Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOLOGI MANUSIA

GENETICALLY MODIFIED FOOD

DISUSUN OLEH : MUSTIKA AMARA


NIM : 19120144
KELAS : A.16.4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. Pengertian Genetically Modified Food / GMF
Genetically Modified Food / GMF / makanan transgenik adalah makanan yang dibuat
atau berbahan dasar organik yang susunan DNA nya telah dimodifikasi dengan cara trasnfer
DNA dari spesies yang berbeda (tumbuhan, mikroorganisme, atau hewan) atau dari gen yang
disintesis secara kimiawi ke dalam bahan makanan yang digunakan untuk mendapatkan
turunan yang unggul/sesuai dengan keinginan manusia. Saat ini, makanan yang berbahan
dasar tumbuhan transgenik telah menyebar dan banyak digunakan di dunia. Diperkirakan di
masa depan akan muncul pengembangan makanan transgenik berbahan dasar
mikroorganisme atau hewan.
Tanaman transgenik mulai dikembangkan pada tahun 1973 oleh Hurbert Boyer dan
Stanley, dan mulai diproduksi pada tahun 1982. Sejak saat itu, jumlah tanaman transgenik
yang dihasilkan meningkat pesat dan menyebar luas ke beberapa negara di dunia. Dalam
kurun waktu 17 tahun sejak tanaman ini mulai ditanam secara komersil pada tahun 1996 telah
terjadi peningkatan luas areal tanam hingga 100 kali lipat pada tahun 2013. International
Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA) memperkirakan setidaknya
18 juta petani di 27 negara menanam tanaman hasil rekayasa genetika. Dari 27 negara
tersebut 19 merupakan negara berkembang dan 8 sisanya merupakan negara industri.
Amerika Serikat masih menjadi negara produsen pangan transgenik terbesar dunia dengan
areal tanam mencapai 40% dari total areal tanaman transgenik dunia. Seiring dengan semakin
berkembangnya aplikasi tanaman hasil rekayasa genetika, banyak kalangan yang menyambut
positif dan mendukung penerapan teknologi ini sebagai komoditi pangan yang menjanjikan,
namun tak sedikit pula yang menentangnya dengan alasan resiko kesehatan yang belum
diketahui.
Menurut pandangan saya sebagai mahasiswa gizi, GM food merupakan sesuatu yang menarik
yaitu rekayasa genetika namun karena belum adanya kepastian mengenai aman atau tidak nya
GM food tersebut sebaiknya hindari konsumsi GM food. Bahkan beberapa para ahli
melakukan uji coba pada hewan dan hasilnya menunjukkan adanya kerusakan organ, kelainan
gastrointestinal, maupun sistem imun. GM food yang dikonsumsi manusia memilih
kemungkinan besar untuk meninggalkan zat-zat kimia yang terkandung dalam tubuh
sehingga hal ini mengakibatkan GM food beresiko buruk jika dikonsumsi dalam jangka yang
panjang.

B. Kontroversial Plus Minus GM Food


Dampak Positif
1. Fitoremediasi

Penekanan diberikan dalam perbaikan pencemaran tanah dan air in situ dengan
tanaman transgenik dan mikro-organisme. Tanaman transgenik dapat menyerap logam
berat dari tanah atau mendetoksifikasi polutan.

2. Menekan biaya produksi pangan & penurunan penggunaan pestisida

Karena tidak perlu membayar pestisida semprot, biaya produksi menurun. Selain
menurunkan biaya produksi, GMF juga menyediakan lingkungan yang lebih baik
dengan menghemat 497 juta kg pestisida selama 16 tahun.

3. Pertumbuhan cepat & hasil melimpah

Pertumbuhan tanaman transgenik lebih cepat daripada tanaman alaminya. Tanaman


ini dapat mewariskan gen dan sifat baru yang bermanfaat kepada keturunannya,
sehingga menghasilkan panen yang berlimpah dari tanah yang pas-pasan di negara
miskin dan padat penduduk.

4. Zat gizi lebih banyak

Salah satunya adalah palawija transgenik yang sedang dikembangkan mencakup


polong-polongan dan biji-bijian yang kadar proteinnya lebih tinggi. Hal ini
memberikan manfaat yang cukup besar bagi negara miskin dimana banyak terdapat
kasus kekurangan energi dan protein terutama pada anak-anak.
5. Memiliki sifat yang diinginkan

Peningkatan kualitas rasa dan perubahan sifat seperti misalnya kentang yang
menyerap lebih sedikit minyak saat digoreng.

6. Lebih tahan penyakit, hama, virus, dan kekeringan

Karena telah disisipi gen unggul.

7. Umur simpan lama

Beberapa produk GMF memiliki daya simpan lama dan tidak mudah busuk sehingga
mengurangi resiko cacat di perjalanan/pengiriman.
8. Dapat dikembangkan untuk pengobatan
Dalam bidang kesehatan dikembangkan tanaman transgenik yang dapat menghasilkan
senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan manusia seperti vitamin dan vaksin. Saat ini
sedang dikembangkan tanaman yang mampu memproduksi vaksin yakni pada
tanaman pisang, kentang dan tomat.
Pemanfaatan rekayasa genetik dalam pembentukan pangan transgenik dianggap sebagai
terobosan yang brilian dalam menghadapi kerawanan pangan di masa depan yang dapat
diprediksi dari gejala-gejala ketidaktentuan cuaca di beberapa belahan dunia.
Dampak Negatif
1. Pengaruh terhadap keanekaragaman hayati
Tanaman transgenik yang dapat dikatakan super karena memiliki kelebihan dibandingkan
tanaman asli dapat menyaingi tanaman asli yang masih memiliki beberapa kelemahan alami
sehingga dapat mengancam keberlanjutan kehidupan tanaman asli.
2. Pengaruh terhadap rantai makanan
Tanaman transgenik yang mengandung pestisida alami disinyalir dapat mempengaruhi rantai
makanan karena konsumen tingkat satu yang mengonsumsinya akan mati dan dalam skala
besar, hal ini dapat mengacaukan rantai makanan pada konsumen tingkat – tingkat
berikutnya.
3. Punahnya pestisida yang aman
Diantara tanaman-tanaman transgenik yang paling sukses, sebagian mengandung gen
penghasil protein yang beracun bagi hama serangga. Para biolog memperingatkan bahwa bila
serangga mengkonsumsi racun yang dihasilkan oleh gen ini dan berhasil survive atau tetap
hidup, maka serangga itu akan menjadi kebal terhadap pestisida biasa dan untuk
membasminya butuh dosis yang lebih tinggi. Dosis pestisida yang tinggi bisa melewati batas
aman penggunaan pestisida biasa.
4. Kebal antibiotik
Dalam memodifikasi gen tanaman, para peneliti menggunakan gen penanda untuk
menentukan apakah gen yang diinginkan sudah tertanam. Karena kebanyakan gen penanda
memberikan kekebalan terhadap antibiotik, para kritikus khawatir bahwa ini dapat
menyumbang pada berkembangnya masalah kekebalan terhadap antibiotik. Namun, para
ilmuwan lain mengatakan bahwa gen penanda semacam itu telah diacak secara genetika
sebelum digunakan, sehingga mengurangi bahaya ini.
5. Pengaruh terhadap organisme tanah dan dekomposer
Tanaman Bt mengandung Bt-toksin pada akarnya dan memberikan pengaruh terhadap
populasi protozoa dalam tanah.
6. Stabilitas gen
Kestabilitasan gen yang dimasukkan dalam GMF masih dikhawatirkan akan membawa suatu
dampak tertentu.
Setiap produk GMF mengandung gen transgenik yang berbeda, serta cara penyusupan gennya
juga berbeda. Hal ini berarti setiap GMF tidak bisa disimpulkan memiliki resiko yang sama
dan dikonklusi secara general. Keamanan GMF harus dikaji dengan basis case-by-case agar
tidak terjadi kerancuan hasil penelitian.

A. GM Food di Indonesia dan Dampak nya


Meskipun dengan penggunaan teknologi transgenik diakui memiliki kemampuan
untuk mengekspresikan gen asing dan membuka opsi untuk memproduksi sejumlah
besar produk industri seperti industri farmasi komersial, tetap saja masih menyisakan
kekhawatiran (Singh et al., 2006).

Kekhawatiran munculnya dampak negatif dari penggunaan GMF di Indonesia sangat


beralasan karena Indonesia telah mengimpor berbagai komoditas yang diduga sebagai
hasil dari rekayasa genetika maupun yang tercemar dengan GMF yang berasal dari
negara-negara yang telah menggunakan teknologi rekayasa genetika, mulai dari
tanaman, bahan pangan dan pakan, obat-obatan, hormon, bunga, perkayuan, hasil
perkebunan, hasil peternakan dan sebagainya diduga mengandung atau tercemar
GMF.
Diakui bahwa GMF telah menguasai pasar dunia, karena telah memberikan manfaat
bagi kehidupan manusia meskipun juga disadari memberi dampak negatif yang tidak
bisa dianggap sepele, tetapi sangat disayangkan hingga saat ini rasa-rasanya belum
pernah dilaporkan adanya dampak negatif dari penggunaan GMF. Jangankan
mendeteksi dampak negatif penggunaan GMF mendeteksi apakah komoditas yang
diimpor mengandung GMF saja belum pernah dilakukan di Indonesia.

Biasanya, kalau sudah ada kejadian baru-baru ini seperti apel impor dari Amerika
Serikat memunculkan sejumlah bakteri yang diduga sangat berbahaya bagi kesehatan
konsumen, baru dilakukan pengujian laboratorium. SutardiSutardi (2007) mengatakan
percepatan dan penerapan inovasi teknologi rekayasa genetika dibidang pertanian
seperti Genetically Modified Organism (GMO), Living Modified Organism (LMO),
Genetically Modified Crops (GMC) dan Genetically Engineered Crops (GEC) telah
mengundang pro dan kontra di tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia, baik yang
terjadi di negara dimana produk itu dikembangkan maupun di negara-negara
pengguna. Selanjutnya dikatakan bahwa dengan penerapan teknologi rekayasa
genetika di bidang pertanian akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
Faktor dampak yang ditimbulkan GMO baik positif dan negatif inilah
yangmenyebabkan kontrorversial di tengah-tengah masyarakat.
B. Kesimpulan

Genetically Modified Food adalah makanan yang direkayasa secara genetik untuk
mendapatkan sifat – sifat unggul, memperbaiki kualitas, dan berdaya tahan pangan
tinggi. Namun, dibalik banyaknya dampak positif yang diberikan, GMF juga memiliki
beberapa dampak negatif sehingga muncul pihak – pihak pro dan kontra dari
masyarakat. Di lapangan, penelitian dan studi yang diangkat masih belum dapat
mengklarifikasi secara tuntas akan bahaya GMF. Menanggapi ini, organisasi tingkat
dunia seperti WHO, FAO, dan FDA mengeluarkan syarat pelabelan pada setiap
makanan transgenik.

C. Daftar Pustaka

Singh, O.V., S. Ghai, D. Paul, R. K. Jain.


2006. Genetically modified crops: success, safety assessment, and public
concern. Appl Microbiol Biotechnol., 71(5): 598-607.

Suwanto, Antonius.2008.Tanaman Transgenik : Bagaimana Kita Menyikapinya?


Bogor : Institut Pertanian Bogor. Diakses online tanggal 2 Januari 2016
http://biogen.litbang.pertanian.go.id
World Health Organization.2015.Fact Sheet of Food Safety on December 2015.
Diakses online tanggal 2 Januari 2016
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs399/en/

World Health Organization.2016.Frequently Asked Questions on Genetically


Modified Food. Diakses online tanggal 2 Januari 2016
http://www.who.int/foodsafety/areas_work/food-technology/faq-genetically-modified-
food/en/

Anda mungkin juga menyukai