Abstrak:
Pendahuluan
Metode Penelitian
Pendidikan kewargaan PKn yaitu salah satu atau bentuk pendidikan nilai
dan moral dalam penyampaiannya perlu ditampilkann beberapa model pendidikan
norma dan moral. Beberapa model akan membantu untuk memahami pendidikan
norma dan moral sekaligus membantu murid untuk melatih mengamalkan nilai
norma dan moral pancasila yang dipelajari di Sekolah Dasar. Menurut Depdiknas
Pendidikan kewarganegaraan PKn adalah untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam penjelasan UU
20/2003 tentang sisdiknas pada pasal 37 ayat Menurut Winataputra (1987)
( Dalam AP, 2017) mengemukakan bahwa untuk membantu pemahamannya
tentang umum perspektif model pendidikan moral dan norma perlu pemahaman
yang menjadi hubungan antara perhatian dan kepedulian atau perhatian seseorang
untuk memperhatikan atau menolong orang lain yang di dorong oleh tingkap
perasaan tertentu, menolong orang lain tidak terlepas darinalar dengan naar atau
pertimbangan masalah moral sering menempatkannya kesejahteraan orang lain
yang menjadi taruhan sedangkan tindakan sebagai moral yaitu kualitas perhatian.
Walaupun tindakan bukan suatu kategori dalam moral namun kesempatan untuk
bertindak akan menghambat proses perkembangan dalam moral.
Tercaoainya tujuan pendidikan nilai dan moral secara komprehensif ada berbagai
cara yang dapat dilakukan. di Amerika Serikat untuk merealisasikan pendidikan
nilai, berbagai metode, program, dan kurikulum telah dikembangkan dalam
rangka menolong generasi muda agar dapat mencapai kehidupan yang secara
pribadi lebih memuaskan dan secara sosial lebih konstruktif. Dilihat dari
substansinya, ada empat pendekatan yang dianggap sebagai gerakan utama dalam
pendidikan nilai yang komprehensif yaitu realiasi nilai, pendidikan watak,
pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan moral.
Tujuan tercapainya pendidikan nilai dan moral secara komprehensif ada berbagai
cara yang dapat dilakukan. Di Amerika Serikat untuk merealisasikan
pendidikan nilai, berbagai metode, program, dan kurikulum telah
dikembangkan dalam rangka menolong generasi muda agar dapat mencapai
kehidupan yang secara pribadi lebih memuaskan dan secara sosial lebih
konstruktif. Dilihat dari substansinya, ada empat pendekatan yang dianggap
sebagai gerakan utama dalam pendidikan nilai yang komprehensif yaitu
realiasi nilai, pendidikan watak, pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan
moral.
Pendidikan harus berpusat pada anak, bukan pada kurikulum ataupun
guru. Karena pengetahuan terletak di dalam human being, tujuan pembelajaran
adalah untuk menemukan cara untuk membentangkan pengetahuan yang
tersembunyi. Pestalozzi mendukung bahwa pengalaman langsungadalah
metode yang paling baik. Dia juga mendukung spontanitas dan aktivitas
pribadi; hal ini berlawanan dengan metode yang berbasis kurikulum, metode
berpusat pada guru yang dulu berlaku.
Guru seharusnya tidak mengajar melalui kata demi kata,
misalnya memberikan anak dengan jawaban yang siap dipakai, namun
anak harus menemukan jawabannya sendiri. Tidak ada yang lebih baik dari
pengalaman sensory. Dengan demikian, Pestalozzi menganjurkan untuk tidak
menggunakan buku bagi pendidikan awal, tetapi menganjurkan belajar melalui
pengalaman.
Metode induksi, di mana anak pertama belajar mengamati,
mengoreksi kesalahan sendiri, menganalisa dan menggambarkan obyek
penyelidikan. Anak mulai dengan obyek sederhana dan melakukan
observasi sederhana, setelahitu berkembang pada obyek yang lebih
kompleks, serta hal-hal abstrak. Hanya setelah mereka benar-benar menguasai
tiga hal itu anak mulai diperkenalkan penggunaan buk. Untuk memberikan
kesempatan anak memperoleh pengalaman yang banyak tentang alam,
Pestalozzi memperluas kurikulum sekolah dasar meliputi geografi, ilmu
pengetahuan alam, seni lukis, dan musik.
Pendidikan moral sebenarnya dapat diterapkan dalam suatu proses
pembelajaran dengan memasukan ketiga unsur yang saling berkaitan pada
topik-topik atau tema yang sedang dipelajari. Melalui tiga kerangka berpikir
tersebut hasil pembentukan sikap atau karakter anak dapat dilihat. Masing-masing
aspek dalam tiga kerangka pembentukan moral anak yang dikemukakan Lickona
memiliki unsur atau aspek-aspek tersendiri. Aspek konsep moral (moral
knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness), pengetahuan
nilai moral (knowing moralvalue), pandangan ke depan (perspective taking),
penalaran moral (moralreasoning), pengambilankeputusan (decision making),
dan pengetahuan diri (selfknowledge). Aspek sikap moral (moral feeling)
meliputi: kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati (emphaty),
cinta kebaikan (loving thegood), pengendalian diri (self control), dan kerendahan
hati (huminity). Aspek perilaku moral (moral behavior) mencakup:
kemampuan (compalance), kemauan (will), dan kebiasaan (habbit).
Kesimpulan
Pendidikan nilai, moral dan norma ini perlu diterapkan di setiap jenjang
pendidikan terlebih di sekolah dasar, karena pendidikan nilai moral, dan norma
memiliki tujuan untuk menghidupkan kembali moral dan norma atau khususnya di
indonesia yang sejalan dengan nilai – nilai yang ada dalam pancasila, diantaranya
adalah nilai ketaqwaan, keimanan, kepedulian, kejujuran serta nilai etika atau
sopan santun. Salah satu mata pelajaran yang tepat untuk menerapkan nilai nilai
pendidikan moral dan norma yaitu pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan
kewarganegaraan dikatakan tepat karena di dalamnya memuat pembelajaran yang
bisa menghasilkan peserta didik untuk menjadi warga negera atau penduduk yang
baik dan mempunyai moral dan norma yang selaras dengan nilai yang termuat
dalam pancasila. Namun dalam proses pengimplementasian pendidikan nilai
norma dan moral dalam pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi, baik faktor yang mendukung maupun yang
menghambatnya. Norma adalah salah satu hal penting bagi siwa atau siswi di era
globalisasi dengan penerapan norma dalam diri siswa akan sangat penting untuk
membentuk suatu karakter yang baik saling menghargai dan menghormati.
Daftar Pustaka
Odah, S. ’, Riswanti, C., Maspupah, N., Nuryani, N., & Sohiah, S. (2020).
Implementasi Nilai-Nilai Norma Dalam Pembelajaran Ppkn Sd. Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(1), 117–128.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara
Sanjaya, D. B., Made Ardana, I., & Arini, N. W. (2018). Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) Sekolah Dasar di Bali. Seminar Nasional Riset
Inovatif, 7, 267–273.
https://eproceeding.undiksha.ac.id/index.php//senari/article/download/
1575/10 11