Anda di halaman 1dari 32

KONSEP DASAR TIMBULNYA

MASALAH GIZI

Oleh :
SANTA MARETA
18201322027

Program Studi Pascasarjana Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
2019
OUTLINE
1. Masalah Gizi di Indonesia
2. Konsep Segitiga Epidemiologi
3. Konsep Dasar Timbulnya Penyakit
4. Faktor-Faktor yang menyebabkan Timbulnya
Masalah Gizi
5. Riwayat Alamiah Penyakit Gizi
1. Masalah Gizi di Indonesia :
 Masalah Gizi hakikatnya adalah masalah kesehatan
masyarakat dan penyebabnya dipengaruh oleh
berbagai faktor yang terkait satu dengan yang lainnya.
 Contoh Masalah Gizi di Indonesia adalah :
• Masalah Kurang Energi Protein (KEP)
• Masalah Anemia Besi
• Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
• Masaah Kurang Vitamin A (KVA)
• Masalah Obesitas
2. Konsep Segitiga Epidemiologi

Host /
Penjamu
Agens

Lingkungan

Konsep Segitiga Epidemiologi


A. Sumber Penyakit (Agens)

1. Gizi
2. Kimia dari luar
3. Kimia dari dalam
4. Faktor Faail
5. Genetis
6. Faktor Psikis
7. Tenaga dan kekuatan fisik
8. Faktor Biologis dan Parasit
B. Pejamu (Host)
• Faktor Genetis
• Umur
• Jenis Kelamin
• Kelompok Etnik
• Fisiologis Imunologik
• Kebiasaan Seseorang (kebersihan, makanan, kontak
perorangan, pekerjaan, rekreasi, pemanfaatan YanKes)
C. Lingkungan (Environment)
1. Lingkungan Fisik :
• Tanah
• Air
• Iklim
2. Lingkungan Biologis
• Kepadatan penduduk
• Tumbuh-tumbuhan
• Hewan
3. Lingkungan Sosial Ekonomi
• Pekerjaan
• Urbanisasi
• Perkembangan Ekonomi
• Bencana Alam
3. Konsep Dasar Timbulnya Penyakit

Segitiga Epidemiologi

Jaring-Jaring Sebab Akibat

Roda
4. Faktor-Faktor yang menyebabkan Timbulnya
Masalah Gizi :
Zat Gizi dalam makanan

Ada tidaknya program


pemberian makanan di Konsumsi Makanan
luar keluarga

Daya beli keluarga Status Gizi

Kebiasaan Makan
Kesehatan
Pemeliharaan Kesehatan

Lingkungan Fisik dan


Sosial
5. Riwayat Alamiah Penyakit Gizi
Masa Pra Patogenesis Masa Patogenesis

Sebelum Sakit

Berat -Mati
Agens Pejamu
Ambang Ringan Penyembuhan - Kronis
Klinis - Cacat
- Sembuh
Proses
Lingkungan yang menimbulkan Patogenesis
Dini
stimulus penyakit
Interaksi
Manusia &
Stimulus
• Proses riwayat alamiah terjadinya penyakit yang diterapkan pada
masalah gizi (gizi kurang) melalui berbagai tahap yaitu diawali
dengan terjadinya interaksi antar pejamu, sumber penyakit dan
lingkungan.
• Ketidakseimbangan antara ketiga faktor ini, misalnya terjadinya
ketidakcukupan zat gizi dalam tubuh maka simpanan zat gizi akan
berkurang dan lama kelamaan simpanan menjadi habis.
• Apabila keadaan ini dibiarkan maka akan terjadi perubahan faali
dan metabolis dan akhirnya memasuki ambang klinis.
• Proses ini berlanjut sehingga menyebabkan orang sakit.
• Tingkat kesakitannya dimulai dari sakit ringan sampai sakit
tingkat berat.
• Dari kondisi in akhirnya ada empat kemungkinan yaitu : mati,
sakit kronis, cacat dan sembuh bila ditanggulangi secara intensif.
Teknik Penentuan Status Gizi
OUTLINE
1. Skema Penentuan Status Gizi
2. Pengukuran Gizi Secara Langsung
3. Pengukuran Gizi Secara Tidak Langsung
1. Penentuan Status GIzi

Pengukuran langsung Pengukuran tidak langsung

1. Antropometri
1. Survei konsumsi
2. Biokimia
2. Statistik vital
3. Klinis
3. Faktor Ekologi
4. Biofisik
2. Pengukuran Gizi Secara Langsung
Jenis Pengertian Penggunaan
Pengukuran
Antropometri Ukuran Tubuh Manusia, antropometri Untuk melihat ketidak
gizi adalah berhubungan dengan seimbangan asupan protein dan
berbagai macam pengukuran dimensi energi
tubuh
Klinis Metode yang sangat penting untuk Untuk mendeteksi secara cepat
menilai status gizi masyarakat tanda-tanda klinis umum dari
kekuarangan salah satu atau
lebih zat gizi
Biokimia Pemeriksaan spesimen yang diuji Sebagai peringatan
secara laboratoris yang dilakukan kemungkinan akan terjadi
pada berbagai macam jaringan tubuh. keadaan malnutrisi yang lebih
parah lagi
Biofisik Metode penentuan gizi dengan Digunakan dalam situasi
melihat kemampuan fungsi dan tertentu seperti : kejadian buta
3. Pengukuran Tidak Langsung
Jenis Pengukuran Pengertian Penggunaan
Survei Konsumsi Metode penentuan gizi secara Pengumpulan data konsumsi
Makanan tidak langsung dengan melihat makanan dapat memberikan
jumlah dan jenis zat gizi yang di gambaran tentang konsumsi
konsumsi berbagai zat gizi pada
masyarakat, keluarga dan
individu. Survei dapat
melihat kelebihan dan
kekurangan gizi.
Statistik vital Menganalisa data beberapa Sebagai indikator tidak
statistik kesehatan seperti angka langsung pengukuran status
kematian berdasarkan gizi masyarakat.
umur,angka kesakitan dan
kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi
Faktor Ekologi Malnutrisi merupakan masalah Mengetahui penyebab
Besar Masalah Gizi, Distribusi dan Faktor Resiko
Masalah Gizi Utama Seperti KEP, Anemia Gizi,
GAKY dan Defisiensi Vit. A di Masyarakat.
OUTLINE
1. Kurang Energi Protein (KEP)
2. Anemia Gizi Besi
3. GAKY
4. Kurang Vitamin A (KVA)
1. KEP (Kurang Energi Protein)
• Disebabkan oleh kekurangan makanan sumber
energi secara umum dan kekurangan sumber protein
sehingga tidak mencukupi Angka Kecukupan Gizi
yang dianjurkan
• Data Riskesdas memberikan gambaran yang
fruktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi
17,9 persen (2010) kemudian meningkat lagi
menjadi 19,6 persen (tahun 2013).
• KEP
– Kurang Kalori Protein
– Gizi Kurang/Gizi Buruk
– Malnutrisi : Marasmus – Kwashiorkor
Penyebab KEP :
• Langsung :
– Penyakit infeksi
– Defisiensi energi dan protein
• Tidak langsung :
– Tingkat pendidikan
– Tingkat pengetahuan gizi
– Tingkat pendapatan
– Pekerjaan orang tua
– Besar anggota keluarga
– Pola asuh
– Sosio budaya
– Pola penyapihan
– Pola pemberian makanan padat
Program intervensi KEP
Program UPGK (upaya perbaikan gizi keluarga):
• Penimbangan balita
• Pemberian ASI Eksklusif
• KIE/promkes
• PMT
• oralit
• Posyandu
2. Anemia Gizi Besi
• Disebabkan oleh
– Jumlah Fe tidak cukup dalam makanan
– Absorbsi Fe rendah
– Kebutuhan akan Fe meningkat
– Kehilangan darah
• Akibat:
– Kemampuan intelektual menurun
– Produktifitas kerja menurun
– Morbiditas anak meningkat
– Mortality ibu meningkat
– BBLR dan keguguran meningkat
• Data terbaru dari Riskesdas 2013 menunjukkan
bahwa, sekitar 21,7% penduduk Indonesia dan
37,1% wanita hamil mengalami anemia.
• Perempuan memiliki prevalensi anemia yang
lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Program intervensi anemia
• Pemberian tablet besi pada ibu hamil
• Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam
penyuluhan gizi
• Fortifikasi makanan
3. GAKY
• Merupakan defisiensi yodium yang berlangsung lama akibat
dari pola konsumsi pangan yang kurang mengkonsumsi
yodium sehingga akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid,
yang secara perlahan menyebabkan kelenjar membesar
sehingga menyebabkan gondok.
• Data Riskesdas 2013 menunjukkan Proporsi RT mengonsumsi
garam mengandung cukup iodium adalah 77,1 persen, garam
mengandung kurang iodium 14,8 persen dan garam tidak
mengandung iodium 8,1 persen.
• Angka kejadian GAKY lebih sering ditemukan di daerah
pegunungan, hal ini dikarenakan komponen tanahnya yang
sedikit mengandung yodium.
• Akibat GAKY
– Reterdasi mental
– Gangguan pendengaran
– Gangguan bicara
– Hipertiroid (Pembesaran Kelenjar Tiroid/Gondok)
– Kretinisme biasanya pada anak-anak
• Program Intervensi
– Program iodisasi garam
– Program penyuntikan preparat beriodium
– Penyuluhan
– Program lain (taraf penelitian)
• Iodisasi air
• Tetes iodium
4. Kurang Vitamin A (KVA)
• Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
asupan vitamin A yang memadai.
• Dapat menyebabkan rabun senja,
xeroftalmia dan jika kekurangan
berlangsung parah dan berkepanjangan
akan mengakibatkan keratomalasia dan
kebutaan.
• Akibat KVA :
– Tingkat mortalitas tinggi
– Anak rentan infeksi
– Biaya kesehatan tinggi
• Sebab KVA :
– Keadaan sosial ekonomi
– Ketidaktahuan
– Akibat infeksi
– Kekurangan ASI
Faktor Resiko KVA
• Usia
• Usia yang rentan mengalami KVA adalah usia prasekolah
• Gender
• laki-laki umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami buta senja dan bercak Bitot dibandingkan perempuan
selama usia prasekolah dan awal usia sekolah
• Status Fisiologis
• Dengan meningkatnya kebutuhan vitamin A selama periode
pertumbuhan yang cepat, anak-anak kecil merupakan kelompok
yang paling rentan.
• Kebutuhan akan vitamin A juga meningkat selama masa kehamilan
dan menyusui; dengan demikian, ibu hamil dan menyusui juga rentan
KVA
• Buta senja selama kehamilan dan laktasi terutama sering ditemukan
di Asia Selatan dengna kejadian buta senja sebesar 15%-20% dari
semua kehamilan
• Diet
– Konsumsi makanan yang rendah Vtamin A
• Pola Penyakit
– Difisiensi vitamin A akan meningkatkan risiko morbiditas
penyakit infeksi dan sebaliknya, penyakit infeksi
merupakanpredisposisi terjadinya difisiensi vitamin A.
– Beberapa jenis infekssi seperti diare, infeksi pernafasan, dan
campak akan disertai bentuk tertentu difisiensi vitamin A
yang dapat berupa penurunan kadar retinol serum atau
peningkatan resiko xeroktalmia.
– KEP juga akan meningkatkan terjadinya xeropthalmia
• Kondisi Sosioekonomi
– Kemiskinan terutama terjadi penyebab  defisiensi vitamin A
– Pada umumnya,  defisiensi vitamin A ditemukan terutama di
negara-negara yang perekonomiannya  relatif miskin. 
Program Intervensi
• Distribusi kapsul vitamin A pada anak-
anak  kematian berkurang
• Fortifikasi makanan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai