Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING

TAHUN 2023

SD NEGERI 3 SARONGAN
Kec.pesanggaran
Banyuwangi
PENDAHULUAN

Pelaksanaan pendidikan pada sekolah dasar membutuhkan penanganan yang lebih


intensif, arena keberadaan lembaga pendidikan di tingkat sekolah dasar masih cenderung
kurangberkembang. Keberadaan lembaga pendidikan tingkat dasar yang terletak di kota-
kota besar, memang sudah berkwalitas. Namun bila kita bandingkan di tingkat desa,
apalagi di pegunungan keberadaannya sulit untuk berkembang.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan dalam dunia persekolahan tentu akan
melibatkan berbagai komponen pendukungnya. Optimalisasi peran dan semua komponen yang
ada diperlukan tatanan yang terprogram dengan baik terencana secara sistematis serta
berkesinambungan, sehingga satu sama lain komponen tersebut dapat saling mendukung secara
sinergis ke arah pencapaian mutu sekolah yang ditargetkan dalam kurun waktu tertentu.
Dengan demikian, kejelasan rumusan indikator-indikator dalam rencana program kerja sekolah
akan sangat menentukan arah dan sasaran yang dicapai dalam beberapa tahun kedepan

Penyusun
Kegiatan pengembangan diri SD Negeri 3 Sarongan kelas I - VI, dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler.Hal ini dilakukan sebagai bentuk peningkatan potensi siswa,
yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan
sekitarnya dan persoalan kebangsaan.
Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan diri seperti berikut ini:
1. Kegitan Ekstrakurikuler (7 jenis ekskul )
2. Bimbingan dan konseling yang memadai
3. Minimalisasi ekses lokal dan global
4. Adanya perpustakaan sekolah yang representative
5. Mengembangkan pendidikan berbasis budaya dan karakter bangsa
6. Mengembangkan pembelajaran yang berbasis peduli lingkungan
7. Polisi Bumi SD Negeri 3 Sarongan merupakan program pengembangan siswa untuk
lebih peduli lingkungan dengan mencintai bumi sebagai tempat hidup yang nyaman.
8. Inspektur Cilik.
9. Jeding Rijig

Pengembangan Diri melalui Bimbingan Psiko-Edukatif

KONSEP DASAR

A. Pengertian Bimbingan Psiko-Edukatif

Bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance”.Guidance berasal dari akar kata


“guide” yang secara luas bermakna: mengarahkan (to direct), memandu (to pilot),
mengelola (to manage), menyampaikan (to descript), mendorong (to motivate),
membantu mewujudkan (help to create), memberi (to give), bersungguh-sungguh (to
commit), pemberi pertimbangan dan bersikap demokratis (democratic performance).
Berdasarkan makna di atas dapat disimpulkan bahwa konsep bimbingan adalah usaha
secara demokratis dan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan dengan memberi
arahan, panduan, dorongan dan pertimbangan, agar penerima bantuan mampu
mengelola, mewujudkan apa yang menjadi harapannya.
Bimbingan psiko-edukatif sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya
memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya
perkembangan yang utuh dan optimal. Layanan bimbingan psiko-edukatif adalah upaya
sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh guru
kelas untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik untuk mencapai kemandirian
dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan,
dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan dalam kehidupannya.

B. Tujuan Bimbingan Psiko-Edukatif

Tujuan umum layanan bimbingan Psiko-Edukatif adalah membantu peserta didik agar
dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan
tugas-tugas perkembangan yang mencakup aspek pribadi, sosial, dan belajar secara
utuh dan optimal.Pada peserta didik di tingkat sekolah dasar, bimbingan psiko-edukatif
lebih diarahkan kepada upaya pencegahan termasuk didalamnya tindakan deteksi dini
agar peserta didik tidak mengalami permasalahan yang menghambat
pembelajaran.Pencegahan tersebut dimaksudkan sebagai pembinaan perilaku secara
pribadi, sosial, dan belajar sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Apabila ada masalah yang
membutuhkan layanan kuratif dilakukan rujukan kepada konselor profesional atau
profesi lain.
Tujuan khusus layanan bimbingan psiko-edukatif adalah:
1. Membantu dan melayani peserta didik agar mampu mengenali dan memahami diri
sendiri.
2. Mengenali lingkungan fisik dan sosial dalam beradaptasi serta penyesuaian pribadi.
3. Membantu peserta didik agar berhasil menjalani masa peralihan dari lingkungan
keluarga ke lingkungan sekolah.
4. Mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki keunggulan di berbagai
bidang.
5. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran
6. Membantu peserta didik mengatasi permasalahan pembelajaran baik di sekolah
maupun di rumah pada tingkat yang belum membutuhkan layanan konselor atau
profesi lain.

C. Tugas Guru Kelas dalam Bimbingan Psiko-Edukatif


Pelaksanaan bimbingan psiko-edukatif memerlukan keterampilan guru kelas dalam
berkomunikasi efektif baik verbal maupun non-verbal, peduli, empati, dan respek
terhadap pihak-pihak yang terlibat. Keterampilan tersebut akan melandasi tugas guru
kelas dalam bimbingan psiko-edukatif yang meliputi:
1. Mengarahkan
Guru bertugas mengarahkan peserta didik dalam menjalankan proses pembelajaran
agar dapat mencapai cita-cita yang diinginkan.
2. Mengendalikan
Guru mengendalikan/mengontrol sikap dan perilaku peserta didik secara rutin dan
kontinu agar tidak menyimpang dari norma dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
3. Mendampingi
Peserta didik yang rentan atau potensial mengalami masalah, perlu dilakukan
pendampingan supaya potensi masalah tidak berkembang.
4. Memotivasi
Semangat belajar peserta didik ada kemungkinan menurun karena berbagai sebab.
Guru perlu melakukan upaya untuk mengendalikan semangat peserta didik.
5. Menampilkan diri sebagai model
Peserta didik memerlukan model perilaku yang positif untuk ditiru atau dijadikan
panutan.
6. Menghubungkan
Guru menjadi penghubung antara peserta didik dan pihak lain seperti orang tua
maupun teman sebaya yang bermasalah karena interaksi dan komunikasi yang
kurang efektif.
7. Fasilitasi
Peserta didik yang memiliki potensi, bakat, dan minat perlu difasilitasi untuk
berkembang melalui pembelajaran maupun kegiatan lain.

D. Prinsip Bimbingan Psiko-Edukatif

1. Tidak diskriminatif, diperuntukkan bagi semua peserta didik di semua tingkatan


kelas.
2. Sebagai proses individuasi, setiap peserta didik bersifat unik dan dinamis, melalui
bimbingan peserta didik dibantu untuk menjadi dirinya secara utuh.
3. Menekankan nilai-nilai positif, merupakan upaya memberikan bantuan kepada
peserta didik untuk membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai
positif yang ada pada dirinya dan lingkungannya.
4. Merupakan tanggung jawab bersama, baik guru, pimpinan satuan pendidikan, orang
tua, dan komite sekolah, sesuai dengan tugas dan kewenangan serta peran masing-
masing.
5. Merupakan bagian integral dari pendidikan, penyelenggaraan bimbingan psiko-
edukatif tidak terlepas dari upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
6. Dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia. Interaksi antar guru dan peserta didik
harus senantiasa selaras dan sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
kebudayaan di mana layanan dilaksanakan.
7. Bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan, mempertimbangkan situasi dan
kondisi serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia.
8. Bimbingan disusun berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik dalam berbagai
aspek perkembangan.
9. Dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program
lebih lanjut.

E. Bidang Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif


Layanan bimbingan yang diberikan di SD Negeri 3 Saronganadalah bimbingan pribadi,
sosial, dan belajar.
1. Bimbingan pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru kepada peserta didik untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya
secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat
mencapai perkembangan pribadinya secara optimal.
2. Bimbingan sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari guru kepada peserta didik untuk memahami
lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya,
mampu menyesuaikan diri, dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan
sosialnya.
3. Bimbingan belajar
Proses pemberian dari guru kelas kepada peserta didik dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal.
F. Komponen Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif
Komponen layanan Bimbingan Psiko-Edukatif memiliki 4 (empat) program yang
mencakup:
1. Layanan dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta
didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau
kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan
tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian).
2. Layanan bakat dan minat khusus
Layanan bakat dan minat khusus adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan
orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran.
3. Layanan responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi
masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta didik tidak
mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya.
Strategi layanan responsif diantaranya bimbingan individual, bimbingan kelompok,
konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral).
4. Layanan dukungan sistem
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan, dan responsif)
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya merupakan pemberian layanan
bimbingan psiko-edukatif kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan
dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan guru kelas secara berkelanjutan, yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
layanan bimbingan psiko-edukatif.
G. Kegiatan Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif
Layanan bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan oleh guru kelas.Layanan
bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di
luar kelas.Kegiatan bimbingan psiko-edukatif di dalam kelas dan di luar kelas
merupakan satu kesatuan dalam layanan bimbingan psiko-edukatif.Layanan dirancang
dan dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program
antarkelas dan antarjenjang kelas, serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran
dan kegiatan ekstra kurikuler.
Layanan bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan secara terprogram berdasarkan
asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala prioritas)
dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan.Semua peserta didik harus mendapatkan
layanan bimbingan psiko-edukatif secara terencana, teratur dan sistematis sesuai
dengan kebutuhan.
1. Layanan bimbingan psikoedukatif di dalam kelas
a. Merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada
semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka yang terintegrasi dalam
pembelajaran.
b. Materi layanan bimbingan klasikal meliputi tiga bidang layanan bimbingan psiko-
edukatif diberikan secara proporsional sesuai kebutuhan peserta didik yang
meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial, dan belajar.
c. Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan
layanan bimbingan klasikal.
2. Layanan bimbingan psiko-edukatif di luar kelas.
a. Bimbingan individual
Dilakukan secara perseorangan untuk membantu peserta didik yang sedang
mengalami masalah. Pelaksanaannya dengan mengidentifikasi masalah,penyebab
masalah, menemukan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
terbaik.
b. Bimbingan kelompok
Merupakan kegiatan pemberian bantuan kepada peserta didik melalui kelompok-
kelompok kecil terdiri atas dua sampai sepuluh orang untuk maksud pencegahan
masalah, pemeliharaan nilai-nilai, atau pengembangan keterampilan-
keterampilan hidup yang dibutuhkan.
c. Bimbingan kelas besar atau lintas kelas
Merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan yang bertujuan
memberikan pengalaman, wawasan, serta pemahaman yang menjadi kebutuhan
peserta didik, baik dalam bidang pribadi, sosial, dan belajar.
d. Konsultasi
Merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian antara guru kelas, orang
tua, pimpinan satuan pendidikan, atau pihak lain yang relevan dalam upaya
membangun kesamaan persepsi dan memperoleh dukungan yang diharapkan
dalam memperlancar pelaksanaan program layanan bimbingan psiko-edukatif.
e. Konferensi kasus
Merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh guru kelas untuk membahas
permasalahan peserta didik dengan melibatkan pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi penyelesaian masalah
peserta didik.
f. Kunjungan rumah
Merupakan kegiatan mengunjungi tempat tinggal orangtua/wali peserta didik
dalam rangka klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan kolaborasi untuk
penyelesaian masalah peserta didik.
g. Alih tangan kasus
Merupakan pelimpahan penanganan masalah peserta didik yang membutuhkan
keahlian di luar kewenangan guru kelas.Alih tangan kasus dilakukan dengan
menuliskan masalah peserta didik dan intervensi yang telah dilakukan, serta
dugaan masalah yang relevan dengan keahlian profesional yang melakukan alih
tangan kasus.
h. Advokasi
Adalah layanan bimbingan psiko-edukatif yang dimaksudkan untuk memberi
pendampingan peserta didik yang mengalami perlakuan tidak mendidik,
diskriminatif, malpraktik, kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal.
i. Kolaborasi
Adalah kegiatan dimana guru kelas bekerja sama dengan berbagai pihak atas
dasar prinsip kesetaraan, saling pengertian, saling menghargai dan saling
mendukung.
j. Pengelolaan media informasi
Merupakan kegiatan penyampaian informasi yang ditujukan untuk membuka dan
memperluas wawasan peserta didik yang diberikan secara tidak langsung melalui
media cetak atau elektronik (seperti website, buku, brosur, leaflet, papan
bimbingan).
k. Pengelolaan kotak masalah
Merupakan kegiatan penjaringan masalah dan pemberian umpan balik terhadap
peserta didik yang memasukan surat masalah ke dalam sebuah kotak yang telah
disiapkan guru/sekolah dengan nama kotak Curhat.

II. MEKANISME PENGELOLAAN LAYANAN

BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF

Bimbingan psiko-edukatif dilaksanakan oleh guru kelas dengan pengarahan oleh kepala
sekolah dan dipantau oleh pengawas sekolah sesuai dengan mekanisme pengelolaan
layanan bimbingan psiko-edukatif. Mekanisme pengelolaan bimbingan tersebut meliputi:

A. Analisis kebutuhan

Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orangtua diidentifikasi dengan


berbagai instrumen tes dan non tes atau dengan pengumpulan fakta, laporan diri,
observasi, dan wawancara, yang diselenggarakan oleh guru kelas atau pihak lain yang
lebih berkewenangan. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan
analisis kebutuhan sekaligus sebagai deteksi dini perilaku peserta didik adalah jurnal
pengamatan guru.Jurnal pengamatan guru memuat perilaku peserta didik yang teramati
dan menonjol yang mencakup perilaku positif maupun negatif dalam bidang pribadi,
sosial, dan belajar.Contoh format dan isian jurnal pengamatan guru dapat di lihat pada
tabel 12.
Tabel 12: Contoh format dan isian jurnal pengamatan guru

Perilaku Yang Teramati Uraian


Tgl Nama
No Pribadi Sosial Belajar perilaku
1 03/03/2022 Farel - Menyobek Memukul
buku - teman
teman
sampai
menangis
Catatan:
2 07/08/2022 Lutfi Tidak -
- - mengerjakan
tugas
3 015/08/2022 Riyan Berkata - - -
kotor
Apabila muncul perilaku menonjol yang bersifat negatif maka guru kelas perlu segera
melakukan layanan responsif.

B. Perencanaan

Perencanaan adalah alat yang berguna untuk merespon kebutuhan yang telah
teridentifikasi, selanjutnya diimplementasikan dalam tahap-tahap untuk memenuhi
kebutuhan, dan mengidentifikasi pihak yang bertanggungjawab terhadap setiap tahap,
serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan semesteran serta
pengimplementasiannya. Program bimbingan psiko-edukatif direncanakan sebagai
program tahunan dan program semesteran dengan memperhitungkan efisiensi,
efektivitas, dan akuntabilitas.

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan bimbingan psiko-edukatif harus memperhatikan aspek penggunaan data


dan waktu yang tersebar dalam kalender akademik. Data digunakan sebagaiinformasi
penting dalam pelaksanaan program dan akan dipergunakan untuk mengevaluasi
program dalam kaitan dengan kemajuan peserta didik. Data yang terkumpul dipilah
menjadi tiga:
1. Data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas.
2. Data jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu tertentu,
misalnya program semesteran.
3. Data jangka panjang merupakan data akhir serangkaian program yang merupakan
data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, dan
belajar peserta didik.
Aspek penggunaan waktu merupakan proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan
setiap komponen dan bidang bimbingan psiko-edukatif harus memperhatikan tingkat
satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah guru kelas, jumlah peserta didik
yang dilayani.Distribusi waktu guru kelas dalam setiap komponen program juga
harus memperhatikan tingkatan kelas dalam satuan pendidikan.Sebagian besar
waktu guru kelas (80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada peserta didik,
sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen dan administrasi.Kalender aktivitas
bimbingan psiko-edukatif sebagai perencanaan program semua komponen dan
bidang bimbingan psiko-eduaktif diatur sejalan dengan kalender akademik satuan
pendidikan.

D. Evaluasi

Evaluasi dalam bimbingan psiko-edukatif merupakan proses pembuatan pertimbangan


secara sistematis mengenai keefektifan dalam mencapai tujuan program bimbingan
psiko-edukatif berdasarkan pada ukuran (standar) tertentu. Dengan demikian, evaluasi
merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi
informasi tentang efisiensi, keefektifan, dan dampak dari program dan layanan
bimbingan psiko-edukatif terhadap perkembangan pribadi, sosial, dan belajar, peserta
didik. Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar
tujuan bimbingan psiko-edukatif telah dicapai.Salah satu instrumen yang dapat
digunakan untuk melakukan evaluasi layanan bimbingan psiko-edukatif adalah
evaluasi diri guru kelas dalam memberikan layanan bimbingan psiko-edukatif.Contoh
format evaluasi diri guru kelas dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13 :. Contoh format evaluasi diri guru kelas
Evaluasi Diri Guru Kelas
Nama Guru : ………………..
Kelas : ………………..
Semester/Tahun : …… / ……….
Tingkat Keterangan
Tugas Guru Kelas Deskripsi Tugas kesulitan
AS S SS
1. Mengarahkan mengarahkan peserta
didik dalam
menjalankan proses
pembelajaran
2. mengendalikan mengendalikan sikap/
perilaku peserta didik
secara rutin dan kontinu
agar tidak menyimpang
dari norma dan tata
tertib
3. Mendampingi Mendampingi peserta
didik yang
rentan/potensial
bermasalah supaya
masalah tidak
berkembang
4. Memotivasi Mengendalikan
motivasi belajar peserta
didik
5. Menampilkan Berperilaku positif
diri sebagai untuk ditiru/menjadi
model panutan peserta didik
6. Menghubungkan Sebagai penghubung
peserta didik dengan
pihak lain karena
interaksi dan
komunikasi kurang
efektif
7. Fasilitasi Memfasilitasi peserta
didik yang memiliki
bakat minat supaya
berkembang optimal
Keterangan: AS = agak sulit S = sulit SS = sangat sulit

E. Pelaporan

Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan
psiko-edukatif. Laporan digunakan sebagai pendukung program lanjutan untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan jangka pendek akan
memfasilitasi evaluasi aktivitas program jangka pendek. Laporan jangka menengah dan
jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke arah perubahan dalam diri semua
peserta didik. Isi dan format laporan sejalan dengan kebutuhan untuk menyampaikan
informasi secara efektif kepada seluruh pemangku kepentingan.

F. Tindak lanjut

Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan psiko-edukatif akan
menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan
yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung
digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program
secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang,
atas analisis keefektifan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah
program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, serta digunakan
untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem sekolah.

III. MONITORING DAN EVALUASI

G. Perencanaan Monev

Monev segera direncanakan setelah pelaksanaan bimbingan psiko-edukatif telah


berlangsung selama satu semester atau satu tahun.Perencanaan monev dilakukan
dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai pelaksanaan bimbingan psiko-
edukatif.Diperlukan informasi mengenai penggunaan waktu pelaksanaan setiap
komponen dan bidang bimbingan psiko-edukatif dengan memperhatikan tingkat satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah guru kelas, dan jumlah peserta didik yang
dilayani.

H. Pelaksanaan Monev

Monev dilaksanakan dengan melakukan analisis data jangka menengah dan jangka
panjang untuk mengukur indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan yaitu data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya pada perkembangan
pribadi, sosial, dan belajar peserta didik.Evaluasi disusun berdasarkan sistematika
mengenai efektivitas dalam pencapaian tujuan program bimbingan psiko-edukatif
berdasarkan ukuran (standar) tertentu.Evaluasi merupakan langkah pengumpulan dan
menganalisis data berupa informasi tentang efisiensi, efektivitas, serta akuntabilitas
sebagai ukuran seberapa besar bimbingan psiko-edukatif telah tercapai.

I. Pelaporan Monev

Laporan hasil monev meliputi evaluasi keterlaksanaan program, akuntabilitas


pelaksanaan program untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik
berkembang sebagai hasil layanan bimbingan psiko-edukatif.Laporan digunakan untuk
pendukung program lanjutan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program
lanjutan.

J. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dapat ditentukan melalui evaluasi diri sekolah yang memuat
beberapa aspek yaitu antara lain aspek program, guru kelas, peserta didik, pemangku
kepentingan dan lain-lain.Tabel 14 merupakan contoh format dan isian evaluasi diri
sekolah.
Tabel 14: Contoh format dan isian evaluasi diri sekolah
Aspek
Uraian Indikator Penilaian
Keberhasilan
1. Program Kurang Sedang Baik
a. Layanan Semua peserta didik
dasar mendapat layanan bimbingan
psiko-edukatif sesuai dengan
alokasi waktu yang tersedia
b. Layanan Peserta didik yang memiliki
peminatan bakat dan minat khusus
dan terakomodasi sekaligus
perencanaan mencapai prestasi
individual dibidangnya (misal juara
berbagai lomba atau
memperoleh penghargaan
Aspek
Uraian Indikator Penilaian
Keberhasilan
c. Layanan Peserta didik yang
responsif mengalami masalah segera
mendapatkan bantuan
sehingga tidak terdapat
masalah serius/berat yang
mengganggu prestasi hasil
belajar
d. Layanan Manajemen, tata kelola, dan
dukungan infrastruktur mendukung
sistem efektivitas, efisiensi, dan
akuntabilitas program
layanan
2. Guru kelas Meningkatnya kemampuan
guru kelas dalam
menggunakan instrumen
untuk melakukan deteksi
dini, memberi bantuan
penyelesaian masalah kepada
peserta didik, dan
kemampuan menjadikan
bimbingan sebagai fasilitasi
dan akomodasi bagi peserta
didik dengan bakat dan minat
unggul
3. Peserta didik  Berkurangnya peserta
didik yang berperilaku
negatif
 Meningkatnya prestasi
belajar dilihat dari capaian
prestasi diatas kriteria
tertentu misalnya
Aspek
Uraian Indikator Penilaian
Keberhasilan
berdasarkan KKM dan
SKM
 Sistem sekolah kondusif
untuk menunjang proses
pembelajaran
 Meningkatnya jumlah
peserta didik yang
mencapai prestasi unggul
di bidang olahraga dan
kesenian, partisipasi
peserta didik dalam
berbagai festival budaya,
olimpiade sains, dan lain-
lain
4. Pemangku Keterlibatan dan partisipasi
kepentingan komite, orang tua, dan
masyarakat dalam berbagai
layanan bimbingan psiko-
edukatif

K. Faktor Pendukung

Keberhasilan agar indikator terpenuhi memerlukan faktor-faktor pendukung sebagai


berikut:
1. Aktivitas pendukung
a. Guru mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar, workshop, atau kegiatan
profesi bimbingan dan konseling.
b. Tersedianya instrumen yang relevan untuk layanan bimbingan psiko-edukatif.
2. Fasilitas pendukung
a. Tersedianya buku-buku acuan.
b. Tersedianya perangkat bimbingan psiko-edukatif (alat-alat permainan untuk
kegiatan outbound peserta didik).
3. Anggaran pendukung
Anggaran diperlukan untuk semua aktivitas yang tercantum pada program
bimbingan psiko-edukatif, anggaran pendukung diperlukan untuk asesmen
kebutuhan, kunjungan rumah, dan kegiatan operasional lain yang relevan untuk
operasional bimbingan psiko-edukatif.

Anda mungkin juga menyukai