Anda di halaman 1dari 7

1.

Pada pelaksanaan pendidikan dilakukan manajemen penilaian yang memiliki


fungsi, tujuan dan hasil akhir belajar, deskripsikan apa fungsi penilaian, tujuan
penilaian dan apa saja hasil akhir penilaian tersebut, dan bagaimana
implementasinya dimasa pandemi?
Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian pendidikan pada akhir satuan pelajaran ditekankan pada
perbaikan proses belajar mengajar yang diselenggarakan berdasarkan satuan
pelajaran. Penilaian pada akhir program pengajaran mempunyai fungsi yang
berlainan, dimana fungsinya ditekankan pada penentuan keberhasilan belajar
setiap murid. Penentuan semacam itu biasanya dilakukan untuk keperluan
pemberian nilai rapor, penentuan kenaikan kelas, seleksi dan sebagainya.
Fungsi penilaian secara umum ialah: sebagai acuan atau pedoman untuk
tenaga pendidik dalam menjalankan penilaian pembelajaran peserta didik,
menciptakan penilaian yang transparan, sistematis, dan komprehensif dan
menjadi acuan dalam menjalankan prinsip-prinsip penilaian. Sedangkan fungsi
penilaian dalam proses pembelajaran ialah:
a. Sebagai bahan diagnosis dan pengembangan, hasil penilaian dapat
digunakan sebagai bahan dasar mendiagnosis kelemahan dan keunggulan
siswa, serta hambatan yang menyertainya, hasil ini juga digunakan sebagai
bahan pengembangan kualitas pembelajaran siswa.
b. Sebagai bahan seleksi, hasil penilaian digunakan sebagai dasar seleksi
penempatan siswa menurut jenis jurusan atau jabatan.
c. Sebagai bahan pertimbangan kenaikan kelas, hasil penilaian digunakan
sebagai dasar untuk menentukan apakah siswa dapat naik kelas atau tidak
berdasarkan nilai dalam rapor.
d. Sebaai bahan pertimbangan untuk penempatan, hasil penilaian digunakan
sebagai seleksi penempatan siswa berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
Tujuan Penilaian adalah menciptakan proses penilaian yang mengarah pada
tercapainya standar kompetensi lulusan, menguraikan secara teoretik tentang
pelaksanaan pengawasan dalam rangka pelaksanaan program pendidikan,
menguraikan secara teoretik beberapa segi menyangkut fungsi penilaian
program pendidikan, menguraikan secara rinci tentang perangkat kriteria dan
instrumen penilaian organisasi, memberikan dorongan atau motivasi kepada
siswa, serta mengetahui secara umum pengetahuan siswa terhadap bahan ajar
yang sedang dipelajari.
Hasil Akhir Penilaian
Hasil akhir dari kegiatan penilaian ialah melaporka hasil penilaian
kepada orangtua wali dalam bentuk buku laporan pendidikan, dari laporan
tersebut kemudian didiskripsikan perkembangan siswa mulai dari pengetahuan
dan pemahamannya, sikapnya, ketrampilannya, dan perkembangan
jasmaninya, untuk kemudian dijadikan bahan evaluasi, apakah siswa sudah
dinyatakan tuntas atau harus mengikuti remedial atau pengayaan. Hasil akhir
dari keseluruhan penilaian dapat pula digunakan sebagai pertimbangan dalam
pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, pertimbangan dalam menentukan kelulusan
peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, penentu
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya
ditetapkan setiap tahun oleh Mendiknas berdasarkan rekomendasi BSNP.
Implementasi Manajemen Penilaian Dimasa Pandemi
Pelaksanaan penilaian pembelajaran pada masa pandemi Covid-19
dapat dilakukan dengan penilaian fortofolio yaitu menganalisis tugas-tugas
yang diberikan guru karena pada saat pandemi, penilaian yang dilakukan
hanya berfokus pada penilaian kognitif peserta didik, sehingga guru memiliki
cara dalam melakukan penilaian yaitu dengan mengoreksi tugas yang telah
diberikan setiap harinya, penilaian yang dilakukan berdasarkan dari rajinnya
peserta didik dalam mengumpulkan tugas yang telah diberikan setiap
minggunya dengan didata dibuku rekap tugas yang telah dibuat oleh masing-
masing guru, tugas yang diberikan dikumpulkan setiap hari sabtu oleh orang
tua peserta didik. Selain itu, strategi yang cukup efektif dalam melaksanakan
penilaian pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 ialah merujuk nilai
raport semester sebelum masa pandemi Covid-19, raport dijadikan guru
sebagai rujukan untuk menentukan nilai peserta didik karena pada masa
pandemi sulit untuk mengetahui keseluruhan kemampuan dari peserta didik,
maka dari itu raport semester sebelum Covid-19 akan membantu guru dalam
menentukan nilai untuk peserta didik.
2. Praktek implementasi manajemen kurikulum dan pembelajaran dilaksanakan
pada semua jenjang pendidikan sejak dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA, SMK,
perguruan tinggi, apapun modelnya. Diskripsikan praktek-praktek
implementasi pada tiap jenjang tersebut!
a. Praktek implementasi manajemen kurikulum dan pembelajaran jenjang
usia dini
Usia dini merupakan usia untuk bermain, sehingga pelaksanaan
pembelajaran pada jenjang dini berkonsep pada belajar sambil bermain.
Implementasi manajemen kurikulum pada pembelajaran jenjang usia din
ialah: 1) Perencanaan kurikulum dilakukan secara unik yang dilakukan
setiap semester dan di rancang jauh sebelum proses pembelajaran serta
evaluasi dengan melibatkan peran orangtua siswa; 2) Pelaksanaan
kurikulum tetap mengacu pada kurikulum nasional, hanya saja
dalam kurikulumnya harus memiliki ciri khas khusus, seperti penekanan
muatan karakter pintar, jujur, berani dan teguh pendirian, dimana dalam
setiap pelaksanaan pembelajaran minimal dalam suatu tema pembelajaran
harus ada satu penekanan muatan karakter tersebut; 3) Pengembangan
kurikulum yang harus kembangkan sesuai dengan kebutuhan anak. Anak
yang memiliki kemampuan pemahaman yang cepat di tambah materi
pembelajarannya. Kurikulum dari SISDIKNAS tidak serta merta langsung
di terapkan dalam pembelajaran tapi harus di analisis dan di evaluasi
sesuai dengan kebutuhan anak untuk semester selanjutnya.
b. Praktek implementasi manajemen kurikulum dan pembelajaran jenjang
sekolah dasar
Implementasi manajemen kurikulum pada sekolah dasar
merupakan proses memberikan kepastian bahwa proses belajar-mengajar
telah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana prasarana yang
diperlukan hingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Secara umum,
perencanaan kurikulum di SD dilaksanakan dengan menerapkan konsep
MBS dimana ada proses mengkombinasikan antara kurikulum yang
ditentukan dari pusat dengan karakteristik yang ada di sekolah. Kurikulum
disusun oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan lima koordinator
bidang (korbid) yaitu korbid kurikulum, korbid kesiswaan, korbid
hubungan masyarakat, korbid iman dan taqwa, dan korbid sarana dan
prasarana. Proses penyusunan dilakukan secara bertahap. Mulai dari guru
mata pelajaran berlanjut ke koordinator jenjang (korjen), baru dari korjen
melanjutkan ke koordinator bidang.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa komponen yang
digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yaitu perangkat
pembelajaran seperti RPP, silabus, sarana dan prasarana, media
pembelajaran dan pedoman penilaian. Selain pembelajaran, bentuk dari
pelaksanaan kurikulum terwujud dalam kegiatan pengembangan diri yang
terdiri dari kegiatan rutin dan kegiatan terprogram. Kegiatan rutin terdiri
dari upacara bendera, sholat berjamaah, sholat duha dan sholat Jumat,
budaya bersih dan sehat, mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan
guru. Kegiatan terprogram terdiri dari kegiatan bimbingan karier dan
ekstrakurikuler. Selain mengajar guru juga diberikan pelatihan untuk
meningkatkan profesionalitasnya, guru diberi pelatihan seperti pelatihan
IT, pelatihan K13, workshop peningkatan keahlian guru yang dilakukan
rutin oleh sekolah dan pembekalan tentang bagaimana cara memberikan
penilaian, dan bagaimana membuat RPP.
Penilaian dilakukan setiap hari per pembelajaran dan dicatat pada
lembar penilaian harian. Selain itu ada beberapa buku yang digunakan
untuk mendapatkan nilai dari peserta didik yaitu buku penghubung, buku
harian dan jurnal pembelajaran yang dipegang oleh guru. Hasil dari
penilaian dilaporkan dalam bentuk raport. Isi dalam raport terdiri dari
deskripsi nilai sikap pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta
didik. Selain itu ada juga penilaian tentang muatan lokal dan
ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik serta saran yang diberikan
untuk perbaikan peserta didik. Perkembangan fisik/kesehatan, kondisi
kesehatan dan catatan prestasi peserta didik juga tertulis dalam rapot pada
akhir semester. Tindak lanjut dari hasil penilaian, dilakukan remedial pada
hari tertentu.
c. Praktek implementasi manajemen kurikulum dan pembelajaran jenjang
SMP
Setiap sekolah memiliki kurikulum acuannya masing-masing,
dimana kurikulum yang sering digunakan dewasa ini adalah kurikulum
2013. Dalam implementasi manajemen kurikulum tidak lepas dari
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
Perencanaan manajemen kurikulum dilakukan dengan menyusun dan
melakukan perencanaan kurikulum sebelum tahun ajaran baru dimulai
melibatkan Majelis Dikdasmen, Komite Sekolah, Pengawas Sekolah,
Kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru, Orang Tua Murid untuk menyusun
program dan rencana yang akan dicapai dalam manajemen kurikulum.
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran guru-guru SMP sudah
merencanakan pembelajaran dengan menyiapkan perangkat pembelajaran
yang meliputi RPP, Silabus, Program Tahunan, Program Semesteran
dengan sedemikian rupa sehingga guru-guru bukan hanya sebagai
fasilitator tetapi betul-betul memahami apa yang dibutuhkan oleh siswa.
Dalam pengorganisasian kurikulum SMP perlu membentuk tim
kurikulum yang membawahi empat standar berupa standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Keempat
Standar SMP masing-masing memiliki standar capaianya masing-masing.
Umumnya, SMP memulai pembelajaran pada pukul 06.45 WIB dan
pulang pada pukul 14.00 WIB. SMP juga membuat Program
Tahunan, program semesteran, kalender akademik, pembuatan jadwal
pelajaran, penyusunan program kegiatan sekolah, melaksanakan
penempatan guru dan pegawai, pembagian tugas guru dan pegawai.
Sebelum mengajar guru membuat perangkat pembelaran berupa RPP.
Pelaksanaan evaluasi kurikulum dapat dilakukan dengan
mengundang pengawas sekolah dari luar dan dimintai evaluasinya dari
segi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar
penilaian. Evaluasi kurikulum dilaksanakan di akhir tahun sebelum
memasuki ajaran baru menggunakan test tertulis atau lisan. Setelah
melaksanakan evaluasi kemudian dianalisis mana yang perlu
dikembangkan atau dihapuskan sehingga bermanfaat bagi guru.
d. Praktek implementasi manajemen kurikulum dan pembelajaran jenjang
SMA/ SMK
Sama halnya dengan manajemen pada jenjang SD, perencanaan
kurikulum 2013 di SMA dengan melakukan rapat kepala sekolah, tim
pengembang, waka kurikulum dan komite sekolah. Perencanaan diambil
dari hasil rapat yang telah dilakukan, serta melihat peta rapot dalam tim
sebelumnya. Perencanaan dilakukan sebelum pembelajaran tahun ajaran
baru dimulai. Sebelumnya tim pengembang mensupervisi terlebih dahulu
guru-guru dan siswa untuk mendapatkan dasar-dasar untuk pengembangan
kurikulum. Setelah mendapatkan dasar-dasar tersebut, tim pengembang
bersama kepala sekolah melakukan rapat terkait manajemen kurikulum
2013.
Pada pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA terdapat beberapa
faktor yang menjadi dasar pelaksanaan kurikulum 2013, yaitu relevan,
efektif, efisien, continue, dan fleksibel. Dengan hal itu dapat diketahui
apakah pengembangan kurikulum dapat dilanjutkan atau tidak. Pada
evaluasi kurikulum 2013 waka kurikulum dan tim pengembang
menganalisis hasil perencanaan dan pelaksanaan kurikulum 2013, dengan
melihat nilai rapot siswa ataupun melihat lulusan dari SMA. Evaluasinya
dilakukan dalam tiga jangka, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang. Jangka pendek dilakukan stiap tiga bulan sekali, jangka
menengah dilakukan setiap enam bulan sekali, dan jangka panjang
dilakukan setiap satu tahun sekali. Dengan evaluasi tersebut dapat
diketahui baik atau tidaknya manajemen kurikulum 2013, serta dapat
dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum selanjutnya.
e. Praktek implementasi manajemen kurikulum dan pembelajaran jenjang
perguruan tinggi
Setiap perguruan tinggi diberikebebasan untuk mengembangkan
kurikulum yang diberlakukan secara nasional. Kebebasan yang diberikan
diperguruan tinggi lebih leluasan dibandingkan dengan kebebasan
pengembangan kurikulum pada tingkat pendidikan dasar ataupun tingkat
pendidikan menengah. Kerangka kualifikasi nasional indonesia merupakan
suatu pembaharuan yang dilakukan pemerintah dalam rangka
penyetarakan dan pengakuan lulusandalam negeri dengan lulusan dari dan
berbagai universitas dunia. Untuk itu, perguruan tinggiv okasional dan
perguruan tinggi pada umumnya yang ada di 1ndonesia harus merespon
kebijakan tersebut secara positif, salah satunya dengan menyesuaikan
kurikulum yang ada dengan standar kerangka kerja 1ndonesia dan standar-
standar yang telah ditentukan berbagai perusahaan danlembaga penerima
kerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa peran kurikulum dalam suatu
lembaga pendidikan ibarat jantung, kurikulum sangat berpengaruh dalam
menentukan kompetensilulusan, untuk itu kurikulum harus senantiasa
dikembangkan secara berkala (continuous quality/ improvement) sehingga
mampu mengembangkan SDM 1ndonesia berdaya saing di era global.

Anda mungkin juga menyukai