Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PEMBIASAAN PERILAKU RELIGIUS


SMAN 2 PADANG TAHUN 2021

DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya mengimplementasikan Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti maka perlu dirancang kegiatan pembiasaan di lingkungan
sekolah. Salah satu wadah untuk menciptakan manusia yang berpendidikan tanpa
melihat latar belakang budaya, tingkat sosial, dan tingkat ekonomi peserta didik
adalah sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya
mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal tercapai sepenuhnya.
Gerakan Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter Siswa merupakan kelanjutan
dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010
juga merupakan bagian integral Nawacita. Program Penguatan Pendidikan Karakter
(PERILAKU RELIGIUS ) adalah Program pendidikan di sekolah untuk memperkuat
karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga
dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa ke peserta didik secara masif
dan efektif melalui lembaga pendidikan dengan prioritas nilai-nilai tertentu yang akan
menjadi fokus pembelajaran, pemahaman, pengertian, dan praktik, sehingga
pendidikan karakter sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir, dan cara
bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
Hal ini selaras dengan visi SMAN 2 Padang yaitu: Bertaqwa, Berbudaya, Jujur,
Kompetitis, Inovatif dan Peduli Lingkungan.

B. TUJUAN
Tujuan dari Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter Siswa:
1. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai
karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan, dengan
memperhatikan kondisi keberagaman satuan pendidikan di seluruh wilayah
Indonesia
2. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika
perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21
3. Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui
harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga
(kinestetik)
4. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah,
guru, siswa, pengawas dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan
implementasi pendidikan karakter
5. Membangun jejaring pelibatan publik sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan
di luar sekolah
6. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM)

C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. PP No 19 tahun 2005 tentang SNP dan/atau PP No 32 tahun 2013 dan PP No. 13 tahun
2015 tentang Perubahan PP No 19 tahun 2005 tentang SNP;
3. Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PERILAKU
RELIGIUS );
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
BAB II
PELAKSANAAN

Implementasi Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter dapat dilakukan dengan tiga


pendekatan utama, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat.
Ketiga pendekatan ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan ini
dapat membantu satuan pendidikan dalam merancang dan mengimplementasikan program dan
kegiatan PERILAKU RELIGIUS .
1. Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter berbasis Kelas
1.1 Pengintegrasian Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter dalam kurikulum
Pengintegrasian perilaku religius dalam kurikulum mengandung arti bahwa
pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama perilaku religius ke dalam proses
pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran yang mengintegrasikan
nilai-nilai utama karakter dimaksudkan untuk menumbuhkan dan menguatkan
pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai utama
perilaku religius . pendidik dapat memanfaatkan secara optimal materi yang sudah
tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan penguatan nilai-nilai utama
perilaku religius . langkah-langkah menerapkan perilaku religius melalui
pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum, dapat dilaksanakan dengan cara:
a. melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam
materi pembelajaran;
b. mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih
metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang relevan;
c. melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP;
d. melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang dilakukan;
e. melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan proses pembelajaran.
1.2 Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter Melalui Manajemen kelas
Manajemen kelas (pengelolaan kelas) adalah momen pendidikan yang
menempatkan para guru sebagai individu yang berwenang dan memiliki otonomi
dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan, membangun kultur pembelajaran,
mengevaluasi dan mengajak seluruh komunitas kelas membuat komitmen bersama
agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil. Pendidik memiliki
kewenangan dalam mempersiapkan (sebelum masuk kelas), mengajar, dan setelah
pengajaran, dengan mempersiapkan skenario pembelajaran yang berfokus
padanilai-nilai utama karakter.
Manajemen kelas yang baik akan membantu peserta didik belajar dengan
lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi belajar. Dalam proses pengelolaan dan
pengaturan kelas terdapat momen penguatan nilai-nilai pendidikan karakter.
Contohnya, sebelum memulai pelajaran pendidik bisa mempersiapkan peserta
didik untuk secara psikologis dan emosional memasuki materi pembelajaran,
untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen bersama, guru bersama
peserta didik membuat komitmen kelas yang akan disepakati pada saat peserta
didik belajar.
Aturan ini dikomunikasikan, didialogkan, dan disepakati bersama dengan
peserta didik. Tujuan pengaturan kelas adalah agar proses pembelajaran berjalan
dengan baik dan membantu setiap individu berkembang maksimal dalam belajar.
Pengelolaan kelas yang baik dapat membentuk penguatan karakter. Berikut ini
contoh pengelolaan kelas yang berusaha memberikan penguatan karakter.
a. Peserta didik menjadi pendengar yang baik atau menyimak saat guru
memberikan penjelasan di dalam kelas (dapat menguatkan nilai saling
menghargai dan toleransi).
b. Peserta didik mengangkat tangan/mengacungkan jari kepada guru sebelum
mengajukan pertanyaan/tanggapan, setelah diizinkan oleh guru ia baru boleh
berbicara (dapat menguatkan nilai saling menghargai dan percaya diri).
c. Pemberian sanksi yang mendidik kepada peserta didik sebagai konsekuensi dan
bentuk tanggung jawab bila terjadi keterlambatan dalam mengerjakan atau
mengumpulkan tugas (dapat menguatkan nilai disiplin, bertanggung jawab, dan
komitmen diri).
d. Guru mendorong peserta didik melakukan tutor teman sebaya, siswa yang
lebih pintar diajak untuk membantu temannya yang kurang dalam belajar dan
dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru (dapat menguatkan nilai
gotong royong, kepedulian sosial, percaya diri, dan bertanggung jawab).

1.3 Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter Melalui Metode Pembelajaran


Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam kurikulum dilakukan
melalui pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran yang
tepat. Guru harus pandai memilih agar metode pembelajaran yang digunakan
secara tidak langsung menanamkan pembentukan karakter peserta didik.
Metode pembelajaran yang dipilih harus dapat membantu guru dalam
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik.
Melalui metode tersebut diharapkan siswa memiliki keterampilan yang dibutuhkan
pada abad XXI, seperti kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir
kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill),
termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran
(collaborative learning).

1.4 Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter melalui Gerakan Literasi


Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan mengakses,
memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara kritis dan cerdas
berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara untuk
menumbuhkembangkan karakter seseorang menjadi tangguh, kuat, dan baik.
Berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan secara terencana dan terprogram
sedemikian rupa, baik dalam kegiatankegiatan berbasis kelas maupun kegiatan-
kegiatan berbasis budaya sekolah, dan komunitas masyarakat. Dalam konteks
kegiatan Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter berbasis kelas, kegiatan-kegiatan
literasi dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran
yang ada dalam struktur kurikulum.
2. Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter Berbasis Sekolah
Penguatan nilai-nilai utama PERILAKU RELIGIUS Berbasis Budaya
Sekolah sangat dimungkinkan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler (ekskul).
Kegiatan ekskul tersebut bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan bakat
peserta didik, sesuai dengan minat dan kemampuannya masing-masing. Kegiatan
ekskul ada duajenis, yaitu ekskul wajib (pendidikan kepramukaan) dan ekskul pilihan
(sesuai dengan kegiatan ekskul yang dikembangkan oleh masing-masing satuan
pendidikan).
Semua kegiatan ekskul yang dikembangkan tersebut harus memuat dan
menegaskan nilai-nilai karakter yang dikembangan dalam setiap bentuk kegiatan yang
dilakukan.Meskipun secara implisit kegiatan ekskul sudah mengandung nilai-nilai
karakter, namun tetap harus diungkap secara eksplisit serta direfleksikan dan
ditegaskan kembali di akhir kegiatan, agar peserta didik sadar dan paham.
PERILAKU RELIGIUS dalam kegiatan ekskul di SMA N 2 Padang
diterapkan pada ekskul pramuka, dan tonti. Peringatan hari besar merupak penanaman
Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter seperti upacara Peringatan hari Kemerdekaan
NKRI, peringan hari besar agama Islam dan Kulmi (kuliah isalam ) setiap hari jumat.

3. Pembiasaan Perilaku Religius/Karakter Berbasis Komunitas


Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan
berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan
sekolah. Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi
dan misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama
antarkomunitas dan satuan pendidikan diluar sekolah sangat diperlukan dalam
penguatan pendidikan karakter.
Satuan pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga,
komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra
dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Yang dimaksud dengan komunitas yang berada
di luar satuan pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. komunitas orang tua-peserta didik atau paguyuban orang tua, baik itu per-kelas
maupun per-sekolah;
2. komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya, yaitu berbagai perkumpulan,
kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater, padepokan silat, studio musik,
bengkel seni, dan lain-lain, yang merupakan pusat-pusat pengembangan
kebudayaan lokal dan modern;
3. lembaga-lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora,
dan lain-lain);
4. lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran
(perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta
lingkungan, komunitas hewan piaraan, dan lainlain);
5. komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan;
6. komunitas keagamaan;
7. komunitas seniman dan budayawan lokal (pemusik, perupa, penari, pelukis, dan
lain-lain);
8. lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan
dunia pendidikan;
9. lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain.
Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai
yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PERILAKU RELIGIUS . Kelima
nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha
Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan
pemeluk agama lain.
Sesuai dengan visi dan potensi yang dimiliki oleh SMA Negeri 2 Padang nilai
spiritual diaktualisasikan pada kegiatan awal setiap hari yaitu dari pukul 06.45 - 07.00,
dalam bentuk pembacaan Asmaul Husna, berdoa dan program menghafal Al Quran
(Tahfiz Quran). Di samping itu membiasakan salat Dhuha dan melaksanakan salat
zuhur berjamaah setiap hari pada waktu jam istirahat. Setiap jumat pukul 06.45
sampai 07.45 diadakan kegiatan Kulmi (Kuliah Islam) yang pelaksananya bergiliran
setiap kelas dan siangnya dilanjutkan salat jumat berjamaah bagi peserta didik laki-
laki. Peringatan hari besar keagamaan merupakan salah satu cara menumbuhkan nilai-
nilai spiritual dan moral. Biasanya diundang ustad untuk memberikan ceramah seperti
peringatan isra mi’raj dan maulid Nabi Muhammad SAW.
Pendidikan Al Quran merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal untuk
peserta didik kelas X. Tujuan dari pendidikan Al Quran untuk meningkatkan
kompetensi membaca, menulis, menterjemahkan, menghafal, memahami, dan
menghayati isi Al Quran sebagai lanjutan dari tingkat pendidikan sebelumnya.
Disamping itu untuk menumbuhkan nilai-nilai moral dan spiritual SMA Negeri 2
Padang termasuk sekolah percontohan untuk kegiatan Pesantren Ramadhan yang
diadakan di sekolah. Kegiatan Pesantren Ramadhan ini diadakan selama 3 minggu,
yang diberikan oleh mentor sebagai pembimbing dan diawasi oleh guru. Dalam
Kegiatan pesantren ini diberikan materi-materi pelajaran : menghafal Al Quran,
akhlak, ibadah, muamalah dan hokum islam.

2. Nasionalisme
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menerima keberagaman sebagai anugerah
untuk bangsa Indonesia. Anugerah yang harus dirasakan dan disyukuri sehingga
manfaatnya bias terasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka menumbuhkan
nilai kebangsaan dan kebhinekaan peserta didik SMA Negeri 2 Padang melaksanakan
upacara bendera setiap hari Senin dengan mengenakan seragam dan topi.
Melaksanakan upacara bendera pada pembukaan MPLS dengan peserta didik bertugas
sebagai komandan dan petugas upacara serta kepala sekolah/wakil/walas bertindak
sebagai inspektur upacara. Untuk ekskul Tonti mengadakan perlombaan Latihan Tata
Upacara Bendera (LTUB) yang dilaksanaan satu tahun sekali yang diikuti oleh sekolah
di Sumatera Barat. Peserta didik dan guru dilibatkan untuk mengikuti upacara bendera
yang diadakan oleh Pemko seperti upacara 17 Agustus, Kebangkitan Nasional, Hari
Pendidikan dan lain-laian
Peserta didik mengenal budaya daerah dengan adanya pelajaran muatan lokal
yaitu pendidikan kewirausahaan yang mengajarkan tentang kebudayaan daerah mulai
dari masakan dan khas daerah (jahitan). Peserta didik melakukan studi lapangan untuk
menumbuhkan rasa kebangsaan pada mata pelajaran sejarah, seperti mengunjungi
museum, mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Sumatera Barat.
3. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral).
Pembiasaan yang dilakukan untuk terjalin interaksi antara peserta didik dengan
guru adalah memberi salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di komunitas
sekolah; unsur pimpinan dan guru piket datang lebih awal untuk menyambut
kedatangan peserta didik sesuai dengan bersalaman; secara bersama peserta didik
mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum pembelajaran dimulai yang
dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian. Setiap ada kegiatan di sekolah
seperti kegiatan pramuka sekolah selalu memberikan surat pemberitahuan kepada
orang tua. Membiasakan peserta didik untuk berpamitan dengan
orangtua/wali/penghuni rumah saat pergi dan lapor saat pulang, sesuai kebiasaan/adat
yang dibangun masing-masing keluarga.
Disiplin diaktualisasikan dalam bentuk kahadiran di sekolah dan menyelesaikan
tugas mata pelajaran tepat waktu. Jujur diaktualisasikan dalam bentuk perkataan dan
perbuatan baik dalam menyelasaikan masalah maupun dalam kegiatan ujian. Karakter
ini dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran sehari-hari baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Jujur dalam berkata dan berperilaku jujur tidak menyontek
mengerjakan tugas dan tidak menyontek saat ujian.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan
Peserta didik hadir di sekolah bukan hanya belajar akademik semata, tapi juga
belajar bersosialisasi. Interaksi positif antar peserta didik akan mewujudkan
pembelajaran dari rekan (peer learning) sekaligus membantu peserta didik untuk
belajar bersosialisasi. Organisasi yang mempersatukan peserta didik di SMA Negeri 2
Padang adalah OSIS. Gerakan kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan
menjenguk warga sekolah yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian,
bencana alam dan lain-lain. Gerakkan kepedulian ini di koordinir oleh OSIS SMA
Negeri 2 Padang sebagai pelaksana pengumpul sumbangan kepada peserta didik.
Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Padang, menuntut peserta didik
untuk dapat mengkomunikasikan apa yang sudah dipelajarinya. Hal ini merupakan
salah satu cara untuk terjadinya interaksi positif antar peserta didik dalam kelompok.
Dalam diskusi kelompok peserta didik harus dapat menghargai pendapat orang lain,
berbagi ilmu, bertanggungjawab dan berkomunikasi dengan benar.
Lingkungan sekolah akan mempengaruhi warga sekolah baik dari aspek fisik,
emosi, maupun kesehatannya. Karena itu penting bagi warga sekolah untuk menjaga
keamanan, kenyamanan, ketertiban, kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah
serta diri. Untuk mewujudkan sekolah yang bersih SMA Negeri 2 Padang memiliki
program aksi bersih setiap kamis, program adiwiyata dan lomba K7 antar kelas. SMA
Negeri 2 Padang merupakan sekolah adiwiyata tingkat Propinsi menuju sekolah
adiwiyata tingkat Nasional.
Setiap warga sekolah melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah.
Dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan nyaman peserta didik membentuk
kelompok polisi lingkungan untuk masing-masing kelas. Polisi lingkungan bertugas
untuk memantau keadaan sampah di kelas dan pemilahan sampah. Mulai dari sampah
organik, anorganik dan kertas. Setiap peserta didik bertanggungjawab atas kebersihan
kelas, dan diberikan jadwal piket bergantian setiap hari. Membangun budaya peserta
didik untuk selalu menjaga kebersihan di bangkunya masing-masing sebagai bentuk
tanggung jawab individu maupun kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sebagai
bentuk tanggung jawab bersama.
Membentuk Tim adiwiyata yang anggotanya adalah guru dan peserta didik. Tim
adiwiyata bekerjasama dengan seluruh warga sekolah membuat green house, bank
sampah, biopori, sumur resapan, toga dan taman kelas. Pembuatan slogan yang
menghimbau untuk menjaga lingkungan sekolah ada pada masing-masing kelas. Di
sekolah juga dibiasakan untuk menghemat penggunaan sumber daya sekolah seperti
air dan listrik melalui himbauan yang di pajang di sekitar sumber air dan listrik.
Bekerjasama dengan Balai POM untuk memantau keadaan makanan di kantin SMA
Negeri 2 dalam rangka menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan
5. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita. Setiap peserta didik mempunyai potensi yang beragam. Sekolah
hendaknya memfasilitasi secara optimal agar peserta didik biasa menemu kenali dan
mengembangkan potensinya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta
didik SMA Negeri 2 Padang memfasilitasi dengan adanya program ekskul akademik
dan nonakademik. Kegiatan ekskul diadakan setiap minggu ke 2,3 dan 4 setiap bulan.
Sekolah juga memfasilitasi peserta didik yang mengikuti lomba-lomba dalam rangka
mengembangkan potensi peserta didik seperti OSN dan O2SN.
Membangun budaya untuk berorganisasi dan menjadi pemimpin dengan
diadakannya perlombaan yang mengundang sekolah lain, seperti Latihan Tata Upacara
(LTUB), Five Language Festival (FLS), English Math Competion (EMC) dan GMC
(Gebyar Musik Campus) . LTUB, FLS dan EMC diadakan sekali setahun, sedang
GMC diadakan 3 tahun sekali.
Bagi peserta didik yang memiliki potensi pada kegiatan Kepramukaan, sekolah
juga memfasilitasi dengan diadakan kegiatan kepramukaan minggu pertama setiap
bulan. Kegiatan Kepramukaan ini bekerjasama dengan Kwarcab. Bagi peserta didik
yang berminat dalam berbahasa Inggris ada English Club, memiliki jring internasional
dengan adanya video telekonfren. Untuk pemantapan bahasa Inggris peserta didik
adakan kerjasama dengan ITC dalam rangka peningkatan toefel peserta didik yang
diprogramkan selama satu tahun.

4. Program Pembiasaan/ Rutinitas Pelaksanaan Pembiasaan Perilaku


Religius/Karakter di SMA Negeri 2 Padang:
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
Nilai
Religus, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas
Karakter
Kegiatan Pembiasaan:
 Upacara Bendera (Senin), Apel, Menyanyikan lagu
Indonesia Raya
 Berdoa bersama, Asmaul Husna (sebelum mulai PBM)
Waktu  Tahfiz quran (Selasa , Kamis dan Sabtu)
Belajar  Kuliah Islami (Jumat)
 Sholat Dhuha
 Sholat Zuhur dan Sholat Jumat (berjamaah)
 Kamis Bersih
 Gerakan Literasi (Senin dan Rabu)
 Budaya 5 S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun)
Kegiatan Ekstrakurikuler
Sesuai dengan minat dan bakat siswa yang dilakukan dibawah
bimbingan guru/pelatih:
 Kepramukaan (Setiap Sabtu Minggu Pertama) diikuti oleh
Kelas X, XI
 Ekstrakurikuler: English Club, Jurnalis, Tonti, Sispala,
Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, TIk, Kebumian,
Ekonomi, Bina Remaja Muslim, Sispala, Sendratari, GMC,
Musikalisasi Puisi
Kegiatan Pembiasaan:
Sebelum menutup pelajaran diakhiri dengan refleksi, berdoa
Minggu Kegiatan PERILAKU RELIGIUS bersama orang Tua,
interaksi dengan lingkungan
Jadwal pelaksanaan pembiasaan perilaku di SMA Negeri 2 Padang
dilaksanakan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakoni peserta didik. Adapun
rincian jadwal masing-masing pembiasaan perilaku dirinci sebagai berikut.

No Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Keterangan


1 5 S(senyum, sapa, Setiap saat/setiap hari Baik di dalam
salam, sopan, santun) ketika: lingkungan sekolah
a. Berjumpa maupun di luar
guru/teman sesama lingkungan sekolah
muslim
b. Memasuki ruang
kelas
c. Mengawali
kegiatan rapat,
diskusi, persentase
dan jenis kegiatan
lainnya
2 Guru dan tenaga Setiap hari belajar Menyambut siswa yang
kependidikan datang baru datang di gerbang
lebih awal menyambut sekolah
kedatangan siswa
3 Siswa berdoa sebelum Senin s.d Sabtu mulai jam  Sebelum memulai
memulai pelajaran dan 6.45 s.d 7.00 aktivitas belajar atau
sesudah pelajaran aktivitas pekerjaan
lainnya
 Setelah mengakhiri
aktivitas belajar
atau aktivitas pekerjaan
lainnya
4 Secara bersama-sama Setiap hari belajar Peserta didik Bersama
peserta didik sama mengucapkan
mengucapkan salam salam sebelum dan
kepada guru sebelum sesudah pembelajarn
pembelajaran dimulai
5 Peserta didik dan guru Selasa, Kamis dan Peserta didik menyetor
membaca kitab suci Sabtu ayat
menurut agama dan
kepercayaan / Tahfiz
Quran masing2 15
menit sebelum memulai
pelajaran
5 Literasi Senin dan Rabu Peserta didik sebelum
pembelajaran di mulai
membaca / literasi
terlebih dahulu
6 Sholat Dhuha Setiap hari belajar Dilaksanakan seluruh
siswa
7 Shalat Zuhur berjamaah Setiap hari belajar Dilaksanakan seluruh
siswa
6 Peserta didik Setiap hari belajar Dilaksanakan seluruh
membiasakan diri untuk siswa
bertanya selama proses
pembelajaran
7 Peserta didik merapikan Setiap hari belajar Dilaksanakan seluruh
dan membersihkan siswa berdasarkan jadwal
kelas dengan adanya piket
jadwal piket oleh warga
kelas
8 Peserta didik Setiap hari Dilaksanakan seluruh
melakukan ibadah siswa
sesuai dengan agama
masing-masing
9 Pemeriksaan atribut Setiap Bulan Pembina osis
pakaian, rambut, sepatu,
hp
10 Upacara bendera setiap Setiap hari senin Dilaksanakan seluruh
hari Senin siswa
11 Menjaga dan merawat Setiap hari Taman Kelas
tanaman dilingkungan
kelas dan sekolah
12 Melaksanakan kerja Setiap Bulan Dilaksanakan seluruh
bakti sekolah siswa
13 Lomba antar kelas: Setiap Semester Dilaksanakan seluruh
GLS, K7 siswa
14 Mengikuti OSN, O2SN, Setiap Tahun Perwakilan Siswa hasil
FLSN dari seleksi
15 Memperingati hari Setiap Tahun Seluruh warga sekolah
besar islam (PHBI)
16 Memperingati hari Setiap Tahun Seluruh warga sekolah
besar nasional (PHBN)
Melaksanakan Kegiatan Setiap tahun Seluruh warga sekolah
pesantren Ramadhan di
Bulan Suci Ramadhan
17 Mengumpulkan Setiap Jumat, dan Seluruh warga sekolah
sumbangan untuk Setiap ada musibah
masjid/ panti dan bencana alam
asuhan/anak
yatim/bencana alam
18 Mengikut serta kan Pada waktu tertentu Dilaksanakan oleh pihak
orang tua dalam sekolah
mendukung program
sekolah melalui
parenting kelas
( kebersihan, computer
dan sosial)
20 Membudayakan hidup Setiap hari Seluruh warga sekolah
bersih, sehat dan peduli
lingkungan

BAB III
PENUTUP
PERILAKU RELIGIUS merupakan program pembentukan karakter bangsa
guna menumbuhkan semangat belajar dan membuat peserta didik senang di
sekolah, sebagai rumah kedua bagi siswa. Melalui Gerakan PERILAKU RELIGIUS
ini, diharapkan mampu mendorong keseimbangan antara olah hati (etik), olah rasa
(estetik), olah pikir (literasi) dan olah raga (kinestetik) dalam proses kegiatan
belajar mengaja.
Demikian program ini dibuat untuk dapat dilaksanakan sebagimana
mestinya

Anda mungkin juga menyukai