Anda di halaman 1dari 6

1.

Jelaskan bagaimana langkah-langkah kreatifitas seorang guru PAI dalam mengembangkan


budaya yang mendukung keberhasilan pembelajaran di sekolah inklusi secara maksimal ?

2. Jelaskan implementasi fungsi-fungsi manajemen dalam praktek manajemen berbasis


sekolah guna mengembangkan sumberdaya manusia yaitu tenaga pendidik dan kependidikan
sehingga tujuannya dapat tercapai yaitu SDM yang efektif, efisien, dan produktif ?

3. Jelaskan keahlian apa saja yang diperlukan untuk membentuk komite sekolah yang dapat
mendukung pencapaian Standard Nasional Pendidikan dan dapat meningkatkan capaian
akreditasi yang unggul bagi sekoah inklusi tingkat SMA/ MA?

4. Jelaskan implementasi teknik penilaian autentik yang berupa tes dan non tes dalam
mengukur hasil belajar anak berkebutuhan khusus tuna grahita ringan di sekolah inklusi ?

5. Jelaskan apasaja aspek bimbingan konseling yang diperlukan bagi setiap siswa di sekolah
inklusi, dan mengapa diperlukan program bimbingan konseling bagi semua siswa baik yang
bermasalah maupun siswa yang tidak bermasalah ?

6. Jelaskan peran apasaja yang bisa dilaksanakan oeh seorang guru PAI profesional di
sekolah inklusi, maupun peran sosial dalam mengembangkan masyarakat di lingkungan
tempat tinggalnya ditinjau dari 5 kompetensi guru PAI yaitu kompetensi kepribadian,
kompetensi pedagogic, kompetensi profesioanal, kompetensi sosial dan kompetensi
kepemimpinan ?

JAWABAN

1. Langkah-langkah kreatifitas seorang guru PAI dalam mengembangkan budaya yang


mendukung keberhasilan pembelajaran di sekolah inklusi yaitu :
a. Guru PAI menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga tercipta rasa nyaman
bagi anak dan guru.
b. Guru PAI harus memiliki percaya diri yang penuh dengan kemampuannya
memberikan bantuan layanan khusus bagi anak berkebutuhan khusus yang memiliki
hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa remidi dan
pengayaan.

1
c. Guru PAI juga harus memiliki optimisme dan harapan yang tinggi untuk
menjembatani anak berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan dalam mengikuti
pembelajaran di kelas memiliki masa depan yang lebih baik.
d. Guru dapat menyusun program pembelajaran individual (PPI) bagi anak
berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas umum.
e. Guru PAI berupaya keluar zona nyaman dengan mengembangkan kompetensi
mempelajari dasar-dasar keterampilan khusus seperti baca tulis Braile dan bahasa
isyarat dari guru SLB atau berbagai sumber.
f. Guru juga melibatkan anak reguler untuk berperan aktif menjadi teman sebaya untuk
mendukung dan membantu menciptakan suasana yang nyaman.
g. Guru dapat mengelola kelas sesuai dengan karakteristik anak dan mengupayakan
pembelajaran di kelas agar tidak monoton atau membosankan bagi guru dan anak
serta memperhatikan kemudahan interaksi dan komunikasai antara guru dan anak
serta antara anak dan anak.
h. Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan
anak dan memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat langsung dalam proses
pembelajaran yang aktif dan kreatif sehingga tercipta kolaborasi yang harmonis.
i. Guru membuka jejaring dengan stakeholder dan sumberdaya lain untuk mendukung
pengajaran.
j. Guru melaporkan kepada Kepala Sekolah baik secara informal maupun formal
(laporan tertulis) mengenai kebutuhan sarana prasarana yang diperlukan terkait
aksesbilitas, materi, perkembangan belajar anak, sumber daya manusia dari Pusat
Sumber, dan lain lain.
2. Fungsi-fungsi manajemen dalam praktek manajemen berbasis sekolah guna
mengembangkan sumberdaya manusia yaitu tenaga pendidik dan kependidikan yaitu
memiliki 6 fungsi di antarnya :
a. Merencanakan (planning)
Perencanaan pendidikan inklusi merupakan kegiatan menentukan tujuan serta
merumuskan pendayagunaan manusia, keuangan, metode, peralatan serta seluruh
sumber daya yang ada untuk efektifitas pencapaian tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien.
b. Mengorganisasikan (organizing)

2
Dalam fungsi perencanaan memiliki tujuan untuk menentukan sumber daya dan
kegiatan yang dibutuhkan dengan membentuk panitia penerimaan peserta didik baru
yang termasuk peserta didik berkebutuhan khusus, adanya struktur orgasnisasi
sekolah, pembagian tugas sesuai struktur organisasi sekolah, serta mendelegasikan
guru dan siswa mengikuti kegiatan di luar sekolah.
c. Mengarahkan (directing)
Yaitu mengarahkan warga sekolah agar melaksanakan tugas sesuai kualifikasi,
pemberian komando pada warga sekolah, serta pemberian semangat dan motivasi agar
senantiasa semangat bekerja sama dalam mencapai tujuan pendidikan yang
ditetapkan.
d. Mengkoordinasikan (coordinating)
Fungsi mengkoordinasi hampir sama dengan fungsi mengorganisasikan, yaitu dengan
tetap mengatur peraturan dan Tindakan yang harus dilakukan oleh pendidik ataupun
peserta didik.
e. Mengawasi (controlling)
Yaitu dengan mengawasi kinerja para pendidik di sekolah inklusi oleh dinas
Pendidikan, serta melakukan evaluasi secara berkala.
f. Mengevaluasi (evaluation)
Tindakan evalusi merupakan proses pengumpulan informasi sebelum disusun
program pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus. Dengan melakukan evaluasi
ini maka akan dapat mengetahui perkembangan peserta didik di sekolah inklusi.
3. Keahlian yang diperlukan untuk membentuk komite sekolah yang dapat mendukung
pencapaian Standard Nasional Pendidikan inklusi tingkat SMA/MA yaitu:
a. Sebagai komite sekolah maka harus dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan
prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program
pendidikan di satuan Pendidikan sekolah inklusi tingkat SMA/MA.
b. Dapat meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan Pendidikan sekolah inklusi di tingkat
SMA/MA.
c. Dan mampu untuk menciptakan suasana dan kondisi tansparansi, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan
pendidikan.

3
d. Selain itu komite sekolah juga diharapkan dapat mendampingi pihak sekolah dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevalusi seluruh kegiatan sekolah.
4. Teknik penilaian autentik yang berupa tes dan non tes dalam mengukur hasil belajar anak
berkebutuhan khusus tuna grahita ringan di sekolah inklusi adalah:
a. mengukur atau menilai secara langsung terhadap ketrampilan dari peseta didik yang
tuna grahita dari segi kesuksesan di tempat kerja.
b. memberikan tugas kepada peserta didik, yang bersifat individual, agar guru dapat
mengetahui perkembangan dari peserta didiknya.
c. manalisis dari respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan dan juga
pengetahuan yang dimiliki.
5. Aspek- aspek bimbingan konseling yang diperlukan bagi setiap siswa di sekolah inklusi,
dan mengapa diperlukan program bimbingan konseling yaitu :
Aspek bimbingan konseling :
a. Aspek pribadi sosial
Dalam aspek tugas perkembangan ini, layanan Bimbingan Konseling membantu siswa
agar :
 memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal
kekhususan yang ada pada dirinya.
 dapat mengembangkan sikap positif.
 membuat pilihan secara tepat.
 mampu menghargai orang lain.
 memiliki rasa tanggung jawab.
 mengembangan keterampilan hubungan antar pribadi.
 dapat menyelesaikan konflik.
 dapat membuat keputusan.
b. Aspek tugas perkembangan belajar
Dalam aspek perkembangan ini, layanan Bimbingan Konseling membantu siswa agar
dapat :
 melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif.
 merencanakan tujuan dan perencanaan Pendidikan.
 mampu belajar secara efektif.
 memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi.

4
c. Aspek tugas perkembangan karier
Dalam aspek perkembangan, layananan Bimbingan Konseling membantu siswa agar:
 mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenal ciri-ciri pekerjaan di
dalam berbagai lingkungan kerja.
 mampu merencanakan masa depan.
 dapat membentuk pola yaitu kecenderungan arah karier.
 mengenal keterampilan,kemampuan dan minat yang dimiliki.

Fungsi bimbingan konseling :


a. Fungsi pemahaman Fungsi ini menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-
pihak tertentu sesuai dengan kebudayaan pengembangan siswa, yang meliputi:
 Pemahaman tentang diri siswa, baik oleh siswa sendiri maupun oleh orang tua,
guru dan pembimbing;
 Dan pemahaman tentang diri siswa, baik oleh siswa itu sendiri maupun oleh orang
tua, guru dan pembimbing.
 Pemahaman lingkungan “yang lebih luas”.
b. Fungsi pencegahan
Fungsi ini dapat menghindarkan siswa dari berbagai masalah yang dapat menggangu
atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan.
c. Fungsi perbaikan
Fungsi ini dapat membantu mengantisipasi dan mengatasi masalah yang dialami
siswa.
d. Fungsi pemeliharaan pengembangan
Fungsi ini dapat memelihara dan mengembangkan potensi dan kondisi positif siswa
secara mantap dan berkelanjutan.
6. Peran guru PAI yang profesional di sekolah inklusi, maupun peran sosial dalam
mengembangkan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya ditinjau dari 5 kompetensi
guru PAI yaitu :
 Kompetensi pedagogic
sebagai guru PAI harus memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran mulai
dari pemahaman tentang karakteristik peserta didik, perancangan pembelajaran,

5
pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, hingga
evaluasi pembelajaran.
 Kompetensi kepribadian
sebagai guru Pai harus mempunyai akhlak yang mulia, bersikap dewasa, arif,
berwibawa, dan bijaksana. Hal ini dikarenakan seorang guru merupakan teladan bagi
peserta didik. Selain itu juga harus mematuhi kode etik profesi guru.
 Kompetensi Profesional
Sebagai guru PAI harus dapat menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan mata pelajaran PAI yang diajarkan. Hal ini dibutuhkan sebagai proses
pengembangan materi pembelajaran PAI secara luas dan mendalam dalam mendidik
dan membimbing peserta didik sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
 Kompetensi sosial
seorang guru PAI harus dapat memposisikan dirinya sebagai bagian dari suatu
masyarakat. Guru harus memiliki sikap terbuka agar mampu berkomunikasi dan
berbaur dengan masyarakat terlebih guru PAI yang seringkali dianggap sebagai tokoh
agama dan dijadikan panutan.
 Kompetensi kepemimpinan
seorang guru PAI harus dapat merencanakan dan membentuk budaya islami di
lingkungan sekolah. Seorang guru PAI harus mampu menjadi pelopor berbagai
kegiatan keagamaan sebagai bentuk pengamalan ajaran agama di lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai