Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK I

A. MANAJEMEN KURIKULUM DAN PROGRAM PENGAJARAN


Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari MBS.
Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya
telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level
sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum
tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga bertugas dan berwewenang
untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
lingkungan setempat.
Pengembangan kurikulum muatan lokal telah dilakukan sejak digunakannya Kurikulum
1984, khususnya di sekolah dasar. Pada kurikulum tersebut muatan lokal disisipkan pada
berbagai bidang studi yang sesuai. Muatan lokal lebih diintensifkan lagi pelaksanaannya dalam
Kurikulum 1994. Dalam Kurikulum 1994, muatan lokal tidak lagi disisipkan pada setiap bidang
studi, tetapi menggunakan pendekatan monopolitik berupa bidang studi, baik bidang studi wajib
maupun pilihan. Pengembangan kurikulum muatan lokal dimaksudkan terutama untuk
mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum sentralisasi, dan bertujuan agar
peserta didik mencintai dan mengenal lingkungannya, serta mau dan mampu melestarikan dan
mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung
pembangunan nasional, pembangunan regional, maupun pembangunan lokal sehingga peserta
didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungannya.
Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan Pasal 38 ayat 1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi, Pelaksanaan kegiatan
pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan pada kurikulum yang berlaku secara nasional
dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan cirri khas
satuan pendidikan. Sebagai tindak lanjut hal tersebut, muatan lokal telah dijadikan strategi
pokok untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal
dan sejauh mungkin melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Dengan kurikulum muatan lokal setiap sekolah diharapkan mampu mengembangkan program
pendidikan tertentu yang sesuai dengan keadaan dan tuntutan lingkungannya.
Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional
maupun muatan lokal, yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, institusional, kurikuler dan instruksional. Agar proses belajar-mengajar
dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan
kegiatan manajemen program pengajaran. Manajemen atau administrasi pengajaran adalah
keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan dibidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh
kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien.
Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan
kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam
proses pengembangan program sekolah, manajer hendaknya tidak membatasi diri pada
pendidikan dalam arti sempit, ia harus menghubungkan program-progam sekolah dengan seluruh
kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan.
Kepala sekolah merupakan seorang manajer di sekolah. Ia harus bertanggung jawab
terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran
di sekolah. Untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan,
yaitu menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuha murid,
meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai
perubahan program.
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam
MBS, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru-guru harus
menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan,
caturwulan, dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pelajaran, wajib
dikembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar-mengajar. Berikut diperinci beberapa
prinsip yang harus diperhatikan.
1. Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat
dan makin tepat program-program yang dikembagkan untuk mencapai tujuan.
2. Program itu harus sederhana dan fleksibel
3. program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
4. program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya
5. harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program disekolah.
Dalam pada itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusun kalender, pendidikan
dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar,
penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta
didik, serta peningkatan perbaikan pengajran serta pengisian waktu jam kosong.

B. MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN

Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya, dalam mengelola


tenaga kependidikan yang tersedia disekolah. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan
prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui
aplikasi konsep dan teknik manajemen personalia modern. Manajemen kependidikan atau
manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara
efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang
menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia harus dilaksanakan pimpinan adalah
menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem,
membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karir
tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
Manajemen kependidikan (guru dan personil) mencangkup (1) perencanaan pegawai, (2)
pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promisi dan mutasi, (5)
pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, (7) penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan
dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan
yang diperlukan dengan kualifikasi kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan
dengan baik dan berkualitas.
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan perencanaan
personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap yang jelas tentang pekerjaan
atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Karena itu sebelumnya menyusun rencana,
perlu dilakukan analisis pekerjaan (Job Analysis) dan analisi jabatan untuk memperoleh
deskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan).
Informasi ini sangat membantu dalam menentukan jumlah pegawai yang diperlukan, dan juga
untuk menghasilkan spesifikasi pekerjaan (Job Spesification). Spesifikasi ini memberi gambaran
tentang kualitas minimum pegawai yang dapat diterima dan yang perlu untuk melaksanakan
pekerjaan sebagaimana mestinya.
Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu
lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan
kebutuhan, dilakukan kegiatan rekuitmen, yaitu usaha untuk mencari dan mendapatkan calo-
calon pegawai yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipih calon terbaik
dan tercakap. Untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan melalui ujian lisan, tulisan, dan
praktek. Namun adakalanya, pada suatu organisasi, pengadaan pegawai dapat didatangkan secara
intern atau dari dalam organisasi saja, apakah melalui promosi atau mutasi. Hal tersebut
dilakukan apabila formasi yang kosong sedikit, sementara pada bagian lain ada kelebihan
pegawai atau memang sudah dipersiapkan.
Organisasi senantiasa menginkan agar personil-personilnya melaksanakan tugas secara
optimal dan menyumbangkan segenap kemampuan untuk kepentingan organisasi, serta bekerja
lebih baik dari hari ke hari. Disamping itu, pegawai sendiri, sebagai manusia juga membutuhkan
peningkatan dan perbaikan dirinya termasuk dalam tugasnya. Sehubungan dengan itu, fungsi
pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak
perlu, untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Kegiatan ini pembinaan dan
pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karir
pegawai.
Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan selanjutnya
adalah mengusahakan supaya calon pegawai tersebut menjadi anggota organisasi yang sah
sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. Di Indonesia,
untuk pegawai negeri sipil, promosi atau pengangkatan pertama biasanya diangkat sebagai calon
PNS dengan masa percobaan satu atau dua tahun, kemudian ia mengikuti latihan prajabatan, dan
setelah lulus diangkat menjadi pegawai negeri sipil penuh. Setelah pengangkatan pegawai,
kegiatan berikutnya adalah penempatan atau penugasan. Dalam penempatan dan penugasan ini
diusahakan adanya kongruensi yang tinggi antara tugas yang menjadi tanggung jawab pegawai
dengan karakteristik pegawai. Untuk mencapai tingkat kongruensi yang tinggi dan membantu
personil supaya benar-benar siap secara fisik dan mental untuk melaksanakan tugas-tugasnya,
perlu dilakukan fungsi orientasi, baik sebelum atau sesudah penempatan.
Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya
pihak organanisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan
sebagai pegawai. Untuk selanjutnya mungkin masing-masing pihak terikat dalam perjanjian dan
ketentuan sebagai bekas pegawai dan bekas lembaga tempat bekerja. Dalam kaitannya dengan
tenaga pendidikan disekolah, khususnya pegawai negeri sipil sebab-sebab pemberhentian
pegawai ini dikelompokkan ke dalam tiga jenis (1) pemberhentian atas permohonan sendiri; (2)
pemberhentian oleh dinas atau pemerintah; dan (3) pemberhentian sebab-sebab lain.
Pemberhentian atas permohonan pegawai sendiri, misalnya, karena pindah lapangan
pekerjaan yang bertujuan memperbaiki nasib. Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah bisa
dilakukan dengan beberapa alasan berikut:
1. Pegawai yang bersangkutan tidak cakap dan tidak memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik;
2. Perampingan atau penyederhanaan organisasi;
3. Peremajaan, biasanya pegawai yang telash berusia 50 tahun dan berhak pensiun harus
diberhentikan dalam jangka waktu satu tahun;
4. Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik;
5. Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga dihukum penjara atau kurungan;
6. Melanggar sumpah atau janji pegawai negeri sipil.
7. Sementara pemberhentian karena alasan lain penyebabnya adalah pegawai yang
bersangkutan meninggal dunia, hilang, habis menjalani cuti diluar tanggungan negara dan
tidak melaporkan diri kepada yang berwenang, serta telah mencapai batasan usia pensiun.

Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat
dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian
kompensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan,
kendaraan dan lain-lain. Masalah kompensasi merupakan salah satu bentuk tantangan yang harus
dihadapi manajemen. Dikatakan tantangan karena imbalan oleh para pekerja tidak lagi dipandang
semata-mata sebagai alat pemuas kebutuhan materialnya. Akan tetapi sudah dikaitkan dengan
harkat dan martabat manusia. Sebaliknya organisasi cenderung melihatnya sebagai beban yang
harus dipikul oleh organisasi tersebut dalam rangka mencapai tujuan dan beberapa sasaran.
Dalam mengembangkan dan menerapkan suatu sistem imbalan tertentu, kepentingan organisasi
dan para pekerja perlu diperhitungkan.untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang dikemukakan
terdahulu, diperlukan sistem penilaian pegawai secara objektif dan akurat. Penilaian tenaga
kependidikan ini difokuskan kepada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah.
Penilaian ini tidak hany penting bagi sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri. Bagi para
pegawai, penilaian berguna sebagai umpan balik berbagai hal, seperti kemampuan, keletihan,
kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermafaat untuk menentukan tujuan, jalur,
rencana, dan pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi kerja tenaga
kependidikan sangat penting dalam pengambilan keputusan berbagai hal, seperti identifikasi
kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem
imbalan, dan aspek dari keseluruhan proses efektif sumber daya manusia.
Tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah
pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga
tujuan tenaga kependidikan (guru dan pegawai) secara pribadi. Karena itu, kepala sekolah
dituntut untuk mengerjakan instrumen pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar absensi,
daftar urut kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, dan kondite pegawai
untuk membantu kelancaran MBS di sekolah yang dipimpinnya.
KELOMPOK II
C. MANAJEMEN KESISWAAN/MANAJEMEN KEMURIDAN (MANAJEMEN
PESERTA DIDIK)
Manajemen kesiswaan adalah penataan atau pengatuan terhadap kegitan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah. Manajemen kesiswaan memiliki tiga tugas utama yaitu :
1. Penerimaan murid baru
2. Kegiatan kemajuan belajar
3. Bimbingan dan pembinaan disiplin

Sutisna (1985) menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang
kesiswaan berkaitan dengan hal-hal berikut :
1. kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu
2. penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukan murid ke kelas dan program studi
3. evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar
4. program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan,
dan pengajaran luar biasa
5. pengendalian disiplin murid
6. program bimbingan dan penyuluhan
7. program kesehatan dan keamanan
8. penyesuaian pribadi, sosial dan emosional

Penerimaan siswa baru perlu perencanaan dari mulai daya tampung sekolah atau jumlah
siswa baru yang akan diterima yaitu dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang
tinggal kelas atau mengulang. Kegiatan penerimaan siswa baru dikelola oleh panitia penerimaan
siswa baru (PSB) atau panitia penerimaan murid baru (PMB). Dalam kegiatan ini kepala sekolah
membentuk panitia atau menunjuk beberapa guru untuk bertanggung jawab dalam tugas tersebut.
Setetelah para siswa diterima lalu dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik,
mental dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.
Keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik,
dapat dipercaya, dan memiliki keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol
keberhasilan atau prestasi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolahnya. Kemajuan
belajar siswa ini secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua, sebagai masukan untuk
berpartisipasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya belajar, baik di rumah maupun
di sekolah.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga
sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, disamping keterampilan-keterampilan lain.
Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberi
bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional,
maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi
masing-masing. Untuk itu di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan,
dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku persensi siswa, buku
rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.

D. MANAJEMEN KEUANGAN
1. Konsep manajemen keuangan
Uang merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang dianggap penting. Uang
termasuk sumber daya yang langka dan terbatas. Oleh karena itu, uang perlu dikelola dengan
efektif dan efisien agar membantu pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai investasi
akan menghasilkan manusia-manusia cerdas yang berpengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Organisasi pendidikan dikategorikan sebagai
organisasi publik yang bersifat nirlaba (nonprofit), bukan untuk mencari keuntungan seperti
halnya perusahaan. Oleh karena itu, manajemen keuangannya memiliki keunikan sesuai dengan
misi dan karakteristik pendidikan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang
sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen
pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen
produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah
bersama komponen-komponen lain (Mulyasa, 2011:47).
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan
fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang
bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan
dana dan mendapatkan dana (Suad Husnan, 1992:4). Manajemen keuangan adalah kegiatan
mengelola dana untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien (Rugaiyah,
2011:67).
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk mewujudkan tertib administrasi dan bisa
dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan yang sudah digariskan (Sobri Sutikno, 2012:90).
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan keefektifan. Oleh karena itu,
selain mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun
kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan
transparansi setiap penggunaan keuangan, baik yang bersumber dari pemerintah, masyarakat dan
sumber-sumber lainnya.
Menurut Jones (1985), tugas manajemen keuangan dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu
financial planning, implementation and evaluation. Pertama,yaitu financial planning
(perencanaan financial) yang disebut budgeting (penganggaran), merupakan kegiatan
mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan
secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. Kedua, implementation
involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah
dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Ketiga, evaluation involves
merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.
Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait dengan manajemen
keuangan antara lain sumber dana yang terbatas, pembiayaan program yang tersendat, tidak
mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana tertulis dalam rencana strategis lembaga
pendidikan. Di satu sisi lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik (good governance),
sehingga menjadi lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai penyimpangan yang dapat
merugikan pendidikan.
2. Implementasi Manajemen keuangan di Sekolah
Setiap sekolah seyogyanya memiliki rencana strategis untuk periode waktu tertentu yang
didalamnya mencakup visi, misi dan program, serta sasaran tahunan. Oleh karena itu
pembiayaan pendidikan yang terintegrasi dan komprehensif dengan rencana strategi di sekolah
dan diarahkan untuk ketercapaian tujuan lembaga sudah didokumentasikan.
Pada dasarnya sumber pembiayaan untuk sekolah mengenal dua macam pembiayaan,
yaitu: pembiayaan rutin dan pembiayaan pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus
dikeluarkan dari tahun ke tahun seperti untuk gaji pegawai dan biaya operasional. Untuk
memperoleh biaya rutin, pimpinan sekolah harus dapat menyusun anggaran sekolah tiap
tahunnya. Pimpinan sekolah juga harus dapat memotivasi komite sekolah, sekolahnya dan
masyarakat setempat dalam rangka pengumpulan dana yang diperoleh harus dikelola secara
efektif untuk menjamin agar peserta didik memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Sedangkan biaya pembangunan, misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah,
penambahan pembangunan gedung, furniture, dan lain-lain.
Komponen utama manajemen keuangan meliputi, (1) prosedur anggaran; (prosedur
akuntansi keuangan; (3) pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian; (4) prosedur
investasi; dan (5) prosedur pemeriksaan. Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini
menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang
mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang
berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang
dilakukan berdasarkan otorisasi yang ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang
berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga
lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban (Mulyasa, 2011:49).
Tujuan utama manajemen keuangan sekolah adalah:
a. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian sekolah dan
menggunakan kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali
b. Memelihara barang-barang (asset) sekolah, dan
c. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan dan pengeluaran uang
diketahui dan dilaksanakan
Kerangka kerja manajemen keuangan di sekolah mencakup pengertian sebagai berikut:
a. Pembukuan yang cermat dan akurat
b. Pertanggung jawaban yang luwes
c. Pertukaran pengeluaran
d. Kemudahan membelanjakan uang bagi kepala sekolah, bila tidak akan menghambat
kebebasan sekolah dalam bertransaksi apa yang dibutuhkannya
e. Kebijakan keuangan dan
f. Alokasi dana yang tepat
Kepala sekolah harus menguasai betul apa yang dimiliki dan dibutuhkan oleh tiap bagian.
Agar dapat mengalokasikan dana dengan tepat, perlu mengikutsertakan staf dan para pembantu
kepala sekolah dalam proses penentuan alokasi dana. Selain enam pengertian tadi, penerimaan
dana sekolah perlu mendapat perhatian pimpinan sekolah. Hal ini berkaitan dengan buku catatan
penerimaan dana sekolah, kepala sekolah perlu memahami tentang tujuan diadakannya Buku
Catatan Penerimaan Dana Sekolah, informasi yang harus tercantum dalam setiap penerimaan dan
memberdayakan uang tunai.
Selain itu kepala sekolah perlu memahami praktik-praktik pemanfaatan jasa perbankan
dan jenis-jenis rekeningnya. Dia juga perlu memahami cara untuk pengamanan dana selama
bertransaksi dengan baik, penarikan dana dan cara mencegah pemalsuan. Kepala sekolah
hendaknya benar benar memahami dan dapat menjelaskan fungsi tujuan manfaat pembukuan
kepada staf keuangan.
Hal-hal yang berkaitan dengan ini antara lain:
1) Buku pos (vate book)
Buku pos pada hakekatnya memuat informasi beberapa dana yang masih tersisa untuk tiap pos
anggaran. Buku pos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan uang harian. Dari buku pos
kepala sekolah dengan mudah dapa melihat apakah sekolah telah berlebih membelanjakan uang.
Karena itu, dianjurkan agar kepala sekolah menyelenggarakan buku tersebut.
2) Faktur
Faktur dapat berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan. Faktur berisi rincian
tentang: (a) maksud pembelian; (b) tanggal pembelian; (c) jenis pembelian; (d) rincian barang
yang dibeli, (e) jumlah pembayaran, dan (f) tanda tangan pemberi kuasa (kepala sekolah).
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Harus ada nomor untuk diagendakan
b) Kuitansi pembelian harus dilampirkan
c) Faktur untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang umum.
3) Buku kas
Mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang serta sisa saldo secara harian dan
pada hari yang sama, misalnya pembelian kapur tulis. Dengan demikian kepala sekolah akan
segera tahu tentang keluar masuknya uang pada hari yang sama. Termasuk yang arus dicatat
pada buku kas adalah Cheque yang diterima dan dikeluarkan pada hari itu
4) Lembar cek
Merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang dikeluarkan adalah sah. Lembar cek dikeluarkan
bila menyangkut tagihan atas pelaksanaan suautu transaksi, misalnya barang yang dipesan sudah
dikirimkan dan catatan transaksinya benar. Orang berhak menandatangani lembar cek adalah
kepala sekolah atau petugas keuangan.
5) Jurnal
Sebagai pengawas keuangan kepala sekolah harus membuka buku jurnal dimana seluruh
transaksi keuangan semuanya dicatat.
6) Buku besar
Ada data keuangan berarti informasi dan jurnal hendaknya dipindahkan ke buku besar atau buku
kas induk pada setiap akhir bulan. Buku besar mencatat kapan terjadinya transaksi keuangan,
keluar masuknya uang pada saat itu dab neraca saldonya.
7) Buku kas pembayaran uang sekolah
Berisi catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah dan
sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya. Pencatatan untuk tiap pembayaran harus
segera dilakukan untuk menghindari timbulnya masalah karena kuitansi hilang, lupa menyimpan
atau karena pekerjaan yang menjadi bertumpuk.
8) Buku kas piutang
Berisi daftar/catatan orang yang berutang kepada sekolah menurut jumlah uang yang berutang,
tanggal pelunasan, dan sisa utang yang belum dilunasi. Informasi daam buku ini harus selalu
dalam keadaan mutakhir untuk melihat jumlah uang milik sekolah yang belum kembali.
9) Neraca percobaan
Tujuannya adalah untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca pertanggung jawaban keuangan
secara cepat, misalnya mingguan atau dua mingguan. Hal ini memungkinkan kepala sekolah
sewaktu-waktu (selama tahun anggaran) menentukan hal yang harus didahulukan dan
menangguhkan pengeluaran yang terlalu cepat dari pos tertentu.
KELOMPOK III
E. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
1. Konsep Manajemen Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang harus
terpenuhi dalam menunjang sistem pendidikan. Menurut Ketentuan Umum Permendiknas no. 24
tahun 2007, sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan
prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Sarana pendidikan
antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat media pembelajaran. Sedangkan yang
termasuk prasarana antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain-
lain. Tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, maka komponen
tersebur merupakan sarana pendidikan.
Menurut Rugaiyah (2011:63), Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan
pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh
kegiatan baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan
dengan lancar. Menurut Asmani (2012:15), manajemen sarana dan prasarana adalah manajemen
sarana sekolah dan sarana bagi pembelajaran, yang meliputi ketersediaan dan pemanfaatan
sumber belajar bagi guru, siswa serta penataan ruangan-ruangan yang dimiliki.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya
proses pendidikan. kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, inventarisasi dan penghapusan serta penataan ( Mulyasa, 2011:50).
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang
bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru
maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau
fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik
oleh guru sebagai pengajar maupun peserta didik sebagai pelajar. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan persyaratan pengadaan sarana dan prasarana dengan membuat daftar prioritas
keperluan pada setiap sekolah oleh tim dan tenaga kependidikan yang profesional pada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dengan melakukan need assesment sekolah.
Manajemen sarana prasarana dan manajemen keuangan, harus dilakukan sesuai dengan
fungsi-fungsi manajemen. Menurut Indriyanto (dalam Sagala, 2010:220), dua fenomena yang
dapat diamati berkenaan dengan ketersediaan sarana dan prasarana adalah: (1) Fenomena
keterbatasan, yaitu keterbatasan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang
menonjol dalam pelaksanaan kebijakan dan program sekolah yang berada di kota apalagi yang di
desa; (2) Pemanfaatan, yaitu di lain pihak unit-unit kerja dan sekolah yang telah memiliki sarana
dan prasarana yang memadai, ternyata kurang memanfaatkannya, sehingga ketersediaan sarana
dan prasarana tidak dilihat dari fungsinya.
Menurut Everard, Moris dan Ian Wilson (2004: 209), sekolah dapat dengan mudah menjadi
tempat untuk pembuangan barang-barang yang tidak dibutuhkan oleh sekolah itu sendiri, karena
tidak adanya need assesment sekolah. Oleh karena itu, terdapat prinsip-prinsip dalam proses
mendapatkan nilai terbaik dari pengadaan sarana dan prasarana di sekolah. Ke empat prinsip
best value tersebut menurut ofsted yang pertama adalah challenge (tantangan), kita harus
menimbang apakah tujuan dari pengadaan sarana prasarana yang akan dibeli. Kedua, compare
(membandingkan), misalnya membandingkan harga. Ketiga consult (konsultasi), misalnya siapa
yang akan dipengaruhi dengan keputusan untuk membeli komputer baru. Keempat, complete
(bersaing) yaitu, untuk mendapatkan pelayanan yang sebaik mungkin dengan harga yang sangat
terjangkau, misalnya dengan proses tender dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah.
Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait dengan manajemen
keuangan antara lain sumber dana yang terbatas, pembiayaan program yang tersendat, tidak
mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana tertulis dalam rencana strategis lembaga
pendidikan. Di satu sisi lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik (good governance),
sehingga menjadi lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai penyimpangan yang dapat
merugikan pendidikan.
2. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana
a. Perencanaan/Analisis Kebutuhan
Perencanaan merupakan kegiatan analisis kebutuhan terhadap segala kebutuhan dan
perlengkapan yang dibutuhkan sekolah untuk kegiatan pembelajaran peserta dan didik dan
kegiatan penunjang lainnya. Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan
sekolah berlangsung. Kegiatan ini biasa dilakukan pada awal tahun pelajaran dan disempurnakan
tiap triwulan atau tiap semester. Perencanaan dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru kelas
dan guru-guru bidang studi dan dibantu oleh staf sarana dan prasana.
1) Prosedur Perencanaan
a) Mengadakan analisa materi dan alat/media yang dibutuhkan
b) Seleksi terhadap alat yang masih dapat dimanfaatkan
c) Mencari dan atau menetapkan dana
d) Menunjuk seseorang yang akan diserahkan untuk mengadakan alat dengan pertimbangan
keahlian dan kejujuran.
2) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan
a) Perencanaan pengadaan barang harus dipandang sebagai bagian integral dari usaha kualitas
proses belajar mengajar
b) Perencanaan harus jelas, kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada:
c) Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai, penyusunan perkiraan biaya/harga
keperluan pengadaan
d) Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan
e) Petugas pelaksanaan
f) Bahan dan peralatan yang dibutuhkan
g) Kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan
h) Bahwa suatu perencanaan harus realistis, yaitu dapat dilaksanakan dengan jelas, terprogram,
sistematis, sederhana, luwes, fleksibel, dan dapat dilaksanakan
i) Rencana harus sistematis dan terpadu
j) Rencana harus menunjukkan unsur-unsur insani ataupun noninsani yang baik
k) Memiliki struktur berdasarkan analisis
l) Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama pihak perencana
m) Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi dan kondisi yang tidak
disangka-sangka
n) Dapat dilaksanakan dan berkelanjutan
o) Menunjukkan skala prioritas
p) Disesuaikan dengan flapon anggaran
q) Mengacu dan berpedoman pada kebutuhan dan tujuan yang logis
r) Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun), dan jangka
panjang (10-15 tahun)
b. Pengadaan
Pengadaan adalah proses kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat
dilakukan dengan cara-cara membeli, menyumbang, hibah dan lain-lain. Pengadaan sarana dan
prasarana dapat berbentuk pengadaan buku, alat, perabot dan bangunan.
c. Penginvetarisasian
Penginvetarisasian adalah kegiatan melaksanakan penggunaan, penyelenggaraan, pengaturan
dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah ke dalam
satu daftar inventaris barang secara teratur. Tujuannya adalah untuk menjaga dan menciptakan
tertib administrasi barang milik negara yang dipunyai suatu organisasi. Yang dimaksud dengan
inventaris adalah suatu dokumen berisi jenis dan julah barang yang ebrgerak maupun yang tidak
bergerak yang menjadi milik negara dibawah tanggung jawab sekolah.

d. Penggunaan atau Pemanfaatan Sarana dan Prasarana


Penggunaan sarana dan prasarana adalah pemanfaatan segala jenis barang yang sesuai
dengan kebutuhan secara efektif dan efisien. Dalam hal pemanfaatan sarana, harus
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain tujuan yang akan dicapai, kesesuaian antar media
yang akan digunakan dengan materi yang akan dibahas, tersedianya sarana dan prasarana
penunjang dan karakteristik siswa
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan barang-barang sesuai
dengan bentuk-bentuk jenis barangnya sehingga barang tersebut awet dan tahan lama. Pihak
yang terlibat dalam pemeliharaan barang adalah semua warga sekolah yang terlibat dalam
pemanfaatan barang tersebut. Dalam pemeliharaan, ada hal-hal khusus yang harus dilakukan
oleh petugas khusus pula, seperti perawatan alat kesenian (piano, gitar, dan lain-lain).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah memberi Panduan Manajemen Sekolah
perawatan preventif di sekolah dengan cara membuat tim pelaksana, membuat daftar sarana dan
prasarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai
hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka
yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka memningkatkan kesadaran
merawat sarana dan prasarana sekolah.
Cara-cara untuk melaksanakan program perawatan preventif di sekolah antara lain memberi
arahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi sarana dan
prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif kepada seluruh
warga sekolah terutama guru dan peserta didik, dan membuat program lomba perawatan
terhadap sarana dan prasarana untuk memotivasi warga sekolah.
f. Penghapusan
Penghapusan barang inventaris adalah pelepasan suatu barang dari kepemilikan dan
tanggung jawab pengurusnya oleh pemerintah ataupun swasta. Penghapusan barang dapat
dilakukan dengan lelang dan pemusnahan.
Adapun syarat-syarat penghapusan antara lain:
1) Barang-barang dala keadaan rusak berat
2) Perbaikan suatu barang memerlukan biaya besar
3) Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak sesuai lagi dengan biaya pemeliharaan

g. Pertanggungjawaban
Penggunaan barang-barang sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan cara membuat laporan
penggunaan barang-barang tersebut yang diajukan pada pimpinan.

F. MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT


1. Pengertian Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan
masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan
pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka
memperbaiki sekolah (Purwanto, 1995). Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya
merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah (Mulyasa, 2011:50).
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah
dengan masyarakat bertujuan untuk; (1) memelihara kelangsungan hidup sekolahan, (2)
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan, (3) memperlancar proses belajar
mengajar, (4) memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam
pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika diitinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya
dengan sekolah adalah untuk; (1) memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
terutama dalam bidang mental spiritual, (2) memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat, (3) menjamin relevansi program sekolah
dengan kebutuhan masyarakat, dan (4) memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang
makin meningkat kemampuannya.
2. Manfaat Hubungan Masyarakat Dalam Lembaga Pendidikan
Dengan adanya program hubungan masyarakat dalam sebuah lembaga pendidikan maka
akan memberikan manfaat yang banyak sekali antara lain:
a. Terjadi saling pengertian antara sekolah dan masyarakat, sehingga masyarakat dapat
membantu kebutuhan-kebutuhan sekolah.
b. Lewat kegiatan humas para siswa dapat mengetahui kondisi masyarakat sekitarnya.
c. Dengan adanya kegiatan sekolah dapat melakukan promosi program dan menarik minat
masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di sekolah.
Hubungan antara sekolah dengan orang tua murid dapat dilakukan melalui beberapa hal,
antara lain; (1) mengadakan pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid, (2) pihak
sekolah mengunjungi orangtua, (3) pihak sekolah mengirim surat kepada orangtua, (4)
melibatkan orangtua dalam merencanakan kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan lain-lain.
Hubungan guru dengan masyarakat; (1) guru dapat menjadi sponsor pada kegiatan yang
menguntungkan seperti kegiatan pengumpulan dana bagi masyarakat yang tertimpa musibah, (2)
ikut berpartisipasi bersama masyarakat untuk mengikuti kerja bhakti atau membuat perpustakaan
keliling., (3) mengembangkan sebuah kegiatan di lingkungan sekolah seperti presentasi musik,
drama, partisipasi dalam perlombaan olahraga, program bekerja sambil belajar dan lain-lain.
3. Teknik-teknik Hubungan Masyarakat dalam Lembaga Pendidikan
Tanpa bantuan dari masyarakat, sebuah lembaga pendidikan tidak dapat berfungsi dengan
baik dan tanpa adanya program yang baik maka sebuah lembaga pendidikan akan gagal
mencapai tujuannya. Karena itu, lembaga pendidikan perlu memberikan informasi pada
masyarakat tentang lembaga tersebut dengan cara yang baik. Dengan demikian diharapkan
masyarakat dapar memperoleh gambaran yang tepat tentang sekolah. Program tentang hubungan
antara lembaga pendidikan dengan masyarakat hendaknya disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan secara terus menerus yang mencakup aspek kegiatan di dalam lembaga pendidikan
secara keseluruhan.
Ada beberapa teknik dalam hubungan dengan masyarakat dalam lembaga pendidikan
antara lain:
a. Laporan pada orangtua
Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan pada orangtua murid tentang
kemajuan-kemajuan, prestasi dan kelemahan anak didik pada orangtuanya. Dengan teknik ini,
orangtua akan memperoleh penilaian terhadap hasil pekerjaan anaknya, juga terhadap pekerjaan
guru-guru di sekolah.
b. Majalah dan surat kabar sekolah
Majalah sekolah ini diusahakan oleh orangtua dan guru-guru di sekolah yang diterbitkan setiap
bulan sekali. Majalah dan surat kabar sekolah ini dipimpin oleh orangtua dan guru-guru bahkan
alumni termasuk pula dalam dewan redaksi. Isi majalah menjelaskan tentang kegiata-kegiatan
sekolah, karangan guru-guru, orangtua dan peserta didik, pengumuman-pengumuman dan
sebagainya.
c. Pameran sekolah
Suatu teknik yang efektif untuk member informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan sekolah
pada masyarakat ialah penyelenggaraan pameran sekolah dengan membuat atau menagtur hasil
pekerjaan peserta didik diluar sekolah atau di sekolah. Pameran sekolah akan menjadi lebih
efektif lagi jika kegiatan-kegiatan itu disiarkan melalui siaran-siaran pers dan radio di tempai itu
sehingga dapat menarik banyak orang dalam masyarakat.
d. Open House
Open house adalah teknik untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau
sekolah serta mengobservasi kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil pekerjaan peserta didik di sekolah
yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya di akhir tahun ajaran.
e. Kunjungan orangtua peserta didik ke sekolah
Orangtua diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka belajar di dalam kelas, juga untuk
melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium, perlengkapan-perlengkapan, gambar-gambar dan
sebagainya, sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah.
Setelah itu orangtua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.
f. Kunjungan ke rumah peserta didik
kunjungan ke rumah orangtua peserta didik merupakan tenik yang sangat efektif dalam
mengadak hubungan dengan orangtua di rumah agar dapat mengetahui latar belakang hidup
anak-anak. Banyak masalah yang dapat dipecahkan dengan teknik ini, antara lain masalah
kesehatan peserta didik, ketidakhadiran, pekerjaan ruah, masalah kurangnya pengertian orangtua
tentang sekolah dan sebagainya.
g . Laporan Tahunan
Laporan tahunan dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan kepada aparat pendidikan lebih atas.
Laporan ini berisi masalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah termasuk kurikulum,
personalia, anggaran, biaya dan sebagainya. Selanjutnya aparat tersebut memberikan laporan
pada masyarakat.
h. Organisasi perkumpulan alumni
Organisasi perkumpulan alumni adalah suatu alat yang sangat baik untuk dimanfaatkan dalam
memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat. Peserta didik yang
telah tamat sekolah biasanya mempunyai kenangan dan mereka merasa berkewajiban moral
untuk membantu sekolahnya baik berupa materil maupun moril.
i. Kegiatan ekstrakurikuler
Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dianggap matang untuk dipertunjukkan kepada
orangtua peserta didik dan masyarakat, seperti sepakbola, drama, pramuka, pecinta alam dan
sebagainya, maka sangat tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat. Karena itu,
program ekstrakurikuler hendaknya direncanakan dan diatur agar dapat dimanfaatkan dalam
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Secara rinci, Leslie W. Kindred menjelaskan bahwa pada dasarnya teknik hubungan
masyarakat dalam lembaga pendidikan itu ada tiga, yaitu:
1. Membuat presentasi lisan
Kesuksesan administrator sekolah tidak diukur dari kepintaran mereka mengatur keuangan atau
karena mereka memiliki kemampuan mengelola kurikulum yang baik, namun masyarakat menial
bahwa kesuksesan administrator sekolah adalah seberapa baik mereka menyampaikan ide-ide
atau gagasan-gagasan mereka pada masyarakat baik dalam skala kecil maupun besar, sebab
kebanyakan waktu mereka adalah untuk bertemu dengan orang-orang, sehingga diperlukan
kemampuan dan keahlian tersendiri.
2. Menggunakan alat komunikasi radio
radio adalah alat komunikasi yang sangat efktif untuk menyampaikan pesan atau informasi
tentang sekolah pada masyarakat karena radio merupakan alat komunikasi yang mudah di dapat
dan bergerak serta bisa dibawa kemana-mana. Masyarakat khususnya orangtua peserta didik
yang tidak mendapatkan informasi melalui surat kabar atau karena tidak hadir dalam pertemuan,
mereka bisa menerima informasi melalui radio.
Menurut Leslie W. Kindred ada beberapa keutamaan radio bagi sekolah, diantaranya
dapat memberikan informasi dengan cepat, praktis bisa di bawa kemana-mana, ringkas dan
terjangkau. Teknik-teknik hubungan masyarakat dalam lembaga pendidikan yang diungkapkan
oleh pakar diatas sangatlah ideal, apabila teknik-teknik tersebut diatas diterapkan sebuah
lembaga pendidikan maka lembaga tersebut akan maju pesat, namun bila melihat kondisi
lembaga pendidikan secara umum belum dapat melakukan semua teknik-teknik hubungan
masyarakat seperti yang disebutkan diatas karena terkendala oleh dana dan sumberdaya manusia
yang akan menjalankan teknik-teknik tersebut.
KELOMPOK IV
G. MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS SEKOLAH

1. Pengertian Manajemen Layanan Khusus


Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah satu
sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia.
Sekolah tidak hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses
pembelajaran dalam mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus
menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai
dengan UUSPN bab 11 Pasal 4 yang memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional.
Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah memerlukan suatu
manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala kebutuhan peserta didiknya sehingga
tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai. Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya
ditetapkan dan di organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta
dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.
Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar
pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapain tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan di
sekolah antara lain juga berusaha agar peserta didik senantiasa berada dalam keadaan baik. Baik
disini menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya.
Menurut Kusmintardjo (1992:1) sekolah tidak akan berfungsi jika tidak ada sesuatu yang
membuatnya berfungsi. Dalam sebuah pendidikan harus mempunyai unsur-unsur yang meliputi
administrasi sekolah. Unsur-unsur dalam administrasi sekolah tersebut masing-masing
mempunyai fungsi, hubungan, dan ketergantungan dengan komponen-komponen lainnya. Unsur-
unsur tersebut meliputi: (a) administrasi murid, (b) administrasi kurikulum, (c) administrasi
personil, (d) administrasi materiil, (e) administrasi keuangan, (f) administrasi hubungan sekolah
dan masyarakat dan (g) administrasi pelayanan khusus.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus adalah suatu
proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang
kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien.
2. Jenis-Jenis Layanan Khusus
Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu dengan
sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan pemanfaatannya yang
berbeda. Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di sekolah antara lain:
Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di suatu sekolah antara lain:
a. Layanan perpustakaan peserta didik
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik,
dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-
informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik oleh Ali Imron
mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah
guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal seperti sekolah, baik
sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik sekolah umum maupun kejuruan. Selain itu,
perpustakaan sekolah adalah salah satu unit sekolah yang memberikan layanan kepada peserta
didik di sekolah sebagai sentra utama, dengan maksud membantu dan menunjang proses belajar
mengajar di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan
rekreatif melalui koleksi bahan pustaka (Imron, 1995:187). Dari definisi-definisi tersebut
tampaklah jelas bahwa perpustakaan sekolah merupakan suatu unit pelayanan sekolah guna
menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
b. Layanan kesehatan peserta didik
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan sekolah.
Menurut Jesse Ferring William pada buku Pengelolaan Layanan Khusus Di sekolah oleh
Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan adalah sebuah klinik yang didirikan
sebagai bagian dari Universitas atau sekolah yang berdiri sendiri yang menentukan diagnosa dan
pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari biaya khusus dari semua siswa. Selain itu
layanan kesehatan juga dapat diartikan sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin
bersifat sementara ) murid-muridnya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan
kesehatan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta didik adalah suatu
layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan menjadikan peserta didik sebagai
sasaran utama, dan personalia sekolah yang lainnya sebagai sasaran tambahan (Imron, 1995:154)
c. Layanan asrama peserta didik
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi,
terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama. Selain manfaat
untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.
d. Layanan bimbingan dan konseling
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa
dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi
dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri
serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan
dan konseling adalah salah satu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu
pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.
e. Layanan kafetaria peserta didik
Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli
peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-
kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan
yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak
berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.
Layanan kafentaria adalah layanan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh peserta
didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau
peserta didik. Makanan dan minuman yang tersedia di kafentaria tersebut, terjangkau dilihat dari
jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi syarat kebersihan dan cukup kandungan
gizinya.
f. Layanan laboratorium peserta didik
Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan penelitiam yang
berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang suatu obyek tertentu.
Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk
melakukan penyelidikan, pecobaan, pemraktekan, pengujian, dan pengembangan. Laboratorium
sekolah adalah sarana penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun terbuka yang
dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan, pengembangan dan
bahkan pembakuan.
g. Layanan koperasi peserta didik
Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha. Hal ini sangat
membantu peserta didik di kehidupan yang akan datang.
Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik sekolah dasar, sekolah
menengah, maupun sekolah dan dalam pengelolannya melibatkan guru dan personalia sekolah.
Sedangkan koperasi peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi siswa (Kopsis) adalah
koperasi yang ada di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera didik, kedudukan guru di
dalam Kopsis adalah sebagai pembimbing saja.
h. Layanan keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada siswa selama
siswa belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh satpam sekolah. Dengan adanya
petugas keamanan sekolah, dapat membantu suasana aman dan tertib di sekolah, sehingga dapat
membantu proses kelancaran pembelajaran dan segala aktivitas sekolah.
3. Keterkaitan antara Manajemen Layanan Khusus dengan Manajemen Sarana dan
Prasarana
Menurut Bafadal (2003:2), sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan,
dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan
prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Dalam hubungannya dengan sarana
pendidikan, ada sejumlah pakar pendidikan yang mengklasifikasikan menjadi beberapa macam
sarana pendidikan yang ditinjau dari berbagai macam sudut pandang.
Pertama, ditinjau dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu
sarana pendidikan yang habis pakai dan sarana pendidikan yang tahan lama. Kedua, ditinjau dari
bergerak tidaknya, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak
dan sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak. Ketiga, ditinjau dari hubungannya dengan
proses belajar mengajar ada dua jenis sarana pendidikan di sekolah, yaitu sarana pendidikan yang
secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, dan sarana pendidikan yang secara
tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar.
Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam.
Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar,
seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.
Kedua, prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar,
tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mangajar. Beberapa contoh
tentang prasarana sekolah jenis terakhir tersebut di antaranya adalah ruang kantor, kantin
sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang
guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.
Berdasarkan uraian tentang sarana dan prasarana di atas, serta penjelasan mengenai
layanan khusus di sekolah pada pembahasan sebelumnya, dapat diketahui kaitan antara
pentingnya sarana dan prasarana dengan layanan khusus di sekolah. Suatu layanan khusus tanpa
didukung oleh sarana dan prasarana maka pelayanan yang diberikan tidak akan maksimal karena
tidak ada fasilitas yang mendukung. Sebagian besar layanan khusus memerlukan tempat dan
peralatan dalam memberikan pelayanannya kepada peserta didik. Sebagai contoh pelayanan
perpustakaan. Pelayanan perpustakaan ini memerlukan tempat yang berupa ruang perpustakaan
serta memerlukan perabot dan peralatan seperti rak, buku dll.
ALOKASI
KELOMPOK TUGAS KELOMPOK ANDA
WAKTU
1 a. Apa yang dimaksud dengan manajemen
pengembangan kurikulum dan program pengajaran,
Jelaskan?
5 menit
b. Apa yang dimaksud dengan manajemen tenaga
kependidikan serta, jelaskan?

ALOKASI
KELOMPOK TUGAS KELOMPOK ANDA
WAKTU
a. Apa yang dimaksud dengan Manajemen kesiswaan,
jelaskan?

2 b. Apa yang dimaksud dengan Manajemen keuangan, 5 menit


jelaskan?

ALOKASI
KELOMPOK TUGAS KELOMPOK ANDA
WAKTU
a. Apa yang dimaksud dengan Manajemen sarana dan
prasarana, jelaskan?

3 b. Apa yang dimaksud dengan manajemen Hubungan 5 menit


Masyarakat Dalam Lembaga Pendidikan, jelaskan?

ALOKASI
KELOMPOK TUGAS KELOMPOK ANDA
WAKTU
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen layanan
4 khusus yang ada di suatu sekolah, jelaskan? 5 menit

Anda mungkin juga menyukai