Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH

Rita Rahmayanti (06091281520070)

A. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran


Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaa,
pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan
kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan lokal, yang mewujudkan melalui proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional. Agar proses belajar
mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan,
diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Manajemen atau administrasi pengajaran
adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar
seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien.
Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan
kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Kepala
sekolah sebagai manajer di sekolah, ia harus sbertanggung jawab terhadap perencanaan,
pelaksanaan, penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di skeolah. Utnuk
kepentingan tersebut, sedikitnya ada empat langkah yang harus dilakukan, yaitu menilai
kesesuiaan program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan siswa, meninkatkan
perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan program.
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam
MBS, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru-guru harus
menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan dan
semesteran. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat
dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapi tujuan
2. Program harus sederhana dan fleksibel
3. Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan
4. Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya
5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah
Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan
dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar,
penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta
didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam kosong.
B. Manajemen Tenaga Kependidikan
Kepala sekolah sebagai manajer sekolah sangat menentukan keberhasilan MBS dalam
mengelola tenaga kependidikan yang di sekolah tersebut. Manajemen tenaga kependidikan atau
manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara
efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang
menyenangkan. Manajemen tenaga kependidikan (guru atau personil) mencakup (1) perencanaan
pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan
mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai. Semua itu perlu
dilakukan dengan benar agar dapat diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan
yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik dan berkualitas.
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Dalam meningkatkan
kulitas tenaga pendidikan dan perbaikan dalam menjalankan tugasnya, diperlukan pembinaan
dan pengembangan pegawai melalui training dan pelatihan. Setelah diperoleh dan ditentukan
calon pegawai yang akan diterima, selanjutnya mengusahakan pengangkatan pegawai,
penempatan atau penugasan.
Pengelolaan tenaga pendidikan dalam hal pemberhentian pegawai merupakan kegiatan
pengelolaan pegawai ketika terlepasnya personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga
bekerja dan sebagai pegawai. Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah,
khususnya pegawai negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan
ke dalam tiga jenis (1) pemberhentian ata permohonan sendiri; (2) peberhentian oleh dinas atau
pemerintah; dan (3) pemberhentian sebab lain-lain
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat
dinilai dengan uang dan mempunyai kecendrungan diberikan secara tetap. Untuk melaksanakan
fungsi-fungsi yang dikemukakan terdahulu, diperlukan sistem penilaian pegawau secara objektif
dan akurat. Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan perannya
disekolah. Dalam hal ini, tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga
kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah, karena itu kepala sekolah dituntut untuk
mengerjakan instrumen pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar absensi, daftar urut
kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, dan kondite pegawai untuk
membantu kelancaran MBS di sekolah yang dipimpimnya.
C. Manajemen Kesiswaan
Salah satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata siswa. Manajemen
kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik
(siswa), awal pendaftaran sampai mereka lulus, tetapi bukan sekedar pencatatan data siswa,
melainkan meliputi aspek lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya
pertumbuhan siswa melalui proses pendidikan di sekolah.
Meskipun pencatatan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan manajemen
kesiswaan, buku presensi siswa, buku raport, daftar kenaikan kelas, buku mutasi siswa, dan
sebagainya. Manajemen kesiswaan dimaksudkan bertujuan mengatur berbagai kegiatan
pembelajaran di sekolah berjalan.dengan kondusif.
Menurut Sutisna dalam Mulyasa (2002) ada tiga yaitu: (1) penerimaan siswa baru,
(2) kegiatan pelaporan kemajuan belajar siswa, dan (3) bimbingan dan pembinaan disiplin siswa,
sedangkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang kesiswaan adalah:
a) Kehadiran siswa di sekolah dan masalah-masalah bidang kesiswaan yang berhubungan dengan
hal studi. b) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan pembagian kelas siswa dan pembagian
program studi. c) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar siswa d) Program supervisi bagi
siswa yang mempunyai kelainan, seperti mengulang pengajaran (remid), perbaikan, dan
pengajaran luar biasa, e) Pengendalian kedisiplinan siswa belajar di sekolah, f) Program
bimbingan dan penyuluhan bagi seluruh siswa. g) Program kesehatan dan keamanan siswa
belajar, terutama ketenangan belajar siswa di kelas. h) Penyesuaian pribadi, sosial, dan
emosional siswa.
D. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Keuangan merupakan sumber daya yang secara langsung dapat berpengaruh pada
keefektifan dan efisiensi pengelolaan pendidikan yang diseleggarakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. Manajerial kepala sekolah pada keuangan sangat dibutuhkan dalam
penerapan Manajemen Berbasis Sekolah. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
menuntut kemampuan sekolah dalam merencanakan melaksanakan, dan mengevaluasi serta
memepertanggungjawabkan penggunaan anggaran, pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2002:47).
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberi kewenangan pada sekolah untuk menggali
dan menggunakan sumber dana sesuai keperluan sekolah. Sumber dana dalam proses pendidikan
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: (1) pemerintah pusat dan atau pemerintah
daerah, (2) orang tua/wali atau peserta didik, dan (3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak
mengikat.
E. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan; khususnya proses belajar mengajar, seperti
gedung, ruang kelas, meja dan kursi, serta alat-alat dan media pelajaran. Adapun yang dimaksud
dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaan, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah.
Setiap satuan pendidikan tidak dapat melepaskan faktor sarana dan prasarana yang dapat
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, proses belajar dan mengajar. Manajemen
sarana dan prasarana bertujuan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik guru
maupun murid untuk berada di sekolah. Demikian pula tersedianya media pembelajaran yang
relevan dengan kebutuhan materi pelajaran sangat diperlukan manjerian pengelolala pendidikan
di satuan pendidikan.
F. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta masyarakat pada hakekatnya
merupakan suatu sarana sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan
pribadi murid di sekolah. Sekolah dan orang tua/wali murid memiliki hubungan yang sangat erat
dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Gaffar dalam Mulyasa
menyatakan, bahwa hubungan sekolah dengan orang tua/wali murid bertujuan antara lain:
(1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan murid; (2) memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat
untuk menjalin hubungan dengan sekolah (Mulyasa, 2002:50). Pada konsep Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), manajemen hubungan sekolah dengan orang tua wali murid diharapkan berjalan
dengan baik. Hubungan yang harmonis membuat masyarakat memiliki tanggung jawab untuk
memajukan sekolah. Penciptaan hubungan dan kerja sama yang harmonis, apabila masyarakat
mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah. Gambaran yang jelas dapat
diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua wali murid, kunjungan ke
sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan dari staf sekolah, dan laporan tahunan sekolah.
Melalui hubungan yang harmonis diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan
masyarakat, yaitu proses pendidikan terlaksana secara produktif, efektif, dan efisien sehingga
menghasilkan lulusan yang produktif dan berkulitas. Lulusan yang berkualitas akan terlihat dari
penguasaan/kompetensi murid tentang ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
dijadikan bekal ketika terjun di tengah-tengah masyarakat (out come).
G. Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus itu meliputi perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah.
1. Perpustakaan
Perpustakaan yang dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih
mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya didalam
kelas secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya
belajar individual.
2. Kesehatan
Menyediakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang mana badan kesehatan ini akan
membantu untuk membangun mewujudkan sumberdaya manusia yg berpengetahuan
dan sehat baik itu sehat jasmani dan rohani para peserta didik.
3. Keamanan
Jelas harus adanya keamanan karena ini akan menciptakan rasa aman dan nyaman
untuk para peserta didik dan para substansi-substansi sekolah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. E. Mulyasa, M.Pd. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai