Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MENGIDENTIFIKASI MANDAT, MISI DAN NILAI ORGANISASI


Mata Kuliah Dasar-Dasar Perencanaan Strategis
Dosen Pengampu: Dr. Dwi Deswary, M.Pd

Disusun oleh Kelompok II :


 Uza Sukmana – 7616140453
 Ardin – 7616140427
 Raymond Minggu – 7616140445

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Kami menghaturkan pujian dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
kami dapat menyelesaikan makalah kelompok, dengan judul “Mengidentifikasi
Mandat, Misi dan Nilai Organisasi”, tepat pada waktunya. Maksud dari penulisan
makalah ini adalah dalam rangka menyelesaikan tugas kelompok untuk mata kuliah
Dasar-dasar Perencanaan Strategis. Di samping itu, makalah ini bertujuan untuk
memahami dan mendalami tentang identifikasi mandat, kejelasan misi dan nilai
organisasi yang bertumbuh di tengah-tengah masyarakat, khususnya bagi setiap
insan di dunia pendidikan.
Makalah ini terdiri dari pendahuluan, pembahasan dan penutup. Dalam
pendahuluan, kami mengajukan tentang masalah yang sedang dihadapi dalam
suatu organisasi. Masalah ini akan kami bahas dalam pembahasan mengenai
identifikasi mandat, misi dan nilai organisasi. Dari pembahasan ini, kami
menyimpulkan dan memberikan rekomendasi pada bagian penutup makalah ini.
Adapun bahan–bahan yang kami sajikan di sini diambil dan diramu dari berbagai
sumber yang tersedia.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan yang lebih baik dari makalah ini.
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Secara
istimewa kami mengucapkan ribuan terima kasih atas bimbingan dan bantuan dari
ibu dosen kami, pengampu mata kuliah ini, yakni Dr. Dwi Deswary, M.Pd. Atas
perkenanan beliau, maka makalah sederhana ini bisa disajikan kepada pembaca.

Jakarta, 21 April 2015

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN ................................................................................................. i
B. DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
C. PEMBAHASAN................................................................................................... 1
1. MANDAT ................................................................................................... 3
a. Pengertian Mandat ...................................................................... 3
b. Tujuan dan Hasil Identifikasi Mandat......................................... 4
c. Manfaat Melakukan Identifikasi Mandat..................................... 5
d. Langkah – Langkah Identifikasi Mandat ................................... 5
2. MISI ........................................................................................................... 6
a. Pengertian Misi ............................................................................ 6
b. Definisi misi menurut para ahli .................................................. 7
c. Langkah Menyusun Misi.............................................................. 8
d. Manfaat Misi ............................................................................... 10
3. NILAI ORGANISASI............................................................................... 11
a. Pengertian nilai menurut beberapa disiplin ilmu ................. 11
b. Nilai-Nilai Dalam Kebijakan Pendidikan Karakter
Di Indonesia ................................................................................13
c. Delapan belas nilai pendidikan karakter meliputi ...................15
4. Aplikasi ..................................................................................................18
D. PENUTUP ..........................................................................................................21
E. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................23

ii
i
MENGIDENTIFIKASI
MANDAT, MISI DAN NILAI ORGANISASI

A. PENDAHULUAN

Setiap orang sebenarnya merupakan anggota dari organisasi. Hal ini diperkuat
lagi dengan kenyataan bahwa sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mungkin
dapat hidup sendiri tanpa melibatkan orang lain. Dalam kapasitasnya sebagai
makhluk sosial inilah, manusia berkumpul, bermasyarakat, dan bersosialisasi dalam
sebuah kelompok yang dinamakan “organisasi”. Baik organisasi dalam skala kecil,
seperti keluarga hingga organisasi besar seperti negara. Nah, pada dasarnya
masing-masing dari kita adalah anggota organisasi dan berorganisasi. Contohnya
adalah siswa pada sekolahnya, mahasiswa pada perguruan tingginya, karyawan
pada perusahaannya, pemain sepak bola pada tim kesebelasannya, pegawai pada
departemen tempatnya bekerja, rakyat pada negaranya, dan lain-lain.
Sebagai bagian dari suatu organisasi, setiap orang mendapatkan hak dan
menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan mandat, misi dan nilai
organisasi yang dimasukinya. Tidak terkecuali seorang anak didik di sekolahnya,
dan kepala sekolah yang memimpin satuan pendidikan yang dipegangnya terikat
pada mandat, misi dan nilai organisasi yang mereka jalankan di sekolah mereka.
Namun, masalahnya adalah apakah mandat, misi dan nilai yang diemban mereka itu
sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang berlaku di tengah masyarakat?
Ada masalah menarik yang dikemukakan oleh Fidelis Waruru sebagai berikut.
“Pada beberapa sekolah, anak didik pun tidak perlu berusaha keras, karena nilai
rapor dipastikan bagus pada akhir tahun pelajaran. Kepala sekolah yang melaporkan
nilai US (dibaca Ujian Sekolah) siswa di bawah standar pasti dipanggil dan
diperintahkan untuk mengganti nilai siswa tersebut. Dalam sistem kebijakan ini,
hanya sebagian sekolah swasta yang mampu bertahan menegakkan disiplin moral
bagi siswa.”1
Dari pernyataan kasus di atas, sesungguhnya kita bisa membahas tentang
identifikasi mandat, kejelasan misi dan nilai organisasi yang berlaku di tengah

1
Fidelis Waruwu, “Gerakan Kejujuran Ujian Nasional,” Hidup, No.14, Tahun ke-67, 07 April 2013, h. 50.

1
masyarakat sekarang ini. Tujuannya adalah supaya kita bisa mengenal lebih
mendalam tentang mandat, misi dan nilai organisasi tertentu. Untuk itulah, makalah
ini kami buat secara bersama untuk bisa disempurnakan dan didiskusikan.
Sebelum kita masuk pada pembahasan tentang kedua langkah dalam
perencanaan strategis - mengidentifikasi mandat dan memperjelas misi serta nilai
organisasi - perlu dimengerti terlebih dahulu mengenai pengertian organisasi,
termasuk organisasi pendidikan. Menurut sintesis dari berbagai pengertian yang
ditulis oleh Didin Kurniadin dan Imam Machali, organisasi adalah sebuah wadah,
tempat, atau sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Sedangkan, pengorganisasian (organizing) merupakan proses
pembentukan wadah atau sistem dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kemudian, setelah dikaitkan dengan
pendidikan, organisasi adalah tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Sedangkan pengorganisasian
pendidikan merupakan sebuah proses pembentukan tempat atau sistem dalam
rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan. Adapun unsur-unsur dasar yang membentuk sebuah organisasi yakni:
adanya tujuan bersama, adanya kerja sama dua orang atau lebih, adanya
pembagian tugas, dan adanya kehendak untuk bekerja sama demi mencapai tujuan
organisasi yang diinginkan bersama.2

2
Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hh. 239-241.

2
B. PEMBAHASAN

1. MANDAT
a. Pengertian Mandat
Perencanaan strategik (strategic planning) dipandang sebagai mode baru
dalam perencanaan. Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani, strategos, yang
berarti “seperangkat umum manuver, yang dilaksanakan untuk mengatasi musuh di
medan pertempuran. Perencanaan strategik berangkat dari misi, mandat, dan nilai-
nilai yang menjadi dasar suatu organisasi untuk berkembang, serta visi organisasi di
masa mendatang. Apakah sebenarnya pengertian dari Mandat?3
 Perintah atau arahan yang diberikan oleh orang banyak (rakyat,
perkumpulan) kepada seseorang (beberapa orang) untuk dilaksanakan
dengan kehendak orang banyak itu.
 Kekuasaan untuk melakukan kewenangan kekuasaan dari suatu badan atau
organ kekuasaan atas nama badan atau organ kekuasaan tersebut.
 Instruksi atau wewenang yang diberikan oleh organisasi kepada wakilnya
untuk melakukan sesuatu dalam perundingan.
 Suatu keharusan yang memiliki landasan hukum, yang secara formal yuridis
harus dilaksanakan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Mandat adalah apa yang diharapkan dilakukan (atau tidak dilakukan)
organisasi oleh otoritas eksternal. Ada dua jenis mandat yaitu: 1) mandat formal
berupa hukum, undang-undang, pasal-pasal pada peraturan perusahaan, piagam.
dan 2). Mandat informal yang biasanya terangkum dalam norma- norma atau
harapan stakeholder kunci.
Secara organisatoris mandat meliputi berbagai kewajiban tugas atau fungsi
yang harus dilakukan oleh organisasi yang menjadi titik tolak untuk menilai kesiapan
organisasi dalam merealisasikan visi yang ada. Bryson mengemukakan bahwa
sebelum organisasi dapat mendefinisikan misi dan nilai-nilainya, harus benar-benar
diketahui apa yang dikerjakan dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh para pelaku
organisasi baik secara formal maupun informal. Tujuannya adalah mengklarifikasi

3
http://www.artikata.com/arti-339659-mandat.html (diakses 17 April 2015).

3
dan mengidentifikasi sifat dan arti dari Mandat yang telah ditentukan, baik formal
maupun informal yang mempengaruhi organisasi tersebut.4

Contoh dari Mandat:


 Presiden adalah mandataris MPR, ia menerima mandat dari MPR, sedangkan
MPR adalah mandat dari sidang umum hasil pemilihan umum, sedangkan
pemilihan umum itu sendiri (atau juga referendum) merupakan proses
operasional rakyat memberikan mandatnya.
 Presiden sebagai mandataris MPR, akan melaporkan pertanggung-jawaban
kepada MPR pada akhir masa jabatannya. Ini adalah proses formal
pertanggung-jawaban sebagai komplemen dari mandat.5

Klarifikasi terhadap mandat baik yang tertulis maupun yang tidak, adalah amat
penting. Sebab banyak organisasi terhambat dalam operasionalnya kemungkinan
karena kesalahan mereka dalam membuat asumsi dasar tentang mandat dan misi
mereka. Artinya operasional dan hasil organisasi tersebut tidak didasarkan pada
maksud mandat yang sebenarnya, sehingga karena hasilnya tidak sesuai maka
organisasi tersebut dianggap tidak mampu melaksanakan mandat dan selanjutnya
ditinggalkan oleh stakeholder. Oleh karena itu, perencanaan operasional seharusnya
dimulai dari klarifikasi mandat yang benar.6
Sebelum organisasi bisa mendefinisikan misi dan nilai-nilainya, harus diketahui
dengan jelas apa yang perlu dilakukan dan tidak dilakukan oleh autoritas eksternal.
Persyaratan ini mungkin dikodifikasikan dalam hukum, undang- undang, pasal-pasal
tentang perusahaan, atau piagam, sehingga boleh jadi lebih mudah untuk
menemukan dan memperjelasnya ketimbang misi organisasi.
b. Tujuan dan Hasil Identifikasi Mandat
1. Kompilasi mandat formal dan informal yang dihadapi organisasi termasuk
siapa memandatkan apa dan dengan kekuatan apa.
2. Intepretasi terhadap apa yang diperlukan sebagai akibat dari mandat.
3. Klarifikasi tentang apa yang dilarang oleh mandat tersebut,

4
John M Bryson,Perencanaan Strategis bagi organisasi social(Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2008),h.64-65
5
http://www.satudunia.net/system/files/ZPM204%20Mandat%20dan%20fokus.pdf (diakses 19 April 2015).
6
http://blog.uny.ac.id/sukoco/2012/08/31/konsep-implementasi-dan-pengembangan-organisasi-ptk/ (diakses 19
April 2015).

4
4. Klarifikasi apa yang tidak diatur dalam mandat (batas-batas kasar yang tidak
dilarang)
c. Manfaat Melakukan Identifikasi Mandat
1. Kejelasan mengenai apa yang dimandatkan (apa yang harus dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan) sehingga mandat akan bener-benar
dijalankan.
2. Mempertinggi kemungkinan untuk mengembangkan misi yang tidak
terbatas pada mandat. Sesuatu yang secara eksplisit tidak dilarang pada
mandate, berarti dapat dilihat sebagai suatu tujuan yang potensial bisa
dikembangkan.
d. Langkah – Langkah Identifikasi Mandat
1. Kumpulkan mandat baik yang formal maupun informal.
2. Tinjau kembali sehingga jelas apa yang harus dilakukan, apa yang tidak
boleh dilakukan dan apa yang boleh dilakukankan.
3. Secara rutin ingatkan selalu anggota organisasi untuk bertindak sesuai
mandat.
4. Lakukan peninjauan mandate secara teratur dan diskusikan mana
mandat terbaru, mana yang perlu direvisi dan mana yang harus dibuang.
Organisasi kerap juga menghadapi mandat informal, biasanya terangkum
dalam norma, yang tidak kurang mengikatnya. Mengenali dan memperjelas sifat dan
makna mandat yang dipaksakan secara eksternal, baik formal maupun informal,
yang mempengaruhi organisasi. Tiga hasil harus diraih dari langkah ini:
1. Kompilasi mandat formal dan informal yang dihadapi oleh organisasi.
2. Interpretasi terhadap apa yang diperlukan sebagai akibat dari mandat itu.
3. Klarifikasi tentang apa yang tidak diabaikan oleh mandat tersebut, yakni,
batas-batas kasar dari bidang mandat yang tak leluasa.
Kejelasan mengenai apa yang dimandatkan akan meningkatkan kemungkinan
bahwa mandat itu akan benar-benar dijalankan. Riset menunjukkan bahwa salah
satu determinan terpenting dari pencapaian sasaran adalah kejelasan dari sasaran
itu sendiri. Semakin spesifik sasaran itu, makin mungkin sasaran itu dicapai (Locke
dan lain-lain, 1981; Maz- manian dan Sabatier, 1983; Boal dan Bryson, 1987a)7.

7
John M Bryson,Perencanaan Strategis bagi organisasi social(Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2008), h.110

5
2. MISI
a. Pengertian Misi
Misi adalah terjemahan dari kata mission yaitu pernyataan mengenai hal-hal
yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa
datang.8 Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan
yang ditawarkan. Pengertian misi lainnya (mission) adalah apa sebabnya kita ada
(why we exist / what we believe we can do). Dalam misi produk dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. 9 Pernyataan misi
harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuaskan oleh organisasi, siapa
yang memiliki kebutuhan tersebut, di mana mereka berada dan bagaimana
pemuasan tersebut dilakukan. Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar
eksistensi suatu organisasi. 10 Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit
bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas organisasi. Jadi, perumusan misi
merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan
produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya. Saking pentingnya misi dalam sebuah organisasi, jika ada organisasi
yang tidak memiliki misi diibaratkan sebagai perahu berlayar tanpa arah dan tujuan.
Sehingga seorang Peter Drucker mengatakan bahwa” jika anda tidak tahu kemana
akan pergi, rencanakanlah yang akan melakukannya”. 11 Makna dari ungkapan ini
bahwa jika seseorang dalam merencanakan sebuah organisasi harus terlebih dahulu
memikirkan bagaimana misi organisasi tersebut.

Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan


eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh organisasi kepada
masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Pernyataan misi merupakan sebuah
kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat
dalam rimba bisnis saat ini.

Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder,


di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian organisasi dan ke arah
8
Akdon, Strategic Management for Educational Management (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 97.
9
Caroline Prasetyo & Benedicta Gomies, Perancangan Strategy Map dengan Menggunakan Human Resources
Scorecard pada Organisasi Asuransi Bumi Asih Jaya Surabaya (Surabaya: Universitas Surabaya Kristen Petra,
2004), h. 8.
10
Ibid.
11
Jhon M. Bryson, Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations (Pustaka Pelajar, 2008), h. 109.

6
mana organisasi akan menuju. Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi
sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan
dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait.

Selain tujuan misi dalam organisasi juga memperhatikan prinsip-prinsip tertentu


sesuai tuntutan kebutuhan internal dan ekternal organisasi. Adapun prinsip yang
harus menjadi pegangan dalam penerapan pada setiap organisasi diantaranya:

 Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih efisien ketimbang organisasi oleh
peraturan.
 Organisasi yang digerakkan oleh misi juga lebih efektif ketimbang organisasi
yang digerakkan oleh peraturan
 Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih inovatif ketimbang yang
digerakkan oleh peraturan
 Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih fleksibel ketimbang yang
digerakkan oleh peraturan
 Organisasi yang digerakkan oleh misi mempunyai semangat lebih tinggi
ketimbang yang digerakkan oleh peraturan

b. Definisi misi menurut para ahli:

1. Peter Drucker
Pada dasarnya, misi merupakan alasan mendasari eksistensi suatu organisasi.
Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas
dan maksud aktivitas bisnis organisasi. Jadi, perumusan misi merupakan
realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk
dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya.

2. Wibisono
Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan
eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh organisasi kepada
masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.

3. Benedicta dan Prasetyo

7
Misi merupakan sesuatu yang menentukan kebutuhan apa yang diingini dan
dipuasi oleh perusahaan, dimana mereka berada sekaligus berupaya dalam
pemuasan dilakukan.
4. Dr. A. B. Susanto
Misi adalah bagaimana untuk menghadirkan impian organisasi atau organisasi
menjadi kenyataan.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa misi adalah


pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh organisasi dalam usahanya
mewujudkan tujuan organisasi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju
serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian tujuan
organisasi.

c. Langkah Menyusun Misi

Langkah penyusunan misi yang umum dilakukan oleh organisasi atau


perusahaan adalah dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini:

1. Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata yang


menggambarkan organisasi.
2. Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling penting.
3. Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraf
yang menggambarkan misi perusahaan.
4. Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan
untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau frase favorit mereka.

Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan sebuah misi
yang bagus, misi tersebut harus:

1. Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat
ditetapkan.
2. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah.
3. Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan/organisasi.
4. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.

8
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan/memutuskan misi, yaitu: 12

1. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh


organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.
3. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang
utama yang digeluti organisasi.

Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita
organisasi. Jadi, misi merupakan penjabaran tujuan utama dan cita-cita organisasi
dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan
arahan untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita organisasi. Dengan kata lain, misi
adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan
berbagai indikatornya.

Beberapa kriteria dalam pembuatan misi, antara lain:13

1. Penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat


diperlukan oleh masyarakat.
2. Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
3. Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang
meyakinkan masyarakat.
4. Penjelasan aspirasi bisnis yang diinginkan pada masa mendatang juga
bermanfaat, dan keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan
pelayanan yang tersedia bisa dinikmati.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi antara lain:

1. Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak
dicapai oleh organisasi/perusahaan.
2. Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan
bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi.

12
Akdon, op.cit, h. 98.
13
Ibid, h. 99.

9
3. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara
indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat
benang merahnya secara jelas.
4. Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan
pada masyarakat (siswa).
5. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing
yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi organisasi.

Selain beberapa point diatas dalam penyusunan misi ada beberapa langkah-
langkah yang dapat kita tempuh untuk membuat sebuah misi yang efektif adalah
terlebih dahulu harus membuat perumusan masalah-masalah yang dihadapi oleh
organisasi, dan mempersempit masalah tersebut yang sekiranya akan difokuskan
untuk ditangani dan menjadi maksud, tujuan dan cita-cita dari organisasi. Misalnya
dengan menyusun beberapa pertanyaan yaitu: a) Kenapa harus buat organisasi ini,
kenapa bukan itu?, b) Siapa sasarannya?, c) Apa manfaatnya?, d) Siapa saja yang
terlibat?

d. Manfaat Misi

1. Memastikan tujuan dasar organisasi.


2. Memberikan basis atau standar untuk mengalokasikan sumber daya di
organisasi.
3. Menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum.
4. Menjadi titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan arah
organisasi.
5. Memfasilitasi penerjemahan tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan
penugasan hingga elemen tanggung jawab dalam organisasi.
6. Memberikan tujuan dasar organisasi dan kemungkinan untuk menerterjemahkan
tujuan dasar ini menjadi tujuan dalam bentuk sedemikian rupa hingga parameter
waktu, biaya, dan kinerja dapat dievaluasi dan dikontrol.
Karakteristik Misi:

1. Deklarasi sikap.
Misi yang baik memungkinkan untuk perumusan dan pemikiran alternatif tujuan
dan strategi yang layak tanpa mengurangi kreativitas manajemen. Misi juga

10
harus cukup luas untuk menyatukan perbedaan secara efektif dan memiliki daya
tarik bagi stakeholder organisasi, individu atau kelompok yang mempunyai
kepentingan dalam organisasi. Misi organisasi harus memcerminkan bagaimana
komitmen organisasi untuk memenuhi tuntutan stakeholder. Kumpulan misi
organisasi menunjukkan strategi organisasi dalam usahanya bertumbuh melalui
analisis internal dan eksternal.

2. Berorientasi pada pelanggan.


Alasan mendasar mengembangakan misi organisasi adalah untuk menarik
sebanyak mungkin pelanggan. Misi sebuah organisasi tidak hanya
mengembangkan suatu produk dan mencari pasarnya, tetapi lebih jauh dari itu,
misi organisasi harus berusaha untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
pelanggan, dan kemudian menyediakan alat pemuas kebutuhan dan
keinginannya. Misi yang baik selalu berusaha untuk mengidentifikasi kegunaan
produk organisasi untuk pelanggannya.

3. Deklarasi kebijakan sosial.


Kebijakan sosial memengaruhi pengembangan misi suatu organisasi. Kebijakan
sosial secara langsung memengaruhi pelanggan, produk, pasar, teknologi,
profitabilitas dan citra organisasi. Kebijakan sosial mau tidak mau harus ikut
diintegrasikan dengan strategi pengembangan perusahaan yang dapat dilihat
dari misi organisasi.

3. NILAI ORGANISASI
Pengertian tentang nilai banyak dikemukakan oleh para ahli dari berbagai
disiplin ilmu pengetahuan di antaranya:
a) Pengertian nilai menurut beberapa disiplin ilmu, yaitu ;
1) Arti umum; Nilai merupakan inti dari pilihan moral yang berkaitan
dengan etika dalam administrasi atau manajemen.
2) Arti sempit; Nilai merupkan sesuatu yang dianggap “baik”,
“menyenangkan” atau “penting’, dan “manfaat”.
3) Arti luas; Nilai merupakan semua yang dianggap baik, kewajiban,
kebijakan, keindahan, kebenaran dan luhur.

11
4) Dari sudut Antropologi; Nilai adalah suatu konsepsi, eksplisit/implisit,
berbeda di antara kelompok yang dijadikan dasar untuk memilih cara,
alat, tujuan yang tersedia dalam bertindak (William Frankena).
5) Dari sudut Psikologi; Nilai adalah pandangan metafisik/kepercayaan
mikrokosmos tentang manusia, apa sebenarnya diri manusia itu dan
tindakannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga hal itu
mampu menilai untuk mengambil sikap dan menentukan perilakunya
(Clyde Kluckhom).
6) Dari sudut Sosiologi; Nilai adalah berciri pada kelompok dan
merupakan tolak ukur nilai bathin individu yang memerlukan tuntutan
masyarakat (Erikson).14

b) Berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Republik


Indonesia Nomor 25/KEP/M.PAN/4/2002, nilai adalah dasar pertimbangan
yang berharga bagi seseorang atau organisasi untuk menentukan sikap dan
perilaku dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian. Dengan demikian,
nilai adalah suatu makna yang berfungsi untuk hal-hal berikut: (a)
memberikan tujuan, arti, kesenangan dan nilai pada kehidupan untuk
melakukan sesuatu, (b) mempermudah dalam membuat keputusan, (c)
menentukan bagaimana kita melihat dan memahami persoalan, (d) memberi
arti, makna dan signifikansi pada masalah tertentu, dan (e) ada yang bersifat
sesaat dan ada juga yang bersifat permanen.15

c) Nilai adalah keyakinan-keyakinan dasar bahwa pola perilaku khusus atau


bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih disukai daripada
perilaku atau bentuk akhir keberadaan yang berlawanan atau kebalikan. Jadi,
nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengembangkan gagasan
seorang individu mengenai apa yang benar, baik atau diinginkan.16

Melihat pengertian nilai dari berbagai sudut pandang dapat disimpulkan bahwa
nilai merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sebuah organisasi, karena nilai

14
Gering Supriadi dan Tri Guno, Budaya Kerja Organisasi Pemerintahan (Jakarta ; LAN, 2009),h.18-19
15
Ibid, h. 20
16
Stephen P. Robbins, Alih bahasa oleh Benyamin Molan, Perilaku Organisasi (Jakarta: PT Indeks, 2006), h.
83.

12
sebagai dasar untuk memahami sikap, persepsi, kepribadian dan motivasi. Selain
itu, nilai merupakan konsep yang membangun perilaku dengan mempertimbangkan
keadaan individu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ‘nilai organisasi’ merupakan
prinsip, keyakinan, dan orientasi dasar yang dimiliki dan disepakati oleh para
anggota sebuah organisasi mengenai apa yang benar, baik dan yang diinginkan
serta memengaruhi perilaku dan tindakan mereka untuk mewujudkan tujuan
organisasinya. Di samping itu, nilai juga memuat hubungan antara individu dalam
masyarakat, hubungan individu dengan masyarakat dan sebaliknya, maupun
hubungan masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
Menurut Raul Espenjo dalam Mukhneri, orientasi nilai dalam suatu organisasi
berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, kepuasan dan motivasi
pegawai, kepuasan pelanggan, perhatian pemegang saham, perhatian pada
masyarakat dan pertumbuhan kemampuan. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa nilai
sebagai suatu konsepsi, eksplisit maupun implisit yang dimiliki oleh seseorang atau
masyarakat yang berhubungan dengan suatu yang diinginkan bersama yang
mempengaruhi cara, alat dan tujuan untuk melakukan tindakan.
Mengapa penting disepakati nilai-nilai strategis dalam organisasi? Karena
disadari bahwa ada potensi konflik dalam berorganisasi maka dengan kesepakatan
yang jelas dan terbuka mengenai nilai-nilai strategis, sebuah organisasi terbantu
untuk beberapa hal berikut:17
a. Menentukan luas dan cakupan upaya sebuah organisasi
b. Menetapkan jenis layanan apa yang perlu dan tidak perlu
c. Menetapkan ekspetasi dan mengkomunikasikannya kepada pihak lain
d. Merekrut orang yang dapat bekerja secara efektif pada organisasinya
e. Menentukan tata cara atau prosedur layanan organisasi
f. Menetapkan prioritas yang signifikan.

NILAI-NILAI DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA

Pendidikan merupakan tulang punggung strategi pembentukan karakter bangsa.


Strategi pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan dapat dilakukan dengan

17
Goerge L. Morrisey, Morrissey Dan Perencanaan (terj.), Jakarta: Prenhalindo, 1997, hal. 19-20

13
pendidikan, pembelajaran, dan fasilitasi. Dalam konteks makro, penyelenggaraan
pendidikan karakter mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian mutu yang melibatkan seluruh
unit utama di lingkungan pemangku kepentingan pendidikan nasional.
Secara makro pengembangan karakter dibagi dalam tiga tahap, yakni
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Pada tahap perencanaan
dikembangkan perangkat karakter yang digali, dikristalisasikan, dan dirumuskan
dengan menggunakan berbagai sumber, antara lain pertimbangan (1) filosofis:
Pancasila, UUD 1945, dan UU N0.20 Tahun 2003 beserta ketentuan perundang-
undangan turunannya; (2) teoretis: teori tentang otak, psikologis, pendidikan, nilai
dan moral, serta sosial-kultural; (3) empiris: berupa Pengalaman dan praktik terbaik,
antara lain tokoh-tokoh, satuan pendidikan unggulan, pesantren, kelompok kultural,
dll.18
Pada tahap implementasi dikembangkan pengalaman belajar dan proses
pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri peserta didik.
Proses ini dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan pembudayaan
sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan
nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yakni dalam satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Dalam masing-masing pilar pendidikan akan
ada dua jenis pengalaman belajar yang dibangun melalui dua pendekatan yakni
intervensi dan habituasi. Dalam intervensi dikembangkan suasana interaksi belajar
dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan
karakter dengan menerapkan kegiatan yang terstruktur. Agar proses pembelajaran
tersebut berhasil guna, peran guru sebagai sosok panutan sangat penting dan
menentukan. Sementara itu dalam habituasi diciptakan situasi dan kondisi dan
penguatan yang memungkinkan peserta didik pada satuan pendidikannya, di
rumahnya, di lingkungan masyarakatnya membiasakan diri berperilaku sesuai nilai
dan menjadi karakter yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui
proses intervensi. Proses pembudayaan dan pemberdayaan yang mencakup
pemberian contoh, pembelajaran, pembiasaan, dan penguatan harus dikembangkan
secara sistemik, holistik, dan dinamis.

18
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010 – 2025, hal. 31.

14
Pada tahap evaluasi hasil, dilakukan asesmen program untuk perbaikan
berkelanjutan yang dirancang dan dilaksanakan untuk mendeteksi aktualisasi
karakter dalam diri peserta didik sebagai indikator bahwa proses pembudayaan dan
pemberdayaan karakter itu berhasil dengan baik, menghasilkan sikap yang kuat, dan
pikiran yang argumentatif.
Pendidikan karakter dalam konteks mikro, berpusat pada satuan pendidikan
secara holistik. Satuan pendidikan merupakan sektor utama yang secara optimal
memanfaatkan dan memberdayakan semua lingkungan belajar yang ada untuk
menginisiasi, memperbaiki, menguatkan, dan menyempurnakan secara terus-
menerus proses pendidikan karakter di satuan pendidikan. Pendidikanlah yang akan
melakukan upaya sungguh-sungguh dan senantiasa menjadi garda depan dalam
upaya pembentukan karakter manusia Indonesia yang sesungguhnya.
Pengembangan karakter dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar
di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan
pendidikan; kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra kurikuler, serta kegiatan
keseharian di rumah dan masyarakat.
Di lingkungan keluarga dan masyarakat diupayakan agar terjadi proses
penguatan dari orang tua/wali serta tokoh-tokoh masyarakat terhadap perilaku
berkarakter mulia yang dikembangkan di satuan pendidikan sehingga menjadi
kegiatan keseharian di rumah dan di lingkungan masyarakat masing-masing.

C. Delapan belas nilai pendidikan karakter meliputi :

1. Nilai Religius:
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2. Niai Kejujuran:
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Nilai Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Nilai Kedisiplinan
15
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Nilai Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6. Nilai Kreativitas
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7. Nilai Kemandirian
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Nilai Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Nilai Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10. Nilai Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Nilai Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa
12. Nilai Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan
orang lain.
13. Nilai Persahabatan/Komunikasi
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain
14. Nilai Cinta Damai

16
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Nilai Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya
16. Nilai Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan
alam di sekitarnya dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi
17. Nilai Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan
18. Nilai Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
Beberapa perbedaan yang terlihat dari beberapa para ahli, sebagai
berikut :

Perbedaan Bryson Davis Alison Salusu

Mandat Mandat - Tercakup -


organisasi dalam
harus jelas unsur misi
sebelum yaitu “
merumuskan maksud”
misi
Misi Misi Misi Dikemban Dirumuska
dirumuskan dikembang gkan oleh n dalam
setelah kan oleh pimpinan satu
melakukan komite organisasi. kalimat
analisis manajer singkat.
stakeholder tingkat
dan atas dari

17
perumusanya usulan
dilakukan tim para
renstra yang manajer di
terdiri dari bawahnya.
berbagai
komponen.
Visi Disusun Dibuat Disusun Memerluka
setalah misi, terlebih untuk n waktu
analisa dahulu dan memberi yang lebih
lingkungan diutamaka dorongan lama untuk
dan isu n karena untuk merumusk
strategis serta menggamb mencapai an visi
rencana arkan misi
dirumuskan. masa organisasi
depan
yang
dinginkan
organisasi

4. Aplikasi
Memahami langkah-langkah pengidentifikasian mandat, misi dan visi akan
mempermudah para pimpinan dalam menyusun rencana strategi bagi organisasi. Di
sekolah Kepala Sekolah dan Tim penyusun renstra harus mempelajari mandat
formal maupun informal yang harus dilaksanakan oleh sekolah dan menjadikan
sekolah berbeda dengan organisasi publik lain.
Renstra Kemendiknas merupakan salah satu acuan dalam menyusun renstra
pendidikan di Negara kita. Dalam renstra Kemendiknas, visi dan misi disusun
setelah dilakukan analisis terhadap keadaan pendidikan di Indonesia secara umum
baik secara eksternal maupun internal.

18
Visi Kemendiknas 2005 – 2015 yaitu “Menghasilkan Insan Indonesia
Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna)” dicapai melalui empat
tema pembangunan, yaitu 19:
a. tema pembangunan I (2005 – 2009) dengan fokus pada peningkatan kapasitas
dan modernisasi;
b. tema pembangunan II (2010 – 2015) dengan fokus pada penguatan pelayanan;
c. tema pembangunan III (2015 – 2020) dengan fokus pada penguatan daya saing
regional; dan
d. tema pembangunan IV (2020 – 2025) dengan fokus pada penguatan daya saing
internasional.
Sehingga visi kemendiknas 2014 adalah “Terselenggaranya Layanan Prima
Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas
Komprehensif” Yang dimaksud dengan layanan prima pendidikan nasional adalah
layanan pendidikan yang:
a. Tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara; terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat;
b. Berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat,
dunia usaha, dan dunia industri;
c. Setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas
dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-budaya, ekonomi,
geografi, gender, dan sebagainya;
d. Menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam pendidikan dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.

Untuk mencapai visi Kemendiknas 2014, Misi Kemendiknas 2010 – 2014


dikemas dalam “Misi 5K” sebagai berikut.

KODE MISI
M1 Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan
M2 Meningkatkan Keterjangkauan Layanan Pendidikan
M3 Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan

19PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN


2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2010-
2014

19
Pendidikan
M4 Meningkatkan Kesetaraan dalam Memperoleh Layanan
Pendidikan
M5 Meningkatkan Kepastian/Keterjaminan Memperoleh
Layanan Pendidikan

Untuk mencapai visi dan misi tersebut Kemdikmas mempunyai Motto


“Melayani Semua dengan Amanah” yang merupakan perwujudan dari tata nilai
yang merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai
dalam menjalankan tugas. Tata nilai juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh
pegawai dalam usaha mewujudkan layanan prima pendidikan. Tata nilai yang
dimaksud adalah amanah, profesional, visioner, demokratis, inklusif, dan
berkeadilan.
Pada dasarnya misi yang disusun oleh Kepala Sekolah, setelah mempelajari
mandat pendidikan yang harus dilaksanakan sekolah, harus benar-benar
mencerminkan identitas sekolah kita, apa yang akan dicapai jangka panjang dan
merupakan perumusan misi yang dapat memgakomodasi stakeholder sekolah,
seperti orang tua, masyarakat sekitar, sekolah lain di tingkat bawah (sebagai
penyedia input siswa) dan di tingkat atas (sebagi pemakai output), dunia usaha,
instansi pemerintah lain.
Misi yang disusun juga harus menunjukkan filosofi, nilai dan keyakinan yang
memberikan panduan bagi pengambilan keputusan dan memberikan motivasi untuk
bersama-sama mewujudkan misi dan visi sukses yang sudah disepakati.

20
C. PENUTUP

Kesimpulan
Perencanaan strategik (strategic planning) dipandang sebagai mode baru
dalam perencanaan. Perencanaan strategik berangkat dari misi, mandat, dan nilai-
nilai yang menjadi dasar suatu organisasi untuk berkembang. Sebuah organisasi
pendidikan pun harus memerhatikan perencanaan strategik ini dalam pengelolaan
pendidikan. Sebuah sekolah sebagai salah satu organisasi pendidikan harus
memiliki perencanaan strategis yang mampu mengemban mandat, misi dan nilai
yang berlaku di sekolah dan lingkungan masyarakatnya. Karena itu, pemahaman
tentang mandat, misi dan nilai organisasi sangat penting.
Mandat adalah suatu keharusan yang memiliki landasan hukum, yang secara
formal yuridis harus dilaksanakan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat. Dikatakan juga bahwa mandat merupakan perintah atau arahan yang
diberikan oleh orang banyak (rakyat, perkumpulan) kepada seseorang (beberapa
orang) untuk dilaksanakan dengan kehendak orang banyak itu. Bryson
mengemukakan bahwa sebelum organisasi dapat mendefinisikan suatu nilai dan
tujuan, harus benar-benar diketahui apa yang dikerjakan dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh para pelaku organisasi baik secara formal maupun informal.
Tujuannya adalah mengklarifikasi dan mengidentifikasi sifat dan arti dari Mandat
yang telah ditentukan, baik formal maupun informal yang mempengaruhi organisasi
tersebut.
Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang. Pernyataan misi mencerminkan
tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan. Pengertian misi lainnya
(mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do).
Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi.
Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di
dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian organisasi dan ke arah
mana organisasi akan menuju.
Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengembangkan gagasan
seorang individu atau sekelompok orang mengenai apa yang benar, baik atau
diinginkan. Orientasi nilai dalam suatu organisasi berhubungan dengan kesehatan
dan keselamatan kerja, kepuasan dan motivasi pegawai, kepuasan pelanggan,
21
perhatian pemegang saham, perhatian pada masyarakat dan pertumbuhan
kemampuan. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa nilai sebagai suatu konsepsi, eksplisit
maupun implisit yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat yang berhubungan
dengan suatu yang diinginkan bersama yang mempengaruhi cara, alat dan tujuan
untuk melakukan tindakan.

Rekomendasi:
1. Perencanaan operasional harus dimulai dari klarifikasi mandat yang benar.
Sebab banyak organisasi terhambat dalam operasionalnya kemungkinan
karena kesalahan mereka dalam membuat asumsi dasar tentang mandat dan
misi mereka
2. Kesepakatan terhadap misi harus dicapai dan harus dipertahankan, karena
misi organisasi merupakan landasan untuk menyelesaikan konflik yang
didasarkan pada kepentingan bukan posisi. Organisasi yang melupakan misi
akan terombang-ambing.
3. Tidak melupakan pentingnya nilai, karena nilai merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam sebuah organisasi, karena nilai sebagai dasar untuk
memahami sikap, persepsi, kepribadian dan motivasi.
4. Secara bersama-sama mandat, misi dan nilai memberikan pembenaran sosial
bagi keberadaan organisasi.
5. Setiap pilihan strategi harus menunjukkan kerangka logis dan mengarah
kepada pencapaian tujuan, mandat yang benar, misi yang jelas, dan bernilai
bagi organisasi itu sendiri dan orang banyak.

22
DAFTAR PUSTAKA

Akdon. Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta,


2006.

Bryson, John M. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2008.

Fidelis, Waruwu. “Gerakan Kejujuran Ujian Nasional” dalam Hidup. No.14, Tahun ke-
67, 07 April 2015.

Kurniadin, Didin dan Machali, Imam. Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Morissey, George L., Morissey dan Perencanaan (terj.). Jakarta: Perhalindo, 1997

Prasetyo, Caroline & Gomies, Benedicta. Perancangan Strategy Map dengan


Menggunakan Human Resources Scorecard pada Organisasi Asuransi Bumi
Asih Jaya Surabaya. Surabaya: Universitas Surabaya Kristen Petra, 2004.

Robbins, Stephen P. Alih bahasa oleh Benyamin Molan. Perilaku Organisasi.


Jakarta: PT Indeks, 2006.

Supriadi, Gering dan Guno, Tri. Budaya Kerja Organisasi Pemerintahan. Jakarta:
LAN, 2009.

Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat


Kurikulum dan Perbukuan, Pelaksanaan Pendidikan Karakter, 2011

http://www.artikata.com/arti-339659-mandat.html (diakses 19 April 2015).

http://www.satudunia.net/system/files/ZPM204%20Mandat%20dan%20fokus.pdf
(diakses 19 April 2015).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2010-2014
http://www.artikata.com/arti-339659-mandat.html (diakses 17 April 2015).

23
http://www.satudunia.net/system/files/ZPM204%20Mandat%20dan%20fokus.pdf
(diakses 19 April 2015).
http://blog.uny.ac.id/sukoco/2012/08/31/konsep-implementasi-dan-pengembangan-
organisasi-ptk/ (diakses 19 April 2015).

24

Anda mungkin juga menyukai