Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PERILAKU MANUSIA DENGAN PENDIDIKAN BUDI

PEKERTI

Mala Kustiasari
190141698

Email: malakustiasari01@gmail.com

STKIP MUHAMMADIYAH PANGKALPINANG

ABSTRAK

Pendidikan budi pekerti merupakan upaya pembentukan, pengembangan,


peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan perilaku agar anak mau dan
mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras, serasi, dan
seimbang. Pendidikan budi pekerti bertujuan agar mereka memiliki hati nurani
yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan
kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama makhluk sebagai bekal bagi
masa depannya. Budi pekerti merupakan suatu prilaku positif yang
dilakukan melalui kebiasaan. Pendidikan budi pekerti sering juga diasosiasikan
dengan tata krama yang berisikan kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam
lingkungan pergaulan antar manusia.
Hasil Pendidikan budi pekerti tersebut mencerminkan tingkat pemahaman dan
penerapan perilaku siswa. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
pendidikan budi pekerti mengandung unsur pokok sebagai pendidikan nilai dan
moral, dan budi pekerti merupakan moralitas. Hal tersebut menunjukkan
hubungan yang erat antara pendidikan budi pekerti dengan perilaku manusia

Kata kunci: Perilaku, Pendidikan Budi Pekerti


PENDAHULUAN Pendidikan berdasarkan Undang-
Pendidikan merupakan undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I
kebutuhan dasar bagi perkembangan pasal 1 ayat 1 tentang sistem
dan pembangunan suatu bangsa. pendidikan nasional adalah usaha
sadar dan terencana untuk Berkaitan dengan fungsi dan
mewujudkan suasana belajar dan tujuan pendidikan serta peningkatan
proses pembelajaran agar peserta kualitas diri peserta didik, Menteri
didik secara aktif mengembangkan Pendidikan dan Kebudayaan
potensi dirinya untuk memiliki mengeluarkan Permendikbud nomor
kekuatan spiritual keagamaan, 23 tahun 2015 tentang penumbuhan
pengendalian diri, kepribadian, budi pekerti. Penumbuhan budi
kecerdasan, akhlak mulia, serta pekerti adalah kegiatan pembiasaan
keterampilan yang diperlukan bagi sikap dan perilaku Positif di sekolah
dirinya, masyarakat, bangsa, dan yang dimulai sejak hari pertama
negara (Sisdiknas 2011). sekolah, masa orientasi peserta didik
Tampaknya pendidikan budi baru untuk jenjang sekolah
pekerti di Indonesia masih dalam menengah pertama, sekolah
persimpangan jalan. Tidak sedikit menengah atas dan sekolah
orang yang yang mengidealkan menengah kejuruan, sampai dengan
pendidikan budi pekerti, tetapi lulus sekolah (Kemendikbud 2015).
kenyataannya masih banyak masalah Salah satu mata pelajaran pada
yang dihadapi bangsa. Sementara itu, jenjang pendidikan dasar dan
disusunnya mata pelajaran budi menengah yang memfokuskan pada
pekerti yang diajarkan di semua pembentukan kualitas peserta didik
tingkatan sekolah dari tingkat dasar adalah Pendidikan
hingga perguruan tinggi, Kewarganegaraan. Mata pelajaran
pembelajarannya masih tetap Pendidikan Kewarganegaraan
cenderung mengarah pada satu ranah berdasarkan Lampiran Permendiknas
kognitif saja. Terlebih dengan No. 22 Tahun 2016 merupakan mata
masuknya muatan mata pelajaran pelajaran yang memfokuskan pada
teknologi dan informasi yang pembentukan warga negara yang
dipelajari, pendidikan budi pekerti memahami dan mampu
ini telah banyak ditinggalkan oleh melaksanakan hak-hak dan
sekolah (Sutiyono, 2013) kewajibannya untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter Hasil penelitian ini menyatakan
sebagaimana yang diamanatkan oleh bahwa saat ini jam pelajaran yang
Pancasila dan UUD 1945 (Makmur, berkaitan dengan etika dan akhlak
2019). sangat kurang, pada saat yang sama
Beberapa penelitian mengenai pula sebagian orang tua telah
budi pekerti dan Pendidikan kehilangan nafas pendidik pertama
Kewarganegaraan pernah dilakukan, bagi anak. Karena itu,pendidikan
hasil penelitian tersebut dapat budi pekerti sangat penting
dijadikan pendukung dalam ditanamkan sejak dari dalam
penelitian ini. Penelitian yang kehidupan lingkungan rumah dan
dilakukan oleh Fatimah Ibda tahun sekolah.
2013 berjudul “Pendidikan Moral Hadiwinarto (2010) juga
Anak Melalui Pengajaran Bidang menjelaskan berdasarkan penelitian
Studi Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukannya membuktikan
dan Budi pekerti”. Hasilnya bahwa budi pekerti siswa di sekolah
menyatakan bahwa dalam proses mempunyai hubungan positif hanya
belajar mengajar perkembangan dengan perilaku siswa tersebut. Salah
perilaku moral peserta didik dan satu hasil belajar yang mempunyai
pemahamannya tentang moral harus hubungan positif dengan budi pekerti
ditanamkan sejak dini. Kegagalan adalah hasil belajar mata pelajaran
pendidikan budi pekerti di Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan.
selama ini dikarenakan oleh evaluasi Pendidikan budi pekerti
pembelajaran Pendidikan merupakan upaya pembentukan,
Kewarganegaraan dan budi pekerti pengembangan, peningkatan,
sejak dini yang selama ini dilakukan pemeliharaan, dan perbaikan
oleh guru belum dilaksanakan secara perilaku agar anak mau dan
menyeluruh. Penelitian lain yang mampu melaksanakan tugas-tugas
mendukung yaitu penelitian oleh hidupnya secara selaras, serasi,
Elfrianto (2015) berjudul “Urgensi dan seimbang. Pendidikan budi
Keseimbangan Pendidikan Budi pekerti bertujuan agar mereka
Pekerti di Rumah dan Sekolah”. memiliki hati nurani yang bersih,
berperangai baik, serta menjaga dimilikinya dalam suatu kegiatan
kesusilaan dalam melaksanakan yang terstruktur. Dalam Undang-
kewajiban terhadap Tuhan dan Undang Republik Indonesia Nomor
terhadap sesama makhluk sebagai 20, Tahun 2003 tentang Sistem
bekal bagi masa depannya. Budi Pendidikan Nasional dinyatakan
pekerti merupakan suatu prilaku bahwa pendidikan adalah usaha sadar
positif yang dilakukan melalui dan terencana untuk mewujudkan
kebiasaan. Pendidikan budi pekerti suasana belajar dan proses
sering juga diasosiasikan dengan pembelajaran agar peserta didik
tata krama yang berisikan kebiasaan secara aktif mengembangkan potensi
sopan santun yang disepakati dalam dirinya untuk memiliki kekuatan
lingkungan pergaulan antar manusia. spiritual keagamaan, pengendalian
PEMBAHASAN diri, kepribadian, akhlak mulia, serta
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI keterampilan yang diperlukan
Pendidikan budi pekerti terdiri dirinya, masyarakat, bangsa dan
atas tiga kata, yaitu pendidikan, budi, negara (Direktorat Jenderal
dan pekerti. Pendidikan adalah Pendidikan Dasar dan Menengah,
proses pengintegrasian beberapa 2003).
komponen yang mempunyai Seperti ditekankan oleh Doni
hubungan antara satu dengan Kusuma (2007) Pendidikan budi
lainnya. Hal ini selaras dengan yang pekerti adalah agar manusia dapat
dinyatakan Djamarah (2000) bahwa mencapai kesempurnaan pribadi
pendidikan sebagai suatu sistem, sebagai manusia (insan kamil) yaitu
tidak lain dari suatu totalitas manusia yang siap secara lahir batin
fungsional yang terarah pada suatu untuk hidup dalam masyarakat luas
tujuan secara dinamis dalam suatu dan berjuang untuk kepentingan diri
kesatuan kegiatan. Dengan demikian, dan orang lain. Pendidikan moral
dapat dikatakan bahwa pendidikan atau budi pekerti dalam kerangka
lebih ditujukan pada pembinaan pembentukan karakter diarahkan
peserta didik secara terarah, benar, pada bagaimana manusia dapat
dan bertujuan sesuai potensi yang berperilaku sesuai dengan kaidah-
kaidah moral karena pendidikan dari budi. Dari pendapat di atas dapat
moral dan budi pekerti yang tidak dikatakan bahwa budi pekerti berisi
dapat merubah perilaku anak menjadi nilai-nilai perilaku manusia yang
tidak berguna dan sia-sia, akan diukur menurut kebaikan dan
Secara etimologis, budi pekerti keburukannya melalui norma agama,
berasal dari kata budi dan pekerti. norma hukum, tata krama dan sopan
Kata budi berasal dari bud yang santun serta norma budaya/adat
dalam bahasa Sansekerta berarti istiadat masyarakat. Budi pekerti
kesadaran, pengertian, dan akan mengidentifikasi perilaku
kecerdasan. Dalam Kamus Besar positif yang diharapkan dapat
Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa , terwujud dalam perbuatan,
Departemen Pendidikan Nasional, perkataan, pikiran, sikap, perasaan,
2005) budi adalah alat batin yang dan kepribadian peserta didik.
merupakan paduan akal dan perasaan Budi pekerti dapat dirumuskan
untuk menimbang baik dan buruk. sebagai upaya membina cipta, rasa
Dengan demikian, dapat dikatakan dan karsa seseorang yang
bahwa budi, berarti tabiat, akhlak, diaktualisasikan ke dalam sikap,
watak, perbuatan baik, daya upaya, kata-kata dan tingkah laku agar
dan akal. Sementara, kata pekerti mereka tumbuh dan berkembang
juga berasal dari bahasa Sansekerta secara utuh berdasarkan nilai-nilai
yang berarti aktualisasi, penampilan, luhur dan mulia baik dalam
pelaksanaan, atau perilaku. Pekerti pandangan Tuhan maupun dalam
berarti perangai, perbuatan, dan lebih pandangan manusia. Budi pekerti
dekat pada tingkah laku. menggambarkan sikap batin, yang
. Menurut Zainuddin (2004) budi dalam kehidupan memiliki budi
merupakan penyemangat, pekerti mulia, yang sarat nilai.
pembangkit, pembangun dan Saat ini, terlihat usaha untuk
penyadar yang terdapat pada batin membangun pendidikan karakter
manusia, sifatnya abstrak, sedangkan dengan mengembangkan nilai-nilai
pekerti adalah refleksi , pekerjaan, budi pekerti di sekolah pada ranah
karya dan laku (langkah) yang lahir struktur aparatur pemerintah menuju
menyatunya antara pendidikan dan yang dipelajari, pendidikan budi
kebudayaan, yaitu Kementerian pekerti ini telah banyak ditinggalkan
Pendidikan dan Kebudayan oleh sekolah.
(Kemendikbud). Hal ini disebabkan Dalam rangka mengembangkan
adanya reduksi Penerapan karakter peserta didik memang
Pendidikan Budi Pekerti sebagai diperlukan upaya untuk membentuk
Pembentukan Karakter Siswa di mata pelajaran budi pekerti.
Sekolah besar-besaran terhadap arti Pendidikan budi pekerti yang
pendidikan dan kebudayaan, yaitu dimaksud adalah pendidikan (berupa
pemisahan antara pendidikan dan mata pelajaran) yang secara khusus
kebudayaan menjadi Departemen mendidik budi pekerti kepada peserta
Pendidikan dan Departemen didik. Tampaknya sulit untuk
Kebudayaan dan Pariwisata. Dengan diterapkan. Dalam arti, agar dapat
mengatasnamakan Kemendikbud, menjawab tantangan pendidikan
tidak hanya pendidikan saja yang karakter, caranya adalah dengan
menjadi tumpuan utama, akan tetapi mengintegrasikan nilai-nilai budi
persoalan kebudayaan juga benar- pekerti ke dalam kandungan
benar dipertimbangkan secara kurikulum. Setiap karakter yang akan
matang. Tetapi, hingga sekarang dikembangkan harus terwujud di
belum terlihat bagaimana sekolah dalam kandungan setiap mata
menerapkan pendidikan karakter pelajaran. Wujudnya dapat melalui
untuk mengembangkan nilai-nilai tugastugas dan pekerjaan rumah,
budi pekerti di sekolah secara bahan kajian, simulasi, dan juga
terpadu. terwujud di dalam peraturan
Sementara itu, disusunnya mata akademik yang lain.
pelajaran budi pekerti yang diajarkan PERILAKU MANUSIA
di semua tingkatan pendidikan pada Perilaku manusia adalah suatu
desain pembelajarannya masih tetap aktivitas dari manusia itu sendiri
cenderung mengarah pada satu ranah (Notoatmodjo, 2007). Secara
kognitif saja. Bahkan, sejalan dengan operasional perilaku dapat diartikan
syaratnya muatan teknologi dan ilmu suatu respon organisme atau
seseorang terhadap rangsangan dari pengetahuan/ kesadaran dan
luar subjek tersebut. Perilaku dapat sikap, belum biasa diamati oleh
diartikan sebagai suatu aksi reaksi orang lain
organisme terhadap lingkungannya. 2. Perilaku Terbuka (Overt
Perilaku baru terjadi apabila ada Behavior) Seseorang terhadap
sesuatu yang diperlukan untuk stimulus dalam bentuk tindakan
menimbulkan reaksi yakni yang nyata atau terbuka. Ini sudah
disebut rangsangan. Rangsangan jelas dilakukan atau praktik, yang
tertentu akan menghasilkan reaksi sangat mudah diamati atau dilihat
atau perilaku tertentu. Perilaku dapat orang lain
juga diartikan sebagai aktivitas Faktor Yang Mempengaruhi
manusia yang timbul karena adanya Perilaku
stimulasi dan respons serta dapat a. Faktor predisposisi
diamati secara langsung maupun Faktor predisposisi merupakan
tidak langsung (Notoatmodjo, 2007). faktor positif yang
Perilaku atau aktivitas yang ada mempermudah terwujudnya
pada individu atau organisme itu praktek, maka sering disebut
tidak timbul dengan sendirinya, sebagai faktor pemudah. Adapun
tetapi sebagai akibat dari adanya yang termasuk faktor
stimulus atau rangsangan yang predisposisi, yaitu : kepercayaan,
mengenai individu atau organisme keyakinan, pendidikan, motivasi,
itu (Darho, 2012). persepsi, pengetahuan.
Jenis Perilaku b. Faktor pendukung
Menurut Puspitasari (2013) Faktor pendukung terwujud
dilihat dari bentuk terhadap stimulus dalam lingkungan fisik, teredia
menurut skinner, perilaku dapat atau tidaknya fasilitas-fasilitas
dibedakan menjadi dua: atau sarana-sarana kesehatan.
1. Perilaku tertutup (Covert Fasilitas ini pada hakikatnya
Behavior) Seorang terhadap mendukung atau memungkinkan
stimulus yang masih terbatas terwujudnya perilaku, sehingga
pada perhatian, persepsi,
disebut faktor pendukung atau kecapakan, pengetahuan dan
pemungkin. keterampilan khusus.
c. Faktor pendorong HUBUNGAN PERILAKU
Faktor pendorong terwujud MANUSIA DENGAN
dalam sikap dan perilaku PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
petugas kesehatan atau petugas Budi pekerti diterjemahkan
lainnya, yang merukapan sebagai moralitas, dan secara hakiki
kelompok referensi dari perilaku budi pekerti adalah perilaku yang
masyarakat. Perilaku orang lebih mencakup sikap sebagai
banyak dipengaruhi oleh orang- pencerminannya (Zuriah 2015).
orang penting (Triwibowo, Pendidikan budi pekerti di Indonesia
2015). saat ini bukan sebagai mata
Menurut Febriani (2013), faktor pelajaran tersendiri namun
yang dapat mempengaruhi perilaku terintegrasi ke dalam beberapa mata
juga dari faktor internal yaitu pelajaran.
kegiatan yang sangat dipengaruhi Winataputra (2008) menjelaskan
oleh faktor-faktor internal yang bahwa pendidikan nilai dan moral di
dimaksud antara lain jenis kelamin Indonesia secara formal-kurikuler
menurut Hungu (2007), bahwa terdapat dalam mata pelajaran
perbedaan biologis antara siswa Pendidikan Kewarganegaraan,
perempuan dan siswa laki-laki, Pendidikan Agama, dan Bahasa.
siswa perempuan lebih Mata pelajaran PKn mengandung
menggunakan perasaan sehingga unsur yang pokok sebagai
berpengaruh terhadap keterampilan pendidikan nilai dan moral.
terutama dalam menyikat gigi, Sehingga budi pekerti memiliki
ras/keturunan, sifat fisik, kaitan dengan PKn. Setelah siswa
kepribadian, dan bakat. Bakat adalah melakukan kegiatan pendidikan budi
suatu kondisi pada seseorang yang pekerti maka terjadi perubahan-
memungkinkannya dengan suatu perubahan pada perilaku siswa yang
latihan khusus mencapai suatu menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh berbagai
Sutiyono. 2013. Penerapan
faktor salah satunya faktor
Pendidikan Budi Pekerti Sebagai
psikologis siswa yang meliputi Pembentukan Karakter Siswa Di
Sekolah: Sebuah Fenomena Dan
intelegensi, sikap, bakat, minat, dan
Realitas. Jurnal Pendidikan Karakter,
motivasi. Tahun III, Nomor 3.
Hasil Pendidikan budi pekerti
Undang-Undang No.20 Tahun 2003
tersebut mencerminkan tingkat tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas
pemahaman dan penerapan perilaku
siswa. Sebagaimana yang telah Winataputra, Udin S. 2008.
Pembelajaran PKn di SD. Jakarta:
dijelaskan sebelumnya bahwa
Universitas Terbuka.
pendidikan budi pekerti
Zuriah, Nurul. 2015. Pendidikan
mengandung unsur pokok sebagai
Moral dan Budi Pekerti dalam
pendidikan nilai dan moral, dan budi Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi
Aksara.
pekerti merupakan moralitas. Hal
tersebut menunjukkan hubungan
yang erat antara pendidikan budi
pekerti dengan perilaku manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002).
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Hadiwinarto. 2010. Penajaman


Penilaian Karakter dan Budi Pekerti.
Solo: PT. Bahana Media Wirayuda.

Makmur, N.W. 2019. Hubungan


Antara Budi Pekerti Dengan Hasil
Belajar PKN Kelas V SD Negeri
Cambajawaya Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten
Gowa. Skripsi . Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai