Anda di halaman 1dari 6

A.

Bidang Garapan admnistrasi Pendidikan


Administrasi pendidikan mempunyai ruang lingkup atau bidang garapan yang
sangat luas. Secara lebih rinci ruang lingkup administrasi pendidikan dapat diuraikan
sebagai berikut:
a) Bidang tata laksana sekolah

 Organisasi dan struktur pegawai tata usaha


 Anggaran belanja keuangan sekolah
 Masalah kepegawaian dan personalia sekolah
 Keuangan dan pembukuan
 Korespondensi/ surat menyurat
 Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian buku induk,
raport, dan sebagainya
b) Bidang Personalia Murid
 Organisasi murid
 Masalah kesehatan murid
 Evaluasi kemajuan murid
 Masalah kesejahteraan murid
 Bimbingan dan konseling untuk murid
c). Bidang Personalia Guru
 Pengangkatan dan penempatan guru
 Organisasi person guru
 Masalah kepegawaian
 Masalah kondisi dan evaluasi kemajuan guru
 Refreshing dan upgrading guru
d). Bidang Pengawasan (Supervisi)
 Upaya meningkatkan semangat guru dan pegawai tata usaha.
 Mengupayakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid, dan
pegawai tata usaha sekolah.
 Mengupayakan dan membuat pedoman cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan
pengajaran.
 Upaya untuk meningkatkan mutu dan pengalaman guru.1

1
M. Prawiro, Administrasi Pendidikan: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Ruang Lingkupnya,
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/administrasi-pendidikan.html diakses tanggal: 24 September 2022
e) Bidang Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum hal ini meliputi : Mempedomani
dan merealisasikan apa yang tercantum didalam kurikulum sekolah yang
bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan
pengajaran menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi,
sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaannya, disesuaikan dengan
pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan masyarakat dan lingkungan
sekolah. Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus diikuti dan dituruti
begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum
merupakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya.
f) Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah hal ini meliputi :
 Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan
 Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian gedung
sekolah
 Menentukan jumlah dan luas ruangan kelas, kantor, gudang, asrama, lapangan
olahraga dan sebagainya
 Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang efektif dan
produktif serta pemeliharaannya secara berlanjut.
 Alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan 2
B. Fungsi Administrasi Pendidikan di Sekolah
Administrasi pendidikan tersebut juga mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi perencanaan merupakan sejumlah kegiatan yang ditentukan
sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Fungsi pengorganisasian, merupakan proses penentuan pekerjaan yang harus
dilakukan pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan
kepada setiap personalia.
3. Fungsi pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota kelompok
sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaran organisasi.
4. Fungsi pengawasan merupakan proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan
rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2
Widya Ayunidia Kusuma, MAMPU MEMAHAMI KONSEP DASAR, PROSES DAN RUANG
LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN, dalam Makalah Adminastrasi dan Supervisi Pendidikan 2019, h.8
C. Pentingnya partisipasi guru dalam administrasi Pendidikan
Partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangatlah penting dan menjadi
keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya ditafsirkan sebagai kesempatan-
kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah untuk memberi contoh tentang
bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan sebagai masalah
Pendidikan. Demokrasi dalam administrasi sekolah hendaknya diartikan sebagai
kegiatan atau rangkaian kegiatan kepemimpinan.3
D. Fungsi Guru sebagai Administrator Sekolah
Profesionalisme guru sebagai administrator adalah menguasai program
pengajaran (garis-garis besar program), menyusun program kegiatan mengajar,
menyusun model satuan pelajaran dan pembagian waktu, dan melaksanakan tata
usaha kelas antara lain pencatatan data murid.
Adapun tugas guru sebagai administrator, mencakup ketatalaksanaan bidang
pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya seperti mengelola sekolah,
memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut untuk melancarkan
tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etika jabatan. Selain itu juga banyak tugas
lainnya yang dapat dilakukan guru, yaitu: menciptakan kondisi fisik ruang belajar dan
alat pelajaran yang memenuhi syarat, membuat persiapan mengajar harian,
menciptakan kondisi psikologis yang kondusif sehingga kemauan belajar dapat
berkembang, merencanakan persiapan mengajar dalam waktu semesteran dan
tahunan, membuat persiapan mengajar menurut jadwal dan persiapan sesuai dengan
satuan pelajaran yang telah ditetapkan, mengadakan evaluasi serta bimbingan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas hasil belajar siswa, mengadakan
perbaikan berdasarkan hasil evaluasi, berusaha mengetahui bakat, minat dan
kemampuan siswa, membantu menyalurkan serta mengarahkan bakat dan minat
siswa, ikut serta menjaga nama baik sekolah, menyusun laporan kegiatan belajar dan
mengajar, dan melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala sekolah.4
Ada beberapa kegiatan administrasi Pendidikan di sekolah yang harus
dipahami ole guru, yaitu:
1) Administrasi kurikulum

3
Drs.M. Ngalim Purwanto, MP, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya:2017), h.145-146
4
Sujemanwati, Strategi Guru Sebagai Administrator dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa,
dalam Skripsi UIN Alauddin Makassar 2018, h.11
Kurikulum dalam suatu sistem pendidikan merupakan komponen yang
teramat penting. Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan panutan
dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah. Kurikulum
sekolah merupakan seperangkat pengalaman belajar yang dirancang untuk
siswa sekolah menengah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Mengingat
bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertanggung jawab
dalam memberikan kemampuan siswa untuk melanjutkan kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi, kurikulum ini harus dipahami secara intensif
oleh semua personel, terutama oleh kepala sekolah dan guru.
2) Administrasi kesiswaan
Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa disuatu sekolah mulai dari perencanaan siswa baru,
pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai siswa menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya PBM.
3) Administrasi sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda yang bergerak
maupun tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang
penyelenggaraanbelajar-mengajar baik secara langsung maupun tidak
langsung. Administarasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan
keseluruhan perencanaan pengadaaan, pendayagunaan dan pengawasan
prasarana peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agara tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
4) Administrasi personal
Pembahasan administrasi personal dibatasi dan difokuskan kepada
pembahasan guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri. Seorang calon
guru bisa menjadi seorang pegawai negeri jika telah melalui rekrutmen guru.
Menurut Ibrahim Bafadal rekrutmen merupakan satu aktivitas manajemen
yang mengupayakan didapatkannya seorang atau lebih calon pegawai yang
betul-betul potensial untuk menduduki posisi tertentu atau melaksanakan tugas
tertentu di sebuah lembaga.5

5
Drs. Jumpa Ukur, Manfaat dan Kendala Administrasi Pendidikan dalam Penyelenggaraan Pendidikan,
dalam Jurnal Ilmiah Research Sains Vol. 6 No.1 Februari 2020, h. 8-9
Menurut Zainal Aqib peran guru sebagai administrator mempunyai
fungsi:
(1) Membuat daftar presentasi
(2) Membuat daftar penilaian
(3) Melaksanakan teknis administrasi sekolah.6
E. Intrumen Administrasi

Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya administrasi kesiswaan maka guru


perlu ditunjang oleh berbagai instrumen atau alat kelengkapan yang diperlukan. Instrumen
yang dimaksud antara lain breupa buku-buku, format-format yang digunakan untuk merekam
semua data dan informasi yang berkenaan dengan siswa. Adapun instrumen-instrumen yang
dimaksud antara lain :  

1.      Buku Induk

Buku induk merupakan buku pokok, karena didalamnya memuat semua informasi
yang dianggap lengkap mengenai keadaan siswa. Informasi tersebut dapat meliputi identitas
pribadi siswa sampai pada informasi mengenai nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh siswa
selama belajar di sekolah yang bersangkutan. Buku induk ini sangat penting dimiliki oleh
setiap sekolah karena melalui buku induk ini akan dapat diketahui berapa jumlah siswa yang
terdaftar, identitas siswa secara lengkap.  

2.      Buku Klaper

Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-
penting. Pengisiannnya dapat diambil dari buku induk tetapi tidak selengkap buku induk itu.
Daftar nilai juga tercatat. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari
data murid, apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan dalam buku
klaper karena nama murid  disusun menurut abjad.

3.      Buku /Daftar Keadaan Siswa

Buku ini menggambarkan keadaan jumlah keseluruhan siswa di sekolah. Biasanya


gambaran keadaan siswa di suatu sekolah akan terus teridentifikasi setiap bulannya.

4.      Daftar Hadir Siswa

6
Munawir, Zuha Prisma Salsabila, Nur Rohmatun Nisa, Tugas, Fungsi dan Peran Guru Profesional,
dalam Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, Vol. 7 No.1 Maret 2022, h. 10
Daftar hadir siswa ini dibuat untuk mengendalikan keaktifan siswa mengikuti
kegiatan di sekolah.

5.      File Penyimpan Berkas Siswa

Berkas-berkas yang sifatnya terlepas-lepas perlu diarsipkan dengan baik oleh sekolah,
misalnya foto copy STTB, akte kelahiran, surat keterangan pindah dan sebagainya. Semua
berkas itu sebaiknya dibundelkan menurut kelompok masing-masing, sehingga berkas itu
akan mudah ditemukan bila diperlukan.7

7
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004)  h. 80-81

Anda mungkin juga menyukai