Anda di halaman 1dari 5

Toksisitas Bahan-Bahan Kimia Terhadap

Sistem Reproduksi Manusia


Written by E. Haryadi
Published in Keracunan
Read 4630 times
font size decrease font size increase font size
Email

0inShare

Toksisitas merupakan ukuran relatif derajat racun antara satu bahan kimia terhadap bahan
kimia yang lainnya pada organisme yang sama. Kadar racun suatu zat dinyatakan sebagai
Lethal Dose-50 yakni dosis suatu zat yang dinyatakan dalam milligram bahan per kilogram
berat badan.

Selain LD-50 juga dikenal dengan istilah LC-50 atau Lethal Concentration-50 yakni kadar
atau konsentrasi suatu zat yang dinyatakan dalam milligram bahan per meter kubik udara
(part per million ppm).

Toksisitas reproduktif didalamnya mencakup efek-efek yang merugikan fungsi seksual dan
fertilitas pria dan wanita sekaligus efek yang dapat mengganggu perkembangan normal baik
sebelum maupun sesudah kelahiran.

Pada dasarnya, fisiologis sistem reproduksi pria dan wanita berbeda namun sistem keduanya
dikendalikan oleh hormon yang merupakan zat kimia yang disekresi oleh kelenjar dalam
tubuh dan mengendalikan sel-sel lain dalam tubuh.

Pada wanita, peran hormon berfungsi dalam mengendalikan organ-organ reproduksi,


persiapan rahim untuk kehamilan, dan laktasi serta siklus reproduktifnya.

Hormon juga sangat vital peranannya dalam proses kehamilan dan perkembangan janin.
Sedangkan pada pria, hormon berfungsi dalam mengendalikan perkembangan organ-organ
reproduksi dan pembentukan sperma.

Adanya zat kimia (atau obat-obatan) dapat mengganggu jalannya beberapa proses biologis
dalam kedua sistem reproduksi wanita maupun pria yang bisa menyebabkan kemandulan,
sepertiga embrio mengalami kematian dini, dan 15% kehamilan akan mengalami abortus
spontan.

Biasanya ada tiga target utama dari toksikan reproduktif ini. Toksikan tersebut bisa bekerja
langsung pada sistem saraf pusat untuk mengubah sekresi hormon, misalnya saja sisntesis
steroid. Ovarium dan testis juga tak luput dari target obat-obatan zat kimia, terutama sekali
obat kemoterapi kanker.

Akibat buruk yang mampu ditimbulkan oleh toksik tersebut antara lain kemandulan,
meningkatnya kematian janin, menurunkan tingkat kesuburan, meningkatnya tingkat
kematian bayi dan juga meningkatnya angka cacat.
Efek buruk perkembangan pada organisme muncul akibat adanya pemaparan sebelum
pembuahan, selama kehamilan, atau dari lahir sampai saatnya maturasi seksual. Adanya
pemaparan zat kimia selama masa kehamilan bisa menyebabkan perkembangan defektif atau
menuju pada kecacatan.

Di waktu-waktu tertentu, janin yang sedang mengalami pertumbuhan dan berkembang


menjadi sangat sensitif terhadap adanya pemaparan zat kimia toksik. Misalnya saja, saat
perkembangan sistem organ atau perkembangan sel-sel jenis tertentu.

Efek buruk zat kimia semakin bertambah panjang dan kini semakin banyak saja indikasi yang
memperlihatkan ibu hamil, janin, bayi yang masih dalam kondisi menyusui serta anak kecil
termasuk dalam kelompok yang beresiko tinggi.

Zat kimia, baik yang organik maupun anorganik, secara umum lebih mudah diabsorbsi oleh
bayi daripada orang dewasa. Pada bayi, biotransformasi pada zat kimia belum siap dilakukan
karena ginjalnya belum atau kurang bisa mengekskresikan zat kimia dibandingkan dengan
ginjal orang dewasa.

Dengan begitu, dosis yang sama dari zat kimia per unit berat badan kemungkinan besar akan
banyak berakumulasi dalam tubuh bayi dibandingkan pada tubuh anak atau orang dewasa
sehingga kemungkinan untuk mengalami efek toksik lebih besar.

Berikut merupakan efek toksik lingkungan dan juga efek buruknya terhadap sistem
reproduksi:

Arsenik: Abortus yang spontan dan berat badan lahir rendah.


Benzene: Abortus spontan, berat badan lahir rendah, dan gangguan menstruasi.
Karbon disulfida: Adanya gangguan menstruasi dan efek buruk pada sperma.
Dikloroetilen: Penyakit jantung bawaan.
Dieldrin: Abortus spontan dan terjadinya kelahiran dini.
Aldrin: Abortus spontan dan persalinan dini.
Merkuri: Abortus spontan, gangguan menstruasi, buta dan tuli, adanya
keterbelakangan mental, dan terjadinya kerusakan otak.
Timbal: Lahir mati, abortus spontan, perkembangan terhambat, dan kerusakan otak.
Trikloroetilen: Penyakit jantung bawaan.
Hidrokarbon aromatik polisiklik: Penurunan kesuburan.

Mengingat efeknya yang sangat berbahaya dan berdampak besar pada sistem reproduksi
manusia, Anda disarankan berwaspada penuh pada toksikan yang berpotensi meracuni tubuh.

Memeriksakan diri ke dokter secara rutin bisa menurunkan resiko dan mendeteksi dini
apakah tubuh sudah terkena toksikan atau tidak sehingga bisa cepat ditanggapi dengan
penanganan medis apabila zat kimia tersebut sudah bersemayam di dalam tubuh, terlebih lagi
bagi Anda yang sedang mengalami kehamilan.

Efek Toksisitas Logam Berat; Timbal (Pb),


Merkuri (Hg), Kadmium (Cd)
Des 27

Posted by pianhervian

TIMBAL (Pb)

Timbal merupakan satu unsur logam berat yang lebih tersebar luas dibanding kebanyakan
logam toksik lainnya. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan,
pemaparan maupun saluran pencernaan. Lebih kurang 90 % partikel timbal dalam asap atau
debu halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan. Penyerapan di usus mencapai 5 15
% pada orang dewasa. Pada anak-anak lebih tinggi yaitu 40 % dan akan menjadi lebih tinggi
lagi apabila si anak kekurangan kalsium, zat besi dan zinc dalam tubuhnya.

Efek Toksisitas Timbal

Timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan kerusakan pada jaringan
tubuh. Hal itu disebabkan karena senyawa timbal dapat memberikan efek racun terhadap
banyak fungsi organ yang terdapat dalam tubuh.

Efek timbal dalam proses sintesa haemoglobin

Senyawa timbal yang terdapat dalam tubuh akan mengikat gugus aktif dan enzim ALAD.
Enzim ALAD merupakan enzim jenis sitoplasma yang akan bereaksi secara aktif pada tahap
awal sintesa dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung. Sehingga dapat menimbulkan
hal-hal sebagai berikut:

1. Meningkatkan kadar ALA dalam darah dan urine

2. Meningkatkan kadar protophorphirin dalam sel darah merah

3. Memperpendek umur sel darah merah

4. Menurunkan jumlah sel darah merah

5. Menurunkan kadar retikulosit (sel-sel darah merah yang masih muda)

Efek timbal pada sistem syaraf

Pengaruh keracuna timbal dapat menimbulkan kerusakan otak dan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan otak. Sebagai akibat dari keracunan timbal adalah epilepsy, halusinasi,
kerusakan pada otak besar, dan delirium (sejenis penyakit gula)

Efek timbal terhadap sistem urinaria

Timbal yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam aliran darah. Ikut sertanya
senyawa timbal yang terlarut dalam darah ke sistem urinaria dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada saluran ginjal. Kerusakan yang terjadi disebabkan terbentuknya intranuclear
inclusion bodies yang disertai dengan membentuk amnociduria (terjadinya kelebihan asam
amino dalam urine).
Efek timbal terhadap sistem reproduksi

Efek pada sistem reproduksi dapat berupa gangguan produksi sperma, peningkatan resiko
keguguran, kehamilan preterm, penurunan umur gestasi, berat lahir rendah dan gangguan
perkembangan neurologi.

Efek timbal terhadap jantung

Timbal yang masuk ke dalam tubuh juga dapar merusak organ jantung. Namun sejauh ini
perubahan otot jantung sebagai akibat dari keracunan timbal baru ditemukan pada anak-anak.
Perubahan tersebut dapat dilihat dari ketidaknormalan EKG.

MERKURI (Hg)

Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan
tersebar dalam batu batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik
dan organik. Selain itu, berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini.

Toksisitas merkuri berbeda sesuai bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik bersifat
toksik pada ginjal, sedangkan merkuri organik seperti metil merkuri bersifat toksis pada
sistim syaraf pusat. Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:

1. Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam
gigi, alat elektrik, batu batere dan cat

2. Merkuri inorganik: dalam bentuk Hg++ (Mercuric) dan Hg+ (Mercurous)

3. Merkuri organik

Efek toksisitas merkuri

1. Merkuri elemental (Hg)

- Inhalasi: paling sering menyebabkan keracunan

- Tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang rendah
kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau jika merkuri tersimpan
untuk waktu lama di saluran gastrointestinal.

- Intravena dapat menyebabkan emboli paru.

Karena bersifat larut dalam lemak, bentuk merkuri ini mudah melalui sawar otak dan
plasenta. Di otak ia akan berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan
teroksidasi menjadi bentuk merkurik (Hg++ ) ion merkurik ini akan berikatan dengan
sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan
transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif
pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan.

2. Merkuri inorganik
Sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit. Pemaparan akut dan kadar
tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan pada pemaparan kronis dengan dosis
rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan
dengan gangguan imunologis.

3. Merkuri organik

Terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat menimbulkan degenerasi neuron
di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli
dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah pula melalui plasenta dan
berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral
palsy.

KADMIUM (Cd)

Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko
tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka
waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal.

Efek toksisitas kadmium

Efek kadmium terhadap ginjal

Logam Cd dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada
sistem yang bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat dideteksi dari
tingkat jumlah atau jumlah kandungan protein yang terdapat dalam urine. Petunjuk kerusakan
yang dapat terjadi pada ginjal akibat logam kadmium yaitu terjadinya asam amniouria dan
glokosuria, dan ketidaknormalan kandungan asam urat kalsium dan fosfor dalam urine.

Efek kadmium terhadap paru

Keracunan yang disebabkan oleh peristiwa terhirupnya uap dan atau debu kadmium juga
mengakibatkan kerusakan terhadap organ respirasi paru-paru. Kerusakan paru-paru tersebut
dapat terjadi sebagai akibat dari keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd.

Efek kadmium terhadap tulang

Efek keracunan kadmium juga dapat mebgakibatkan kerapuhan pada tulang. Gejala rasa sakit
pada tulang sehingga menyulitkan untuk berjalan. Terjadi pada pekerja yang bekerja pada
industri yang menggunakan kadmium. Penyakit tersebut dinamakan itai-itai.

Efek kadmium terhadap sistem reproduksi

Daya racun yang dimiliki oleh kadmium juga mempengaruhi sistem reproduksi dan organ-
organya. Pada konsentrasi tertentu kadmium dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki.
Hal inilah yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar oleh uap logam kadmium dapat
mengakibatkan impotensi.

http://pianhervian.wordpress.com/2010/12/27/efek-toksisitas-logam-berat-timbal-pb-merkuri-hg-
kadmium-cd/

Anda mungkin juga menyukai