MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 6
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata
kuliah Muatan IPA pada Pembelajaran Tematik tepat waktu. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafaatnya kita nantikan kelak
Penulisan makalah yang berjudul “Mengidentifikasi Kesulitan dan Temuan
Miskonsepsi pada Pembelajaran Materi “Bumi dan Tata Surya” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kajian dan Strategi Pemecahan Masalah
IPA SD. Dalam penyelesaian makalah ini, kami dapat menyelesaikannya dengan
bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
kami berterima kasih kepada:
1. Dra. Sri Estu Winahyu, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Muatan
IPA pada Pembelajaran Tematik.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
mahasiswa, dan kami menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan
penyempurnaan,terutama pada bagian isi. Oleh karena itu apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini,kami memohon maaf.
Tim Penyusun
1
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat interaksi
antara guru dengan siswa sehingga dapat menciptakan komunikasi secara
timbal balik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang akan terlihat pada akhir
kegiatan pembelajaran yaitu berupa hasil dari kegiatan pembelajaran yang
berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaran guru dan siswa merupakan dua
komponen yang tidak dapat dipisahkan. Kedua komponen tersebut harus
terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai
secara optimal.
4
memperoleh jawaban yang memuaskan. Dulu, alam semesta merupakan hal
yang sulit untuk dipahami dan penuh dengan hal yang misterius. Misalnya pada
suatu malam yang terang kita menatap langit yang bertaburan bintang-bintang
kecil, maka sukar dibayangkan bahwa bintang-bintang itu adalah sebesar bumi
kita,bahkan ada yang puluhan kali lebih besar. Pada saat kita menikmati kelap
kelipnya bintang itu, akan terbesit di dalam benak kita berapa jarak antara
bumi dan bintang-bintang itu. Kita akan mulai memperhitungkan dan akan
sampai pada kesimpulan bahwa untuk terlihat dari bumi maka ukuran bintang-
bintang itu haruslah besar sekali. Namun sekarang dengan perkembangan
tehknologi, manusia kini mampu untuk memecahkan pertanyaan-petanyaan
yang dulu hanya dijawab seadanya. Dan kini kita dapat pelajari seperti apakah
alam semesta beserta isinya. Media yang dapat membuat siswa tertarik untuk
belajar IPA dengan menyenangkan dan tidak membuat kebosanan siswa dalam
proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara
optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, yang menjadi
pokok permasalahan dalam makalah ini adalah:
1. Apa konsep dan tujuan pembelajaran IPA kelas tinggi materi “Bumi dan
Tata Surya”?
2. Apa hakikat dan pengertian miskonsepsi itu?
3. Bagaimana miskonsepsi dalam pembelajaran IPA kelas tinggi materi “Bumi
dan Tata Surya”?
4. Bagaimana contoh lampiran instrument angket dan wawancara?
5. Apa pengertian remidiasi dan apa saja langkah-langkah penyusunannya?
6. Bagaimana perancangan remidiasi atas miskonsepsi dalam pembelajaran
IPA kelas tinggi materi “Bumi dan Tata Surya”?
7. Bagamana upaya dalam mengatasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA
kelas tinggi materi “Bumi dan Tata Surya?”
C. Tujuan Pembahasan
Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat
kami tarik kesimpulan bahwa tujuan penulisan makalah sebagai berikut:
5
1. Untuk mengetahui konsep dan tujuan pembelajaran IPA kelas tinggi materi
“Bumi dan Tata Surya”?
2. Untuk mengetahui hakikat dan pengertian miskonsepsi itu?
3. Untuk mengetahui miskonsepsi dalam pembelajaran IPA kelas tinggi materi
“Bumi dan Tata Surya”?
4. Untuk mengetahui contoh lampiran instrument angket dan wawancara?
5. Untuk megetahui pengertian remidiasi dan apa saja langkah-langkah
penyusunannya?
6. Untuk mengetahui perancangan remidiasi atas miskonsepsi dalam
pembelajaran IPA kelas tinggi materi “Bumi dan Tata Surya”?
7. Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi miskonsepsi dalam pembelajaran
IPA kelas tinggi materi “Bumi dan Tata Surya?”
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan Tujuan Pembelajaran IPA Kelas Tinggi Materi “Bumi dan
Tata Surya”
Bentuk dan Ukuran Bumi pada zaman dahulu, manusia beranggapan
bahwa bentuk bumi adalah datar dan luasnya tak terhinggga. Namun pada
abad ke-6 SM, seorang pemikir Yunani bernama Pythagorasberanggapan
bahwa bentuk bumi menyerupai bola.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles meyakini bahwa bentuk bumi itu bulat.
Keyakinanya itu timbul setelah menagmati bayangan yang menutupi
permukaan bulan pada waktu terjadi gerhana bulan. Bentuk bumi yang bulat
menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat di
permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi
apabila dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga
disebut sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh
keadaan di bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan
samudra. Selain itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri
khas penampakannya. Pada saat ini telah diketahui bahwa garis tengah bumi
adalah 12.714 km dari kutub ke kutub dan 12. 757 km di sepanjang garis
khatulistiwa.
Bumi ini bukan merupakan titik pusat dari seluruh jagad raya
sebagaimana orang-orang dahulu kala mengiranya. Dari hasil-hsil penelitian
manusia sekarang tahu bahwa mataharilah yang merupakan pusat tata surya.
Bumi merupakan anggota tata surya bersama 7 planet lainnya yang sama —
sama mengelilingi matahari dengan waktu tempuh yang berbeda — beda
sesuai dengan jari — jari lintasannya. tak ada satu pun diantara planet-planet
tata surya itu yang mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya kehidupan
seperti di bumi. Bumi merupakan bagian dari sistem galaksi yang berada di
jagat raya, yaitu galaksi Bimasakti.. Bumi yang kita tempati hanya bagian kecil
saja dari galaksi Bimasakti, yaitu bagian dari tata surya dengan matahari
sebagai pusatnya. Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam
semesta ini. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop
7
berdiameter 5m di Observatorium Hale mungkin sampai kira-kira satu miliar
galaksi. Galaksi-galaksi inilah pengisi jagat raya. Gerakan bumi ada dua yaitu
revoulis bumi dan rotasi bumi.
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah
bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Objek-
objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan
orbit berbentuk elips, meteor, asteroid,komet,planet-planet kerdil/katai,dan
satelit alami. Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar
2,6x1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun
cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi bima sakti
dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu sekitar 226 juta tahun
untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar
4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi
sebanyak 18 kali dari semenjak terbentuk. Teori terbentuknya tata surya
adalah Teori nebula (Kant dan Laplace), Teori planetesimal (Moulton dan
Chamberlain), Teori Pasang surut Bintang, dan Teori Bintang Kembar ( James
— Jeffreys ). Benda-benda langit penyusun utama tata surya matahari, planet:
merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus, asteroid,
meteor, dan komet.
Adapun tujuan pembelajaran IPA kelas tinggi pada materi “Bumi dan
Tata Surya” yaiu sebagai berikut.
8
hasil kontruksi pengetahuan siswa tidak cocok dengan hasil kontruksi
pengetahuan para ilmuwan. . Secara rinci miskonsepsi dapat merupakan
pengertian yang tidak akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah,
klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan
konsep yang berbeda, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan
hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Miskonsepsi tidak hanya terjadi pada siswa tetapi juga terjadi pada guru.
Hal ini menyebabkan miskonsepsi pada siswa semakin besar. Miskonsepsi juga
dapat terjadi pada buku-buku yang dijual di pasaran. Jika buku tersebut
digunakan guru dan siswa sebagai sumber belajar maka guru dan siswa
tersebut akan mengalami miskonsepsi dan bahkan makin memperkuat
miskonsepsi yang sebelumnya sudah terjadi.. Beberapa survei dan penelitian
yang ada, tampak komponen guru sebagai pengajar menjadi titik awal
terjadinya miskonsepsi pada siswa. Hal ini ditunjukkan dari fakta bahwa
pemahaman guru terhadap materi IPA masih rendah (Laksana, 2014).
Suryanto (1997) menyatakan bahwa rata-rata guru SD hanya mampu
menguasai 45% dari keseluruhan materi yang seharusnya mereka kuasai. Hal
yang sama juga ditemukan terhadap guru IPA SD yang menunjukkan bahwa
tingkat pemahaman guru terhadap materi IPA masih rendah. Kurangnya
pemahaman guru terhadap materi IPA juga dikemukakan oleh Simamora dan
Redhana (2007) yang menyatakan bahwa guru-guru yang mengajarkan sains
banyak mengalami masalah pembelajaran yang berkaitan dengan model
pengubahan konseptual ditinjau dari karakteristik suatu konsep baru.
9
C. Miskonsepsi dalam Pembelajaran IPA Kelas Tinggi Materi “Bumi dan
Tata Surya”
Peran guru sangat penting dalam proses membangun pengetahuan siswa,
akibatnya pembelajaran IPA tidak sekedar proses transfer ilmu dari guru ke
siswa, melainkan proses pembelajaran yang diupayakan bermakna sehingga
konten IPA dipahami dengan baik dan dapat diaplikasikan oleh siswa.
Perbedaan pengalaman yang dialami oleh siswa memungkinkan siswa memiliki
pemahaman yang salah terhadap suatu konsep. Kesalahan pemahaman
terhadap konsep tersebutlah yang dinamakan sebagai miskonsepsi. Berikut
adalah contoh miskonsepi dalam pembelajaran IPA di kelas tinggi.
10
D. Contoh Lampiran Instrumen Angket dan Wawancara
Berikut adalah contoh lampiran instrument angket dan juga wawancara
yang ditujukan kepada guru dan juga siswa agar dapat menemukan
permasalahan pembelajaran dalam IPA sesuai data yang diambil dalam contoh
studi kasus.
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSccP0rqp0Q30msLjcxGn2TdlBA
zRs-KirumacsZnBbEJ0-Z8Q/viewform
Nama :
Kelas/semester :
Hari/tanggal :
Alternatif Jawaban
No Peryataan
YA TIDAK
11
paham dengan materi yang disampaikan
mengelilingi matahari
12
Orang tua saya menasehati saya agar
Hasil Keterangan
13
14
Hasil
Dari hasil angket yang sudah kami sebar ke siswa sekolah dasar yang
berada di lingkungan tempat tinggal kami. Dapat disimpulkan bahwa,
miskonsepsi yang terjadi pada kelas tinggi (kelas 6) pada mata pelajaran
IPA materi “Bumi dan Tata Surya” ini menunjukan bahwa materi yang sulit
dipahami siswa yaitu materi yang membahas mengenai sejarah
perkembangan bumi dan teori-teori pembentukan tata surya. Pada materi
sejarah perkembangan bumi, siswa kesulitan dalam menentukan periode-
periode dan tahun dalam satu era serta perkembangan apa yang yang terjadi
dalam periode tersebut sehingga siswa kesulitan untuk memahami dan
menghapalnya. Sedangkan untuk materi teori pembentukan tata surya,
siswa kesulitan dalam membedakan satu teori dengan teori lainnya.
Faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami materi
pelajaran yaitu kurangnya membaca dan tidak mengulang pelajaran, serta
metode dan media pembelajaran yang diberikan guru kurang efektif. Selain
itu, sarana prasarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran pada
materi “Bumi dan Tata Surya” ini kurang memadai atau sangat terbatas.
Upaya yang dilakukan siswa dalam mengatasi kesulitan memahami materi
pelajaran yaitu belajar sendiri dengan membaca kembali buku pelajaran,
browsing dan searching di internet, bertanya kepada teman dan guru.
Sedangkan upaya yang dilakukan guru yaitu mengulang dan mengulas
kembali materi, mengadakan remedial, serta melakukan evaluasi. Upaya
yang dilakukan pemerintah yaitu memadai fasilitas-fasilitas untuk
menddukung dan menciptakan proses belajar mengajar yang efektif,
kondusif, dan memadai
15
E. Pengertian Remediasi dan Langkah Penyusunan
Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata
ini berakar kata to remedy yang bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk
pada proses penyembuhan. Remedial merupakan kata sifat. Karena itu dalam
bahasa Inggris selalu bersama dengan kata, misalnya remedial work, yaitu
pekerjaan penyembuhan, remedial teaching yaitu pengajaran penyembuhan. Di
Indonesia, istilah remedial sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata benda.
Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remedial, atau kegiatan remedial.
Dalam bagian ini istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang
merujuk pada proses penyembuhan.
16
mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan diberikan pengayaan
pemahaman konsep. Jika seluruh siswa telah mencapai ketuntasan pada saat
tes formatif maka guru memberikan perbaikan pada tujuan atau indikator yang
tingkat ketuntasannya paling rendah sebagai penguatan.
17
dengan melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada pandangan
konstruktivisme.
Beberapa faktor tersebut antara lain, fasilitas sarana dan prasarana yang
diberikan untuk mendukung pembelajaran dan media pembelajaran yang
harusnya digunakan untuk menambah pemahaman siswa dalam mengikuti
18
pembelajaran masih kurang, adapun rentannya kesadaran siswa untuk belajar
materi “Bumi dan Tata Surya”. Sehingga faktor tersebut muncul dari guru
maupun siswa sendiri yang membuat masalah miskonsepi tersebut lebih mudah
terjadi.
Sehingga upaya remidiasi yang perlu dilakukan yaitu pada siswa dan
guru dalam menyampaikan materi. Pada siswa dalam mengatasi kesulitan
memahami materi pelajaran yaitu dengan belajar sendiri dengan membaca
kembali buku pelajaran, browsing dan searching di internet, bertanya kepada
teman dan guru maupun les, disini orang tua juga perku terjun untuk
mengetahui perkembangan maupun kesulitan apa yang dihadapi siswa.
Sedangkan upaya yang dilakukan guru yaitu mengulang dan mengulas kembali
materi dengan memperbaiki metode pembelajaran, mengadakan remedial
dengan memberikan soal-soal untuk menambah ingatan dan pikiran siswa
terhadap materi, serta melakukan evaluasi. Upaya yang dilakukan pemerintah
yaitu memadai fasilitas-fasilitas untuk mendukung dan menciptakan proses
belajar mengajar yang efektif, kondusif, dan memadai
Berdasar pada hasil temuan yang dilakukan oleh Dewi (2016) pada
penelitiannya yang berjudul Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain,
Observe, Discuss, Explain (PDEODE). Bahwa penerapan strategi PDEODE
merupakan alternative pembelajaran yang dapat digunakan untuk menurunkan
kuantitas miskonsepsi dan memperluas konsep bagi yang tidak paham konsep
atau yang menebak konsep. Merujuk pada penjelasan sebelumnya dapat
dijelaskan bahwa Strategi PDEODE merupakan strategi pembelajaran yang
berlandasakan pada pandangan konstruktivisme. Pada pelaksananaannya
model ini lebih menekankan aktivitas siswa untuk dapat menemukan sendiri
pengetahuannya dengan cara melakukan sebuah pengamatan melalui kegiatan
memprediksi, mengobservasi, diskusi, dan menerangkan sesuatu hasil dari
pengamatan yang telah dilakukan.
19
muncul kembali dan membawa pengaruh yang salah. Ada beberapa unsur yang
telah dirumuskan para penelitio tentang cara mengatasi miskonsepsi antara lain
sebagai berikut:
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsepsi dapat diartikan sebagai tafsiran dari seseorang terhadap konsep
ilmu. Miskonsepsi berasal dari dua kata yaitu miss dan concept, miss artinya
hilang dan concept berati konsep atau makna tentang suatu hal. Miskonsepi
dalam pembelajaran IPA merupakan kesalahan pemahaman siswa dalam
memahami hubungan antar konsep dalam IPA. Salah satunya terjadi dalam
kelas tinggi sekolah dasar yakni dalam materi Bumi dan Tata Surya.
Untuk menganalisis dan mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi dalam
materi Bumi dan Tata Surya, maka diperlukan penelitian dengan metode
kuisioner yang disebarkan kepada siswa kelas tinggi. Hasilnya, miskonsepsi
yang terjadi pada kelas tinggi (kelas 6) pada mata pelajaran IPA materi “Bumi
dan Tata Surya” ini menunjukan bahwa materi yang sulit dipahami siswa yaitu
materi yang membahas mengenai sejarah perkembangan bumi dan teori-teori
pembentukan tata surya.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor penyebab munculnya
miskonsepsi, diantaranya dapat berasal dari siswa, guru, buku ajar, konteks,
dan cara mengajar. Ada banyak cara guru untuk mengatasi miskonsepsi yang
terjadi kepada siswa, dan cara-cara tersebut dapat digunakan tergantung pada
kondisi dan tingkatan pada kepemahan siswa yang salah.
B. Saran
Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan. Hal ini tidak terbatas dari keterbatasan pengetahuan kami. Untuk
itu kami sebagai penyusun mengharapkan saran dan kritik yang dapat
memberikan kesempurnaan pada makalah ini dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Thoifah, Munasifatut. 2020. Remedial dan Cara Pelaksanaannya.
https://www.gurnulis.id/2020/12/remedial-dan-cara-
pelaksanaannya.html?m=1. Diakses pada 25 September 2021.
Wisudawati, Asih Widi & Sulistyowati, Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Aksara.
23