajian dan Strategi Pemecahan Masalah
IPA SD. Dalam penyelesaian makalah ini, kami dapat menyelesaikannya dengan
bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
kami berterima kasih kepada:

1. Dra. Sri Estu Winahyu, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Muatan
IPA pada Pembelajaran Tematik.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
mahasiswa, dan kami menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan
penyempurnaan,terutama pada bagian isi. Oleh karena itu apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini,kami memohon maaf.

Malang, 6 Oktober 2021

Tim Penyusun

1
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I.................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................ 7
A. Konsep dan Tujuan Pembelajaran IPA Kelas Tinggi Materi “Bumi dan Tata
Surya” ........................................................................................................ 7
B. Hakikat dan Pengertian Miskonsepsi ........................................................... 8
C. Miskonsepsi dalam Pembelajaran IPA Kelas Tinggi Materi “Bumi dan Tata
Surya” ...................................................................................................... 10
D. Contoh Lampiran Instrumen Angket dan Wawancara ................................ 11
E. Pengertian Remediasi dan Langkah Penyusunan ........................................ 16
F. Perancangan Remidiasi atas Miskonsepsi Pembelajaran IPA Kelas Tinggi
Materi “Bumi dan Tata Surya” .................................................................. 17
G. Upaya dalam Mengatasi Miskonsepsi dalam Pembelajaran IPA Kelas Tinggi
Materi “Bumi dan Tata Surya” .................................................................. 19
BAB III ............................................................................................................. 21
A. Kesimpulan ............................................................................................... 21
B. Saran ........................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat interaksi
antara guru dengan siswa sehingga dapat menciptakan komunikasi secara
timbal balik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang akan terlihat pada akhir
kegiatan pembelajaran yaitu berupa hasil dari kegiatan pembelajaran yang
berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaran guru dan siswa merupakan dua
komponen yang tidak dapat dipisahkan. Kedua komponen tersebut harus
terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai
secara optimal.

Pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam


yang ada di sekitar lingkungan kita. Pembelajaran IPA juga merupakan
kegiatan membelajarkan siswa untuk memahami hakikat IPA seperti proses
dan produk serta aplikasinya dengan mengembangkan sikap rasa ingin tahu.
Oleh karena itu, siswa dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat mempelajari
fenomena alam berdasarkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran IPA di SD hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Hal tersebut akan
membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan mencari
jawaban melalui pengamatan dan pengalaman langsung berdasarkan bukti.
Keberhasilan proses pembelajaran IPA dapat dilihat dari tingkat pemahaman
dan penguasaan materi. Media pembelajaran memiliki peran yang sangat
penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai suatu sarana yang
berfungsi sebagai perantara dalam proses komunikasi antara guru dan siswa.
Dalam pembelajaran IPA penggunaan media juga berperan penting yaitu
sebagai perantara dalam menyampaikan materi pelajaran dan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini berkembang dengan sangat


pesat. Umat manusia dengan kurioritasnya, selalu berusaha untuk menjawab
berbagai pertanyaan-pertanyaan tentang alam sekitar dan sebagainya agar

4
memperoleh jawaban yang memuaskan. Dulu, alam semesta merupakan hal
yang sulit untuk dipahami dan penuh dengan hal yang misterius. Misalnya pada
suatu malam yang terang kita menatap langit yang bertaburan bintang-bintang
kecil, maka sukar dibayangkan bahwa bintang-bintang itu adalah sebesar bumi
kita,bahkan ada yang puluhan kali lebih besar. Pada saat kita menikmati kelap
kelipnya bintang itu, akan terbesit di dalam benak kita berapa jarak antara
bumi dan bintang-bintang itu. Kita akan mulai memperhitungkan dan akan
sampai pada kesimpulan bahwa untuk terlihat dari bumi maka ukuran bintang-
bintang itu haruslah besar sekali. Namun sekarang dengan perkembangan
tehknologi, manusia kini mampu untuk memecahkan pertanyaan-petanyaan
yang dulu hanya dijawab seadanya. Dan kini kita dapat pelajari seperti apakah
alam semesta beserta isinya. Media yang dapat membuat siswa tertarik untuk
belajar IPA dengan menyenangkan dan tidak membuat kebosanan siswa dalam
proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara
optimal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, yang menjadi
pokok permasalahan dalam makalah ini adalah:

1. Apa konsep dan tujuan pembelajaran IPA kelas tinggi materi “Bumi dan
Tata Surya”?
2. Apa hakikat dan pengertian miskonsepsi itu?
3. Bagaimana miskonsepsi dalam pembelajaran IPA kelas tinggi materi “Bumi
dan Tata Surya”?
4. Bagaimana contoh lampiran instrument angket dan wawancara?
5. Apa pengertian remidiasi dan apa saja langkah-langkah penyusunannya?
6. Bagaimana perancangan remidiasi atas miskonsepsi dalam pembelajaran
IPA kelas tinggi materi “Bumi dan Tata Surya”?
7. Bagamana upaya dalam mengatasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA
kelas tinggi materi “Bumi dan Tata Surya?”

C. Tujuan Pembahasan
Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat
kami tarik kesimpulan bahwa tujuan penulisan makalah sebagai berikut:

5
1. Untuk mengetahui konsep dan tujuan pembelajaran IPA kelas tinggi materi
“Bumi dan Tata Surya”?
2. Untuk mengetahui hakikat dan pengertian miskonsepsi itu?
3. Untuk mengetahui miskonsepsi dalam pembelajaran IPA kelas tinggi materi
“Bumi dan Tata Surya”?
4. Untuk mengetahui contoh lampiran instrument angket dan wawancara?
5. Untuk megetahui pengertian remidiasi dan apa saja langkah-langkah
penyusunannya?
6. Untuk mengetahui perancangan remidiasi atas miskonsepsi dalam
pembelajaran IPA kelas tinggi materi “Bumi dan Tata Surya”?
7. Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi miskonsepsi dalam pembelajaran
IPA kelas tinggi materi “Bumi dan Tata Surya?”

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Tujuan Pembelajaran IPA Kelas Tinggi Materi “Bumi dan
Tata Surya”
Bentuk dan Ukuran Bumi pada zaman dahulu, manusia beranggapan
bahwa bentuk bumi adalah datar dan luasnya tak terhinggga. Namun pada
abad ke-6 SM, seorang pemikir Yunani bernama Pythagorasberanggapan
bahwa bentuk bumi menyerupai bola.

Pada abad ke-4 SM, Aristoteles meyakini bahwa bentuk bumi itu bulat.
Keyakinanya itu timbul setelah menagmati bayangan yang menutupi
permukaan bulan pada waktu terjadi gerhana bulan. Bentuk bumi yang bulat
menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat di
permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi
apabila dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga
disebut sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh
keadaan di bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan
samudra. Selain itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri
khas penampakannya. Pada saat ini telah diketahui bahwa garis tengah bumi
adalah 12.714 km dari kutub ke kutub dan 12. 757 km di sepanjang garis
khatulistiwa.

Bumi ini bukan merupakan titik pusat dari seluruh jagad raya
sebagaimana orang-orang dahulu kala mengiranya. Dari hasil-hsil penelitian
manusia sekarang tahu bahwa mataharilah yang merupakan pusat tata surya.
Bumi merupakan anggota tata surya bersama 7 planet lainnya yang sama —
sama mengelilingi matahari dengan waktu tempuh yang berbeda — beda
sesuai dengan jari — jari lintasannya. tak ada satu pun diantara planet-planet
tata surya itu yang mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya kehidupan
seperti di bumi. Bumi merupakan bagian dari sistem galaksi yang berada di
jagat raya, yaitu galaksi Bimasakti.. Bumi yang kita tempati hanya bagian kecil
saja dari galaksi Bimasakti, yaitu bagian dari tata surya dengan matahari
sebagai pusatnya. Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam
semesta ini. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop

7
berdiameter 5m di Observatorium Hale mungkin sampai kira-kira satu miliar
galaksi. Galaksi-galaksi inilah pengisi jagat raya. Gerakan bumi ada dua yaitu
revoulis bumi dan rotasi bumi.

Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah
bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Objek-
objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan
orbit berbentuk elips, meteor, asteroid,komet,planet-planet kerdil/katai,dan
satelit alami. Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar
2,6x1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun
cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi bima sakti
dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu sekitar 226 juta tahun
untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar
4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi
sebanyak 18 kali dari semenjak terbentuk. Teori terbentuknya tata surya
adalah Teori nebula (Kant dan Laplace), Teori planetesimal (Moulton dan
Chamberlain), Teori Pasang surut Bintang, dan Teori Bintang Kembar ( James
— Jeffreys ). Benda-benda langit penyusun utama tata surya matahari, planet:
merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus, asteroid,
meteor, dan komet.

Adapun tujuan pembelajaran IPA kelas tinggi pada materi “Bumi dan
Tata Surya” yaiu sebagai berikut.

1. Mengenali planet-planet dan benda-benda langit yang beredar mengelilingi


matahari
2. Mendeskripsikan posisi planet-planet dalam tata surya
3. Mendeskripsikan karakteristik anggota tata surya
4. Menggambar planet-planet dan posisinya dalam sistem tata surya dari
berbagai sumber
5. Menyajikan model sistem tata surya yg dibuatnya.
6. Menjelaskan peristiwa pergerakan pada bumi
7. Menjelaskan proses terjadinya gerhana bulan dan matahari.
8. Menggambarkan proses terjadinya gerhana bulan dan matahari
B. Hakikat dan Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah pemahaman konsep yang keliru dan tidak sesuai
dengan konsep ilmuan tertentu. Konsep yang siswa miliki secara umum
dibentuk oleh akal sehat dan dibentuk secara intuitif untuk memberi makna
pada pengalaman hidup mereka (Suwarto, 2013). Miskonsepsi muncul jika

8
hasil kontruksi pengetahuan siswa tidak cocok dengan hasil kontruksi
pengetahuan para ilmuwan. . Secara rinci miskonsepsi dapat merupakan
pengertian yang tidak akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah,
klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan
konsep yang berbeda, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan
hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.

Fowler dan Jaoude (1987) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan


miskonsepsi adalah pengertian tentang suatu konsep yang tidak tepat, salah
dalam menggunakan konsep nama, salah dalam mengklasifikasikan contoh-
contoh konsep, keraguan terhadap konsepkonsep yang berbeda, tidak tepat
dalam menghubungkan berbagai macam konsep dalam susunan hierarkinya
atau pembuatan generalisasi suatu konsep yang berlebihan atau kurang jelas.
Menurut Amien (1990) miskonsepsi dapat pula terjadi karena adanya gagasan
atau ide yang didasarkan pada pengalaman yang tidak relevan.

Miskonsepsi tidak hanya terjadi pada siswa tetapi juga terjadi pada guru.
Hal ini menyebabkan miskonsepsi pada siswa semakin besar. Miskonsepsi juga
dapat terjadi pada buku-buku yang dijual di pasaran. Jika buku tersebut
digunakan guru dan siswa sebagai sumber belajar maka guru dan siswa
tersebut akan mengalami miskonsepsi dan bahkan makin memperkuat
miskonsepsi yang sebelumnya sudah terjadi.. Beberapa survei dan penelitian
yang ada, tampak komponen guru sebagai pengajar menjadi titik awal
terjadinya miskonsepsi pada siswa. Hal ini ditunjukkan dari fakta bahwa
pemahaman guru terhadap materi IPA masih rendah (Laksana, 2014).
Suryanto (1997) menyatakan bahwa rata-rata guru SD hanya mampu
menguasai 45% dari keseluruhan materi yang seharusnya mereka kuasai. Hal
yang sama juga ditemukan terhadap guru IPA SD yang menunjukkan bahwa
tingkat pemahaman guru terhadap materi IPA masih rendah. Kurangnya
pemahaman guru terhadap materi IPA juga dikemukakan oleh Simamora dan
Redhana (2007) yang menyatakan bahwa guru-guru yang mengajarkan sains
banyak mengalami masalah pembelajaran yang berkaitan dengan model
pengubahan konseptual ditinjau dari karakteristik suatu konsep baru.

9
C. Miskonsepsi dalam Pembelajaran IPA Kelas Tinggi Materi “Bumi dan
Tata Surya”
Peran guru sangat penting dalam proses membangun pengetahuan siswa,
akibatnya pembelajaran IPA tidak sekedar proses transfer ilmu dari guru ke
siswa, melainkan proses pembelajaran yang diupayakan bermakna sehingga
konten IPA dipahami dengan baik dan dapat diaplikasikan oleh siswa.
Perbedaan pengalaman yang dialami oleh siswa memungkinkan siswa memiliki
pemahaman yang salah terhadap suatu konsep. Kesalahan pemahaman
terhadap konsep tersebutlah yang dinamakan sebagai miskonsepsi. Berikut
adalah contoh miskonsepi dalam pembelajaran IPA di kelas tinggi.

Konsep-konsep tentang gerak, gaya, dan energi P termasuk konsep


utama IPA SD, namun siswa seringkali mengalami miskonsepsi pada konsep-
konsep tersebut. Miskonsepsi ini umumnya terjadi karena adanya intuisi dan
pengalaman awal siswa yang berbeda dengan konsep IPA. Penyebabnya, siswa
dengan mudah membayangkan kejadian yang diilustrasikan dalam bumi dan
tata surya. Selain itu, sedari dini, siswa telah mengetahui tata surya yang ada di
bumi. Secara umum siswa telah Pengalaman dan pemikiran awal ini seringkali
tidak sesuai dengan konsep-konsep standar IPA, dan menjadikan siswa
tersebut mengalami miskonsepsi. Mari kita mulai dengan membahas soal di
atas. Apa jawaban Anda? Yakinkah Anda dengan jawaban Anda? Dari
manakah Anda mendapatkan sumber-sumber pengetahuan untuk menjawab
pertanyaan tersebut? Kebanyakan sumber-sumber pengetahuan tersebut
berasal dari tayangan televisi atau berita tentang angkasa luar.

Pada pengertian tata surya, miskonsespsi yang terjadi antara lain


siswa beranggapan bahwa tata surya merupakan tenaga matahari, ada siswa
yang beranggapan tata surya ialah kumpulan planet-planet, terdapat pula yang
menyatakan tata surya kumpulan planet-planet yang mengelilingi matahari,
selanjutnya tata surya merupakan kumpulan benda langit, dan tata surya
matahari itu sendiri, bahkan masih ada siswa yang berpandangan geosentris
yaitu tata surya iyalah planet-planet yang ngelilin bumi (tata surya kumpulan
planet-planet yang mengelilingi bumi). Nah, jadi pernyataan diatas merupakan
contoh miskonsepsi yang terjadi di Sekolah Dasar Kelas 6 materi “Bumi dan
Tata Surya”.

10
D. Contoh Lampiran Instrumen Angket dan Wawancara
Berikut adalah contoh lampiran instrument angket dan juga wawancara
yang ditujukan kepada guru dan juga siswa agar dapat menemukan
permasalahan pembelajaran dalam IPA sesuai data yang diambil dalam contoh
studi kasus.

Link angket dalam bentuk google form sebagai berikut:

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSccP0rqp0Q30msLjcxGn2TdlBA
zRs-KirumacsZnBbEJ0-Z8Q/viewform

Angket Kesulitan Belajar Siswa

Nama :
Kelas/semester :
Hari/tanggal :

Petunjuk Pengisian Angket


1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan semua alternatif
jawabannya
2. Berilah jawaban ya / tidak pada pilihan opsi yang telah
disediakan
3. Semua pertanyaan mohon dijawab tanpa ada yang
terlewatkan
4. Semua pertanyaan harus ada satu jawaban

Alternatif Jawaban
No Peryataan
YA TIDAK

Saya tertarik menguasai pelajaran IPA materi


"Bumi dan Tata Surya" karena banyak
1
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

Guru IPA dalam menjelaskan materi tentang


Bumi dan Tata Surya sering menggunakan
2
media pembelajaran (video, gambar, games,
power point) yang dapat memudahkan saya

11
paham dengan materi yang disampaikan

Sarana, fasilitas, dan prasarana untuk


mendukung pembelajaran materi "Bumi dan
3
Tata Surya" di sekolah sudah efektif

4 Cara guru menjelaskan materi tentang "Bumi


dan Tata Surya" mudah dipahami dan menarik

5 Saya dapat menjelaskan tentang

menentukan periode-periode dan tahun

dalam satu era serta perkembangan apa

yang yang terjadi dalam periode tersebut

Saya dapat mengenali planet-planet dan

6 benda-benda langit yang beredar

mengelilingi matahari

Saya dapat menjelaskan mengenai

7 sejarah perkembangan bumi dan teori

teori pembentukan tata surya

Saya suka ragu-ragu jika guru meminta

8 saya untuk menjelaskan kembali materi

IPA khususnya tentang "Bumi dan Tata

Surya" di hadapan teman-teman

Saya sering mengulangi pelajaran

9 setelah pulang sekolah

Lingkungan sekolah sangat bersih

10 sehingga saya merasa nyaman

dalam proses pembelajaran

12
Orang tua saya menasehati saya agar

11 rajin belajar IPA

Saya senang belajar IPA karna

12 memakai media yang menarik

Hasil Keterangan

13
14
Hasil
Dari hasil angket yang sudah kami sebar ke siswa sekolah dasar yang
berada di lingkungan tempat tinggal kami. Dapat disimpulkan bahwa,
miskonsepsi yang terjadi pada kelas tinggi (kelas 6) pada mata pelajaran
IPA materi “Bumi dan Tata Surya” ini menunjukan bahwa materi yang sulit
dipahami siswa yaitu materi yang membahas mengenai sejarah
perkembangan bumi dan teori-teori pembentukan tata surya. Pada materi
sejarah perkembangan bumi, siswa kesulitan dalam menentukan periode-
periode dan tahun dalam satu era serta perkembangan apa yang yang terjadi
dalam periode tersebut sehingga siswa kesulitan untuk memahami dan
menghapalnya. Sedangkan untuk materi teori pembentukan tata surya,
siswa kesulitan dalam membedakan satu teori dengan teori lainnya.
Faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami materi
pelajaran yaitu kurangnya membaca dan tidak mengulang pelajaran, serta
metode dan media pembelajaran yang diberikan guru kurang efektif. Selain
itu, sarana prasarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran pada
materi “Bumi dan Tata Surya” ini kurang memadai atau sangat terbatas.
Upaya yang dilakukan siswa dalam mengatasi kesulitan memahami materi
pelajaran yaitu belajar sendiri dengan membaca kembali buku pelajaran,
browsing dan searching di internet, bertanya kepada teman dan guru.
Sedangkan upaya yang dilakukan guru yaitu mengulang dan mengulas
kembali materi, mengadakan remedial, serta melakukan evaluasi. Upaya
yang dilakukan pemerintah yaitu memadai fasilitas-fasilitas untuk
menddukung dan menciptakan proses belajar mengajar yang efektif,
kondusif, dan memadai

15
E. Pengertian Remediasi dan Langkah Penyusunan
Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata
ini berakar kata to remedy yang bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk
pada proses penyembuhan. Remedial merupakan kata sifat. Karena itu dalam
bahasa Inggris selalu bersama dengan kata, misalnya remedial work, yaitu
pekerjaan penyembuhan, remedial teaching yaitu pengajaran penyembuhan. Di
Indonesia, istilah remedial sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata benda.
Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remedial, atau kegiatan remedial.
Dalam bagian ini istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang
merujuk pada proses penyembuhan.

Dalam Random House Websters College Dictionary (1991),


remediasi diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified field.
Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan
yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan
remediasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kurang berhasilnya
pembelajaran biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam
menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran.

Program remedial memfasilitasi siswa untuk mengoptimalkan pencapaian


hasil belajarnya. Hal ini berarti bahwa pembelajaran remedial adalah
pembelajaran yang bersifat menyembuhkan sehingga menjadi baik atau sembuh
dari masalah pembelajaran yang dirasa sulit. Mukhtar dan Rusmini (2005)
mengemukakan pembelajaran remedial adalah proses pembelajaran yang
berupa kegiatan perbaikan yang terprogram dan sistematis, sehingga
diharapkan dapat mempercepat ketuntasan belajar siswa. Arifin (2009)
mengemukakan pembelajaran remedial merupakan kelanjutan dari
pembelajaran biasa atau regular di kelas. Hanya saja, siswa yang masuk dalam
kelompok ini adalah siswa yang belum tuntas belajar.

Wardani dan Kasron (2009) menyatakan bahwa kegiatan remedial


adalah usaha pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik atau mencapai
ketuntasan belajar. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang
diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga
mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan sedangkan siswa yang telah

16
mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan diberikan pengayaan
pemahaman konsep. Jika seluruh siswa telah mencapai ketuntasan pada saat
tes formatif maka guru memberikan perbaikan pada tujuan atau indikator yang
tingkat ketuntasannya paling rendah sebagai penguatan.

Menurut Arifin (2009), dalam melaksanakan pembelajaran remedial,


langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kesulitan dan kebutuhan


siswa
2. Merancang pembelajaran, yang meliputi merancang rencana pembelajaran,
merancang berbagai kegiatan, merancang belajar bermakna, memilih
pendekatan/metode/teknik, merancang bahan pembelajaran,
3. Menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki rencana pembelajaran
yang telah ada, dimana beberapa komponen disesuaikan dengan hasil
analisis kebutuhan siswa
4. Menyiapkan perangkat pembelajaran, seperti memperbaiki soal LKS
5. Melaksanakan pembelajaran, yang meliputi; merumuskan gagasan utama,
memberikan arahan yang jelas, meningkatkan motivasi belajar
siswa,memfokuskan proses belajar dan melibatkan siswa secara aktif
6. Melakukan evaluasi pembelajaran dan menilai ketuntasan belajar siswa.
Djamarah dan Zain dalam Wardani & Kasron (2009) berpendapat
kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam pembelajaran remedial yaitu:

1. Mengulang pokok bahasan sebelumnya,


2. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai,
3. Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama,
4. Memberikan tugas-tugas khusus.
Berikut disajikan skema prosedur pelaksanaan pengajaran remidi dan
rincian penjelasannya. Skema dan penjelasan berikut diambil dari buku
psikologi pendidikan (Makmun, 2012).

F. Perancangan Remidiasi atas Miskonsepsi Pembelajaran IPA Kelas


Tinggi Materi “Bumi dan Tata Surya”
Proses perbaikan miskonsepsi dapat dilakukan dengan cara memperbaiki
proses pembelajaran, hal ini dikarenakan proses mengajar guru dan bahkan
cara belajar siswa dapat memberikan peluang terhadap terjadinya miskonsepsi
pada siswa. Untuk memperbaiki miskonsepsi pembelajaran dapat dilakukan

17
dengan melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada pandangan
konstruktivisme.

Selanjutnya pembelajaran sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah


(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Pemberian pengalaman langsung dengan cara inkuiri kritis ini,
diharapkan dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan
pembelajaran menjadi sebuah proses bermakna bagi siswa. Dengan demikian,
peran guru berubah dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis
dan fasilitator belajar siswa.

Contoh berikut menunjukkan penggunaan metode pembelajaran yang


menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada siswa. Misalnya, siswa salah
memahami karena guru menjelaskan alam semesta dengan model bola
besar sebagai matahari dan bola-bola kecil sebagai planet disekitarnya,
termasuk bumi, Model tersebut membantu anak menangkap susunan
galaksi kita, tetapi dapat memunculkan miskonsepsi bahwa planet-planet
kita ini bulat dan halus seperti bola. Padahal dalam kenyataan, permukaan
planet itu banyak terdapat jurang dan puncak yang tidak rata. Di sini guru
perlu memberi catatan kepada siswa bahwa bola itu hanya model untuk dapat
membayangkan dan menangkap konsep; tetapi model tidak sama persis
dengan kenyataannya. Oleh karena itu,di samping menggunakan model itu,
sebaiknya guru juga memperlihatkan foto-foto dari satelit tentang
permukaan beberapa planet. Guru sebaiknya melengkapi suatu metode
pembelajaran yang sering digunakannya dengan metode lain. Hal ini
penting karena suatu metode sering menekankan suatu segi tertentu,
dan melalaikan segi lain.

Dari beberapa masalah miskonsepi yang terjadi, dan setelah penyebaran


angket kepada beberapa siswa kelas 6 di sekitar tempat tinggal kami. Dapat
diambil kesimpulan bahwa miskonsepi yang terjadi kepada siswa dipengaruhi
oleh beberapa faktor, dari faktor yang diketahui lebih mudah bagi kita untuk
mengindentifikasi remidiasi yang cocok untuk permasalahan tersebut.

Beberapa faktor tersebut antara lain, fasilitas sarana dan prasarana yang
diberikan untuk mendukung pembelajaran dan media pembelajaran yang
harusnya digunakan untuk menambah pemahaman siswa dalam mengikuti

18
pembelajaran masih kurang, adapun rentannya kesadaran siswa untuk belajar
materi “Bumi dan Tata Surya”. Sehingga faktor tersebut muncul dari guru
maupun siswa sendiri yang membuat masalah miskonsepi tersebut lebih mudah
terjadi.

Sehingga upaya remidiasi yang perlu dilakukan yaitu pada siswa dan
guru dalam menyampaikan materi. Pada siswa dalam mengatasi kesulitan
memahami materi pelajaran yaitu dengan belajar sendiri dengan membaca
kembali buku pelajaran, browsing dan searching di internet, bertanya kepada
teman dan guru maupun les, disini orang tua juga perku terjun untuk
mengetahui perkembangan maupun kesulitan apa yang dihadapi siswa.
Sedangkan upaya yang dilakukan guru yaitu mengulang dan mengulas kembali
materi dengan memperbaiki metode pembelajaran, mengadakan remedial
dengan memberikan soal-soal untuk menambah ingatan dan pikiran siswa
terhadap materi, serta melakukan evaluasi. Upaya yang dilakukan pemerintah
yaitu memadai fasilitas-fasilitas untuk mendukung dan menciptakan proses
belajar mengajar yang efektif, kondusif, dan memadai

Berdasar pada hasil temuan yang dilakukan oleh Dewi (2016) pada
penelitiannya yang berjudul Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain,
Observe, Discuss, Explain (PDEODE). Bahwa penerapan strategi PDEODE
merupakan alternative pembelajaran yang dapat digunakan untuk menurunkan
kuantitas miskonsepsi dan memperluas konsep bagi yang tidak paham konsep
atau yang menebak konsep. Merujuk pada penjelasan sebelumnya dapat
dijelaskan bahwa Strategi PDEODE merupakan strategi pembelajaran yang
berlandasakan pada pandangan konstruktivisme. Pada pelaksananaannya
model ini lebih menekankan aktivitas siswa untuk dapat menemukan sendiri
pengetahuannya dengan cara melakukan sebuah pengamatan melalui kegiatan
memprediksi, mengobservasi, diskusi, dan menerangkan sesuatu hasil dari
pengamatan yang telah dilakukan.

G. Upaya dalam Mengatasi Miskonsepsi dalam Pembelajaran IPA Kelas


Tinggi Materi “Bumi dan Tata Surya”
Beberapa penelitian terdahulu tentang upaya mengatasi miskonsepsi
belum mendapatkan hasil yang maksimal. Miskonsepsi yang sudah dapat
diatasi kadang-kadang muncul kembali apa kondisi tertentu. Ketika siswa
menghadapi soal yang sedikit menyimpang, kadang-kadang miskonsepsi

19
muncul kembali dan membawa pengaruh yang salah. Ada beberapa unsur yang
telah dirumuskan para penelitio tentang cara mengatasi miskonsepsi antara lain
sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi prakonsepsi siswa. Apa yang ada dalam pikiran siswa


sebelum kita mualai mengajar? Prakonsepsi apakah yang sudah terbentuk
dalam pikiran siswa tentang pengalaman dan peristiwa-peristiwa yang akan
dipelajari? Apa kekurangan prakonsepsi tersebut?
2. Prakonsepsi dapat diketahui dari leteratur, dari tes diagnostis, dan dari
pengamatan kegiatan siswa.
3. Merancang pengalaman belajar yang bertolak dari prakonsepsi dengan
melakukan penguatan terhadap konsep yang sudah benar dan mengevaluasi
konsep yang masih salah. Prinsip utama dalam mengevaluasi miskonsepsi
adalah siswa melakukan pengalaman belajar yang menunjukkan
pertentangan konsep dengan peristiwa alam. Dengan demikian diharapkan
terjadi pertentangan antara pengalaman baru dengan konsep yang lama
sehingga terjadi koreksi konsepsi (cognitive dissonance theory, festinger).
Menurut piaget pertentangan antara pengalaman baru dengan konsep yang
salah akan terjadi akomodasi yaitu penyesuaian struktur kognitif yang
menghasilkan konsep baru yang lebih tepat.
4. Memperbanyak latihan soal untuk melatih konsep baru dan menguatkannya.
Soal-soal yang dikerjakan benar-benar dipilih sedemikian rupa sehingga
perbedaan antara konsep yang salah dan yang benar akan muncul dengan
jelas. Hal yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa dalam
memahami konsep yang benar yaitu dengan cara membahas soal dengan
memperhatikan dan memahamkan konsep yang benar kepada siswa. Guru
tidak hanya menulis banyak rumus di papan tulis atau hanya melakukan
ceramah tanpa interaksi dengan siswa.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsepsi dapat diartikan sebagai tafsiran dari seseorang terhadap konsep
ilmu. Miskonsepsi berasal dari dua kata yaitu miss dan concept, miss artinya
hilang dan concept berati konsep atau makna tentang suatu hal. Miskonsepi
dalam pembelajaran IPA merupakan kesalahan pemahaman siswa dalam
memahami hubungan antar konsep dalam IPA. Salah satunya terjadi dalam
kelas tinggi sekolah dasar yakni dalam materi Bumi dan Tata Surya.
Untuk menganalisis dan mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi dalam
materi Bumi dan Tata Surya, maka diperlukan penelitian dengan metode
kuisioner yang disebarkan kepada siswa kelas tinggi. Hasilnya, miskonsepsi
yang terjadi pada kelas tinggi (kelas 6) pada mata pelajaran IPA materi “Bumi
dan Tata Surya” ini menunjukan bahwa materi yang sulit dipahami siswa yaitu
materi yang membahas mengenai sejarah perkembangan bumi dan teori-teori
pembentukan tata surya.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor penyebab munculnya
miskonsepsi, diantaranya dapat berasal dari siswa, guru, buku ajar, konteks,
dan cara mengajar. Ada banyak cara guru untuk mengatasi miskonsepsi yang
terjadi kepada siswa, dan cara-cara tersebut dapat digunakan tergantung pada
kondisi dan tingkatan pada kepemahan siswa yang salah.

B. Saran
Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan. Hal ini tidak terbatas dari keterbatasan pengetahuan kami. Untuk
itu kami sebagai penyusun mengharapkan saran dan kritik yang dapat
memberikan kesempurnaan pada makalah ini dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Faizah, Kurniyatul. 2016. Miskonsepsi dalam Pembelajaran IPA. Jurnal


Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi, dan Pemikiran Hukum Islam.
7(1): 115-128. ISBN: 1978-4767.

Gilbert, J. K. & Watts, D. M. 1983. Concepts, Misconceptions and Alternative


Conception: Changing Perspectives in Science Education. Studies in Science
Education. 10: 61-98. DOI: 10.1080/03057268308559905.

Lidi, Maria W. 2018. Pembelajaran Remedial sebagai Suatu Upaya dalam


Mengatasi Kesulitan Belajat. Foundasia. 9(1): 15-26.

Makmun, A.S. 2012. Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran


Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mukhtar dan Rusmini. 2005. Pengajaran Remedial: Teori dan Penerapannya


dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Nimas Multima.

Osborne, R. & Freyberg, P. 1987. Learning in Science: The Implications of


Childrens Science. Auckland: Heinemann.

Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat:


PT.Indeks.

Suparno, Paul. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan


Fisika. Jakarta: PT. Grasindo.

Sutrisno, Leo, Kresnadi, Hery, & Kartono. 2007. Pengembangan Pembelajaran


Pendidikan IPA SD. https://www.scribd.com/doc/61423856/
19Pengembangan-PembelajaranPendidikan-IPA-SD. Diakses pada 5
Oktober 2021.

22
Thoifah, Munasifatut. 2020. Remedial dan Cara Pelaksanaannya.
https://www.gurnulis.id/2020/12/remedial-dan-cara-
pelaksanaannya.html?m=1. Diakses pada 25 September 2021.

Wardani dan Kasron. 2009. Penerapan Model Pembelajaan Langsung Dengan


Remedial Melalui Tutor Sebaya Untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa.
http://pe.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/7._5-1_juni_2012_nisaul.pdf Diakses
pada 25 September 2021.

Wisudawati, Asih Widi & Sulistyowati, Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Aksara.

Yuliati, Lia. 2018. Miskonsepsi dan Remediasi Pembelajaran IPA.


https://pdfcoffee.com/qdownload/ipa-unit-6-original-pdf-free.html. Diakses
pada 25 September 2021.

Yuliati, Yuyu. 2017. Miskonsepsi Siswa pada Pembelajaran IPA serta


Remediasinya. Jurnal Bio Educatio. 2(2): 50-58. ISSN: 2541-2280.

23

Anda mungkin juga menyukai