Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

4 POKOK ISI PKN

“Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pembelajaran PKN SD”

Dosen pengampu: Ronald Fransyaigu,S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

Siti Nurhaliza (210410112)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SAMUDRA

2022/2023
4 POKOK ISI PKN

Menurut Sapriya (2009:16) bahwa materi PKn dengan revitalisasi paradigmanya


dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada
implementasi kurikulum terdesentralisasi.

Ada empat isi pokok pendidikan kewarganegaraan, yakni

1. Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran


pembentukan
PKn dengan paradigma baru bertumpu pada kemampuan dasar kewarganegaraan
(civic competence) untuk semua jenjang SD/MI, SLTP/MTs, dan SM/MA.
Kompetensi-kompetensi kewarganegaraan (civic competence) merupakan pilar utama
dalam membentuk siswa yang cerdas, terampil, berguna,
berakhlak dan berilmu, yang memiliki kematangan dan kedalaman spritual serta
mempunyai tindakan yang reflektif dalam menyelesaikan masalah warganegara.
pendidikan kewarganegaraan (civic education) tentu harus memenuhi empat aspek
kompetensi kewarganegaraan (civic competence) yaitu knowledge, skill, attitude and
value, action citizen. Untuk itu tujuan utama untuk mewujudkan Pendidikan
Kewarganegaraan yang berkompetensi tentu melalui pembekalan kompetensi
kewarganegaraan (civic competence) pada peserta didik. Kompetensi
kewarganegaraan merupakan pilar utama dalam membentuk siswa yang cerdas,
terampil, berguna dan mempunyai tindakan dalam menyelesaikan masalah
warganegara. Kompetensi kewarganegaraan juga digunakan sebagai acuan untuk
membentuk warganegara yang baik melalui pendidikan kewarganegaraan (civic
education). Kompetensi kewarganegaraan (civic competence) juga digunakan sebagai
acuan untuk membentuk warganegara/siswa yang baik (good citizenship),  bermoral,
dan dapat melakukan peran aktif dalam masyarakat, komunitas dan lembaga lainnya.
Kemampuan dasar tersebut selanjutnya diuraikan atau dirinci dalam bentuk sejumlah
kemampuan disesuaikan dengan tingkat/jenjang sekolah sejalan dengan tingkat
perkembangan para siswa. Kemampuan diuraikan lagi dalam bentuk butiran standar
materi dan kata kunci standar pencapaian.
2. Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran

Materi yang disampalkan dalam pembelajaran PKn diharapkan dapat mengungkap


kemampuan siswa dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Selanjutnya menurut
pendapat Mulyasa (2006:164) bahwa:

”Materi Pendidikan Kewarganegaraan meliputi:

a. kemampuan mengidentifikasi, dengan tujuan agar warga negara mampu mengenal


dengan jelas sesuatu yang masih samar,
b. kemampuan untuk mengklasifikasi tentang sesuatu yang memiliki kesamaan,
c. kemampuan untuk menentukan asal - usul dan hakekat”.

Budimansyah (2011:180) mengungkapkan bahwa secara teoritik PKn dirancang


sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi- dimensi kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide, nilai, konsep dan moral Pancasila. Kewarganegaraan yang
demokratis, dan bela negara, Secara prakmatik, PKn dirancang sebagai subjek
pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai ( content
embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai prilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan
tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dan ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila,
kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.

Untuk mewujudkan itu semua diperlukan suatu materi PKn yang disusun dalam
bentuk kunikulum agar semua keinginan dan tujuan dalam pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan terpenuhi. Jika melihat tujuan pendidikan kewarganegaraan seperti
yang dikemukakan oleh Veidhuis (Samsuri, 2009:175) yaitu untuk merangsang
partisipasi aktif warga negara dalam masyarakat sipil dapat tercapai.

materi pembelajaran yang bertumpu pada kemampuan dasar tersebut dapat


dibelajarkan untuk mencapai tujuan PKn, yakni membentuk warga negara yang
cerdas, bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam kehidupan politik serta taat
kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
3. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

Indikator hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilan atau tujuan apa yang akan
dicapai dalam suatu pembelajaran. Untuk mengetahui apakah pembelajaran yang
diberikan kepada siswa berhasil, terlebih dahulu ditetapkan kriteria keberhasilan
pengajaran. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan, maka disini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum. Menurut
Sudjana (2004) kedua kriteria tersebut adalah:

a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya


Kriteria ditinjau dari prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu
proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu
mengembangkkan potensinya dengan belajar sendiri.
b. Kriteria ditinjau dari hasilnya Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan
pengajaran dapat dilihat dari segi hasil.

4. Rambu- rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi pan guru. 

Dalam melaksanakan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, guru perlu mengetahui


rambu-rambu dalam pembelajaran serta mengembangkan  startegi/taktik yang tepat, 
dengan pendekatan-pendekatan dan mode-model belajar yang akan diterapkan serta
didukung oleh metode dan media yang efektif. Hal ini akan membantu guru dalam
memahami dan membantu siswa untuk berlatih mengamalkan nilai moral Pancasila dan
budi pekerti yang dipelajari di sekolah.

Untuk itu pendidik generasi  muda perlu memahami serta menerapkan perilaku yang
murid, termasuk dalam penerapan prinsip-prinsip dalam pembelajaran. Agar terciptanya
kualitas pemebelajaran yang baik. Dalam hal ini peningkatan kualitas belajar mengajar
merupakan suatu keniscayaan yang harus diwujudkan oleh guru.Kualitas belajar mengajar
yang baik akan mendorong tercapainya hasil belajar yang memadai dan bermakna bagi
siswa.
cara-cara yang efektif agar seluruh nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu
dapat ditanamkan dan diamalkan oleh siswa Sekolah Dasar, sebagai awal pembentukan
karakter

1. Melalui pelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan atau Pendidikan Pancasila


nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan apa saja manfaat mengamalkan
nilai-nilai Pancasila,yang dalam penyampaiannya disesuaikan dengan kemampuan
mereka. Sehingga mereka tidak bingung dan mempunyai gambaran untuk
melaksanakannya.
2. Nasihat Guru kepada murid
nasihat-nasihat yang baik dan membangun dan sejalan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam tiap-tiap butir Pancasila guna memberikan pedoman berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan mereka dan dalam penyampaian
nasihat tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan yang dinasehati.
3. Memberikan contoh sikap-sikap yang mencerminkan nilai-nilai pancasila
Seorang guru harus berperilaku selakyaknya seorang pendidik yang
berkepribadian baik, karena setiap perilaku yang ia lakukan kemungkinan 95%
akan dicontoh oleh muridnya. 
4. Menanamkan sikap disiplin terhadap siswa melalui berbagai cara.
Mengingat keadaan yang demikian, sejak dini siswa SD harus dilatih disiplin agar
kebiasaan berdisiplin tersebut melekat pada dirinya dan diamalkan smapi ia
dewasa nanti.
5. Melatih siswa untuk rajin beribadah
Beribadah erat kaitannya dengan kepercayaan dan agama masing-masing siswa
karena setiap siswa memiliki latar belakang agama yang berbeda. Berhubungan
dengan nilai-nilai Ketuhanan yang terdapat dalam sila pertama yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa.
6. Siswa diajak untuk membudayakan 3 S
Dengan membudayakan 3S (Senyum, Salam, Sapa) kepada siswa dan sesama guru
maka akan tercipta suasana yang nyaman dan kondusifSeperti halnya mata
pelajaran lainya, pada mata pelajaran PKn di sekolah memiliki rambu-rambu
dalam proses pembelajaranya. Rambu-rambu ini berfungsi untuk menjadi acuan
guru mata pelajaran PKn dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai