Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANUSKRIP MANAGEMEN MUTU KESEHATAN

REPRODUKSI

TANTANGAN IMPLEMENTASI PELAYANAN ANTENATAL CARE DI


PUSKESMAS: LITERARUR REVIEW

Penulis : Ria Anggraini


Bp 1820322005

Dosen Mata Kuliah:


Dr. Dien G.A Nursal, SKM.MKM

PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2019
TANTANGAN IMPLEMENTASI PELAYANAN ANTENATAL CARE DI
PUSKESMAS: LITERARUR REVIEW

Ria Anggraini1

1. Ria Anggraini : Program Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas, Kampus FK. Jl. Perintis Kemerdekaan, Padang, Sumatera Barat.
25148, Email: rhiaecute@gmailcom

Abstrak. Pelayanan antenatal care merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil beserta janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal
care yang dilakukan secara teratur dan komprehensif dapat mendeteksi secara dini kelainan dan risiko yang
mungkin timbul selama kehamilan, sehingga kelainan dan risiko tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat1.
Hasil beberapa survei penerapan antenatal care menunjukansalah satu kendala utama penerapan antenatal care
adalah lemahnya manajemenpenerapan antenatal care di Puskesmas Dalam kurun waktu beberapa tahun ini
diharapkanimplementasi antenatal care dapat berjalan sesuai standar. Metode yang digunakan adalah Literature
Review dengan menggunakan penelusuran melalui google scolar dan portal garuda, dengan kurun waktu sejak tahun
2014 sampai 2019, pada artikel ilmiah yang membahas implementasi, kinerja petugas antenatal care di Puskesmas.
Hasil: dari 6 artikel yang direview didapatkan bahwa faktor sumber daya manusia yaitu petugas pelayanan
antenatal care yang kurang dan keterbatasan ketersedian peralatan laboratorium serta kurangnya dukungan dari
pimpinan puskesmas dan para actor pemangku kebijakan.
Kata kunci: Antenatal care, implementasi, kinerja

Abstrack. Antenatal care services are health services provided by professional health workers to improve the
health status of pregnant women and their fetuses. Antenatal care services that are carried out regularly and
comprehensively can detect early abnormalities and risks that may arise during pregnancy, so that these disorders
and risks can be overcome quickly and appropriately1. The results of several surveys of antenatal care
implementation show that one of the main obstacles to the implementation of antenatal care is the weak management
of antenatal care implementation at the Puskesmas. Within a few years, it is expected that the implementation of
antenatal care can run according to standards. The method used is Literature Review by using a search through
Google Scolar and Garuda Portal, with a period from 2014 to 2019, in scientific articles that discuss implementation,
performance of antenatal care officers at the health center. Results: From the 6 articles reviewed, it was found that
human resource factors were lack of antenatal care service personnel and limited availability of laboratory
equipment as well as lack of support from puskesmas leaders and policy makers.
Keyword: Antenatal care, Implementation, Performance
1. PENDAHULUAN
AKI (Angka Kematian Ibu) merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan
masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Sustainable Development Of Goals
(SDG’s). Setiap harinya, terdapat 380 ibu didunia meninggal akibat penyakit atau komplikasi
terkait kehamilan dan persalinan1. Indonesia merupakan salah satu Negara ASEAN dengan
angka kematian ibu tertinggi yaitu mencapai 305/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
merupakan 5 kali dari angka kematian ibu di Vietnam dan 9 kali dari angka kematian ibu di
Malaysia2. Oleh karena itu, angka kematian ibu masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat dan salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan.
Kementerian kesehatan menyebutkan bahwa salah satu solusi efektif untuk menurukan
angka kematian ibu yaitu dengan cara meningkatkan pertolongan persalinan yang dilakukan
oleh tenaga medis terlatih yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Di samping itu,
dibutuhkan partisipasi serta kesadaran ibu terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan di
fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan (Pemeriksaan Antental Care).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu
menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif,
serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.3
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan yang profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil beserta janin
yang dikandungnya. Pelayanan antenatal yang dilakukan secara teratur dan komprehensif
dapat mendeteksi secara dini kelainan dan risiko yang mungkin timbul selama kehamilan,
sehingga kelainan dan risiko tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat1. Pelayanan
antenatal dinilai berkualitas apabila pelayanan antenatal tersebut telah memenuhi standar
yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu 10 T (timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/ LiLa), ukur tinggi fundus uteri,
tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan
pemberian imunisasi tetanus bila diperlukan, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan
laboratorium sederhana (rutin/khusus), tatalaksana/penanganan kasus, temu wicara/
konseling)3.
Melihat masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia, penulis tertarik untuk
menulis bagaimana implementasi pelaksanaan ANC di Indonesia khususnya pelayanan ANC
di fasilitas dasar yaitu Puskesmas sebagai ujung tombak kesehatan dasar masyarakat. faktor
apa saja yang mendukung dan menghambat implementasi pelayanan ANC di beberapa
Puskesmas di wilayah Kabupaten di Indonesia.

2. Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review. Sumber data
penelitian berasal dari literatur yang telah dipublikasikan di Google Scholar dan Portal Garuda.
Artikel penelitian terpublikasi yang meneliti mengenai implementasi Antenatal Care di
Puskesmas dengan waktu publikasi yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019. dengan
kata kunci yang digunakan adalah Antenatal Care, implementasi, kinerja. Selanjutnya data dan
informasi dikumpulkan dari artikel lalu ditabulasi. Kelayakan diputuskan secara independen.
Proses pencarian mendapatkan 7 artikel yang memenuhi syarat.

Antenatal Care/ pemeriksaan


kehamilan, Implementasi, kinerja
Googlescholar:466
Portal garuda: 57
Pencarian dibatasi
tahun 2014-2019

Googlescholar:278
Portal garuda: 33
Hanya jurnal yang menganalisi
implementasi antenatal care di
Puskesmas
ull
32 artikel

26 artikel di keluarkan karea tidak


fulltex
6 artikel

Gambar 1. Metodologi Penelitian


3. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Artikel Review
No Penulis/Ta Judul Methode Sampel Hasil
hun
1. Nasir,M.,Hae Faktor Yang Survey 61 Ada pengaruh antara motivasi,
ruddin., Mempengaruhi Kinerja analitik imbalan dan kemampuan
Ahri,R.A/ Bidan Desa Dalam (cross keterampilan bidan serta tidak
ada pengaruh sikap dan masa
2017 Meningkatkan sectional)
kerja bidan terhadap kinerja
Pelayanan Antenatal bidan dalam
Care Di Puskesmas mengimplementasikan antenatal
Kabupaten Halmahera care di Puskesmas kabupaten
Tengah Halteng
2. Kusyanti,F., Studi Kasus Kinerja Kualitatif 27 Secara umum kinerja dan
Maydianasari Bidan Dalam (study informan pengetahuan bidan dalam
,L/ 2019 Pelaksanaan Antenatal kasus) pelaksanaan ANC sudah cukup
Care (Anc) Terpadu Di baik, mayoritas sudah
Puskesmas Wilayah mendapatkan pelatihan dengan
Kerja Dinas Kesehatan baik, sarana prasarana sudah
Kabupaten Magelang mendukung, dukungan dari unit
Jawa Tengah lain jg baik. Kendala
kepemimpinan kurang, tenaga
SDM kurang dan bimbingan
teknis tidak ad
3. Mikrajab, Analisis kebijakan Kualitatif Masih minimnya peran para
M.A., implementasi antenatal (study actor kebijakan dalam
Rahcmawati, care terpadu kebijakan) menjembatani pelayanan ANC
L/ 2016 Puskesmas di kota terpadu, pemberi pelayanan
blitar ANC terpadu bidan terkait
pemeriksaan fi sik,
analis/petugas lab terkait
pemeriksaan laboratorium rutin
dan atas indikasi medis serta
minimnya pelatihan kompetensi
teknis dan berkala bagi bidan
dan analis/petugas lab.
4. Dhefy, F.N., Implementasi Program Deskriptif Hasil penelitian tentang
Marom, A/ Kesehatan Ibu Dan Kualitatif pelaksanaan program
2017 Anak Bidang Pelayanan menunjukkan bahwa layanan
Antenatal Care Dan antenatal care dan nifas sudah
Nifas Di Puskesmas baik tetapi terdapat beberapa
Bandarharjo Kota indikator layanan antenatal care
Semarang yang belum optimal seperti
layanan tes laboratorium,
pelaksanaan kelas hamil, dan
konseling. Selain itu, terdapat
faktor penghambat yaitu
terbatasnya jumlah sumber daya
manusia dan lingkungan sosial
yang kurang mendukung.
5. Monica, Implementasi Program Penelitian implementasi ANC masih belum
F.H., Ainy, Antenatal Terpadu Di kualitatif terlaksana dengan baik terlihat
A., Puskesmas Tanjung dengan dari proses layanan antenatal
Rahmawati, Agung Kabupaten Ogan metode belum sesuai dengan standar
A/ 2015 Komering Ulu Dengan Balance pelayanan yang ditetapkan.
Pendekatan Balance Scorecard Petugas kesehatan masih kurang
Scorecard for Public terutama dibagian gizi,
Health. terkendalanya ketersedian
peralatan pemeriksaan dan
penanganan khusunya ibu
hamil dengan kasus HIV, IMS
dan Hepatitis B.
6. PW kusuma, Analisis faktor yang Deskriptif kinerja bidan dalam penerapan
R., mempengaruhi kinerja analitik implementasi ANC masih belum
Suparwati, Bidan dalam pelayanan optimal hal ini dapat dilihat dari
A., W Putri, antenatal care di bidan yang tidak memberikan
A/ 2016 Puskesmas kagok kota KIE efektif pada ibu hamil.
semarang Faktor penghambat lainnya yaitu
faktor kepemimipinan, Motivasi,
keterbatasan SDM dan supervise
yang masih kurang optimal.

Keberhasilan penerapan pelayanan Antenatal Care terjadi bilamana ketiga komponen


yaitu 1) penguatan system pelayanan kesehatan, 2) peningkatan kemampuan dan keterampilan
tenaga kesehatan dalam pelayanan Antenatal Care dan 3) peningkatan pengetahuan ibu hamil
dalam hal perawatan, deteksi dini dan pencaria pertolongan kesehatan dilaksanakan bersama-
sama. Penguatan system pelayanan kesehatan mencakup ketersediaan, kemampuan dan biaya
operasional, supervise fasilitatif yang berjenjang, penguatan system rujukan serta evaluasi
berkala penerapan Antenatal Care. Antenatal Care dilaksanakan oleh perawat, bidan dan dokter
(sebagai penerima rujukan dan supervisor) dan petugas lain terkait kompetensi dan
wewenangnya. Peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan dapat melalui
pelatihan standarisasi Pelayanan Antenatal Care 10 T, in house training maupun on the job
training (OJT). Dalam hal peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil dilaksanakan
melalui penyampaian informasi, komunikasi dan edukasi secara terus menerus dan bertahap baik
perorangan maupun kelompok3.
Nasir, M.,dkk dalam penelitiannya di Kabupaten Halmahera Tengah mendapatkan bahwa
tiga dari lima variabel faktor determinan kinerja yaitu motivasi, kemampuan keterampilan dan
imbalan memiliki pengaruh terhadap kinerja petugas dalam memberikan pelayanan Antenatal
Care sementara variabel sikap dan masa kerja bidan tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan
dalam mengimplementasikan pelayanan Antenatal Care4.
Berdasarkan penelitian kualitatif dengan pendekatan study kasus yang dilakukan oleh
kusyanti, dkk di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Jawa Tengah
didapatkan bahwa Secara umum kinerja dan pengetahuan bidan dalam pelaksanaan ANC sudah
cukup baik, mayoritas sudah mendapatkan pelatihan, sarana prasarana sudah mendukung,
dukungan dari unit lain juga di rasa cukup baik. Untuk waktu dimulainya implementasi
pelaksanan Antenatal Care terpadu yang seharusnya tahun 2009 akan tetapi mayoritas
Puskesmas melaksanakannya pada tahun 2014. Akan tetapi, dalam hal kepemimpinan masih
dirasa kurang optimal dilakukan oleh Kepala Puskesamas, SDM yang terbatas dan tidak adanya
bimbingan teknis terhadap implementasi pelayanan Antenatal Care terpadu5.
Penelitian yang dilakukan di kota Blitar menunjukan bahwa peran actor kebijakan
dalam menjembatani implementasi dari pelayanan antenatal care terpadu. Selain itu, masih
minimnya pemberi pelayanan ANC terpadu terkait pemeriksaan laboratorium rutin dan atas
indikasi medis serta minimnya pelatihan kompetensi teknis dan berkala bagi bidan dan
analis/petugas laboraturium sehingga membuat implementasi tidak berjalan sesuai standart
pelayanan minimal yang di telah di tetapkan oleh pemerintah6.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Dhefi, dkk Di Puskesmas Bandarharjo Kota
Semarang menyatakan bahwa pelaksanaan layanan antenatal care dan nifas sudah baik tetapi
terdapat beberapa indikator layanan antenatal care yang belum optimal seperti layanan tes
laboratorium, pelaksanaan kelas hamil, dan konseling. Selain itu, faktor lainnya yang
menghambat implementasi pelayanan antenatal care yaitu terbatasnya jumlah sumber daya
manusia dan lingkungan sosial yang kurang mendukung7.
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian di Puskesmas Tanjung Agung Kabupaten
Ogan Komering Ulu yang dilakukan oleh Monica F.H.,dkk dengan menggunakan pendekatan
balance scorecard menunjukan bahwa sumber daya manusia masih kurang terutama dibagian
gizi, layanan laboratorium yang terkendala karena minimnya ketersedian peralatan pemeriksaan
Proses layanan antenatal belum sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Masih adanya
ibu hamil yang tidak di ukur LILAnya. Lingkungan sosial yang kurang mendukung dapat di lihat
dari perpektif eterlibatan Masyarakat. Keterlibatan kader kesehatan dalam program antenatal ini
masih sangat jarang dilibatkan. Sehingga hal tersebut mempengarungi status kesehatan yang terdiri dari
menurunnya cakupan K1 dan K4 serta masih tingginya jumlah kematian ibu di Puskesmas
Tanjung Agung8 Penelitian lain di Puskesmas kagok kota semarang menyatakan bahwa kinerja
bidan dalam penerapan implementasi ANC masih belum optimal hal ini dapat dilihat dari bidan
yang tidak memberikan KIE efektif pada ibu hamil. Faktor penghambat lainnya yaitu faktor
kepemimipinan, Motivasi, keterbatasan SDM dan supervise yang masih kurang optimal.
Kepemimpinan merupakan salh satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang9.

4. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi pelayanan
antenatal care masih belum optimal hal ini di karenakan kurangnya sumberdaya.manusia
(petugas pelayanan Antenatal Care), terbatasnya pelayanan laboratorium khususnya kasus HIV,
IMS dan Hepatitis B, kurangnya dukungan dari pimpinan puskesmas dan actor pemangku
kebijakan. Selain itu, tidak adanya arahan dan bimbingan teknis kepada petugas membuat
implementasi pelayanan antenatal care belum sepenuhnya sesuai dengan standart 10T yang telah
di tetapkan oleh pemerintah.

5. Ucapan Terima Kasih


Dr. Dien G. A. Nursal, SKM.MKM ( Universitas Andalas)
Purbo Jadmiko, SE. M.Sc (Universitas Bung hatta)

Daftar Pustakan
1. WHO. Maternal Mortality. 2018 https://www.who.int/news-room/fact sheets/detail/maternal-
mortality)
2. Survey Penduduk Antar Penduduk. 2015, Angka Kematian Ibu Turun Menjadi 305
2015.https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/12/10/2015-angka-kematian-ibu-turun-
menjadi-305
3. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pemantauan wilayah Setempat
Kesempatan Ibu dan Anak (PWS-KIA), Dirjen Binkesmas. Jakarta. 2010
4. Nasir, M., Haeruddin dan Ahri,R.A. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa Dalam
Meningkatkan Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas Kabupaten Halmahera
Tengah.Universitas Muslim Indonesia, Makassar. 2017
5. Kusyanti,F., dan Maydianasari. Studi Kasus Kinerja Bidan Dalam Pelaksanaan Antenatal
Care (Anc) Terpadu Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Jawa
Tengah. Jurnal Medika Respati. Vol. 14.
6. Mikrajab, M.A., Rahcmawati. Analisis Kebijakan Implementasi Antenatal Care Terpadu
Puskesmas Di Kota Blitar. Dinkes vol.19. 2016
7. Dhefy, F.N dan Marom, A. Implementasi Program Kesehatan Ibu Dan Anak Bidang
Pelayanan Antenatal Care Dan Nifas Di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang. Universitas
Diponegor2o. 2017
8. Monica, F.H., Ainy, A., dan Rahmawati, A. Implementasi Program Antenatal Terpadu Di
Pu8. skesmas Tanjung Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Dengan Pendekatan Balance
Scorecard.jurnal ilmu kesehtan masyarakat vol.6. 2015
9. PW kusuma, R., Suparwati, A., dan W Putri, A. Analisis faktor yang mempengaruhi kinerja
Bidan dalam pelayanan antenatal care di Puskesmas kagok kota semarang. Jurnal kesehatan
Masyarakat Vo.4 No.6. 2016

Anda mungkin juga menyukai