Anda di halaman 1dari 19

REVIEW JURNAL

KANKER PAYUDARA DAN PREEKLAMSIA

Disusun Oleh:
NAMA : RIRIN MERLIYANTI

NIM : 19100016

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

Angka kematian ibu (AKI) merupakan suatu indikator derajat kesehatan dan
kematian pada ibu yang sewaktu hamil dan melahirkan. Tinggnya AKI menunjukkan
rendahnya keadaan ekonomi dan fasilitas kesehatan dalam pelayanan antenatal dan
obstetrik. Penyebab AKI adanya penyebab langsung dan tidak langsung, penyebab
langsung diakibatkan karena komplikasi pada saat kehamilan atau persalinan dan
penyebab tidak langsung diakibatkan dari penyakit yang sudah ada atau penyakit
yang didapat sewaktu hamil dan berpengaruh pada kehamilan atau persalinan(Astrina
& Wahtini, 2015)
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia diketahui mortalitas maternal
tahun 2002 mencapai 307 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan penurunan
mortalitas maternal di tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 KH. Namun angka tersebut
masih jauh dari yang diharapkan untuk mencapai target. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional tahun 2010- 2014 yaitu 118/100.000 KH dan target
MDGs (Millenium Development Goals) tahun 2015 yaitu 102/100.000 KH.
Diperlukan adanya upaya dan komitmen yang kuat serta terpadu untuk memenuhi
target tesebut (KemenKes, 2018).
Preeklampsia adalah penyakit komplikasi kehamilan yang memiliki trias gejala,
yaitu : hipertensi, proteinuri dan edema. Gejala tersebut timbul pada ibu hamil,
bersalin dan dalam masa nifas, trias preeklamsia dapat juga disertai konvulsi sampai
koma. Tanda – tanda kelainan pada vascular atau hipertensi sebelumnya tidak
ditunjukan pada pasien preeklamsia (Situmorang et all, 2016).
Faktor maternal yang beresiko dalam preeklampsia adalah usia, graviditas dan
IMT. Periode usia yang aman untuk melahirkan yaitu 20-30 tahun, pada wanita yang
berada di awal atau akhir usia reproduksi memiliki kerentanan untuk mengalami
komplikasi. Setiap remaja primigravida mempunyai resiko yang lebih besar dalam
komplikasi kehamilan khususnya hipertensi. Graviditas merupakan jumlah
keseluruhan kehamilan yang juga dapat beresiko preeklampsia. Peningkatan Indeks
Masa Tubuh (IMT) sangat erat kaitannya dengan kejadian preeklampsia (Rohmani,
2015).
Kanker payudara merupakan satu penyakit tidak menular yang cenderung terus
meningkat setiap tahunnya, sehingga dapat dikatakan bahwa beban yang harus
ditanggung dunia akibat penyakit tersebut semakin meningkat. Kanker payudara
adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda.
Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Penyakit ini terjadi
hampir seluruhnya pada wanita,tetapi dapat juga terjadi pada pria. Penyebab kanker
payudara sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti, diduga penyebab kanker
payudara adalah multifaktoria.
Kanker merupakan suatu kondisi di mana sel telah mengalami kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang
tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker menjadi salah satu penyebab utama
kematian global, berdasarkan data yang dirilis International Agency for Research on
Cancer salah satu lembaga di bawah Badan Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB). Menurut temuan World Health Organization's International Agency
for Research on Cancer (IARC), angka kematian global akibat kanker meningkat
menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Di samping itu, peneliti juga menemukan penderita
kanker payudara (ca mammae) meningkat tajam, hal tersebut menunjukkan bahwa
kanker payudara sebagai penyakit yang penyebarannya terus meluas di seluruh dunia.
Kematian akibat kanker payudara naik 8% dari 7,6 juta pada survei sebelumnya di
tahun 2011 dan mengakibatkan meninggalnya 522.000 penderita kanker payudara
tahun 2012, naik 14% pada periode yang sama
BAB II
PEMBAHASAN/REVIEW JURNAL

Topik Preeklamsi

Penulis Dian Pratiwi


Tahun 2020
Judul FAKTOR MATERNAL YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN PREEKLAMSIA PADA KEHAMILAN
Jurnal Jurnal Medika Hutama
Volume & Hal. Vol 02 No 01

Latar Belakang AKI menjadi suatu masalaha kesehatan yang kompleks dan
banyak faktor yang mempengaruhi, baik kesehatan individu
maupun masyarakat. Faktor yang mempengaruhi adalah
perilaku, herediter, lingkungan, dan pelayanan kesehatan.
Faktor tersebut mempengaruhi derajat kesehatan dan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal maka faktor
tersebut mencapa kondisi yang optimal
Menurut World Health Organization (WHO) Angka
kematian ibu (AKI) masih sangat tinggi, sekitar 810 wanita
meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau
persalinan di seluruh dunia setiap hari, dan sekitar 295 000
wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan
persalinan. Angka kematian ibu di negara berkembang
mencapai 462/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di
negara maju sebesar 11/100.000 kelahiran hidup (WHO,
2020).
Tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perdarahan hebat
(kebanyakan berdarah setelah persalinan), infeksi (biasanya
setelah persalinan), komplikasi dari persalinan, aborsi tidak
aman dan salah satunya adalah preeklampsia (WHO, 2020
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
maternal yang mempengaruhi kejadian preeklamsia pada
kehamilan
Landasan Teori Preeklampsia merupakan penyakit komplikasi pada
kehamilan yang penyebabnya belum dapat dipastikan.
Adapun faktor faktor yang dapat mempengaruhi
preklampsia meliputi status primigravida (kehamilan
pertama), gemelly, diabetes melitus, hipertensi yang telah
ada sebelumnya, preeklampsia dalam kehamilan lalu,
riwayat preeklampsia dalam keluarga (Fatkhiyah, 2016).
Faktor usia pada kehamilan dengan usia lanjut menjadi
salah satu menjadi faktor resiko terjadinya komplikasi
kehamilan, contohnya seperti diabetesmelitus gestasional,
preeklampsia, plasenta previa, operaasi caesar, prematur,
BBLR, dan kematian pada ibu (Ogawan, 2017).
Usia yang dapat menimbulkan preeklampsia adalah usia <
20 dan > 35 tahun karena ada perubahan struktural dan
fungsional dari tubuh yang terjadi pada pembuluh darah
perifer yang bertanggung jawab dalam perubahan tekanan
darah (Gustri, 2016).
Faktor primigravida sering dialami strees dalam
menghadapi persalinan sehingga strees emosi yang terjadi
menyebabkan pelepasan corticotropicreleasing hormone
(CRH) oleh hipothalamus, yang kemudian menyebabkan
peningkatan kortisol. Efek kortisol akan merespon tubuh
untuk meningkatkan simpatis dalan meningkatkan curah
jantung untuk mempertahankan tekanan darah, hipertensi
terjadi apabila adanya penigkatan curah jantung dan
resistensi perifer total (Nur dan Arifuddin, 2017)
Faktor Indek Masa Tubuh (IMT) sangat berpengaruh pada
preeklampsia dimana ibu hamil dengan obesitas atau IMT ≥
25 kg/m2 hal ini dapat terjadi karena peningkatan kadar
adiponektin yang dapat menekan ekspresi molekul adhesi
pada sel endhotelial vaskular dan sitokin (Sutrimah, 2015).
Metode Penelitan ini menggunakan Metode studi literature review
Subjek 18 jurnal internasional dan jurnal indonesia melalui media
PubMed, NCBI,dan google scolar tentang faktor maternal
yang mempengaruhi terjadinya komplikasi preeklampsia
Teknik Analisis Pemilihan artikel sumber pustaka dilakukan dengan
melakukan peninjauan pada judul, abstrak dan hasil yang
membahas tentang faktor maternal yang mempengaruhi
kejadian preeklampsia pada kehamilan. Tahun penerbitan
sumber pustaka yang digunakan dalam penulisan artikel
adalah dari tahun 2015 sampai tahun 2020
Hasil Beberapa jurnal menyebutkan faktor maternal yang
mempengaruhi terjadinya komplikasi preeklampsia yaitu
usia, IMT, primigravida, dan nutrisi berupa vitamin. Pada
beberapa jurnal yang didapat bahwa usia yang
mempengaruhi adalah usia < 20 dan > 35 tahun, dan
beberapa jurnal juga menyebutkan bahwa Indek Masa
tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m2 , faktor primigravida dapat
berpengaruh karena stresor pre melahirkan akan
meingkatkan tekanan darah dan apabila terjadi kekurangan
vitamin B12 dan asam folat dapat dikaitkan dengan tingkat
hemositasis dalam tubuh menjadi tinggi sehingga dapat
menimbulkan preeklampsia
Kesimpulan Preeklampsia adalah penyakit komplikasi pada ibu hamil
biasanya terjadi waktu kehamilan 20 minggu atau ≤ 34
minggu dengan tekanan darah sistol < 160 mmHg dan
tekanan diastol < 100 mmHg. Trias gejala yang muncul saat
terjadinya preeklampsia yaitu hipertensi, proteinuri dan
edema. Preeklampsia dapat mengakibatkan masalah
komplikasi yang menimbulkan kematian, sehingga para ibu
hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ruti ke
pelayanan ANC untuk mendeteksi dini apabila terdapat
komplikasi dan mendapatkan perawatan. Faltor – faktor
materna yang beerhubungan dengan terjadinya preklampsia
adalah usia, IMT, privaginam, dan nutrisi berupa vitamin
B12. Faktor yang paling sering terjadi pada usia < 20 dan >
35 tahun beberapa jurnal menggungkapkan bahwa usia
cenderung menjadi faktor preeklampsia, selanjutya ibu
hamil dengan obesitas yang memiliki IMT ≥ 25 kg/m2
dapat berhubungan dengan kejadian preeklamsi, paritas dan
riwayat penyakit jarang terjadi preklamsia tetapi dapat
menjadi faktor resiko

Topik Preeklamsi

Penulis Tin Utami , Wilis Sukmaningtyas, Maya Safitri


Tahun 2020
Judul Hubungan usia ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum
pada Ibu Preeklampsia Berat
Jurnal Jurnal Menara Medika
Volume & Hal. Vol 3 No 1

Latar Belakang Penyebab kematian maternal dan perinatal di negara maju


dan berkembang adalah preeklampsia (Luealon, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar
585.000 ibu meninggal per tahun saat hamil atau bersalin,
dimana 58,1% diantaranya dikarenakan oleh preeklampsia
dan eklampsia (Manuaba, 2007).
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia disamping
perdarahan dan infeksi adalah preeklampsia atau eklampsia
dan merupakan penyebab kematian perinatal yang tinggi.
Preeklampsia ialah penyakit dengan tandatanda hipertensi,
edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan
(Wiknjosastro, 2005). Penyebab Preeklampsia dan
eklampsia sampai saat ini belum diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
Preeklampsia dalam kehamilan yaitu primigravida terutama
primigravida muda, usia > 35 tahun atau < 20 tahun,
penyakit medis yang menyertai kehamilan seperti hipertensi
kronik dan diabetes melitus (Bobak dkk, 2005)

Tujuan Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk untuk


mengidentifikasi hubungan antara usia ibu yang mengalami
preeklampsia berat dengan kejadian asfiksia neonatorum
pada bayi yang dilahirkannya
Landasan Teori Salah satu factor risiko preeclampsia adalah usia ibu yang
tergolong resiko tinggi yaitu usia 35 tahun, dimana ibu
yang mengalami preeklampsia berat dapat mengalami
komplikasi baik kepada dirinya maupun kepada bayi yang
dilahirkan salah satunya adalah kejadian asfiksia
neonatorum. Penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru
lahir yaitu faktor ibu, faktor tali pusat dan faktor bayi.
Penyebab asfiksia berdasarkan faktor ibu diantaranya
preeklamsia dan eklamsia, perdarahan abnormal (plasenta
previa atau solusio plasenta), partus lama atau partus macet,
demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis,
TBC, HIV), kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu
kehamilan), penyakit ibu. Berdasarkan faktor tali pusat
yaitu lilitan tali pusat, talipusat pendek, simpul tali pusat
dan prolapsus tali pusat, sedangkan faktor bayi adalah bayi
prematur, persalinan dengan tindakan, kelainan bawaan dan
air ketuban bercampur mekonium (Azwar, 2008).
Pre eklampsia saat kehamilan dapat menyebabkan
terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir (Sarwono, 2008).
Duckitt melaporkan peningkatan risiko preeklampsia dan
eklampsia hampir dua kali lipat pada wanita hamil berusia
40 tahun atau lebih pada primipara maupun multipara. Usia
muda tidak meningkatkan risiko secara bermakna
(Evidence II, 2004)..
Metode Metode Penelitian ini adalah jenis penelitian survey analitik
Subjek Populasi pada penelitian ini adalah data pasien bersalin
yang mengalami preeklampsia berat di RSUD Dr. R.
Goetheng Tarunadibrata Purbalingga pada tahun 2016
sebanyak 215 kasus
Teknik Analisis Analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis
univariat dan analisis bivariat yang digunakan yaitu uji Chi
Squar..
Hasil Hasil penelitian ini diperoleh dari total sampel didapatkan
55,8% usia berisiko (>35 tahun dan
Kesimpulan Terdapat hubungan antara usia ibu dengan asfiksia
neonaturum pada Ibu dengan Preeklampsia Berat di RSUD
Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga tahun 2016

Topik Kanker payudara

Penulis Lindra Anggorowati


Tahun 2013
Judul FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA WANITA
Jurnal Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume & Hal. Volume 8, Nomor 2

Latar Belakang r rahim. Kanker payudara merupakan masalah besar di


Indonesia maupun di negara lain. Jumlah kasus baru di
Amerika Serikat pada tahun 2003 mencapai 211.300 orang
dan 39.800 pasien meninggal akibat kanker payudara pada
tahun yang sama. Kanker payudara di Indonesia berada di
urutan kedua sebagai kanker yang paling sering ditemukan
pada perempuan, setelah kanker mulut rahim. Penelitian di
Jakarta Breast Cancer pada April 2001 sampai April 2003
menunjukan bahwa dari 2.834 orang memeriksakan
benjolan di payudaranya, 2.229 diantaranya (78%)
merupakan tumor jinak, 368 orang (13%) terdiagnosis
kanker payudara dan sisanya merupakan infeksi dan
kelainan bawaan payudara (Djoerban, 2003).
Berdasarkan Profil Kesehatan Republik Indonesia tahun
2008, 10 peringkat utama penyakit neoplasma ganas atau
kanker pasien rawat inap di rumah sakit sejak tahun 2004-
2008 tidak banyak berubah. Tiga peringkat utama adalah
neoplasma ganas payudara disusul neoplasma ganas serviks
uterus dan neoplasma ganas hati dan saluran intra hepatik.
Kanker payudara terus meningkat selama 4 tahun tersebut
dengan kejadian 5.297 kasus di tahun 2004, 7.850 kasus di
tahun 2005, 8.328 kasus di tahun 2006, dan 8.277 kasus di
tahun 2007 (Depkes RI, 2008).
Tujuan Tujuan dari Penelitian ini adalah menunjukan hasil
penelitian mengenai penerapan terapi music dalam
mengurangi intensitas nyeri pada pasien kanker payudara.
Landasan Teori Kanker payudara adalah tumor ganas yang timbul di dalam
jaringan payudara, meliputi kelenjar susu, saluran kelenjar
susu dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara
merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi setiap
aspek kehidupan manusia dan dapat menimbulkan masalah
yang kompleks meliputi masalah fisiologis, psikologis dan
social.
Penanganan kanker payudara dapat dilakukan melalui
pembedahan seperti ; Mastektomi parsial (eksisi tumor
lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas
dengan kulit yang terkena), Mastektomi total dengan
diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar
limfe dilateral otocpectoralis minor. Mastektomi radikal
yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian
besar jaringan aksia
Metode Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan
desain case control
Subjek Populasinya dalam penelitian ini adalah pasien penyakit
kanker payudara wanita yang tercatat di RSUD Kudus,
Sampel kontrol dalam penelitian ini adalah tetangga dari
sampel kasus yang tidak terkena penyakit kanker payudara.
dengan besar sampel sebanyak 59 kasus dan 59 kontrol
Teknik Analisis Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square atau
Uji fisher
Hasil Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan
dengan kejadian kanker payudara adalah obesitas (p=0,00;
OR=4,49; CI=2,01-10,02), usia melahirkan anak pertama
(p=0,00; OR=4,99; CI=1,90-13,87), riwayat pemberian ASI
(p=0,00; OR=5,49; CI=2,05-14,74), dan usia menarche
(p=0,00; OR=6,66; CI=2,84-15,65).
Kesimpulan Adanya riwayat obesitas merupakan merupakan faktor
risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara
di RSUD Kudus. Pada wanita dengan obesitas mempunyai
Body Mass Index yang besar, dimana timbunan lemak
tersebut akan meningkatkan sistetis estrogen, yang
kemudian bergengaruh terhadap proses proliterasi jaringan
payudara. Faktor lainnya seperti umur, adanya riwayat
keluarga, usia melahirkan anak pertama, riwayat pemberian
ASI, usia menarche, usia menopouse dan pemakaian pil
kontrasepsi, bukan merupakan faktor resiko penelitian ini

Topik Kanker payudara

Penulis Iin Yulianti, Henry Setyawan, Dwi Sutiningsih


Tahun 2016
Judul FAKTOR-FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA
(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Ken Saras Semarang)
Jurnal Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal)
Volume & Hal. Volume 4, Nomor 4
Latar Belakang Kanker payudara termasuk salah satu penyakit tidak
menular yang cenderung terus meningkat setiap tahunnya,
sehingga dapat dikatakan bahwa beban yang harus
ditanggung dunia akibat penyakit tersebut semakin
meningkat.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya
sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Penyakit
ini terjadi hampir seluruhnya pada wanita,tetapi dapat juga
terjadi pada pria. Penyebab kanker payudara sampai saat ini
belum dapat diketahui secara pasti, diduga penyebab kanker
payudara adalah multifactorial.
Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama baik
di dunia maupun di Indonesia. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2013 dalam Depkes RI (2015),
insidens kanker pada tahun 2008 sampai 2012 mengalami
peningkatkan dari 12,7 juta kasus meningkat menjadi 14,2
juta kasus
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
risiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara
Landasan Teori Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang
tidak terkontrol dan membentuk neoplasma yang jahat dan
jika tidak ditahan atau dicegah pertumbuhannya dapat
menyebabkan kematian. Selain karena resiko akan
kematian, ada beberapa hal menarik yang menjadi
penyebab munculnya reaksi pada perempuan akibat
menderita kanker payudara. Penyebab yang pertama adalah
operasi pengambilan jaringan kanker sampai pengangkatan
payudara. Hal ini terkait dengan suatu asumsi bahwa
seorang perempuan adalah makhluk yang unik dan indah.
Keindahan itu tentunya tidak lepas dari bentuk tubuh ideal
yang diidam-idamkan oleh setiap perempuan. Bentuk tubuh
ideal ini seringkali dikait-kaitkan dengan bentuk payudara
yang indah dan ideal pula.
Penderita kanker termasuk kanker payudara, tekanan
psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan
dan depresi sangatlah mungkin untuk dialami mengingat
belum banyaknya informasi yang diketahui masyarakat
tentang kanker payudara, sehingga saat seseorang divonis
menderita kanker, pikiran mereka akan tertuju kepada
kematian yang menghantui mereka, dan hal inilah salah
satu yang memicu depresi. Pasien penderita kanker
payudara membutuhkan bantuan dukungan sosial untuk
tetap berpikir positif akan keadaan dirinya sehingga mampu
menurunkan kecemasan, depresi dan ketidakberdayaan
Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan
metode observasional, dengan pendekatan case control..
Subjek Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Rumah sakit
Ken Saras. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 80 responden. Terdiri dari 40 responden dalam
kelompok kasus dengan kriteria, pasien dengan positif
kanker payudara yang didiagnosa secara klinis. Pada
kelompok kontrol terdiri dari 40 responden dengan kriteria,
pasien yang tidak menderita kanker payudara berdasarkan
hasil pemeriksaan klinis.
Teknik Analisis Analisis data yang dilakukan secara univariat dan bivariat
dengan uji chi square
Hasil Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kanker payudara berdasarkan analisis
bivariat adalah riwayat kanker payudara pada keluarga
( OR = 1,148 ; 95% CI : 0,794 – 6,488 ; p = 0,029) dan
aktivitas fisik ( OR = 1,222 ; 95% CI : 0,508 – 2,948 ; p =
0,032). Hasil penelitian yang tidak berpengaruh terhadap
kanker payudara adalah usia responden, usia menarche,
usia menopause, lama menyusui, lama pemakaian
kontrasepsi oral, pola konsumsi makanan berlemak, pola
konsumsi makanan berserat, kegemukan/ obesitas, pola
diet, perokok pasif dan konsumsi alkohol
Kesimpulan Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian
kanker payudara memiliki risiko sebesar 1,148 untuk
terkena kanker payudara dan hasilnya bermakana secara
statistik pada 95% CI: 0,409 – 3,219 dengan nilai p =
0,025. Aktivitas fisik/ olahraga juga berpengaruh terhadap
kejadian kanker payudara, seseorang yang memiliki
kebiasaan berolahraga
BAB III
PENUTUP
Preeklampsia adalah salah satu bentuk dari hipertensi dalam kehamilan (HDK)
dan merupakan suatu sindrom spesifik pada kehamilan dan persalinan. Preeklampsia
adalah keadaan terjadinya hipoperfusi ke organ akibat vasospasme dan aktivasi
endotel yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dan edema (Cunningham, dkk.,
2012).
Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi preeklampsia
ringan dan preeklampsia berat. Preeklampsia dikatakan berat bila ditemui satu atau
lebih dari gejala – gejala berikut: tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih dari 5 g/24 jam (4+ - 5+),
edema, oligouria ≤ 400 cc/24 jam, terdapat dispnea sianosis, gangguan visus dan
serebral, dan kenaikan kadar kreatinin plasma (Manuaba, 2007).
Kanker merupakan suatu kondisi di mana sel telah mengalami kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang
tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker menjadi salah satu penyebab utama
kematian global, berdasarkan data yang dirilis International Agency for Research on
Cancer salah satu lembaga di bawah Badan Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).
Periode setelah penentuan diagnosis bahwa seseorang menderita kanker adalah
saat-saat yang menakutkan bagi kebanyakan perempuan. Ketakutan yang sering
muncul adalah bayangan bahwa usianya akan singkat sehingga tidak dapat
melakukan hal-hal yang menjadi keinginannya, ketakutan bahwa dirinya tidak akan
menarik lagi dan ketakutan bahwa dirinya tidak dapat berperan sebagai istri yang
akan memberikan kebahagiaan bagi sang suami (psikoseksual), dan sebagainya.
Adanya ketakutan yaitu bahwa dirinya yang tidak menarik lagi dan tidak dapat
berperan sebagai istri yang akan memberikan kebahagiaan ini, tentu saja terkait
dengan penurunan bentuk tubuh.
Penderita kanker termasuk kanker payudara, tekanan psikologis seperti sedih,
rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk dialami
mengingat belum banyaknya informasi yang diketahui masyarakat tentang kanker
payudara, sehingga saat seseorang divonis menderita kanker, pikiran mereka akan
tertuju kepada kematian yang menghantui mereka, dan hal inilah salah satu yang
memicu depresi. Pasien penderita kanker payudara membutuhkan bantuan dukungan
sosial untuk tetap berpikir positif akan keadaan dirinya sehingga mampu menurunkan
kecemasan, depresi dan ketidakberdayaan
DAFTAR PUSTAKA

Agustina DU. 2014. Hubungan Usia dan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian
Persalinan Preterm di Kabupaten Bantul. Naskah Publikasi.

Astrina, N., & Wahtini, S. (2015). Analisis FaktorFaktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Preeklampsia/Eklampsia di RSUD Panemahan Senopati Bantul
(Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (edisi 4). Jakarta: EGC

Cunningham, F. Gary. Edisi 23. 2012. Obstetri Williams volume 1. Jakarta: EGC.
Cunningham, F. Gary. Edisi 23. Obstetri Williams volume 2. Jakarta: EGC.

Depkes RI, 2009. Pedoman Penemuan & Penatalaksanaan Penyakit Kanker Tertentu
di Komunitas, Jakarta: Depkes

Fatkhiyah, N., Kodijah, K., & Masturoh, M. (2018). Determinan Maternal Kejadian
Preeklampsia: Studi Kasus di kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 11(1), 53-61.

Indrati R. 2005. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker


payudara wanita (studi kasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang)

Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Manuaba, I. B. G., Manuaba I. A. C., Manuaba I. B. G. F. 2007. Pengantar kuliah
obstetri. Jakarta: EGC

Nur, A. F., & Arifuddin, A. (2017). Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu
Hamil Di Rsu Anutapura Kota Palu. Healthy Tadulako Journal (Jurnal
Kesehatan Tadulako), 3(2), 69-75.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. Stop Kanker. Jakarta:
Departemen Kesehatan.

Rohmani, A., Setyabudi, M. T., & Puspitasari, D. R. (2015). Faktor resiko kejadian
hipertensi dalam kehamilan. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, 4.

Situmorang, T. H., Damantalm, Y., & Januarista, A. (2016). Faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian PreEklampsia pada Ibu Hamil di Poli KIA RSU
Anutapura Palu. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 2(1).

WHO. (2020). Maternal Mortality The Sustainable Development Goals and the
Global Strategy for Women’s, Children’s and Adolescent’s Health

Anda mungkin juga menyukai