Anda di halaman 1dari 20

PENGGUNAAN TEKNIK JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERHITUNG PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI 101774


SAMPALI PERCUT SEI TUAN

DAITIN TARIGAN* DAN PURTI MULIYATI NST**


*Dosen Prodi PGSD FIP Unimed
**Mahasiswa PPG (Pendidikan Profesi Guru ) Dalam Jabatan SI PGSD

PENDAHULUAN pelajaran 2011/2012 mengalami kesulitan


Perkalian dengan hasil bilangan berhitung perkalian bilangan 6-10.
dua angka merupakan kompetensi dasar Hal ini dimungkinkan karena banyak
yang baru bagi peserta didik kelas II SD. faktor penyebab, diantaranya guru selama
Konsep perkalian ditanamkan sebagai ini hanya menggunakan metode ceramah,
penjumlahan berulang, sehingga tanya jawab, latihan, dan tugas. Guru
kemampuan dasar berhitung perkalian belum menggunakan alat peraga yang
dua bilangan 1-10 seharusnya sudah memadai, sehingga pembelajaran sangat
dikuasai oleh peserta didik kelas II, verbalistik dan monoton. Guru belum
semester II, karena penguasaan materi menggunakan trik atau teknik berhitung
perkalian ini merupakan bekal prasyarat yang lebih mempermudah pemahaman
untuk mempelajari materi berhitung peserta didik. Peserta didik sangat
selanjutnya. Peserta didik yang telah terbebani ingatannya untuk menghafalkan
menguasai kemampuan melakukan perkalian bilangan, ada yang memaksa
operasi perkalian dua bilangan 1-10, dan terpaksa dalam pembelajaran
lebih dapat melakukan operasi-operasi sehingga pembelajaran berhitung sangat
hitung yang lainnya, di antaranya operasi membosankan dan kurang
perkalian tiga bilangan, operasi hitung menyenangkan.
pembagian operasi hitung campuran dan Dari berbagai kemungkinan latar
soal cerita. belakang masalah tersebut, peneliti
Kenyataan yang peneliti hadapi mendiagnosa bahwa masalah tersebut
masih banyak peseta didik kelas II yang disebabkan karena guru belum
mengalami kesulitan melakukan operasi menggunakan teknik berhitung yang
perkalian dua bilangan 6 – 10. Dari hasil sesuai dengan karakteristik peserta didik.
pengamatan dan tes hasil belajar 2 tahun Teknik-teknik berhitung sangat beragam
terakhir tentang perkalian dua bilangan 6- di antaranya teknik mencongak, teknik
10 sebagian besar peserta didik masih sempoa, teknik kumon, teknik napier, dan
lambat dalam mengoperasikan perkalian teknik jarimatika. Teknik jarimatika
bilangan 6-10, hal itu berlanjut sampai di peneliti pilih karena sangat sesuai dengan
kelas III. Pada tahun pelajaran 2011/2012 tingkat perkembangan peserta didik,
ini, dari hasil ulangan harian tentang menyenangkan dan dapat menumbuhkan
operasi hitung perkalian menunjukkan motivasi belajar berhitung bagi para
bahwa skor rata-rata kelas 59, ada 9 dari peserta didik.
16 anak mendapatkan nilai di bawah Agar tidak mengganggu pelaksanaan
KKM yang telah ditetapkan yakni 61, pembelajaran di kelas, masalah peneliti
berarti 56% peserta didik kelas II tahun batasi pada usaha peningkatan
103
kemampuan peserta didik melakukan kemampuan berfikir abstrak, dan
operasi perkalian dua bilangan 6–10, sebagainya.
menggunakan teknik berhitung jarimatika. Gagne mengemukakan bahwa
keterampilan-keterampilan yang dapat
KAJIAN PUSTAKA diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut
Hakekat Pembelajaran Matematika kemampuan-kemampuan atau disebut
Pembelajaran matematika merupakan juga kapabilitas. Gagne mengemukakan 5
suatu kegiatan atau upaya untuk macam hasil belajar sebagai berikut :
memfasilitasi siswa dalam mempelajari Informasi verbal atau kemampuan untuk
matematika. Kegiatan tersebut adalah mengkomunikasikan secara lisan
upaya disengaja artinya menuntut pengetahuannya tentang fakta-fakta,
persiapan pembelajaran yang sangat ketrampilan intelektual atau kemampuan
detail, inovatif dan kreatif yang mampu untuk dapat membedakan, menguasai
menyesuaikan tingkat perkembangan konsep aturan, dan memecahkan masalah,
peserta didik, tujuan pembelajaran strategi kognitif atau kemampuan untuk
kompetensi dalam standar kompetensi – mengkoordinasikan serta
kompetensi dasar dan kekhasan mengembangkan proses berfikir dengan
kontekstual kehidupan sehari-hari peserta cara merekam, membuat analisis dan
didiknya. sintesis, sikap atau kecenderungan untuk
Menurut Gagne (dalam Sri merespon secara tepat terhadap stimulus
Subarinah,2006 : 7), belajar matematika atas dasar penilaian terhadap stimulus
terdiri dari objek langsung dan objek tak tersebut, dan keterampilan motorik yang
langsung. Objek-objek langsung adalah dapat dilihat dari segi kecepatan,
objek-objek yang dari segi wujudnya ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-
secara nyata merupakan objek-objek yang otot serta anggota badan yang
pertama-tama dipelajari.Objek-objek diperlihatkan.
langsung dalam pembelajaran matematika
terdiri dari: Fakta-fakta matematika, Operasi Perkalian
konsep-konsep matematika, Prinsip- Operasi perkalian didefinisikan
prinsip matematika.Objek-objek tak sebagai andaikan a =n(A). b=n(B), A dan
langsung adalah objek-objek yang dari B dua himpunan berhingga, maka a x b =
segi wujudnya secara nyata (secara n(AxB). Definisi kedua andaikan a dan b
operasional) tidak segera nampak bahwa bilangan cacah, a x b = b+b+b+b
objek-objek tersebut merupakan hal-hal sejumlah a. penjumlahan berulang b
yang dipelajari; tetapi hal-hal itu sejumlah a suku. Bentuk perkalian a x b
dipelajari sebagai dampak (akibat) dari selanjutnya dapat ditulis ab, a dan b
pembelajaran objek-objek langsung. faktor.
Objek-objek tak langsung dalam Sifat sifat operasi perkalian di
pembelajaran matematika adalah: sikap antaranya Tertutup ( Untuk semua a dan b
terhadap matematika, penghargaan bilangan cacah, maka berlaku a x b adalah
terhadap peranan matematika bagi bilangan cacah. Sifat Komutatif ( Untuk
kehidupan manusia, kemampuan setiap a dan b bilangan cacah, maka
memecahkan masalah, kecermatan atau berlaku a x b = b x a). Sifat Asosiatif (
ketelitian dalam mengamati sesuatu, Untuk setiap a,b,dan c bilangan cacah,
104
maka berlaku (a x b) x c = a x (b x c). mencari hubungan antara konsep-konsep
Sifat Distributif Perkalian terhadap dan struktur-struktur matematika itu.
Penjumlahan ( Untuk setiap a,b, c Pembelajaran matematika hendaknya
bilangan cacah, berlaku a x (b+c) = (a x dimulai dengan pengenalan masalah yang
b)+( a x c) dan(b+c)xa = (bxa)+(cxa). sesuai dengan situasi (contextual
Serta adanya elemen identitas perkalian problem). Dengan mengajukan masalah
(Ada sebuah bilangan cacah c yang untuk kontekstual, peserta didik secara bertahap
bilangan cacah a berlaku axc=cxa=a) c=1 dibimbing untuk menguasai konsep
(St.Suwarsono& Th. Sugiarto,2008: 11) matematika.
Dalam proses belajar, anak
Teknik Jarimatika sebaiknya diberi kesempatan
1. Pengertian Jarimatika memanipulasi benda-benda atau alat
Jarimatika adalah cara berhitung peraga yang dirancang secara khusus dan
(operasi Kali-Bagi-Tambah-Kurang) dapat diotak atik oleh siswa dalam
dengan menggunakan jari-jari tangan. memahami suatu konsep matematika.
Jarimatika adalah sebuah cara sederhana Melalui alat peraga yang ditelitinya anak
dan menyenangkan mengajarkan akan melihat langsung bagaimana
berhitung dasar kepada anak-anak keteraturan dan pola struktur yang
menurut kaidah : Dimulai dengan terdapat dalam benda yang
memahamkan secara benar terlebih diperhatikannya.
dahulu tentang konsep bilangan, lambang Proses internalisasi akan terjadi
bilangan, dan operasi hitung dasar, secara sungguh-sungguh (yang berarti
kemudian mengajarkan cara berhitung proses belajar secara optimal) jika
dengan jari-jari tangan.Prosesnya diawali, pengetahuan yang dipelajari itu dalam 3
dilakukan dan diakhiri dengan gembira. model yaitu :
(Septi Peni Wulandani, 2007: 2) Model Tahap Enaktif
2. Latar Belakang Penggunaan Dalam tahap ini penyajian yang
Teknik Jarimatika dilakukan melalui tindakan anak secara
Menurut Jean Piaget,siswa SD langsung terlihat dalam memanipulasi
umumnya berada pada tahap pra operasi (mengotak-atik) objek.
dan operasi konkret (usia 6/7 tahun-12 Model Tahap Ikonik
tahun). Sehingga pembelajaran di SD Dalam tahap ini kegiatan
seharusnya dibuat konkret melalui penyajian dilakukan berdasarkan pada
peragaan, praktik, maupun pikiran internal dimana pengetahuan
permainan.Perkembangan belajar disajikan melalui serangkaian gambar-
matematika anak melalui empat tahap, gambar atau grafik yang dilakukan anak,
yaitu : konkret, semi konkret, semi berhubungan dengan mental yang
abstrak, dan abstrak.(Sri Subarinah, merupakan gambaran dari objek-objek
2006:23). yang dimanipulasinya.
Menurut Bruner (dalam Model Tahap Simbolis
Pitajeng,2006:29) belajar matematika Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar
meliputi belajar konsep-konsep dan simbolik, anak memanipulasi simbol-
struktur matematika yang terdapat simbol atau lambang-lambang objek
didalam materi yang dipelajari serta tertentu.
105
Menurut Skemp, belajar untuk melakukannya. Salah satu trik
matematika melalui dua tahap, yaitu tahap berhitung yang menjadi tren saat ini
konkret dan tahap abstrak. Pada tahap adalah teknik jarimatika.
konkret, anak memanipulasi objek-objek Jarimatika memperkenalkan
konkret untuk dapat memhami ide-ide kepada anak bahwa matematika
abstrak. Guru hendaknya memberi (khususnya berhitung) itu menyenangkan.
kegiatan agar anak dapat menyusun Didalam proses yang penuh kegembiraan
struktur matematika sejelas mungkin itu anak dibimbing untuk bisa dan
sebelum mereka dapat menggunakan terampil berhitung dengan benar.
pengetahuan awalnya sebagai dasar Jarimatika memberikan salah satu
belajar pada tahap berikutnya. (Pitajeng, solusi dari permasalahan-permasalahan
2006:36). tersebut,karena jarimatika memenuhi
Sering kita jumpai peserta didik kaidah-kaidah pembelajaran matematika
kita tidak suka matematika, susah yang membuat peserta didik merasakan
memahami angka / bilangan dan enggan bahwa pembelajaran sangat
belajar berhitung, kita pun pernah menyenangkan dan menantang.
mengalami hal yang sama, padahal kita 3. Sejarah Jarimatika
juga tahu bahwa berhitung dan Berawal dari kepedulian seorang
matematika merupakan hal yang penting ibu terhadap materi pendidikan anak-
untuk dikuasai. Maka permasalahan yang anaknya.. Banyak metode dipelajari,
seringkali muncul adalah : ketidak- tetapi semuanya memakai alat bantu dan
sabaran (pada diri anak dan orangtua) kadang membebani memori otaknya.
dan proses memaksa – terpaksa (yang Setelah itu dia mulai tertarik dengan jari
sangat tidak menyenangkan kedua belah sebagai alat bantu yang tidak perlu dibeli,
pihak). dibawa kemana-mana dan ternyata juga
Matematika merupakan ilmu mudah dan menyenangkan. Anak-anak
pengetahuan yang mempelajari hal-hal menguasai metode ini dengan
abstrak yang berupa fakta, konsep, menyenangkan dan menguasai
prinsip. Peserta didik SD sedang keterampilan berhitung. Akhirnya
mengalami tahap berpikir pra operasional penelitian dari hari ke hari untuk
dan operasional konkret. Untuk itu perlu mengotak-atik jari hingga ke perkalian
adanya kemampuan khusus guru untuk dan pembagian, serta mencari uniknya
menjembatani antara dunia anak yang berhitung dengan keajaiban jari lalu
bersifat konkret dengan karakteristik dinamakan “Jarimatika”.Penerapan pada
matematika yang abstrak. anak dimulai pada usia 3 tahun untuk
Pembelajaran akan efektif jika pengenalan konsep sampai usia 12 tahun .
dilakukan dalam suasana menyenangkan. Jarimatika ini ada 4 level, masing-masing
Guru harus senantiasa mengupayakan ditempuh 3 bulan. Setelah selesai lulusan
situasi dan kondisi yang tidak Jarimatika akan masuk ke “Fun
membosankan apalagi menakutkan bagi Mathematic Club” yang akan mengupas
peserta didik. Salah satu upaya yang dapat matematika secara mudah dan
ditempuh guru adalah dengan menerapkan menyenangkan, sesuai materi di
trik-trik berhitung yang mempermudah sekolahnya.
dan menyenangkan bagi peserta didik
106
Proses ini mungkin dapat dengan memanipulasi hal-hal konkret
membantu anak menghilangkan fobia tersebut untuk memepelajari materi
terhadap Matematika. Sebagaimana matematika yang bersifat abstrak dan
diketahui Matematika masih menjadi deduktif.Ilmu ini mudah dipelajari segala
momok bagi sebagian besar anak (dan usia, minimal anak usia 3 tahun.
juga orang tua). Maka kami belajar untuk Menyenangkan karena peserta didik
menjadikannya mudah dan merasakan seolah mereka bermain sambil
menyenangkan (yang kemudian menjadi belajar dan merasa tertantang dengan
motto Jarimatika) teknik jarimatika
Penyusunan buku jarimatika pun Tidak membebani memori otak
diberikan banyak gambar menarik untuk peserta didik. Teknik berhitung jarimatika
memudahkan pemahaman dan juga mampu menyeimbangkan kerja otak
menarik minat untuk mempelajarinya. kanan dan kiri, hal itu dapat ditunjukkan
Beberapa cerita disisipkan untuk pada waktu berhitung mereka akan
memberikan jeda dan memberikan mengotak-atik jari-jari tangan kanan dan
ilustrasi pentingnya jeda dalam proses kirinya secara seimbang. Jarimatika
belajar. Bahasanya diupayakan agar mengajak peserta didik untuk dapat
ringan dan mudah dimengerti. mengaplikasikan operasi hitung dengan
Sebagai contoh untuk perkalian dengan cepat dan akurat menggunakan
sembilan cukup dengan membuka semua alat bantu jari-jari tangan, tanpa harus
jari anda kiri dan kanan, setiap jari anda banyak menghafalkan semua hasil operasi
dapat urutkan angkanya misal : hitung tersebut.
kelingking kiri adalah 1, jari manis kiri Praktis dan efisien . Dikatakan
adalah 2 dan seterusnya hingga praktis karena alat hitungnya jari maka
kelingking kanan adalah 10, cara selalu dibawa kemana-mana. Alatnya
penggunaannya 1 x 9 adalah menutup jari tidak akan pernah ketinggalan dan tidak
kelingking kiri sehingga yang tersisa akan disita apalagi diambil, jika si anak
adalah sembilan, 2 x 9 dengan cara ketahuan memakai Jari-jari sebagai alat
menutup jari manis kiri sehingga yang hitungnya pada saat ujian. Efisien karena
tersisa adalah 1 dikiri dibatasi oleh jari alatnya selalu tersedia dan tidak perlu
manis yang ditutup dan 8 jari kanan yang dibeli.
terbuka sehingga jawabannya adalah 18, Penggunaan “Jarimatika” lebih
demikian seterusnya. menekankan pada penguasaan konsep
4. Keunggulan teknik jarimatika terlebih dahulu baru ke cara cepatnya,
Berhitung dengan teknik sehingga anak-anak menguasai ilmu
jarimatika mudah dipelajari dan secara matang. Selain itu metode ini
menyenangkan bagi peserta didik. Mudah disampaikan secara fun, sehingga anak-
dipelajari karena jarimatika mampu anak akan merasa senang dan gampang
menjembatani antara tahap perkembangan bagaikan “tamasya belajar”.
kognitif peserta didik yang konkret Pengaruh daya pikir dan
dengan materi berhitung yang bersifat psikologis Karena diberikan secara
abstrak. menyenangkan maka sistem limbik di
Jarimatika memberikan visualisasi otak anak akan senantiasa terbuka
proses berhitung, peserta didik belajar sehingga memudahkan anak dalam
107
menerima materi baru. Membiasakan Rumus : ( P + P ) + ( S x S )
anak mengembangkan otak kanan dan P = puluhan
kirinya, baik secara motorik maupun S = satuan
secara fungsional, sehingga otak bekerja Keterangan:
lebih optimal. Tidak memberatkan . Jari Kelingking Nilainya 6
memori otak, sehingga anak menganggap . Jari Manis Nilainya 7
mudah, dan ini merupakan step awal . Jari Tengah Nilainya 8
membangun rasa percaya dirinya untuk . Jari Telunjuk Nilainya 9
lebih jauh menguasai ilmu matematika . Ibu Jari Nilainya 10
secara luas.
Pengaruh daya pikir dan Contoh 1
psikologis Karena diberikan secara Untuk mengalikan bilangan 7 x
menyenangkan maka sistem limbik di 8 ( lihat gambar 2 )
otak anak akan senantiasa terbuka Keterangan :
sehingga memudahkan anak dalam Untuk puluhannya gunakan jari
menerima materi baru.Membiasakan anak yang berdiri, lalu di jumlahkan (+) dan
mengembangkan otak kanan dan kirinya, satuannya jari yang dilipat dikalikan
baik secara motorik maupun secara .(X).Untuk mengalikan bilangan 7x8.
fungsional, sehingga otak bekerja lebih Rumus 7x8 = (p + p) + (s x s)
optimal.Tidak memberatkan memori otak, = (20 +30) + (3 x 2)
sehingga anak menganggap mudah, dan = 50 + 6
ini merupakan step awal membangun rasa = 56
percaya dirinya untuk lebih jauh
menguasai ilmu matematika secara luas.
(Septi Peni Wulandani, 2007: 4-7)
5. Formasi Jarimatika Perkalian
Adapun yang peneliti bahas disini
adalah perkalian 6 x 6 keatas dan bukan
tidak mungkin akan ada penelitian
tindakan untuk operasi hitung lainnya
dilain kesempatan. Untuk melakukan
penghitungan dengan teknik ini kita harus
memahami nilai niai setiap jari. Berikut Gambar 2 :
adalah cara cara disertai gambar untuk Contoh 2
menerangkan teknik ini secara garis besar. Untuk mengalikan bilangan 8 x 9 ( lihat
gambar 3 )
Keterangan :
Untuk puluhannya gunakan jari yang
berdiri, lalu di jumlahkan (+) dan
satuannya jari yang dilipat dikalikan
.(X).Untuk mengalikan bilangan 8 x 9
Rumus 8 x 9 = (p + p) + (s x s)
= (30 + 40) + (2 x 1)
Gambar 1 : Formasi jarimatika perkalian = 70 + 2

108
= 72 Identifikasi masalah,analisis materi
pembelajaran, penyusunan
silabus,RPP, instrumen pengumpulan
data.
2. Rencana Tindakan Tiap Siklus
Tahap perencanaan tindakan berisi
empat kegiatan pokok, yakni (1) membuat
skenario pembelajaran, (2)
mempersiapkan fasilitas dan sarana
Gambar 3 : Perkalian pendukung yang diperlukan, (3)
bilangan asli dasar mempersiapkan instrumen untuk
mengumpulkan/merekam data dan
METODE PENELITIAN menganalisis data tentang proses dan hasil
Jenis Penelitian tindakan, dan (4) melaksanakan simulasi
Jenis penelitian yang dilakukan pelaksanaan tindakan perbaikan untuk
ini adalah jenis penelitian tindakan kelas menguji keterlaksanaan rancangan.
yang mengarah kepada metode atau
teknik jari matika untuk meningkatkan Alat Pengumpulan Data
prestasi belajar peserta didik pada tema Peubah penelitian ini adalah
peristiwa kelas 2 di semester 2. Dimana keterampilan berhitung , data yang
peneliti ini menggunakan dua siklus , diperlukan adalah skor dan nilai hasil
setiap siklus siklus terdiri dari empat belajar, indikator keberhasilannya adalah
tahap yaitu yang dilaksanakan dua siklus kecepatan dan keakuratan,cara
dan empat tahap yaitu perencanaan pengumpulan data dengan tes tindakan
,pelaksanaan , observasi, dan refleksi. dan pengamatan, instrumen pengumpul
data berupa butir soal dan lembar
Defenisi Variabel pengamatan tertutup.
Untuk menghindari perbedaan
pemahaman beberapa istilah dan yang Analisis Data
diinginkan dalam judul dan pernyataan a. Penyekoran : Penyekoran
penelitian, perlu diberikan penjelasan dilakukan dengan menghitung jumlah
sebagai berikut: skor yang diperoleh setiap siswa
a. Keterampilan berhitung adalah dengan mengisi format daftar
kemampuan atau teknik seseorang penilaian.
untuk memudahkan atau mendapatkan b. Menghitung skor rata-rata kelas,
suatu hasil hitung dengan rumus
b. Jarimatika adalah cara atau teknik SR 
St
berhitung (operasi Kali-Bagi-Tambah- n X sm
Kurang) dengan menggunakan jari-jari Keterangan :
tangan. SR = Skor rata-rata kelas
sm = Skor maksimal
Prosedur Penelitian St = Skor total semua siswa
1. Persiapan: n = Jumlah siswa

109
c. Menghitung prosentase jumlah siswa = Banya siswa yang PPH ≥ 65%
T
yang tuntas memenuhi Kriteria N
= Banyak siswa yang diteliti
Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Secara individu dikatakan tuntas
rumus: belajar jika PPH≥ 65 % dan suatu kelas
PT 
 ST x100% dikatakan tuntas apabila PKK ≥ 80%
 n d. Penarikan kesimpulan
Untuk mengetahui persentase Penarikan kesimpulan dilakukan
siswa yang sudah tuntas belajar secara dengan membandingkan kondisi awal
klaskal digunakan rumus : dengan indikator keberhasilan yang
T digunakan, yaitu kondisi akhir yang
PPK  x100% diharapkan pada setiap siklus.
N
Dimana : Perbandingan tersebut adalah sebagai
PKK = Persentase ketunyasan klasikal berikut :
Tabel 2 Perbandingan Target Keberhasilan
TARGET
KONDISI KKM
PEUBAH INDIKATOR KEBERHASILAN
AWAL
SIKLUS I SIKLUS II
Kemampuan Skor rata-rata 64 70 75 68
melakukan hasil belajar
operasi perkalian
Prosentase jumlah 46 % 65 % 80%
siswa yang tuntas
Siklus dilanjutkan apabila target terlebih dahulu peneliti mengobservasi
akhir siklus belum tercapai, siklus guru dan siswa dengan tujuan untuk
dihentikan apabila target keberhasilan tiap mengetahui kondisi awal terhadap materi
akhir siklus sudah tercapai. perkalian bingan asli. Ternyata dari hasil
observasi yang dilakukan siswa kurang
HASIL PENELITIAN DAN memmahami materi perkalian bilangan
PEMBAHASAN asli. Kemudian langkah yang diambil
Hasil Penelitian peneliti memberikan tes awal (pretes)
Siklus I untuk mengetahui kemampuan awal siswa
1. Permasalahan pada materi perkalian bilangan asli.
Sesuai dengan krakteristik PTK tes awal dapat dilihat tingkat hasil belajar
(Penelitian Tindakan Kelas), dimana PTK siswa sebagai berikut : untuk no 1 tentan
berangkat dari permaslahan fatual yakni perkalian 6x7, siswa yang dapat
permasalahan yang timbul dalam kegiatan menyelesaikan soal dengan benar
mengajar sehari-hari yang dihadapi oleh sebanyak 44 siswa (95,65%) siswa dan
guru.Contohnya di dalam pembelajaran siswa yang dapat dapat menyelesaikan
guru mengajar dengan hanya soal dengan benar sebanyak 1 siswa
menggunakan satu metode pembelajaran (2,17%) dari 46 siswa, untuk no 2 tentang
yakni metode ceramah sehingga kegiatan perklaian 6x8 , siswa yang dapat
siswa hanya mendengarkan dan menyalin menyelesaikan soal dengan benar
serta membosankan. sebanyak 43 siswa (93,47%) siswa dan
Sebelum ditetapkanya metode siswa yang dapat menyelesaikan soal
jarimatika di SD Negeri 101774 Sampali, tetapi salah jawabanya sebanyak 2 siswa
110
(4,34%) sedangkan siswa yang tidak yang dapat menyelesaikan soal dengan
dapat menyelesaikan sebanyak 1 siswa benar sebanyak 38 (60,86%) siswa dan
(2,17%) dari 46 siswa. Ini disebabkan siswa yang dapat menyelesaikan soal
siswa malas untuk mengerjakannya soal tetapi jawabanya salah 2 siswa (4,34%)
jadi angka tidak tepat, untuk soal no 3 sedangakan siswa yang tidak dapat
tentang perkalian 6x9, siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan benar
menyelesaikan soal dengan benar sebanyak 4 siswa (8,69%) dari 46 siswa,
sebanyak 41 siswa (89,13%) siswa dan siswa tersebut tidak hafal perkalian, jadi
siswa yang dapat menyelesaikan soal jawabanya tidan ada.
tetapi jawabannya salah sebanyak 3 siswa Kemudian untuk soal nomor 14
(6,52%) yang tidak dapat menyelesaiakan tentang perkalian 8x10, siswa yang dapat
soal dengan benar sebanyak 0 siswa (0%) menyelesaikan soal dengan benar
dari 46 siswa, siswa tersebut tidak sebanyak 25 siswa (54,34%) siswa, dan
memahami konsep dasar perkalian. siswa yang dapta menyelesaikan soal
Kemudian untuk soal nomor 4 tetapi jawabannya salah sebanyak 1 siswa
tentang perkalian 6x10 siswa dapat (2,17%), sedangkan siswa yang tidak
menyelesaikan soal dengan benar dapat menyelesaikan soal dengan benar
sebanyak 42 siswa (91,30%) siswa, dan sebnayak 20 siswa (43,47%) dari 46
siswa yang dapta menyelesaikan soal siswa, siswa tersebut tidak hafal
tetapi jawabannya salah sebanyak 2 siswa perkalian, untuk soal nomor 15 tentang
(4,34%), sedangakan siswa yang tidapat perkalian 9x6, siswa yang dapat
menyelesaikan soal dengan benar menyelesaikan soal dengan benar
sebanyak 2 siswa (4,34%) dari 46 siswa sebanyak 21 siswa (45,65%) siswa, dan
tersebut lupa cara jarimatika, untuk soal siswa yang dapat menyelesaikan soal
no 5 tentang perkalian 7x6, siswa dapat tetapai jawabannya salah sebanyak 3
menyelesaikan soal dengan benar siswa (6,52%) sedangkan siswa yang
sebanyak 41 siswa (89,13%) siswa, dan tidak dapat menyelesaikan soal dengan
siswa yang dapat menyelesaikan soal benar sebanyak 22 siswa (47,82%) dari 46
tetapi jabannya salah sebanyak 2 siswa siswa, siswa tersebut tidak memahami
(4.34%) sedangkan siswa yang tidak konsep dasar perkalian sehingga
dapat menyelesaikan soal dengan benar jawabannya tidak ada, untuk soal nomor
sebanyak 3 (6,52%) siswa dari 46 siswa, 16 tentang perkalian 9x7, siswa yang
siswa tersebut tidak memahami teknik dapat menyelesaikan soal dengan benar
jarimatika, sehingga jawabanya tidak ada, sebanyak 16 siswa (34,78%), siswa dan
untuk nomor 6 tentang perkalian 7x7, siswa yang dapata menyelesaikan soal
siswa dapat menyelesaikan soal dengan tetapi jawabanya salah sebanyak 2 siswa
benar 40 siswa (86,95%) dan siswa yang (4,34%) sedangkan siswa yang tidak
dapat menyelesaikan soal tetap jawabanya dapat menyelesaikan soal dengan benar
salahsebnayak 3 siswa (6,52%) sdangkan sebanyak 28 siswa(60,86%) dari 46 siswa,
siswa yang tidak dapat menyelesaikan siswa tersebut kurang tepat meletakan
soal dengan benar sebanyak 3 siswa angkanya, untuk soal nomor 17 tentang
(6,52%) dari 46 siswa, siswa tersebut perkalian 9x8, siswa yang dapat
kurang tepat meletakkan angkanya, untuk menyelesaikan soal dengan benar
soal nomor 7 tentang perkalian 7x8, siswa sebanyak 13 siswa (28,26%) siswa dan
111
siswa yang dapat menyelesaikan soal bahwa dari 46 orang siswa sebanyak 24
dengan benar tetapi jawabannya salah orang siswa atau sekitar 52,17% yang
sebanyak 2 siswa (4,34%), sedangkan mendapatkan hasil belajar rendah atau
siswa yang tidak dapat menyelesaikan tidak tuntas, dan sebanyak 22 oarang
soal dengan benar sebanyak 31 siswa siswa atau sekitar 47,82% yang masuk
(67,39%) dari 46 siswa, siswa tersebut dalam katagori tuntas belajar pada materi
tidak mengerti perkalian, jadi jawabannya perkalian bilngan asli.
tidaka ada. Dari tabel diatas menunjukkan
Selanjutnya untuk soal nomor 18 prestasi siswa masih rendah yaitu dengan
tetang perkalian 9x9, siswa yang dapat rata-rata kelas 52,17 untuk itu perlu
menyelesaikan soal dengan benar dilakukakn perencanaan untuk
sebanyak 11 siswa ( 23,91%) siswa, dan melanjutkan siklus I.
siswa yang dapat menyelesaikansoal
tetapi jawabannya salah sebanyak 5 siswa 2. Tahap Perencanaan
(10,86%), sedangkan siswa yang tidak Pada kegiatan ini tindakan
dapat menyelesaikan soal dengan benar dilakukan peneliti bersama guru kelas
sebanyak 30 siswa (65,21%) dari 46 dengan menerapkan metode jarimatika
siswa. Siswa tersebut tidak memahami yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
konsep perkalian, untuk nomor 19 tentang belajar siswa khususnya dalam pelajaran
perklaian 6x6, siswa yang dapat matematika.
menyelesaikan soal dengan benar Perencanaan yang dilakukan
sebanyak 27 siswa (58,69%) , siswa yang dalam penelitian ini adalah untuk
menyelesaikan soal tetapi jawabannnya membuat alternatif masalah dengan
salah sebanyak 2 (4,34%), sedangkan melaksanakan pembelajaran
siswa yang tidak dapat menyelesaikan menggunakan metode jarimatika
soal dengan benar sebanyak 17 siswa denganurutan langkah-langkah sebagai
(36,95%) dari 46 siswa, siswa tersebut berikut : Membuat Rencana Pelaksanaan
susah menjawab, karena tidak memahami Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
dasar perkalian dengan baik, untuk soal materi perkalian bilangan asli, membuat
nomor 20 tentang perkalian 9x10, siswa lembar observasi yang berisikan tentang
yang dapat menyelesaikan soal dengan penilaian atau pencatatan terhadap proses
benar sebanyak 20 siswa (43,47%), dan pembelajran yang dilakukan oleh guru
siswa yang dapat menyelesaikan soal dan siswa, mempersiapkan media (jari-
tetapi jawabannya salah sebanyak 2 siswa jari tangan), menyusun alat evaluasi
(4,34%) sedangkan siswa siswa yang berupa postes untuk mengetahui hasil
tidak dapat menyelesaikan soal dengan belajar.
benar sebanyak 24 (52,17%) dari 46
siswa, siswa tersebut tidaak memmahami 3. PelaksanaanTindakan
konsep dasar perkalian. Pada tahap pelaksanaan tindakan
Berdasarkan rumus ketuntasan ini, kegiatan guru lebih difokuskan
belajar siswa secara klasikal diperoleh : kepada pembelajaran dengan
22 menggunakan metode jarimatika pada
PKK = 46 × 100% =47,82%. Berdasarkan
siklus I.
hasil perhitungan maka dapat diketahui

112
4. Tahap Analisis Data (0%) sedangkan siswa yang tidak dapat
Berdasarkan analisis data dari tes menyelesaikan soal dengan benar
belajar siswa terhadap pelajaran sebanyak 2 siswa (3,33%) dari 46 siswa,
matematika yang di ajarkan pada materi siswa tersebut sudah memahami konsep
perkalian bilangan asli pada siklus I diatas perkalian, hanya saja siswa tersebut
dapat dilihat tingkat hasil belajar siswa lambat mengerjakan, untuk soal nomor 5
sebagai berikut : Untuk soal nomor 1 tentang perkalian 7x6, siswa yang dapat
tentang perkalian 6x7, siswa yang dapat menyelesaiakn soal denga benar sebanyak
menyelesaikan soal dengan benar 41 siswa (6,67%) sedangkan siswa yang
sebanyak 42 siswa (100%) siswa dan dapat menyelesaikan soal tetapi
yang dapat menyelesaikan soal tetapi jawabannya salah sebanyak 2 siswa
jawabannya salah sebanyak 0 siswa (0%) (6,67%) sedangkan siswa yang tidak
sedangkan siswa yang tidak dapat dapat menyelesaikan soal dengan benar
menyelesaikan soal dengan benar 4 siswa sebanyak 3 siswa (13,13%) dari 46 siswa,
(8,69%) dari 46 siswa, siswa tersebut siswa tersebut tidak dapat mengalikannya
sudah memahami perkalian dengan baik, sehingga jawabannya tidak ada, untuk
untuk soal nomor 2 tentang perkalian 6x8, nomor 6 tentang perkalian 7x7, siswa
siswa yang dapat menyelesaikan soal yang dapat menyelesaikan soal dengan
dengan benar 42 siswa (93,33%) siswa benar sebanyak 39 siswa (73,33%) dan
yang dapat menyelesaikan soal tetapi siswa yang dapat menyelesaikan soal
jawaban nya salah sebanyak 0 siswa (0%) tetapi jawabanya salah sebanyak 5 siswa
sedangkan siswa yang tidak dapat 16,67%) sedangkan siswa yang tidak
menyelesaikan soal dengan benar dapat menyelesaikan dengan benar
sebanyak 4 siswa (16,67%) dari 46 siswa, sebanyak 2 siswa (10%) dari 46 siswa,
siswa tersebut sudah dapat siswa tersebut tidak memahami konsep
mengerjakannya tetapi salah hasil dasar perkalian , sehingga jawabanya
perkaliannya menjadi 55, untuk soal tidak ada, untuk soal nomor 7x8 tentang
nomor 3 tentang perkalian 6x9, siswa dan perkalian 14x15, siswa yang dapt
siswa yang dapat menyelesaikan soal menyelesaikan soal dengan benar
dengan benar sebanyak 41 siswa sebanyak 39 siswa (50%) dan siswa yang
(76,67%) siswa dan siswa yang dapat dapat menyelesaikan soal tetapi
menyelesaikan soal tetapi jawabanya jawabanya salah sebanyak 5
salah 2 siswa (6,67%) sedangkan siswa siswa(36,67%) sedngkan siswa yang tidak
yang tidapat menyelesaikan soal dengan dpaat menyelesaikan soal dengan benar
benar sebanyak 3 siswa (16,67%) dari 46 sebanyak 2 siswa (13,32%) dari 46 siswa,
siswa, siswa tersebut salah mengaliakan siswa tersebut tidak memmahami
bialangan atau angkanya, sehingga perkalian, sehingga jawabanya salah.
jawabannya lebih banyak. Selanjutnya untuk soal nomor 8
Kemudian untuk soal nomor 4 tentang perkalian 7x9, siswa yang dapat
tentang perkalian 6x10, siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan benar
menyelesaikan soal dengan benar sebanyak 38 siswa (30%) dan siswa yang
sebanyak 41 siswa (96,67%) siswa dan dapat menyelesaikan soal tetapi
siswa yang dapat menyelesaiakan soal jawabanya salah sebanyak 2 siswa
tetapi jawabannya salah sebanyak 3 siswa (13,34%), sedangkan siswa yang tidak
113
dapat menyelesaikan soal dengan benar soal dengan benar sebanyak 9 siswa
sebanyak 6 siswa (56,7%) dari 46 siswa, (19,56%) dari 46 siswa. Ini disebabkan
siswa tersebut mengerti arti perkalian siswa malas untuk mengerjakannya soal
tetapi siswa malas untu mempelajarinya, jadi angkanya tidak tepat., untuk nomor
untuk soal nomor 9 tentang perkalian 13 tentang perkalian 8x9, siswa yang
7x10, siswa yang dapat menyelesaikan dapat menyelesaikan soal dengan benar
soal dengan benar sebanyak 38 siswa sebanyak 24 siswa (52,17%) siswa dan
(3,33%) dan siswa yang menyelesaikan siswa yang dapat menyelesaikan soal
soal tetapi jawabannya salah sebanyak 2 tetapi jawabanya salah sebanyak 0 siswa
siswa (13,33%) sedangkan siswa yang (0%), sedangkan siswa yang tidak dapat
tidak dapat menyelesaikan soal dengan menyelesaikan soal dengan benar
benar sebanyak 6 siswa (83,33%) dari 46 sebanyak 22 siswa (47,82%) dari 46
siswa, siswa tersebut tidak dapat siswa. Siswa tersebut tidak memahami
mengalikannya, karena siswa bingung konsep dasar perkalian.
yang mana dulu dijumlahkan, apa yang Kemudian untuk nomor 14 tentang
satuan , apa yang puluhan yang duluan, perkalian 8x10, siswa yang dapat
untuk soal nomor 10 tentang perkalian menyelesaikan soal dengan benar
8x6, siswa yang dapat menyelesaikan soal sebanyak 23 siswa (50%) siswa, dan
dengan benar sebanyak 38 siswa (6,67%) siswa yang dapat menyelesaikan soal
dan siswa yang dapat menyelesaikan soal tetapi jawabanya salah 0 siswa (0%)
tetapi jawabanya salah sebanyak 2 (20%) sedangkan siswa yang tidak dapat
sedangkan siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal dengan benar
menyelesaikan soal dengan benar sebanyak 23 siswa (50%) dari 46 siswa,
sebanyak 6 siswa (73,33%) dari 46 siswa, siswa tersebut tidak ingat metode
siswa tersebut tidak dapat memahami jarimatika., untuk soal nomor 15 tentang
konsep dasar perkalian, sehingga perkalian 9x6, siswa yang dapat
jawabannya tidak ada, untuk nomor 11 menyelesaikan soal dengan benar
tentang perkalian 8x7, siswa yang sebanyak 23 siswa (50%) dan siswa yang
menyelesaiakan soal dengan benar dapat menyelesaikan soal tetapi
sebanyak 38 siswa (82,60%) siswa dan jawabanya salah sebanyak 0 siswa (0%),
yang dapat menyelesaikan soal tetapi sedangkan siswa yang tidak dapat
jawabanya salah sebanyak 0 siswa (0%), menyelesaikan soal dengan benar
sedangkan siswa yang tidak dapat sebanyak 23 siswa (50%) dari 46 siswa,
menyelesaikan soal dengan benar siswa tersebut tidak memahami konsep
sebanyak 8 siswa (17,345) dari 46 siswa, dasar perkalian sehingga jawabanya tidak
siswa tersebut tidak tepat mengalikan ada, untuk soal nomor 16 tentang
bilangan angka yang ditulisnya kurang perkalian 9x7, siswa yang dapat
satu, untuk nomor 12 tentang perkalian menyelesaikan soal dengan benar
8x8, siswa yang dapat menyelesaikan soal sebanyak 24 siswa (52,17%) siswa dan
dengan benar sebanyak 37 siswa siswa yang dapt menyelesaikan soal tetapi
(80,43%) siswadan siswa yang dapat jawabanya salah sebanyak 0 siswa (0%)
menyelesaikan soal tetapi jawabanya sedang siswa yang tidak dapat
salah sebanyak 0 siswa (0%) sedangkan menyelesaikan soal dengan benar
siswa yang tidak dapat menyelesaikan sebanyak 22 siswa (47,82%) dari 46
114
siswa, siswa tersebut lambat mengerakkan sebanyak 15 orang siswa yang tuntas dan
tangannya, untuk soal nomor 17 tentang sebanyak 15 orang siswa belum mendapat
perkalian 9x8, siswa yang dapat nilai tutas.
menyelesai soal dengan benar sebanyak Berdasarkan rumus ketuntasan
22 siswa (47,82%), dan siswa yang dapat belajara siswa secara klasikal
menyelesaikan soal tetapi jawabanya diperolehsebagai berikut.
salah0 siswa (0%) sedangkan siswa yang 23
PKK = 46 x 100% = 50 %. Berdasarkan
tidak dapat menyelesaikan soal dengan
hasil perhitungan maka diketahui bahwa
benar sebanyak 24 siswa (52,17%) dari 46
kemampuan dari 46 orang siswa sebanyak
siswa, siswa tersebut masih bingung
23 orang siswa atau sekitar 50,00% yang
menggunakan metode jarimatika, untuk
mendapat nilai rendah atau belum tuntas
soal nomor 18 tentang perkalian 9x9,
dan sebanyak 23 orang siswa atau sekitar
siswa yang dapat menyelesaikan soal
50,00% yang masuk dalam katagori tuntas
dengan benar sebanyak 24 siswa
belajar pada mata pelajaran matematika
(52,17%) dan siswa yang dapat
khususnya perkalian bilangan asli.
menyelesaikan soal tetapi jawabanya
Dari tes belajar yang diperoleh
salah sebanyak 0 siswa (0%), sedangkan
siswa pada siklus I maka dapat dikatakan
siswa yang tidak dapat menyelesaikan
terjadi peningkatan hasil belajar sekitar
soal dengan benar sebanyak 22 siswa
25,00%. Walaupun demikian keberhasilan
(47,82%) dari 46 siswa, siswa tersebut
proses belajar mengajar pada siklus I
lambat menjawabnya masih kaku
belum sesuai dengan target nilai yang
menggunakan metode jarimatika, untuk
ingin dicapai yaitu target nilai ketuntasan
soal nomor 19 tentang perkalian 6x6,
di atas 80%. Untuk itu peneliti melakukan
siswa yang dapat menyelesaikan soal
penelitian sampai hasil belajar mengalami
dengan benar sebanyak 22 siswa
perubahan kepada katagori tuntasan.
(47,82%) dan siswa yang dapat
Sehingga perlu diadakan kembali
menyelesaikan soal tetapi jawabanya
perbaikan pembelajaran yang
salah sebanyak 0 siswa (0%), sedangkan
memungkinkan dapat memaksimalkan
siswa yang tidak dapat menyelesaikan
hasil belajar siswa maka dilanjutkan
soal dengan benar sebanyak 24 siswa
pelaksanaan siklus II.
(52,17%) dari 46 siswa, siswa, untuk soal
nomor 20 tentang 9x10, siswa yang dapat
5. Refleksi
menyelesaikan soal dengan benar
Berdasarkan hasil observasi yang
sebanyak 22 siswa (47,82%) dan siswa
telah dilakukan pada siklus I, maka
yang dapat menyelesai soal tetapi
peneliti melakukan refleksi terhadap
jawabanya salah sebanyak 0 siswa (0%)
seluruh kegiatan pada siklus I dengan
siswa sedang siswa yang tidak dapata
hasil sebagai berikut :
menyelesaikan soal dengan benar
a. Ada sebagian siswa yang masih takut
sebanyak 24 siswa (52,17%) dari 46
bertanya dan megemukakan
siswa, siswa tersebut belum lancar dan
pendapatnya di depan kelas. Karena
terbiasa melakukan metode jarimatika jadi
kurangnya kesempatan yang diberikan
melakukannya masih lambat.
guru untuk bertanya atau
Dari Tabel 4.3 diatas, dapat
mengemukan pendapat.
dilihat bahwa dari 46 orang siswa terdapat
115
b. Hanya sebagain siswa yang mampu melaksanakan pembelajaran dengan
menguasai materi perkalian bilangan menggunakan metode jarimatika dengan
asli dengan baik. Karena guru masih urutan langkah-langkah sebgai berikut :
kurang menguasai langkah-langkah Membuat Rencana Pelaksanaan
pembelajatran sesuai dengan RPP. Pembeljaran (RPP) yang sesuai dengan
c. Kebanyakan dari siswa lebih banyak materi perklian bilngan asli, membuat
becerita dengan teman sebangkunya lembar observasi yang berisi tentang
dari pada mendengarkan penjelasan penilaian atau pencatatan terhadap proses
dari guru. Karena guru masih kurang pembeljaran yang dilakukak oleh guru
terampil dalam mengelola kelas. dan siwa, mempersiapkan media (jari-jari
Berdasarkan analisis masalah yang tangan), menyusun alat evaluasi berupa
terjadi pada siklus I tersebut maka postes.
dalam hal ini peneliti merasa perlu
untuk melkukan perbaikan pada siklus 3.Pelaksanaan Tindakan
II dengan melibatkan seluruh siswa Pada tindakan siklus II rencana
untuk aktif pada proses pembelajaran pembelajaran dilaksanakan dalam dua kali
denan melibatkan keaktifan siswa pertemuan dengan alokasi waktu 70
dalam proses mengajar. menit. Pada pelaksanaan tindakan siklus
II.
Siklus II 4. Tahap Analisa Data
1. Permasalahan Berdasarkan analisis data
Berdasarkan hasil observasi pos terhadap tes pemahaman siswa terhadap
tes pada siklus I, diperoleh bahwa masih pelajaran matematika perkalian bilangan
ada siswa yang belum aktif dalam belajar asli pada siklus II diatas dapat dilihat
dan hasil yang diperoleh siswa belum tingkat hasil belajar siswa sebagai berikut
mencapai tingkat ketuntasan. : Untuk soal nomor 1 tentang perkalian
Permasalahan ayang dialami siswa dari 6x7, siswa yang dapat menyelesaikan soal
segi materi pelajaran berdasarkann analisa dengan benar sebanyak 45 siswa (100%)
tiap-tiap soal yaitu siswa masih banyak dan siswa yang dapat mengerjakan soal
yang kurang memahami cara perkalian tetapi jawabannya salah sebanyak 0 siswa
bilangan asli. Untuk itu perlu (0%) sedangkan siswa yang tidak dapat
merencanakan kegiatan pembelajaran menyelesaikan soal dengan benar
metode jarimatika dengan menyusun sebanyak 1 siswa (2,17%) dari 46 siswa ,
rencana pemblajaran pada siklus II. siswa sudah dapat memahami konsep
2.Tahap Perencanaan dasar perkalian, satu siswa tersebut tidak
Pada kegiatan ini indakan dapat mengalikannya karena siswa
dilakukan peneliti bersama guru kelas bingung yang mana yang dikalikan, untuk
dengan menggunakan metode jarimatika nomor 2 tentang perkalian 6x8 siswa yang
dalam pembelajaran yang bertujuan untuk dapat menyelesaikan soal dengan benar
meningkatkan hasil belajar siswa pada sebanyak 46 siswa (100%) sedangkan
mata pelajaran matematika. siswa yang dapat menyelesaikan soal
Perencanaan yang dilakukan tetapi jawabanya salah sebanyak 0 siswa
dalam penelitian ini adalah untuk (0%) sedangkan siswa yang tidak dapat
membuat alternatif masalah dengan menyelesaikan soal dengan benar
116
sebanyak 0 siswa (0%) dari 46 siswa, masih bingung menentukan puluhan
siswa sudah dapat memahami konsep dalam perkalian.
dasar perkalian dengan benar. Selanjutnya untuk soal nomor 7
Kemudian untuk soak nomor 3 tentang perkalian 7x8, siswa yang dapat
tentang perkalian 6x9 , siswa yang dapt menyelesaikan soal dengan benar
menyelesaikan soal dengan benar sebanyak 46 siswa (100%) dan siswa
sebanyak 46 siswa (100%) dan siswa yang dapat menyelesaikan soal tetapi
dapat menyelesaikan soal tetapi jawabannya salah 0 siswa (0%)
jawabanya salah sebanyak 0 siswa (0%) sedangkan siswa yang tidak dapat
dari 46 siswa, siswa dapat memahami menyelesaikan soal dengan benar
konsep dasar perkalian, untuk soal nomor sebanyak 0 siswa (0%) dari 46 siswa,
4 tentang perkalian 6x9, siswa yang dapat siswa sudah terampil dalam mengerjakan
menyelesaikan soal dengan benar dengan metode jarimatika yang diajarkan,
sebanyak 45 siswa (100%) dan siswa untuk soal nomor 8 tentang perkalian
yang dapat menyelesaikan soal tetapi 7x9,siswa yang dapat menyelesaikan
jawabanya salah sebanyak 1 siswa dengan benar sebanyak 46 siswa (100%)
(2,17%) dari 46 siswa, siswa sudah dapat dan siswa yang dapat menyelesaikan soal
memahami konsep dasar perkalian , satu tetapi jawabannya salah sebanyak 0 siswa
siswa masih bingung mengunakan metode (0%) sedangkan siswa yang tidak dapat
jarimatika, untuk nomor 5 tentang menyelesaikan soal dengan benar
perkalian 7x6, siswa yang dapat sebanyak 0 siswa (0%) dari 46 siswa ,
menyelesaikan soal dengan benar siswa tersebut mengerti arti perkalian ,
sebanyak 45 siswa (100%)dan siswa yang untuk nomor 9 tentang perkalian 7x10,
dapat menyelesaikan soal tetapi siswa yang dapat menyelesaikan soal
jawabanya salah sebanyak 1 siswa dengan sebanyak 45 siswa (100%) dan
(2,17%) sedangkan siswa yang tidak siswa yang dapat menyelesaikan soal
dapat menyelesaikan soal dengan benar tetapi jawabannya salah sebanyak 1 siswa
sebanyak 0 siswa (0%) dari 46 siswa,pada (2,17%) sedangkan siswa yang tidak
umumnya siswa sudah dapat memahami dapat menyelesaikan soal dengan benar
konsep dasar perkalian,satu siswa masih sebanyak 0 siswa (0%) dari 46 siswa,
bingung tidak tahu perkalian , yang mana siswa tersebut tidak dapat mengalikannya
harus dikalikan duluan, apa yang satuan, , karena siswa bingung yang mana dulu
apa yang puluhan, untuk soal nomor 6 yang dikalikan, apa yang satuan, apa yang
tentang perkalian 7x7 siswa yang dapat puluhan yang duluan, untuk soal nomor
menyelesaikan soal dengan benar 10 tentang perkalian 8x6, siswa yang
sebanyak 45 siswa (100%) dan siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar
yang dapat menyelesaikan soal tetapi sebanyak 44 siswa (95,65%) dan siswa
jawabannya salah sebanyak 1 siswa yang dapat menyelesaikan soal tetapi
(2,17%) sedangkan siswa yang tidak dpat jawabanya salah sebanyak 2 siswa
menyelesaikan soal dengan benar (4,34%) sedangkan siswa yang tidak
sebanyak 0 siswa (0%) dari 46 siswa, dapat menyelesaikan soal dengan benar
pada umumnya siswa sudah terampil sebanyak 0 siswa (0%) dari 46 siswa,
dalam mengerjakannya dengan metode siswa yang tersebut tidak memahami
jarimatika yang diajarkan,satu siswa konsep dasar perkalian, sehingga
117
jawabannya salah, untuk soal nomor 11 menyelesaikan soal tetapi jawabannya
tentang perkalian 8x7, siswa yang dapat salah sebanyak 0 siswa (0%), sedangkan
menyelesaikan soal dengan benar siswa yang tidak dapat menyelesaikan
sebanyak 43 siswa (93,47%) dan siswa soal dengan benar sebanyak 12 siswa
yang dapat menyelesaikan soal tetapi (26,08%) dari 46 siswa, siswa tersebut
jawabannya salah sebanyak 0 siswa (0%) masih banyak tidak tahu cara perkalian,
sedangkan siswa yang tidak dapat yang mana harus dikalikan duluan, apa
menyelesaikan soal dengan benar yang satuan, apa yang puluhan, untuk
sebanyak 3 siswa (6,52%) dari 46 siswa, nomor 16 tentang perkalian 9x7, siswa
siswa tersebut tidak memahami konsep dapat menyelesaikan soal dengan benar
dasar perkalian, untuk soal nomor 12 sebanyak 33 siswa (71,73%) dan siswa
tentang perkalian 8x8,siswa yang dapat yang dapat menyelesaikan soal tetapi
menyelesaikan soal dengan benar jawabannya salah sebanyak 0 siswa (0%),
sebanyak 44 siswa (95,65%) dan sisw sedangkan siswa yang tidak dapat
yang dapat menyelesaikan soal tetapi menyelesaikan soal dengan benar
jawabanya salah sebanyak 0 siswa (0%) sebanyak 13 siswa (28,26%) dari 46
sedangkan siswa yang tidak dapat siswa, siswa tersebut belum trampil dlam
menyelesaikan soal dengan benar mengerjakannya dengan metode
sebanyak 2 siswa (4,34%) dari 46 siswa, jarimatika yang diajarkan.
siswa sudah belum dapat memahi konsep Selanjutnya untuk nomor soal
dasar perkalian dengan benar. nomor 17 tentang perkalian 9x8, siswa
Kemudian untuk soal nomor 13 yang dapat menyelesaikan soal dengan
tentang perklaian 8x9, siswa yang dapat benar sebanyak 32 siswa (69,56%) dan
menyelesaikan soal dengan benar siswa yang dapat menyelesaikan soal
sebanyak 43 siswa (93,47%) dan siswa tetapi jawabanya salah sebanyak 0 siswa
yang dapat menyelesaikan soal tetapi (0%), sedangkam siswa tidak dapat
jawabannya salah sebanyak 0 siswa (0%) menyelesaikan soal dengan benar
sedangkan siswa yang tidak dapat sebanyak 14 siswa (30,43%) dari 46
menyelesaikan soal dengan benar siswa, siswa masih banyak yang malas
sebanyak 3 siswa (6,52%) dari 46 mengerjakanya, sehingga jawabannya
siswa,siswa belum dapat memahami kurang satu lagi, untuk soal nomor 18
konsep dasar perkalian, untuk nomor 14 tentang perkalian 9x9, siswa yang dapat
tentang perkalian 8x10,siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan benar
menyelesaikan soal dengan benar sebanyak 31 siswa (67,39%) dan siswa
sebanyak 37 siswa (80,43%) dan siswa yang dapat menyelesaikan soal tetapi
yang dapat menyelesaikan soal tetapi jawabanya salah sebanyak 15 siswa
jawabanya salah sebayak 0 siswa (0%), (32,62%) dari 46 siswa , siswa tersebut
sedangkan siswa yang tidak dapat kurang tepat meletakkan jawabanya,untuk
menyelesaikan soal dengan benar nomor 19 tentang perkalian 6x6, siswa
sebanyak 9 siswa (19,56%) dari 46 siswa, yang dapat menyelesaikan dengan benar
untuk soal nomor 15 tentang perkalian sebanyak 34 siswa (73,91%) dan siswa
9x6, siswa yang dapat menyelesaikan soal yang dapat menyelesaikan soal tetapi
dengan benar sebanyak 34 siswa jawabanya salah sebanyak 0 siswa (0%),
(73,91%) dan siswa yang dapat sedangkan siswa yang tidak dapat
118
menyelesaikan soal dengan benar peneliti melakukan refleksi terhadap
sebanyak 12 siswa (26,08%) dari 46 seluruh kegiatan pada siklus II yang
siswa, siswa tidak dapat memahami hasilnya telah terlihat bahwa :
konsep dasar perkalian, sehingga a. Siswa sudah berani bertanya dan
jawabanya sellu ditebak-tebak, untuk megemukakan pendapatnya didepan
nomor 20 tentang perkalian, siswa yang kelas. Karena guru sudah berusha
dapat menyelesaikan soal dengan benar membangkitkan keberanian siswa
sebanyak 35 siswa (76,08%), dan siswa dengan memberi banyak peluang
yang menyelesaikan soal tetapi jawabanya untuk bertanya dan menjawab secara
salah sebanyak 0 siswa (0%), sedangkan bergiliran serta guru memberi
siswa yang tidak dapat menyelesaikan pengguatan kepada siswa.
soal dengan benar sebanyak 11 siswa b. Siswa sudah mampu menguasai materi
(23,21%) dari 46 siswa. Siswa tidak perkalian bilangan asli dengan baik.
memahami konsep dasar perkalian , Karena dalam proses pembelajaran
jawabannya tidak ada. guru sudah menerapakan langakah-
Dari tabel di atas, dapat dilihat langkah pembelajaran yang sesuai
bahwa dari 46 orang siswa terdapat dengan RPP dengan menggunakan
sebanyak 25 orang siswa yang tuntas dan metode jarimatika. Sehingga dapat
sebanyak 5 orang siswa belum mendapat meningkatkan hasil belajar.
nilai tuntas. c. Suasana dalam kelas ketika belajar
Berdasarkan rumus ketuntasan materi perkalian bilangan asli sudah
belajar siswa secara klasikal diperoleh : tenang. Karena guru menyampaikan
42 pemblajaran dengan jelas dan
PKK =46 x 100% = 91,30 %. Berdasarkan
menyenagkan sehingga siswa tidak
hasil perhitungan maka dapat diketahui
ada lagi yang membuat keributan.
bahwa kemampuan dari 46 orang siswa
Berdasarkan hasil refleksi, maka
sebanyak 42 orang siswa atau sekitar
dapat diambil kesimpulan bahwa upaya-
91,30% yang dapat nilai tuntas dan
upaya yang telah dilakuakan pada
sebanayak 4 orang siswa atau sekitar
pembelajaran matematika materi
8,69% yang belum mendapatkan nilai
perkalaian bilangan asli pada siklus II
tuntas pada mata pelajaran matematika
semakin membaik sewaktu proses belajar
khususnya pelajaran perkalian bilangan
mengajar, kemudian dilihat hasil belajar
asli.
secara klasikal sebanyak 25 siswa
Dari tes hasil belajar yang
(83,33%) sudah mencapai hasil belajar.
diperolah siswa pada sikus II, jika
Hal ini berarti tujuan penelitian untuk
dibandingkan pada siklus I, maka dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
dikatakan terjadi peningkatan hasil belajar
materi perkalian bilangan asli telah
sebesar 41,3%. Dari data yang diperoleh
tercapai sehingga penelitian tidak
dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa
dilanjutkan ke siklus berkutnya.
telah mencapai ketuntasan.
Pembahasan
5. Refleksi
Hasil penelitian yangg dilakukan
Berdasarkan hasil observasi yang
di SD Negeri 101774 Sampali
telah dilakukan pada siklus II maka
menunjukkan bahwa penerapan metode
119
jarimatika dapat meningkatkan hasil Diagram : 4
belajar siswa pada materi perkalian Nilai Rata-Rata Kalsikal
bilangan asli di kelas II SD. Dan juga 100
dapat menarik perhatian siswa dan 80
membuat siswa lebih aktif, dan selainitu 60
siswa belajar dengan senang dan apa yang 40
dipelajari siswa dapat lebih dipahami 20
dengan menggunakan metode jarimatika 0
yang dilakuakan pada materi perkalian TES AWAL
bilangan asli
Berdasarkam hasil penelitian SIKLUS I
setelah diberikan tindakan siklus I dari 46 SIKLUS II
orang siswa terdapat sebanyak 15 orang
siswa (50,00%) yang mendapat hasil Dengan demikian, pengguanaan
rendah atau belum tuntas . Kemudian metode jarimatika dalam pembelajaran
setelah pemberian tindakan pada siklus II perkalian bilangan asli dapat
diperoleh 46 orang siswa terdapat 42 meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk
orang siswa (91,30) Masuk dalam lebih jelasnya dapat dilihat tentang
katagori tuntas, dan sebanyak 4 oarang peningkatan presentasi siswa sebagai
siswa (8,69%) yang tidak termasuk dalam berikut :
katagori tuntas. Tabel 4.9
Dengan demikian dapat Peningkatan Presentasi Siswa Secara
disimpulakan bahwa dengan Klasikal
menggunakan metode jarimatika pada NO Deskripsi Nilai Presentasi
pelajaran matematika materi perkalain 1 Tes Awal 47,82%
bilangan asli di kelas II SD Negeri 2 Siklus I 50,00%
No.101774 Sampali , pembelajaran 3 Siklus II 91,30%
berhasil diterapkan dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini Diagram 5
dapat dilihat dari hasil penelitian yang Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa
menunjukkan bahwa semua siswa Secara Klasikal
mengalami peningktan nilai. 100%
Tabel 12
80%
Rekapitulasi Hasil Belajar
60%
NO Deskripsi Nilai Nilai Rata-rata
1 Tes Awal 66,30 40% SIKLUS II
2 Siklus I 71,20 20%
SIKLUS I
3 Siklus II 90 0%
TES AWAL
SIKLUS II
TES AWAL
SIKLUS I

Lebih jelasnya peningkatan hasil


belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata
nilai saat tes awal, hasil siklus I dan pada
siklus II, seperti pada gamabar diagram
batang dibawah ini :

120
PENUTUP belajar siswa mencapai 100% secara
Kesimpulan keseluruhan sudah mencapai
Berdasarkan hasil dari keberhasilan belajar.
pembhasan dan data penelitian dapat 4. Pada hasil pengamatan (observasi)
diperoleh kesimpulan bahwa dengan kegiatan guru dan siswa dalam proses
menggunakan metode jarimatika dapat pembelajaran sangat baik sesuai yang
meningkatkan hasil belajar siswa dalam diinginkan.
mata pelajaran matematika pada materi
perkalian bilangan asli di kelas II SD Saran
Negeri 101774 Sampali, maka dalam hal Berdasarkan hasil penelitian
ini peneliti membuat kesimpulan sebgai yang dilakuakan maka peneliti
berikut : menyarankan:
1. Dalam mempelajari matematika 1. Setiap guru di SD diharapkan
terhadap siswa kelas II SD guru dan melakukan pengajaran dengan
pihak sekolah perlu mempelajari mengguanakan metode jarimatika
metode jarimatika sebgai sumber sebagai alternatif dalam kegiatan
belajar serta sarana dlam pembelajaran pembelajaran karena metode
yang dapat langsung dipergunakan jarimatika ini dapat meningkatkan
dan diterapkan atau diperaktekkan kemampuan siswa serta melatih siswa
oleh siswa. untuk belajar aktif.
2. Penggunaan metode jarimatika pada 2. Siswa diharapkan agar lebiah
pembelajaran matematika dapat bersemangat belajar dan diharapkan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mau berkomunikasi denganbaik , baik
materi perkalian bilangan asli di kelas pada guru maupun dengan temanya.
II SD Negeri 101774 Sampali yang 3. Bagi pihak sekolah agar kiaranya
dibuktikan dengan rendahnya nilai dapat menambah pengadaan sarana
siswa, namun setelah dilakukan siklus dan pasana pelajaran, serta
I dengan nilai rata-rata 62,67 dan pada melakuakan penelitian kepada guur-
siklus II nilai rata-rata hasil belajar guru tentang pengguanakan metode
siswa meningkat menjadi 76.07% pembelajaran yang dapat
3. Pada tes awal nilai yang diperoleh meningkatkan kemapuan guru
siswa masih rendah setelah diaadakan sehinggan belajar siswa dapat
perbaikan pada siklus I diperoleh nilai ditingkatkan.
rata-rata kelas mencapai 62,675 dan 4. Bagi peneliti berikut jika ingin
tingkat keberhasilan belajar siswa 15 melakuakan jenis peneitian yang sama
orang siswa 50,00%, dari 46 orang sebaiknya dilaksanakan lebih dari dua
siswa ketercapaian tes hasil belajar siklus, agar tercapai hasi belajar yang
siswa sebsar 26,67%. Berarti secra lebih efesien, aktif dan
klasikal belum mencapai keberhasilan menyenangkan.
dalam belajar. Pada siklus II diperoleh
nilai rata-rata kelas mencapai 76,07%
dan keberhasilan terdapat 25 orang
siswa sebesar 83,33% dari 46 orang
siswa tingkat pencapaian test hasil
121
RUJUKAN
Arikunto Suharsimi. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Antonius Cahya Prihandoko. 2006.
Pemahaman dan Penyajian
Konsep Matematika Secara Benar
dan Menarik.Jakarta : Depdiknas.
BSNP. 2008. KTSP Model Silabus
Tematik Kelas II SD. Jakarta :
Depdiknas
Hendra. 2011. Metode Jarimatika.
Jakarta: Bintang Indonesia.
Kasihani Kasbolah E.S . Penelitian
Tindakan Kelas Untuk Guru.
Malang : Penerbit Universitas
Negeri Malang
Pitajeng. 2006. Pembelajaran Matematika
yang Menyenangkan .Jakarta:
Depdiknas.
Septi Peni Wulandani. 2007. Jarimatika
Perkalian dan Pembagian. Jakarta
:
PT Kawan Pustaka.
Sri Subarinah. 2006. Inovasi
Pembelajaran Matematika SD
Depdiknas. Jakarta:Depdiknas.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Depdikbud Balai Pustaka
Tim Penyusun Kurikulum SD. 2007.
KTSP. Jakarta:BP.Cipta Jaya.

122

Anda mungkin juga menyukai