1. Dengan kekuatan dan potensi yang Bapak/Ibu miliki (secara pribadi), rencana terbaik
apa yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk penguatan karakter guru dan peserta didik?
Berbicara masalah pendidikan tak dapat dipisahkan dari guru karena guru adalah ujung tombak
pelaksana pendidikan yang ada di kelas. Guru adalah satu-satunya orang dewasa yang ada di
kelas tempat semua siswa bertanya dan mencari berbagai keteladanan Saya berencana dan
mempunyai impian besar dalam mengembangkan karakter bagi guru dan peserta didik
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari di sekolah, penanaman nilai-nilai karakter untuk guru
adalah sebagai berikut :
Kegiatan penguatan pendidikan karakter berbasis kelas bagi guru, dilakukan dengan
menggunakan dua metode yakni pelatihan dan pendampingan. Pelatihan dan pendampingan PPK
berbasis kelas yaitu integrasi nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran atau mata pelajaran,
pengelolaan kelas dan metode pembelajaran, evaluasi pembelajaran/pembimbingan,
pengembangan kurikulum muatan lokal sesuai karakteristik daerah. Sehingga para guru dapat
benar-benar mengimplementasikan tugas dan fungsinya baik sebagai pendidik dan pengajar
terutama di kelas. Dengan pelatihan dan pendampingan guru mampu merumuskan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang di dalamnya mengintegrasikan karakter-karakter utama yang
dikembangkan yakni Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong, dan Integritas dalam setiap
kegiatan pembelajarannya.
1. Literasi
Kegiatan literasi ini bertujuan membangun budaya literasi di sekolah. Artinya tidak hanya pada
siswa saja. Namun ekosistem sekolah. Untuk itu, tidak hanya sebatas penyediaan pojok baca atau
aktivitas membaca buku 15 menit sebelum proses kelas dimulai. Namun, lebih luas lagi, berupa
penumbuhan budaya literasi di semua warga sekolah, termasuk orang tua siswa. Penyediaan
sarana berupa bahan bacaan yang beragam, forum diskusi bagi guru dan tenaga kependidikan
untuk membangun literasi juga harus dilakukan sekolah. Kegiatan literasi ini dapat
diintegrasikan juga dalam proses pembelajaran, intrakurikuler, kokurikuler dan extrakurikuler.
2. Kegiatan extrakurikuler
Seiring dengan pengarusutamaan Pendidikan karakter di sekolah, pandangan bahwa extra
kurikuler adalah sekedar pelengkap harus sudah diubah menjadi bahwa kegiatan extrakurikuler
adalah bagian teerintegrasi dari system Pendidikan di sekolah guna memfasilitasi keragaman
bakat, minat dan potensi siswa. Untuk itu, penyediaan Pembina extra kurikuler yang sesuai
menjadi penting untuk dilakukan oleh manajemen sekolah.
3. Pembiasaan
Pembiasaan adalah bagian penting dari proses penanaman karakter pada peserta didik. Anak
didik yang terbiasa melakukan pekerjaan secara mandiri maka akan terbangun karakter
kemandirian pada dirinya. Demikian halnya dengan karakter berupa kemampuan untuk
berkolaborasi dengan yang lain bukanlah karakter yang lahir tiba-tiba. Untuk itu, perlu scenario-
skenario yang disiapkan dalam pembelajaran untuk membangun nilai-nilai yang diinginkan.
Kebiasan memberikan tugas berkelompok dengan memberi giliran kepada setiap anggota
kelompok untuk menjadi ketau kelompok adalah salah satu contoh untuk pembiasaan setiap anak
didik berlatih bertanggungjawab sekaligus berkolaborasi.
4. Penetapan tata tertib sekolah
Buatlah tata tertib sekolah dengan jelas dan terpakan secara konsisten. Juga cobalah ajak siswa
untuk menyepakati tata tertib di kelas. Penghargaan pada sebuah kesepatan dan keteraturan dapat
dilatihkan pada peserta didik dengan mengenalkan siswa pada tata tertib sekolah atau kelas yang
diulang-ulang secara rutin kepada siswa. Pemberlakuan model reward-and-punishment atau
reward-unreward juga dapat diterapkan pada peserta didik untuk menghargai tata tertib sekolah.
Sehingga harapan saya sebagai kepala sekolah bahwa penguatan karakter bagi guru
dan peserta didik sangat penting untuk menumbuhkan sikap kedewasaan dalam
melihat permasalahan dan mencari solusi terlebih untuk kemajuan program sekolah
dalam rangka menumbuhkan karakter yang baik untuk setiap individu yang ada dalam
lingkungan sekolah tersebut. Jika hal ini secara konsisten dilaksanakan maka sikap dan
karakter baik guru maupun peserta didik dapat terbentuk dengan baik.