Pendidikan budi pekerti merupakan upaya pembentukan, pengembangan,
peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan perilaku agar anak mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras, serasi, dan seimbang. Pendidikan budi pekerti bertujuan agar mereka memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama makhluk sebagai bekal bagi masa depannya. Budi pekerti merupakan suatu prilaku positif yang dilakukan melalui kebiasaan. Pendidikan budi pekerti sering juga diasosiasikan dengan tata krama yang berisikan kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia. Hasil Pendidikan budi pekerti tersebut mencerminkan tingkat pemahaman dan penerapan perilaku siswa. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan budi pekerti mengandung unsur pokok sebagai pendidikan nilai dan moral, dan budi pekerti merupakan moralitas. Hal tersebut menunjukkan hubungan yang erat antara pendidikan budi pekerti dengan perilaku manusia
Kata kunci: Perilaku, Pendidikan Budi Pekerti
PENDAHULUAN Pendidikan berdasarkan Undang- Pendidikan merupakan undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I kebutuhan dasar bagi perkembangan pasal 1 ayat 1 tentang sistem dan pembangunan suatu bangsa. pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk Berkaitan dengan fungsi dan mewujudkan suasana belajar dan tujuan pendidikan serta peningkatan proses pembelajaran agar peserta kualitas diri peserta didik, Menteri didik secara aktif mengembangkan Pendidikan dan Kebudayaan potensi dirinya untuk memiliki mengeluarkan Permendikbud nomor kekuatan spiritual keagamaan, 23 tahun 2015 tentang penumbuhan pengendalian diri, kepribadian, budi pekerti. Penumbuhan budi kecerdasan, akhlak mulia, serta pekerti adalah kegiatan pembiasaan keterampilan yang diperlukan bagi sikap dan perilaku Positif di sekolah dirinya, masyarakat, bangsa, dan yang dimulai sejak hari pertama negara (Sisdiknas 2011). sekolah, masa orientasi peserta didik Tampaknya pendidikan budi baru untuk jenjang sekolah pekerti di Indonesia masih dalam menengah pertama, sekolah persimpangan jalan. Tidak sedikit menengah atas dan sekolah orang yang yang mengidealkan menengah kejuruan, sampai dengan pendidikan budi pekerti, tetapi lulus sekolah (Kemendikbud 2015). kenyataannya masih banyak masalah Salah satu mata pelajaran pada yang dihadapi bangsa. Sementara itu, jenjang pendidikan dasar dan disusunnya mata pelajaran budi menengah yang memfokuskan pada pekerti yang diajarkan di semua pembentukan kualitas peserta didik tingkatan sekolah dari tingkat dasar adalah Pendidikan hingga perguruan tinggi, Kewarganegaraan. Mata pelajaran pembelajarannya masih tetap Pendidikan Kewarganegaraan cenderung mengarah pada satu ranah berdasarkan Lampiran Permendiknas kognitif saja. Terlebih dengan No. 22 Tahun 2016 merupakan mata masuknya muatan mata pelajaran pelajaran yang memfokuskan pada teknologi dan informasi yang pembentukan warga negara yang dipelajari, pendidikan budi pekerti memahami dan mampu ini telah banyak ditinggalkan oleh melaksanakan hak-hak dan sekolah (Sutiyono, 2013) kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter Hasil penelitian ini menyatakan sebagaimana yang diamanatkan oleh bahwa saat ini jam pelajaran yang Pancasila dan UUD 1945 (Makmur, berkaitan dengan etika dan akhlak 2019). sangat kurang, pada saat yang sama Beberapa penelitian mengenai pula sebagian orang tua telah budi pekerti dan Pendidikan kehilangan nafas pendidik pertama Kewarganegaraan pernah dilakukan, bagi anak. Karena itu,pendidikan hasil penelitian tersebut dapat budi pekerti sangat penting dijadikan pendukung dalam ditanamkan sejak dari dalam penelitian ini. Penelitian yang kehidupan lingkungan rumah dan dilakukan oleh Fatimah Ibda tahun sekolah. 2013 berjudul “Pendidikan Moral Hadiwinarto (2010) juga Anak Melalui Pengajaran Bidang menjelaskan berdasarkan penelitian Studi Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukannya membuktikan dan Budi pekerti”. Hasilnya bahwa budi pekerti siswa di sekolah menyatakan bahwa dalam proses mempunyai hubungan positif hanya belajar mengajar perkembangan dengan perilaku siswa tersebut. Salah perilaku moral peserta didik dan satu hasil belajar yang mempunyai pemahamannya tentang moral harus hubungan positif dengan budi pekerti ditanamkan sejak dini. Kegagalan adalah hasil belajar mata pelajaran pendidikan budi pekerti di Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan. selama ini dikarenakan oleh evaluasi Pendidikan budi pekerti pembelajaran Pendidikan merupakan upaya pembentukan, Kewarganegaraan dan budi pekerti pengembangan, peningkatan, sejak dini yang selama ini dilakukan pemeliharaan, dan perbaikan oleh guru belum dilaksanakan secara perilaku agar anak mau dan menyeluruh. Penelitian lain yang mampu melaksanakan tugas-tugas mendukung yaitu penelitian oleh hidupnya secara selaras, serasi, Elfrianto (2015) berjudul “Urgensi dan seimbang. Pendidikan budi Keseimbangan Pendidikan Budi pekerti bertujuan agar mereka Pekerti di Rumah dan Sekolah”. memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga dimilikinya dalam suatu kegiatan kesusilaan dalam melaksanakan yang terstruktur. Dalam Undang- kewajiban terhadap Tuhan dan Undang Republik Indonesia Nomor terhadap sesama makhluk sebagai 20, Tahun 2003 tentang Sistem bekal bagi masa depannya. Budi Pendidikan Nasional dinyatakan pekerti merupakan suatu prilaku bahwa pendidikan adalah usaha sadar positif yang dilakukan melalui dan terencana untuk mewujudkan kebiasaan. Pendidikan budi pekerti suasana belajar dan proses sering juga diasosiasikan dengan pembelajaran agar peserta didik tata krama yang berisikan kebiasaan secara aktif mengembangkan potensi sopan santun yang disepakati dalam dirinya untuk memiliki kekuatan lingkungan pergaulan antar manusia. spiritual keagamaan, pengendalian PEMBAHASAN diri, kepribadian, akhlak mulia, serta PENDIDIKAN BUDI PEKERTI keterampilan yang diperlukan Pendidikan budi pekerti terdiri dirinya, masyarakat, bangsa dan atas tiga kata, yaitu pendidikan, budi, negara (Direktorat Jenderal dan pekerti. Pendidikan adalah Pendidikan Dasar dan Menengah, proses pengintegrasian beberapa 2003). komponen yang mempunyai Seperti ditekankan oleh Doni hubungan antara satu dengan Kusuma (2007) Pendidikan budi lainnya. Hal ini selaras dengan yang pekerti adalah agar manusia dapat dinyatakan Djamarah (2000) bahwa mencapai kesempurnaan pribadi pendidikan sebagai suatu sistem, sebagai manusia (insan kamil) yaitu tidak lain dari suatu totalitas manusia yang siap secara lahir batin fungsional yang terarah pada suatu untuk hidup dalam masyarakat luas tujuan secara dinamis dalam suatu dan berjuang untuk kepentingan diri kesatuan kegiatan. Dengan demikian, dan orang lain. Pendidikan moral dapat dikatakan bahwa pendidikan atau budi pekerti dalam kerangka lebih ditujukan pada pembinaan pembentukan karakter diarahkan peserta didik secara terarah, benar, pada bagaimana manusia dapat dan bertujuan sesuai potensi yang berperilaku sesuai dengan kaidah- kaidah moral karena pendidikan dari budi. Dari pendapat di atas dapat moral dan budi pekerti yang tidak dikatakan bahwa budi pekerti berisi dapat merubah perilaku anak menjadi nilai-nilai perilaku manusia yang tidak berguna dan sia-sia, akan diukur menurut kebaikan dan Secara etimologis, budi pekerti keburukannya melalui norma agama, berasal dari kata budi dan pekerti. norma hukum, tata krama dan sopan Kata budi berasal dari bud yang santun serta norma budaya/adat dalam bahasa Sansekerta berarti istiadat masyarakat. Budi pekerti kesadaran, pengertian, dan akan mengidentifikasi perilaku kecerdasan. Dalam Kamus Besar positif yang diharapkan dapat Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa , terwujud dalam perbuatan, Departemen Pendidikan Nasional, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, 2005) budi adalah alat batin yang dan kepribadian peserta didik. merupakan paduan akal dan perasaan Budi pekerti dapat dirumuskan untuk menimbang baik dan buruk. sebagai upaya membina cipta, rasa Dengan demikian, dapat dikatakan dan karsa seseorang yang bahwa budi, berarti tabiat, akhlak, diaktualisasikan ke dalam sikap, watak, perbuatan baik, daya upaya, kata-kata dan tingkah laku agar dan akal. Sementara, kata pekerti mereka tumbuh dan berkembang juga berasal dari bahasa Sansekerta secara utuh berdasarkan nilai-nilai yang berarti aktualisasi, penampilan, luhur dan mulia baik dalam pelaksanaan, atau perilaku. Pekerti pandangan Tuhan maupun dalam berarti perangai, perbuatan, dan lebih pandangan manusia. Budi pekerti dekat pada tingkah laku. menggambarkan sikap batin, yang . Menurut Zainuddin (2004) budi dalam kehidupan memiliki budi merupakan penyemangat, pekerti mulia, yang sarat nilai. pembangkit, pembangun dan Saat ini, terlihat usaha untuk penyadar yang terdapat pada batin membangun pendidikan karakter manusia, sifatnya abstrak, sedangkan dengan mengembangkan nilai-nilai pekerti adalah refleksi , pekerjaan, budi pekerti di sekolah pada ranah karya dan laku (langkah) yang lahir struktur aparatur pemerintah menuju menyatunya antara pendidikan dan yang dipelajari, pendidikan budi kebudayaan, yaitu Kementerian pekerti ini telah banyak ditinggalkan Pendidikan dan Kebudayan oleh sekolah. (Kemendikbud). Hal ini disebabkan Dalam rangka mengembangkan adanya reduksi Penerapan karakter peserta didik memang Pendidikan Budi Pekerti sebagai diperlukan upaya untuk membentuk Pembentukan Karakter Siswa di mata pelajaran budi pekerti. Sekolah besar-besaran terhadap arti Pendidikan budi pekerti yang pendidikan dan kebudayaan, yaitu dimaksud adalah pendidikan (berupa pemisahan antara pendidikan dan mata pelajaran) yang secara khusus kebudayaan menjadi Departemen mendidik budi pekerti kepada peserta Pendidikan dan Departemen didik. Tampaknya sulit untuk Kebudayaan dan Pariwisata. Dengan diterapkan. Dalam arti, agar dapat mengatasnamakan Kemendikbud, menjawab tantangan pendidikan tidak hanya pendidikan saja yang karakter, caranya adalah dengan menjadi tumpuan utama, akan tetapi mengintegrasikan nilai-nilai budi persoalan kebudayaan juga benar- pekerti ke dalam kandungan benar dipertimbangkan secara kurikulum. Setiap karakter yang akan matang. Tetapi, hingga sekarang dikembangkan harus terwujud di belum terlihat bagaimana sekolah dalam kandungan setiap mata menerapkan pendidikan karakter pelajaran. Wujudnya dapat melalui untuk mengembangkan nilai-nilai tugastugas dan pekerjaan rumah, budi pekerti di sekolah secara bahan kajian, simulasi, dan juga terpadu. terwujud di dalam peraturan Sementara itu, disusunnya mata akademik yang lain. pelajaran budi pekerti yang diajarkan PERILAKU MANUSIA di semua tingkatan pendidikan pada Perilaku manusia adalah suatu desain pembelajarannya masih tetap aktivitas dari manusia itu sendiri cenderung mengarah pada satu ranah (Notoatmodjo, 2007). Secara kognitif saja. Bahkan, sejalan dengan operasional perilaku dapat diartikan syaratnya muatan teknologi dan ilmu suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari pengetahuan/ kesadaran dan luar subjek tersebut. Perilaku dapat sikap, belum biasa diamati oleh diartikan sebagai suatu aksi reaksi orang lain organisme terhadap lingkungannya. 2. Perilaku Terbuka (Overt Perilaku baru terjadi apabila ada Behavior) Seseorang terhadap sesuatu yang diperlukan untuk stimulus dalam bentuk tindakan menimbulkan reaksi yakni yang nyata atau terbuka. Ini sudah disebut rangsangan. Rangsangan jelas dilakukan atau praktik, yang tertentu akan menghasilkan reaksi sangat mudah diamati atau dilihat atau perilaku tertentu. Perilaku dapat orang lain juga diartikan sebagai aktivitas Faktor Yang Mempengaruhi manusia yang timbul karena adanya Perilaku stimulasi dan respons serta dapat a. Faktor predisposisi diamati secara langsung maupun Faktor predisposisi merupakan tidak langsung (Notoatmodjo, 2007). faktor positif yang Perilaku atau aktivitas yang ada mempermudah terwujudnya pada individu atau organisme itu praktek, maka sering disebut tidak timbul dengan sendirinya, sebagai faktor pemudah. Adapun tetapi sebagai akibat dari adanya yang termasuk faktor stimulus atau rangsangan yang predisposisi, yaitu : kepercayaan, mengenai individu atau organisme keyakinan, pendidikan, motivasi, itu (Darho, 2012). persepsi, pengetahuan. Jenis Perilaku b. Faktor pendukung Menurut Puspitasari (2013) Faktor pendukung terwujud dilihat dari bentuk terhadap stimulus dalam lingkungan fisik, teredia menurut skinner, perilaku dapat atau tidaknya fasilitas-fasilitas dibedakan menjadi dua: atau sarana-sarana kesehatan. 1. Perilaku tertutup (Covert Fasilitas ini pada hakikatnya Behavior) Seorang terhadap mendukung atau memungkinkan stimulus yang masih terbatas terwujudnya perilaku, sehingga pada perhatian, persepsi, disebut faktor pendukung atau kecapakan, pengetahuan dan pemungkin. keterampilan khusus. c. Faktor pendorong HUBUNGAN PERILAKU Faktor pendorong terwujud MANUSIA DENGAN dalam sikap dan perilaku PENDIDIKAN BUDI PEKERTI petugas kesehatan atau petugas Budi pekerti diterjemahkan lainnya, yang merukapan sebagai moralitas, dan secara hakiki kelompok referensi dari perilaku budi pekerti adalah perilaku yang masyarakat. Perilaku orang lebih mencakup sikap sebagai banyak dipengaruhi oleh orang- pencerminannya (Zuriah 2015). orang penting (Triwibowo, Pendidikan budi pekerti di Indonesia 2015). saat ini bukan sebagai mata Menurut Febriani (2013), faktor pelajaran tersendiri namun yang dapat mempengaruhi perilaku terintegrasi ke dalam beberapa mata juga dari faktor internal yaitu pelajaran. kegiatan yang sangat dipengaruhi Winataputra (2008) menjelaskan oleh faktor-faktor internal yang bahwa pendidikan nilai dan moral di dimaksud antara lain jenis kelamin Indonesia secara formal-kurikuler menurut Hungu (2007), bahwa terdapat dalam mata pelajaran perbedaan biologis antara siswa Pendidikan Kewarganegaraan, perempuan dan siswa laki-laki, Pendidikan Agama, dan Bahasa. siswa perempuan lebih Mata pelajaran PKn mengandung menggunakan perasaan sehingga unsur yang pokok sebagai berpengaruh terhadap keterampilan pendidikan nilai dan moral. terutama dalam menyikat gigi, Sehingga budi pekerti memiliki ras/keturunan, sifat fisik, kaitan dengan PKn. Setelah siswa kepribadian, dan bakat. Bakat adalah melakukan kegiatan pendidikan budi suatu kondisi pada seseorang yang pekerti maka terjadi perubahan- memungkinkannya dengan suatu perubahan pada perilaku siswa yang latihan khusus mencapai suatu menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai Sutiyono. 2013. Penerapan faktor salah satunya faktor Pendidikan Budi Pekerti Sebagai psikologis siswa yang meliputi Pembentukan Karakter Siswa Di Sekolah: Sebuah Fenomena Dan intelegensi, sikap, bakat, minat, dan Realitas. Jurnal Pendidikan Karakter, motivasi. Tahun III, Nomor 3. Hasil Pendidikan budi pekerti Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tersebut mencerminkan tingkat tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas pemahaman dan penerapan perilaku siswa. Sebagaimana yang telah Winataputra, Udin S. 2008. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: dijelaskan sebelumnya bahwa Universitas Terbuka. pendidikan budi pekerti Zuriah, Nurul. 2015. Pendidikan mengandung unsur pokok sebagai Moral dan Budi Pekerti dalam pendidikan nilai dan moral, dan budi Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara. pekerti merupakan moralitas. Hal tersebut menunjukkan hubungan yang erat antara pendidikan budi pekerti dengan perilaku manusia.
DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadiwinarto. 2010. Penajaman
Penilaian Karakter dan Budi Pekerti. Solo: PT. Bahana Media Wirayuda.
Makmur, N.W. 2019. Hubungan
Antara Budi Pekerti Dengan Hasil Belajar PKN Kelas V SD Negeri Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Skripsi . Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.