Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat
dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian
kompensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan,
kendaraan dan lain-lain. Masalah kompensasi merupakan salah satu bentuk tantangan yang harus
dihadapi manajemen. Dikatakan tantangan karena imbalan oleh para pekerja tidak lagi dipandang
semata-mata sebagai alat pemuas kebutuhan materialnya. Akan tetapi sudah dikaitkan dengan
harkat dan martabat manusia. Sebaliknya organisasi cenderung melihatnya sebagai beban yang
harus dipikul oleh organisasi tersebut dalam rangka mencapai tujuan dan beberapa sasaran.
Dalam mengembangkan dan menerapkan suatu sistem imbalan tertentu, kepentingan organisasi
dan para pekerja perlu diperhitungkan.untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang dikemukakan
terdahulu, diperlukan sistem penilaian pegawai secara objektif dan akurat. Penilaian tenaga
kependidikan ini difokuskan kepada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah.
Penilaian ini tidak hany penting bagi sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri. Bagi para
pegawai, penilaian berguna sebagai umpan balik berbagai hal, seperti kemampuan, keletihan,
kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermafaat untuk menentukan tujuan, jalur,
rencana, dan pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi kerja tenaga
kependidikan sangat penting dalam pengambilan keputusan berbagai hal, seperti identifikasi
kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem
imbalan, dan aspek dari keseluruhan proses efektif sumber daya manusia.
Tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah
pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga
tujuan tenaga kependidikan (guru dan pegawai) secara pribadi. Karena itu, kepala sekolah
dituntut untuk mengerjakan instrumen pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar absensi,
daftar urut kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, dan kondite pegawai
untuk membantu kelancaran MBS di sekolah yang dipimpinnya.
KELOMPOK II
C. MANAJEMEN KESISWAAN/MANAJEMEN KEMURIDAN (MANAJEMEN
PESERTA DIDIK)
Manajemen kesiswaan adalah penataan atau pengatuan terhadap kegitan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah. Manajemen kesiswaan memiliki tiga tugas utama yaitu :
1. Penerimaan murid baru
2. Kegiatan kemajuan belajar
3. Bimbingan dan pembinaan disiplin
Sutisna (1985) menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang
kesiswaan berkaitan dengan hal-hal berikut :
1. kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu
2. penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukan murid ke kelas dan program studi
3. evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar
4. program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan,
dan pengajaran luar biasa
5. pengendalian disiplin murid
6. program bimbingan dan penyuluhan
7. program kesehatan dan keamanan
8. penyesuaian pribadi, sosial dan emosional
Penerimaan siswa baru perlu perencanaan dari mulai daya tampung sekolah atau jumlah
siswa baru yang akan diterima yaitu dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang
tinggal kelas atau mengulang. Kegiatan penerimaan siswa baru dikelola oleh panitia penerimaan
siswa baru (PSB) atau panitia penerimaan murid baru (PMB). Dalam kegiatan ini kepala sekolah
membentuk panitia atau menunjuk beberapa guru untuk bertanggung jawab dalam tugas tersebut.
Setetelah para siswa diterima lalu dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik,
mental dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.
Keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik,
dapat dipercaya, dan memiliki keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol
keberhasilan atau prestasi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolahnya. Kemajuan
belajar siswa ini secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua, sebagai masukan untuk
berpartisipasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya belajar, baik di rumah maupun
di sekolah.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga
sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, disamping keterampilan-keterampilan lain.
Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberi
bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional,
maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi
masing-masing. Untuk itu di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan,
dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku persensi siswa, buku
rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.
D. MANAJEMEN KEUANGAN
1. Konsep manajemen keuangan
Uang merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang dianggap penting. Uang
termasuk sumber daya yang langka dan terbatas. Oleh karena itu, uang perlu dikelola dengan
efektif dan efisien agar membantu pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai investasi
akan menghasilkan manusia-manusia cerdas yang berpengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Organisasi pendidikan dikategorikan sebagai
organisasi publik yang bersifat nirlaba (nonprofit), bukan untuk mencari keuntungan seperti
halnya perusahaan. Oleh karena itu, manajemen keuangannya memiliki keunikan sesuai dengan
misi dan karakteristik pendidikan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang
sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen
pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen
produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah
bersama komponen-komponen lain (Mulyasa, 2011:47).
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan
fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang
bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan
dana dan mendapatkan dana (Suad Husnan, 1992:4). Manajemen keuangan adalah kegiatan
mengelola dana untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien (Rugaiyah,
2011:67).
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk mewujudkan tertib administrasi dan bisa
dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan yang sudah digariskan (Sobri Sutikno, 2012:90).
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan keefektifan. Oleh karena itu,
selain mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun
kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan
transparansi setiap penggunaan keuangan, baik yang bersumber dari pemerintah, masyarakat dan
sumber-sumber lainnya.
Menurut Jones (1985), tugas manajemen keuangan dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu
financial planning, implementation and evaluation. Pertama,yaitu financial planning
(perencanaan financial) yang disebut budgeting (penganggaran), merupakan kegiatan
mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan
secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. Kedua, implementation
involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah
dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Ketiga, evaluation involves
merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.
Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait dengan manajemen
keuangan antara lain sumber dana yang terbatas, pembiayaan program yang tersendat, tidak
mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana tertulis dalam rencana strategis lembaga
pendidikan. Di satu sisi lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik (good governance),
sehingga menjadi lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai penyimpangan yang dapat
merugikan pendidikan.
2. Implementasi Manajemen keuangan di Sekolah
Setiap sekolah seyogyanya memiliki rencana strategis untuk periode waktu tertentu yang
didalamnya mencakup visi, misi dan program, serta sasaran tahunan. Oleh karena itu
pembiayaan pendidikan yang terintegrasi dan komprehensif dengan rencana strategi di sekolah
dan diarahkan untuk ketercapaian tujuan lembaga sudah didokumentasikan.
Pada dasarnya sumber pembiayaan untuk sekolah mengenal dua macam pembiayaan,
yaitu: pembiayaan rutin dan pembiayaan pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus
dikeluarkan dari tahun ke tahun seperti untuk gaji pegawai dan biaya operasional. Untuk
memperoleh biaya rutin, pimpinan sekolah harus dapat menyusun anggaran sekolah tiap
tahunnya. Pimpinan sekolah juga harus dapat memotivasi komite sekolah, sekolahnya dan
masyarakat setempat dalam rangka pengumpulan dana yang diperoleh harus dikelola secara
efektif untuk menjamin agar peserta didik memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Sedangkan biaya pembangunan, misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah,
penambahan pembangunan gedung, furniture, dan lain-lain.
Komponen utama manajemen keuangan meliputi, (1) prosedur anggaran; (prosedur
akuntansi keuangan; (3) pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian; (4) prosedur
investasi; dan (5) prosedur pemeriksaan. Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini
menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang
mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang
berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang
dilakukan berdasarkan otorisasi yang ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang
berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga
lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban (Mulyasa, 2011:49).
Tujuan utama manajemen keuangan sekolah adalah:
a. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian sekolah dan
menggunakan kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali
b. Memelihara barang-barang (asset) sekolah, dan
c. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan dan pengeluaran uang
diketahui dan dilaksanakan
Kerangka kerja manajemen keuangan di sekolah mencakup pengertian sebagai berikut:
a. Pembukuan yang cermat dan akurat
b. Pertanggung jawaban yang luwes
c. Pertukaran pengeluaran
d. Kemudahan membelanjakan uang bagi kepala sekolah, bila tidak akan menghambat
kebebasan sekolah dalam bertransaksi apa yang dibutuhkannya
e. Kebijakan keuangan dan
f. Alokasi dana yang tepat
Kepala sekolah harus menguasai betul apa yang dimiliki dan dibutuhkan oleh tiap bagian.
Agar dapat mengalokasikan dana dengan tepat, perlu mengikutsertakan staf dan para pembantu
kepala sekolah dalam proses penentuan alokasi dana. Selain enam pengertian tadi, penerimaan
dana sekolah perlu mendapat perhatian pimpinan sekolah. Hal ini berkaitan dengan buku catatan
penerimaan dana sekolah, kepala sekolah perlu memahami tentang tujuan diadakannya Buku
Catatan Penerimaan Dana Sekolah, informasi yang harus tercantum dalam setiap penerimaan dan
memberdayakan uang tunai.
Selain itu kepala sekolah perlu memahami praktik-praktik pemanfaatan jasa perbankan
dan jenis-jenis rekeningnya. Dia juga perlu memahami cara untuk pengamanan dana selama
bertransaksi dengan baik, penarikan dana dan cara mencegah pemalsuan. Kepala sekolah
hendaknya benar benar memahami dan dapat menjelaskan fungsi tujuan manfaat pembukuan
kepada staf keuangan.
Hal-hal yang berkaitan dengan ini antara lain:
1) Buku pos (vate book)
Buku pos pada hakekatnya memuat informasi beberapa dana yang masih tersisa untuk tiap pos
anggaran. Buku pos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan uang harian. Dari buku pos
kepala sekolah dengan mudah dapa melihat apakah sekolah telah berlebih membelanjakan uang.
Karena itu, dianjurkan agar kepala sekolah menyelenggarakan buku tersebut.
2) Faktur
Faktur dapat berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan. Faktur berisi rincian
tentang: (a) maksud pembelian; (b) tanggal pembelian; (c) jenis pembelian; (d) rincian barang
yang dibeli, (e) jumlah pembayaran, dan (f) tanda tangan pemberi kuasa (kepala sekolah).
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Harus ada nomor untuk diagendakan
b) Kuitansi pembelian harus dilampirkan
c) Faktur untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang umum.
3) Buku kas
Mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang serta sisa saldo secara harian dan
pada hari yang sama, misalnya pembelian kapur tulis. Dengan demikian kepala sekolah akan
segera tahu tentang keluar masuknya uang pada hari yang sama. Termasuk yang arus dicatat
pada buku kas adalah Cheque yang diterima dan dikeluarkan pada hari itu
4) Lembar cek
Merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang dikeluarkan adalah sah. Lembar cek dikeluarkan
bila menyangkut tagihan atas pelaksanaan suautu transaksi, misalnya barang yang dipesan sudah
dikirimkan dan catatan transaksinya benar. Orang berhak menandatangani lembar cek adalah
kepala sekolah atau petugas keuangan.
5) Jurnal
Sebagai pengawas keuangan kepala sekolah harus membuka buku jurnal dimana seluruh
transaksi keuangan semuanya dicatat.
6) Buku besar
Ada data keuangan berarti informasi dan jurnal hendaknya dipindahkan ke buku besar atau buku
kas induk pada setiap akhir bulan. Buku besar mencatat kapan terjadinya transaksi keuangan,
keluar masuknya uang pada saat itu dab neraca saldonya.
7) Buku kas pembayaran uang sekolah
Berisi catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah dan
sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya. Pencatatan untuk tiap pembayaran harus
segera dilakukan untuk menghindari timbulnya masalah karena kuitansi hilang, lupa menyimpan
atau karena pekerjaan yang menjadi bertumpuk.
8) Buku kas piutang
Berisi daftar/catatan orang yang berutang kepada sekolah menurut jumlah uang yang berutang,
tanggal pelunasan, dan sisa utang yang belum dilunasi. Informasi daam buku ini harus selalu
dalam keadaan mutakhir untuk melihat jumlah uang milik sekolah yang belum kembali.
9) Neraca percobaan
Tujuannya adalah untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca pertanggung jawaban keuangan
secara cepat, misalnya mingguan atau dua mingguan. Hal ini memungkinkan kepala sekolah
sewaktu-waktu (selama tahun anggaran) menentukan hal yang harus didahulukan dan
menangguhkan pengeluaran yang terlalu cepat dari pos tertentu.
KELOMPOK III
E. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
1. Konsep Manajemen Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang harus
terpenuhi dalam menunjang sistem pendidikan. Menurut Ketentuan Umum Permendiknas no. 24
tahun 2007, sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan
prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Sarana pendidikan
antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat media pembelajaran. Sedangkan yang
termasuk prasarana antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain-
lain. Tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, maka komponen
tersebur merupakan sarana pendidikan.
Menurut Rugaiyah (2011:63), Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan
pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh
kegiatan baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan
dengan lancar. Menurut Asmani (2012:15), manajemen sarana dan prasarana adalah manajemen
sarana sekolah dan sarana bagi pembelajaran, yang meliputi ketersediaan dan pemanfaatan
sumber belajar bagi guru, siswa serta penataan ruangan-ruangan yang dimiliki.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya
proses pendidikan. kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, inventarisasi dan penghapusan serta penataan ( Mulyasa, 2011:50).
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang
bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru
maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau
fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik
oleh guru sebagai pengajar maupun peserta didik sebagai pelajar. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan persyaratan pengadaan sarana dan prasarana dengan membuat daftar prioritas
keperluan pada setiap sekolah oleh tim dan tenaga kependidikan yang profesional pada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dengan melakukan need assesment sekolah.
Manajemen sarana prasarana dan manajemen keuangan, harus dilakukan sesuai dengan
fungsi-fungsi manajemen. Menurut Indriyanto (dalam Sagala, 2010:220), dua fenomena yang
dapat diamati berkenaan dengan ketersediaan sarana dan prasarana adalah: (1) Fenomena
keterbatasan, yaitu keterbatasan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang
menonjol dalam pelaksanaan kebijakan dan program sekolah yang berada di kota apalagi yang di
desa; (2) Pemanfaatan, yaitu di lain pihak unit-unit kerja dan sekolah yang telah memiliki sarana
dan prasarana yang memadai, ternyata kurang memanfaatkannya, sehingga ketersediaan sarana
dan prasarana tidak dilihat dari fungsinya.
Menurut Everard, Moris dan Ian Wilson (2004: 209), sekolah dapat dengan mudah menjadi
tempat untuk pembuangan barang-barang yang tidak dibutuhkan oleh sekolah itu sendiri, karena
tidak adanya need assesment sekolah. Oleh karena itu, terdapat prinsip-prinsip dalam proses
mendapatkan nilai terbaik dari pengadaan sarana dan prasarana di sekolah. Ke empat prinsip
best value tersebut menurut ofsted yang pertama adalah challenge (tantangan), kita harus
menimbang apakah tujuan dari pengadaan sarana prasarana yang akan dibeli. Kedua, compare
(membandingkan), misalnya membandingkan harga. Ketiga consult (konsultasi), misalnya siapa
yang akan dipengaruhi dengan keputusan untuk membeli komputer baru. Keempat, complete
(bersaing) yaitu, untuk mendapatkan pelayanan yang sebaik mungkin dengan harga yang sangat
terjangkau, misalnya dengan proses tender dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah.
Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait dengan manajemen
keuangan antara lain sumber dana yang terbatas, pembiayaan program yang tersendat, tidak
mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana tertulis dalam rencana strategis lembaga
pendidikan. Di satu sisi lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik (good governance),
sehingga menjadi lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai penyimpangan yang dapat
merugikan pendidikan.
2. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana
a. Perencanaan/Analisis Kebutuhan
Perencanaan merupakan kegiatan analisis kebutuhan terhadap segala kebutuhan dan
perlengkapan yang dibutuhkan sekolah untuk kegiatan pembelajaran peserta dan didik dan
kegiatan penunjang lainnya. Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan
sekolah berlangsung. Kegiatan ini biasa dilakukan pada awal tahun pelajaran dan disempurnakan
tiap triwulan atau tiap semester. Perencanaan dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru kelas
dan guru-guru bidang studi dan dibantu oleh staf sarana dan prasana.
1) Prosedur Perencanaan
a) Mengadakan analisa materi dan alat/media yang dibutuhkan
b) Seleksi terhadap alat yang masih dapat dimanfaatkan
c) Mencari dan atau menetapkan dana
d) Menunjuk seseorang yang akan diserahkan untuk mengadakan alat dengan pertimbangan
keahlian dan kejujuran.
2) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan
a) Perencanaan pengadaan barang harus dipandang sebagai bagian integral dari usaha kualitas
proses belajar mengajar
b) Perencanaan harus jelas, kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada:
c) Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai, penyusunan perkiraan biaya/harga
keperluan pengadaan
d) Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan
e) Petugas pelaksanaan
f) Bahan dan peralatan yang dibutuhkan
g) Kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan
h) Bahwa suatu perencanaan harus realistis, yaitu dapat dilaksanakan dengan jelas, terprogram,
sistematis, sederhana, luwes, fleksibel, dan dapat dilaksanakan
i) Rencana harus sistematis dan terpadu
j) Rencana harus menunjukkan unsur-unsur insani ataupun noninsani yang baik
k) Memiliki struktur berdasarkan analisis
l) Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama pihak perencana
m) Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi dan kondisi yang tidak
disangka-sangka
n) Dapat dilaksanakan dan berkelanjutan
o) Menunjukkan skala prioritas
p) Disesuaikan dengan flapon anggaran
q) Mengacu dan berpedoman pada kebutuhan dan tujuan yang logis
r) Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun), dan jangka
panjang (10-15 tahun)
b. Pengadaan
Pengadaan adalah proses kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat
dilakukan dengan cara-cara membeli, menyumbang, hibah dan lain-lain. Pengadaan sarana dan
prasarana dapat berbentuk pengadaan buku, alat, perabot dan bangunan.
c. Penginvetarisasian
Penginvetarisasian adalah kegiatan melaksanakan penggunaan, penyelenggaraan, pengaturan
dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah ke dalam
satu daftar inventaris barang secara teratur. Tujuannya adalah untuk menjaga dan menciptakan
tertib administrasi barang milik negara yang dipunyai suatu organisasi. Yang dimaksud dengan
inventaris adalah suatu dokumen berisi jenis dan julah barang yang ebrgerak maupun yang tidak
bergerak yang menjadi milik negara dibawah tanggung jawab sekolah.
g. Pertanggungjawaban
Penggunaan barang-barang sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan cara membuat laporan
penggunaan barang-barang tersebut yang diajukan pada pimpinan.
Secara rinci, Leslie W. Kindred menjelaskan bahwa pada dasarnya teknik hubungan
masyarakat dalam lembaga pendidikan itu ada tiga, yaitu:
1. Membuat presentasi lisan
Kesuksesan administrator sekolah tidak diukur dari kepintaran mereka mengatur keuangan atau
karena mereka memiliki kemampuan mengelola kurikulum yang baik, namun masyarakat menial
bahwa kesuksesan administrator sekolah adalah seberapa baik mereka menyampaikan ide-ide
atau gagasan-gagasan mereka pada masyarakat baik dalam skala kecil maupun besar, sebab
kebanyakan waktu mereka adalah untuk bertemu dengan orang-orang, sehingga diperlukan
kemampuan dan keahlian tersendiri.
2. Menggunakan alat komunikasi radio
radio adalah alat komunikasi yang sangat efktif untuk menyampaikan pesan atau informasi
tentang sekolah pada masyarakat karena radio merupakan alat komunikasi yang mudah di dapat
dan bergerak serta bisa dibawa kemana-mana. Masyarakat khususnya orangtua peserta didik
yang tidak mendapatkan informasi melalui surat kabar atau karena tidak hadir dalam pertemuan,
mereka bisa menerima informasi melalui radio.
Menurut Leslie W. Kindred ada beberapa keutamaan radio bagi sekolah, diantaranya
dapat memberikan informasi dengan cepat, praktis bisa di bawa kemana-mana, ringkas dan
terjangkau. Teknik-teknik hubungan masyarakat dalam lembaga pendidikan yang diungkapkan
oleh pakar diatas sangatlah ideal, apabila teknik-teknik tersebut diatas diterapkan sebuah
lembaga pendidikan maka lembaga tersebut akan maju pesat, namun bila melihat kondisi
lembaga pendidikan secara umum belum dapat melakukan semua teknik-teknik hubungan
masyarakat seperti yang disebutkan diatas karena terkendala oleh dana dan sumberdaya manusia
yang akan menjalankan teknik-teknik tersebut.
KELOMPOK IV
G. MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS SEKOLAH
ALOKASI
KELOMPOK TUGAS KELOMPOK ANDA
WAKTU
a. Apa yang dimaksud dengan Manajemen kesiswaan,
jelaskan?
ALOKASI
KELOMPOK TUGAS KELOMPOK ANDA
WAKTU
a. Apa yang dimaksud dengan Manajemen sarana dan
prasarana, jelaskan?
ALOKASI
KELOMPOK TUGAS KELOMPOK ANDA
WAKTU
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen layanan
4 khusus yang ada di suatu sekolah, jelaskan? 5 menit