Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaa, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan lokal, yang mewujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional. Agar proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Manajemen atau administrasi pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien. Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah, ia harus sbertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di skeolah. Utnuk kepentingan tersebut, sedikitnya ada empat langkah yang harus dilakukan, yaitu menilai kesesuiaan program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan siswa, meninkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan program. Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam MBS, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan dan semesteran. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan : 1. Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapi tujuan 2. Program harus sederhana dan fleksibel 3. Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan 4. Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya 5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam kosong. B. Manajemen Tenaga Kependidikan Kepala sekolah sebagai manajer sekolah sangat menentukan keberhasilan MBS dalam mengelola tenaga kependidikan yang di sekolah tersebut. Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Manajemen tenaga kependidikan (guru atau personil) mencakup (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan benar agar dapat diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas. Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Dalam meningkatkan kulitas tenaga pendidikan dan perbaikan dalam menjalankan tugasnya, diperlukan pembinaan dan pengembangan pegawai melalui training dan pelatihan. Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, selanjutnya mengusahakan pengangkatan pegawai, penempatan atau penugasan. Pengelolaan tenaga pendidikan dalam hal pemberhentian pegawai merupakan kegiatan pengelolaan pegawai ketika terlepasnya personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga bekerja dan sebagai pegawai. Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya pegawai negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis (1) pemberhentian ata permohonan sendiri; (2) peberhentian oleh dinas atau pemerintah; dan (3) pemberhentian sebab lain-lain Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecendrungan diberikan secara tetap. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang dikemukakan terdahulu, diperlukan sistem penilaian pegawau secara objektif dan akurat. Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan perannya disekolah. Dalam hal ini, tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah, karena itu kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan instrumen pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar absensi, daftar urut kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, dan kondite pegawai untuk membantu kelancaran MBS di sekolah yang dipimpimnya. C. Manajemen Kesiswaan Salah satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata siswa. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik (siswa), awal pendaftaran sampai mereka lulus, tetapi bukan sekedar pencatatan data siswa, melainkan meliputi aspek lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan siswa melalui proses pendidikan di sekolah. Meskipun pencatatan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan manajemen kesiswaan, buku presensi siswa, buku raport, daftar kenaikan kelas, buku mutasi siswa, dan sebagainya. Manajemen kesiswaan dimaksudkan bertujuan mengatur berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan.dengan kondusif. Menurut Sutisna dalam Mulyasa (2002) ada tiga yaitu: (1) penerimaan siswa baru, (2) kegiatan pelaporan kemajuan belajar siswa, dan (3) bimbingan dan pembinaan disiplin siswa, sedangkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang kesiswaan adalah: a) Kehadiran siswa di sekolah dan masalah-masalah bidang kesiswaan yang berhubungan dengan hal studi. b) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan pembagian kelas siswa dan pembagian program studi. c) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar siswa d) Program supervisi bagi siswa yang mempunyai kelainan, seperti mengulang pengajaran (remid), perbaikan, dan pengajaran luar biasa, e) Pengendalian kedisiplinan siswa belajar di sekolah, f) Program bimbingan dan penyuluhan bagi seluruh siswa. g) Program kesehatan dan keamanan siswa belajar, terutama ketenangan belajar siswa di kelas. h) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional siswa. D. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Keuangan merupakan sumber daya yang secara langsung dapat berpengaruh pada keefektifan dan efisiensi pengelolaan pendidikan yang diseleggarakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Manajerial kepala sekolah pada keuangan sangat dibutuhkan dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menuntut kemampuan sekolah dalam merencanakan melaksanakan, dan mengevaluasi serta memepertanggungjawabkan penggunaan anggaran, pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2002:47). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberi kewenangan pada sekolah untuk menggali dan menggunakan sumber dana sesuai keperluan sekolah. Sumber dana dalam proses pendidikan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: (1) pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah, (2) orang tua/wali atau peserta didik, dan (3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat. E. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan; khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja dan kursi, serta alat-alat dan media pelajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaan, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah. Setiap satuan pendidikan tidak dapat melepaskan faktor sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, proses belajar dan mengajar. Manajemen sarana dan prasarana bertujuan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik guru maupun murid untuk berada di sekolah. Demikian pula tersedianya media pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan materi pelajaran sangat diperlukan manjerian pengelolala pendidikan di satuan pendidikan. F. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi murid di sekolah. Sekolah dan orang tua/wali murid memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Gaffar dalam Mulyasa menyatakan, bahwa hubungan sekolah dengan orang tua/wali murid bertujuan antara lain: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan murid; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah (Mulyasa, 2002:50). Pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), manajemen hubungan sekolah dengan orang tua wali murid diharapkan berjalan dengan baik. Hubungan yang harmonis membuat masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memajukan sekolah. Penciptaan hubungan dan kerja sama yang harmonis, apabila masyarakat mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah. Gambaran yang jelas dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua wali murid, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan dari staf sekolah, dan laporan tahunan sekolah. Melalui hubungan yang harmonis diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu proses pendidikan terlaksana secara produktif, efektif, dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang produktif dan berkulitas. Lulusan yang berkualitas akan terlihat dari penguasaan/kompetensi murid tentang ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dijadikan bekal ketika terjun di tengah-tengah masyarakat (out come). G. Manajemen Layanan Khusus Manajemen layanan khusus itu meliputi perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. 1. Perpustakaan Perpustakaan yang dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya didalam kelas secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual. 2. Kesehatan Menyediakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang mana badan kesehatan ini akan membantu untuk membangun mewujudkan sumberdaya manusia yg berpengetahuan dan sehat baik itu sehat jasmani dan rohani para peserta didik. 3. Keamanan Jelas harus adanya keamanan karena ini akan menciptakan rasa aman dan nyaman untuk para peserta didik dan para substansi-substansi sekolah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Dr. E. Mulyasa, M.Pd. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.