Anda di halaman 1dari 13

Nama : Fitria Dias Mayangsari

NIM : 6411418102

Kelas : 3C

EPIDEMIOLOGI GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM (GAKI) DAN


DIABETES MELITUS (DM)

1. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)


Defisiensi yodium atau kekurangan yodium merupakan penyebab utama penyakit gondok
dan hipotiroid. Yodium atau iodium adlaah komponen yang digunakan tiroid
memproduksi hormone tiroid. Kekurangan yodium paling sering terjadi pada anak-anak
dan ibu menyusui. Ada berbagai gangguan yang muncul akibat kekurangan iodium,
antara lain penyakit gondok dan hipotiroid. Kondisi ini dikenal sebagai GAKI atau
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium. Selain itu, kekurangan yodium juga dapat terjadi
pada ibu hamil. Ketika terjadi pada ibu hamil, kekurangan yodium akan meningkatkan
risiko terjadinya keguguran, kematian janin, hingga gangguan tumbuh kembang anak,
berupa kretinisme.
a. Epidemiologi GAKI
Menurut Yusuf, sekitar 2,5 milyar (38%) penduduk dunia mengalami kekurangan
konsumsi iodium. Stratifikasi berdasarkan usia, sekitar 31,5% atau 264 juta jiwa anak
usia sekolah dan 30,6% atau 2 milyar populasi dewasa terbukti menderita kekurangan
iodium. Wilayah dengan angka kekurangan iodium yang tertinggi di dunia ternyata
adalah Asia Tenggara (504 juta jiwa) dan Eropa (460 juta jiwa). Secara umum,
penduduk yang tinggal di daerah endemis GAKI mengalami penurunan Intelligence
Quotient (IQ) 13,5 poin lebih besar daripada penduduk yang tinggal di daerah non-
endemis.
b. Penyebab GAKI
Kekurangan yodium disebabkan oleh kurangnya asupan yodium dalam makanan yang
dikonsumsi. Sebagian besar orang dewasa membutuhkan 150 mcg yodium per hari.
Sementara itu, wanita hamil membutuhkan setidaknya 220 mcg yodium per hari,
sedangkan wanita menyusui membutuhkan 290 mcg yodium per hari. Untuk
memenuhi asupan yodium setiap hari maka dapat mengonsumsi beberapa jenis
makanan di bawah ini:
 Rumput laut
 Makanan laut (seafood),seperti udang, kerang, dan ikan tuna
 Garam beryodium
 Telur
 Produk olahan susu, seperti yogurt, keju, dan es krim
 Susu kedelai
 Kecap
 Plum kering
c. Gejala GAKI
Kekurangan asupan yodium menyebabkan penurunan produksi hormone tiroid di
dalam tubuh hingga menyebabkan penyakit hipotiroid dan penyakit gondok.
Hormone tiroid berperan besar dalam mengatur berbagai fungsi anggota tubuh. Jika
seseorang menderita kekurangan hormone tiroid, maka akan terjadi gejala di bawah
ini:
 Benjolah di leher
 Rambut rontok
 Peningkatan berat badan tanpa penyebab yang jelas
 Tubuh terasa lelah dan lemah
 Merasa kedinginan
 Kulit menjadi kering dan pecah-pecah
 Gangguan menstruasi
 Gangguan irama jantung
 Penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir
Pada ibu hamil, kekurangan yodium dapat berbahaya bagi janin. Kekurangan yodium
saat kehamilan dapat menyebabkan anak mengalami kretinisme (hipotiroid kengenital
atau bawaan). Kretinisme pada anak dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang,
seperti otot yang tegang, stunting, gangguan cara berjalan, tuli, dan tidak dapat
berbicara.
d. Diagnosis GAKI
Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang
dialami penderita, serta menanyakan apakah penderita pernah terkena penyakit yang
berhubungan dengan tiroid. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik,
terutama pada bagian leher untuk memeriksa adanya benjolan akibat gondok. Dokter
juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang dalam membuat diagnosis.
Pemeriksaan penunjang meliputi:
 Tes darah
Dokter akan mengambil sampel darah pasien dan mengirimnya ke
laboratorium untuk diteliti lebih lanjut. Tes darah digunakan untuk melihat
kadar hormone tiroid dan kadar yodium dalam tubuh.
 Tes urine
Dokter dapat memeriksa 1 sampel urine atau beberapa sampel urine saat
penderita buang air kecil dalam 24 jam. Melalui pemeriksaan sampel urine
tersebut, dokter dapat mengetahui kadar yodium yang terdapat di dalam tubuh
penderita. Hal itu dikarenakan ginjal akan membuang sekitar 90% yodium
yang diserap oleh tubuh. Kadar normal yodium tiap orang berbeda, tergantung
pada usia dan kondisinya. Anak berusia 6 tahun hingga orang dewasa
dikatakan mengalami kekurangan yodium jika kadar yodium di urinenya di
bawah 100 mcg per liter. Pada ibu hamil, jika kadarnya di bawah 500 mcg per
liter, dan pada ibu menyusui, jika kadarnya di bawah 100 mcg per liter.
 Tes patch yodium
Pada tes ini, dokter akan mengoleskan yodium pada kulit penderita dan
memeriksa warnanya dalam 24 jam. Jika seseorang tidak mengalami
kekurangan yodium, yodium yang dioleskan akan hilang lebih dari 24 jam.
Sebaliknya, olesan yodium itu akan lebih cepat memudar pada orang yang
mengalami kekurangan yodium.
e. Pengobatan GAKI
Seseorang yang menderita gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) akan
mendapatkan beberapa pilihan pengobatan, yaitu:
 Obat-obatan
Obat levothyroxine digunakan untuk mengatasi gejala akibat hipotiroid dan
memperlambat kerja hormone untuk mengecilkan ukuran gondok. Dokter juga
akan memberikan aspirin dan kortikosteroid untuk mengatasi peradangan.
 Operasi
Dokter dapat merekomendasikan operasi untuk mengangkat seluruh atau
sebagian kelenjar tiroid. Operasi hanya dilakukan jika gondok yang tumbuh
menyebabkan penderita kesulitan bernapas atau menelan.
 Yodium radioaktif
Pada beberapa kasus, dokter dapat menggunakan yodium radioaktif atau terapi
nuklir tiroid untuk mengecilkan ukuran gondok. Penderita penyakit gondok
diminta meminum yodium radioaktif untuk menghancurkan sel-sel tiroid.
Selain pengobatan dari dokter, penderita kekurangan yodium perlu memenuhi
asupan yodium harian dengan meminum multivitamin beryodium,
mengonsumsi makanan yang kaya yodium, dan menggunakan garam
beryodium dalam makanannya.
f. Komplikasi GAKI
Seseorang yang kekurangan yodium dapat menderita penyakit gondok dan hipotiroid.
Hipotiroid yang tidak ditangani dapat menyebabkan gagal jantung, penurunan
kemampuan berpikir, neuropati perifer, miksedema, dan kemandulan. Penyakit
gondok sendiri dapat menyebabkan seseorang kesulitan bernapas apabila ukurannya
bertambah besar. Perlu diketahui bahwa penderita kekurangan yodium juga dapat
mengalami komplikasi ketika diobati. Penderita hipotiroid umumnya memiliki tiroid
yang terbiasa berusaha keras untuk mengambil, mengurai, dan menggunakan yodium
dari makanan. Saat menjalani terapi dengan penambahan asupan yodium atau
konsumsi suplemen yodium, penderita dapat terkena hipertiroid akibat terlalu banyak
yodium yang diserap tubuh.
g. Pencegahan GAKI
 Bagi ibu hamil disarankan mengonsumsi multivitamin yang mengandung 150
mcg yodium atau sesuai dengan anjuran dokter
2. Diabetes Militus
Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan
pengaturan gula darah. Itu kenapa diabetes juga sering disebut sebagai penyakit gula atau
kencing manis. Gangguan gula darah dapat disebabkan oleh berbagai hal yang meliputi:
 Kurangnya produksi insulin oleh pancreas
 Kurangnya respon tubuh terhadap insulin
 Adanya pengaruh hormone lain yang menghambat kinerja insulin
Jika penyakit ini tidak diobati dengan perawatan yang tepat, maka dapat menyebabkan
berbagai komplikasi yang berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa penderitanya.
a. Epidemiologi Diabetes Militus
International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi diabetes
mellitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian
urutan ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2013 angka kejadian diabetes di dunia
adalah sebanyak 382 juta jiwa dimana proporsi kejadian DM tipe 2 adalah 95% dari
populasi dunia. Prevalensi kasus Diabetes melitus tipe 2 sebanyak 85-90% (Bustan,
2015).
b. Jenis-jenis Diabetes Militus
Berdasarkan hal yang menyebabkannya, penyakit diabetes dibagi dalam beberapa
jenis yaitu:
 Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun yang menyebabkan sistem
ketahanan menyerang dan merusak sel-sel yang memproduksi hormon insulin,
sehingga pankreas tidak dapat memproduksi hormon tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan tubuh kekurangan insulin dan meningkatkan kadar glukosa
darah. Kondisi ini umumnya menyerang pasien di bawah usia 40 tahun,
terutama pada masa remaja. Biasanya gejala penyakit ini lebih cepat terdeteksi
pada usia yang lebih muda, terutama pada masa kanak-kanak atau remaja.
Penyebab dari kondisi ini belum jelas. Para ahli menduga bahwa penyebab
penyakit gula tipe 2 mungkin terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan
lingkungan. Namun, Anda mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
terkena kondisi ini jika:
- Orangtua atau saudara kandung yang mengidap kondisi ini
- Dalam keadaan paparan penyakit virus
- Munculnya autoantibodi
- Kekurangan vitamin D, mengonsumsi susu sapi atau susu formula, dan
sereal sebelum usia 4 bulan. Meskipun tidak langsung menyebabkan
kondisi ini terjadi, tapi masih berisiko
 Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi. Angka
kejadiannya mencapai 90-95 persen dari semua kasus kencing manis di dunia.
Kondisi ini disebut dengan adult-onset diabetes karena lebih sering terjadi
pada orang dewasa. Tidak seperti diabetes tipe 1, penderita tipe 2 tetap
memproduksi insulin tapi tidak mencukupi. Penyebab persis mengapa muncul
tipe 2 belum pasti, tapi para ahli percaya bahwa kombinasi faktor genetik dan
lingkungan berperan dalam memicu terjadinya penyakit gula ini. Kelebihan
berat badan adalah pemicu utama penyakit gula, tapi tidak semua pasien
diabetes melitus tipe 2 kelebihan berat badan.
 Diabetes Gestasional
Diabetes gestational adalah penyakit kencing manis yang hanya terjadi pada
wanita hamil. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun
bayinya jika tidak diobati. Jika ditangani cepat dengan baik, kondisi ini
biasanya sembuh total setelah melahirkan.
 Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah kondisi berbeda yang disebabkan oleh
ketidakmampuan ginjal untuk menyimpan air. Penyakit ini biasanya
diakibatkan hasil dari sindrom genetik, operasi, efek samping obat-obatan,
kekurangan gizi, infeksi, dan penyakit lainnya. Kondisi ini jarang terjadi dan
dapat diobati.
c. Penyebab Diabetes Militus
 Penyebab Diabetes Tipe 1
Penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui. Namun, para ahli menduga
bahwa kondisi ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang bertugas untuk menghasilkan hormon
insulin. Hormon insulin membuat glukosa lebih mudah untuk diserap oleh sel-
sel tubuh sehingga menurunkan kadar gula dalam aliran darah. Namun, jika
mengalami gangguan fungsi pankreas, maka produksi insulin juga akan
terganggu. Akibatnya, tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin dengan
cukup, sehingga kadar gula dalam darah akan terus meningkat.
 Penyebab Diabetes Tipe 2
Penyakit kencing manis disebabkan karena lemak, hati, dan sel-sel otot di
tubuh tidak merespon insulin dengan benar. Dalam dunia medis, kondisi ini
disebut dengan resistensi insulin. Resistensi insulin sendiri membuat sel tidak
bisa menrima gula darah untuk kemudian diolah menjadi energi. Hal ini
kemudian membuat tubuh menganggap bahwa ia sedang kekurangan gula
sehingga memecah glikogen kembali. Pada akhirnya, gula akan terus
menumpuk di dalam darah dan terjadilah kadar gula darah tinggi yang disebut
dengan hiperglikemia.
 Penyebab Diabetes Gestasional
Selama kehamilan, plasenta akan menghasilkan sejumlah hormon untuk
mendukung kehamilan. Namun, hormon-hormon yang dihasilkan akan
membuat sel-sel di dalam tubuh jadi resisten terhadap insulin. Kemudian,
pankreas tidak selalu dapat memproduksi insulin ekstra untuk mengatasi
resistensi tersebut. Akibatnya, gula darah menumpuk di dalam darah dan
menyebabkan diabetes gestasional.
d. Gejala Diabetes Militus
Berikut beberapa tanda dan gejala khas penyakit diabetes mellitus yang perlu
diketahui:
 Sering merasa haus
 Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam dan disebut polyuria
 Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
 Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau
saluran kemih
Gejala diabetes lainnya yang harus diketahui:
 Kaki sakit dan mati rasa
Kadar gula darah yang sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan pada saraf-
saraf tubuh. Tak semua orang yang mengalami gejala ini. Namun orang yang
mengalami diabetes, akan merasa mati rasa, kesemutan, dan rasa sakit pada
tubuh, terutama di kaki. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada seseorang
yang sudah mengalami diabetes selama 5 tahun atau lebih.
 Pandangan kabur
Pandangan kabur pada diabetesi (sebutan untuk penderita diabetes) biasanya
berasal dari gangguan lensa (katarak) atau gangguan saraf mata (retinopati
diabetikum). Kondisi gula darah yang cukup tinggi dapat memicu
penumpukan protein di dalam lensa mata sehingga terjadinya proses katarak.
Gula darah yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan pembuluh darah
kecil di mata terganggu bahkan pecah sehingga saraf mata (retina) tidak dapat
bekerja dengan baik.
 Masalah kulit
Kadar insulin yang tinggi mendorong pigmen yang menimbulkan bercak
hitam pada kulit. Jika ada perubahan yang terasa pada kulit, bisa saja menjadi
tanda awal memiliki penyakit gula atau kencing manis. Perubahan bisa saja
ditandai dengan kulit yang menjadi gelap, bersisik, hingga muncul keriput
dini.
 Rentan terhadap infeksi atau penyakit
Seseorang dengan gejala awal kencing manis ini cenderung lebih rentan
terhadap infeksi bakteri maupun jamur karena mereka memiliki sistem
kekebalan tubuh yang menurun. Mikroorganisme tersebut membutuhkan
glukosa sebagai sumber energinya. Infeksi dapat tumbuh dalam lipatan kulit
yang hangat dan lembab, seperti antara jari tangan dan kaki, di bawah
payudara, atau di dalam atau di sekitar alat kelamin.
 Gusi merah dan bengkak
Penyakit gula dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan kemampuan
untuk melawan infeksi sehingga meningkatkan risiko infeksi pada gusi dan
rahang gigi. Gusi dapat bengkak atau mungkin mengalami luka.
 Luka lama sembuh
Gula darah tinggi dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan
kerusakan saraf di daerah tubuh sehingga mengganggu proses penyembuhan
alami tubuh. Jadi, jika memiliki luka yang tak kunjung sembuh atau justru
semakin memburuk, segera periksa ke dokter.
 Cepat lapar
Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ
melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu
karena kurang makan, sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan
makanan dengan mengirimkan sinyal lapar.
 Berat badan turun tiba-tiba
Walau nafsu makan meningkat, para penderita diabetesi dapat mengalami
penurunan berat badan, bahkan sangat drastis. Berhati-hatilah bila
perubahannya sampai 5 persen dari berat badan. Karena kemampuan
metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan menggunakan apapun lain
sebagai ‘bahan bakar’, misalnya otot dan lemak sehingga orang akan tampak
kurus. Mengetahui gejalanya lebih awal akan memudahkan untuk mengatasi
gejala tersebut dan bahkan dapat mencegahnya.
e. Faktor Risiko Diabetes Militus
 Penyakit Diabetes Tipe 1
- Riwayat keluarga
- Terkena infeksi virus tertentu
- Adanya kerusakan sel sistem kekebalan tubuh (autoantibodi)
- Kekurangan vitamin D
 Penyakit Diabetes Tipe 2
- Usia diatas 45 tahun
- Obesitas
- Kurang aktivitas fisik
- Riwayat medis keluarga
- Prediabetes
 Penyakit Diabetes Gestasional
- Usia
- Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini
- Memiliki riwayat penyakit PCOS
- Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
- Mengidap diabtes sebelum masa kehamilan
- Pernah mengalami keguguran atau bayi lahir mati tanpa diketahui
penyebabnya
- Obesitas sebelum kehamilan
- Hamil diusia lebih dari 30 tahun
f. Pengobatan Diabetes Militus
 Obat Diabetes Tipe 1
Ketika mengalami kondisi ini, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel
yang memproduksi insulin sehingga kadar insulin yang dihasilkan tubuh
berkurang. Maka dari itu, dokter biasanya akan diberikan obat diabetes berupa
insulin yang akan disuntikkan pada tubuh pasien setiap hari. Beberapa jenis
insulin tersebut antara lain:
- Insulin dengan aksi cepat. Insulin ini biasanya akan diberikan saat hanya
memiliki sedikit waktu untuk menyuntikkan insulin, seperti saat kadar
gula melebihi target.
- Insulin dengan aksi lambat. Kebalikan dari insulin dengan aksi cepat,
insulin dengan aksi lambat biasa digunakan saat memiliki waktu yang
lebih lama dalam menyuntikkan insulin. Tapi dibandingkan dengan insulin
aksi cepat, insulin aksi lambat lebih jarang digunakan.
- Insulin dengan aksi intermediate. Meskipun lama waktu penyuntikkan
insulin jenis ini relatif panjang, namun insulin aksi intermediate biasanya
dikombinasikan dengan aksi yang lebih cepat, sehingga mampu
memaksimalkan manfaat dari penyuntikkan.
 Obat Diabetes Militus Tipe 2
Orang yang mengalami penyakit kencing manis umumnya tidak mampu
menggunakan insulin yang ada sebagaimana mestinya. Tak semua orang
dengan penyakit kencing manis memerlukan obat. Dalam beberapa kasus,
dokter mungkin hanya meminta pasien untuk mengubah gaya hidupnya agar
menjadi lebih sehat, seperti rutin olahraga dan menjalani diat khusus. Nah,
ketika kedua cara tersebut tidak cukup, barulah dokter akan meresepkan
sejumlah obat diabetes melitus untuk membantu menurunkan gula darah.
Beberapa obat diabetes melitus yang sering diresepkan dokter adalah
metformin, pioglitazone, sulfonilurea, agonis, repaglinide, acarbose, gliptin,
dan nateglinide. Namun, harus waspada. Pasalnya, obat diabetes melitus dapat
menyebabkan sejumlah efek samping seperti kembung dan diare. Kabar
baiknya, efek samping ini tidak selalu muncul pada setiap orang. Diskusikan
dengan dokter bila mengalami efek samping obat tersebut.
g. Pencegahan Diabetes Militus
 Raih berat badan ideal
Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama dari diabetes tipe 2. Diet kalori
dan rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk menurunkan
berat badan dan mencegah diabetes.
 Banyak makan buah dan sayur
Dengan makan sayur dan buah-buahan segar setiap hari, dapat mengurangi
risiko diabetes sampai 22 persen. Fakta ini diambil menurut hasil dari sebuah
penelitian tentang diet selama 12 tahun dari hampir 22 ribu orang dewasa.
Penurunan risiko secara langsung berhubungan dengan berapa banyak buah-
buahan dan sayuran yang dikonsumsi.
 Kurangi gula
Untuk menjaga kadar gula darah normal, maka harus membatasi konsumsi
gula, tapi bukan berarti jadi anti gula. Bisa mengganti gula pasir dengan
pemanis rendah kalori dan bebas gula untuk mencegah penyakit gula dan
mengontrol asupan kalori.
 Aktif berolahraga
Usahakan berolahraga minimal 30 menit sehari 3-5 kali seminggu untuk
memaksimalkan pencapaian target berat badan idea sekalus juga untuk
mengurangi risiko terkena diabetes. Selain itu, berolahraga juga bisa
menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin.
RUJUKAN

https://media.neliti.com/media/publications/39792-ID-gangguan-akibat-kekurangan-iodium-di-
indonesia-tinjauan-epidemiologis-dan-kebija.pdf. Terakhir diakses pada 30 November 2019.

https://www.academia.edu/9996806/MAKALAH_GANGGUAN_AKIBAT_KEKURANGAN_
YODIUM_GAKY_ . Terakhir diakses pada 30 November 2019.

https://www.alodokter.com/kekurangan-yodium . Terakhir diakses pada 31 November 2019.

https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/diabetes-melitus-adalah-kencing-manis/ . Terakhir
diakses pada 29 November 2019.

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/14448-Article%20Text-46991-2-10-20180402.pdf . Terakhir
diakses pada 30 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai