Anda di halaman 1dari 26

“PROPOSAL ADVOKASI PROMOSI KESEHATAN: PENGADAAN

KANTIN SEHAT DI SEKOLAH PASCASARJANA UHAMKA JAKARTA


TAHUN 2023”

Proposal ini diajukan kepada Pimpinan Sekolah Pascasarjana UHAMKA dalam


rangka pemenuhan tugas Mata Kuliah Promosi dan Pendidikan Kesehatan dengan
dosen pengampu Dr. drg. Pradnya Paramita, M.A.R.S.

Oleh:

Kelas A2

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Proposal Advokasi Kesehatan tentang “Pengadaan Kantin Sehat di
Sekolah Pascasarjana UHAMKA Jakarta Tahun 2023” ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada:

1. Dr. drg. Pradnya Paramita, M.A.R.S. selaku dosen mata kuliah Promosi dan
Pendidikan Kesehatan.
2. Teman – teman serta pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang
telah membantu kami dalam menyusun proposal ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi materi, susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan segala kekurangan dalam proposal ini kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki dalam kesempatan
lain. Akhir kata kami berharap semoga proposal advokasi kesehatan ini dapat
dipertimbangkan untuk direalisasikan.

Jakarta, Juni 2023

Kelas IKM2 A2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
Daftar Gambar...............................................................................................................iii
Daftar Tabel ..................................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................2
1.3 Manfaat .....................................................................................................................2

BAB II : ISI
2.1 Pesan Advokasi.........................................................................................................3
2.1.1 konsep HPU......................................................................................................3
2.1.2 Kantin...............................................................................................................5
2.1.3 Kriteria Kantin Sehat........................................................................................6
2.1.4 Dampak Tidak Ada Kantin Sehat.....................................................................7
2.2 Sasaran .....................................................................................................................7
2.3 Pelaksanaan Kegiatan................................................................................................7
2.4 Cara Penyampaian.....................................................................................................7
2.5 Rencana Pelaksanaan Advokasi................................................................................8
a. Timeline Advokasi..............................................................................................8
b. Solusi ..................................................................................................................8
c. Konsep Desain Cafe............................................................................................8
d. Desain Perancangan..........................................................................................10
2.6 Susunan Struktur Advokasi Promosi Kesehatan.....................................................17
2.7 Rencana Monitoring dan Evaluasi..........................................................................18
2.8 Rincian Biaya Kegiatan Advokasi..........................................................................18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain meja yang difungsikan untuk tempat manruh buku
Gambar 2.2 Desain jendela kaca
Gambar 2.3 Desain lantai
Gambar 2.4 Cafe dengan CCTV
Gambar 2.5 Sistem proteksi kebakaran
Gambar 2.6 Perspektif area publik
Gambar 2.7 Perspektif interior pada area publik
Gambar 2.8 Perspektif dinding area
Gambar 2.9 Perspektif reading area
Gambar 2.10 Perspektif comfort area
Gambar 2.11 Perspektif counter area dan staff room
Gambar 2.12 Susunan Struktur Tim

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Timeline advokasi


Tabel 2.2 Rencana Anggaran Biaya

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang terus berupaya


untuk membangun kualitas di segala bidang. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka diperlukan beberapa program seperti salah satunya yaitu program indonesia
sehat 2010. Program Indonesia Sehat dilaksanakan sebagai upaya peningkatan
kualitas lingkungan fisik, sosial dan budaya secara optimal sehingga dapat
mendukung peningkatan produktivitasdan perekonomian wilayah. Dalam
Indonesia Sehat, yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif, ditunjang
dengan perilaku masyarakat yang proaktif serta mampu menjangkau pelayanan
kesehatan (Sukowati, 2003).

Salah satu upaya promotif dan preventif yang dilakukan pemerintah adalah
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup sehat). GERMAS sejalan dengan konsep
badan Kesehatan dunia (WHO) yang ditegaskan dalam piagam ottawa tentang
promosi kesehatan pada tahun 1986 yang menyatakan bahwa “Kesehatan tercipta
dan dialami oleh masyarakat pada lingkungan kehidupannya sehari-hari, dimana
mereka belajar, bekerja, bermain dan menjalin kasih sayang”. Promosi Kesehatan
dimaknai sebagai suatu proses yang memungkinkan seorang individu
meningkatkan kendali atas kesehatan dan faktor-faktor determinan kesehatan
tersebut, maka dikembangkan berbagai upaya promosi kesehatan berbasis
lingkungan kehidupan sehari-hari (setting based), mulai dari kota sehat (Healthy
City), Universitas yang mempromosikan kesehatan (Health Promoting University)
dan Sekolah yang mempromosikan kesehatan (Health Promoting School).

Perguruan tinggi atau kampus adalah salah satu wadah pendidikan yang
perlu diperhatikan lingkungannya. Lingkungan yang sehat dapat menghindari
berbagai macam penyakit, lingkungan sehat yang bersih juga akan memberikan
suasana nyaman sehingga pembelajaran menjadi optimal bagi para mahasiswa.
Kinerja civitas akademika serta semangat para mahasiswa meningkat yang akan
mengarah pada peningkatan prestasi. Hal yang dapat mengganggu prestasi

1
mahasiswa dan kinerja civitas akademika Sekolah Pascasarjana UHAMKA adalah
tidak adanya tempat penunjang untuk memenuhi pangan yang sehat dan bergizi.
Maka dari itu, hasil observasi kami mengusulkan adanya kantin sehat sebagai
upaya menjaga komitmen Health Promoting University yang sudah pernah
dilaksanakan oleh UHAMKA pada tahun 2021 yang lalu.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan advokasi kesehatan kepada Sekolah Pascasarjana UHAMKA


Jakarta guna mengadakan kantin sehat sebagai upaya komitmen kepada Health
promoting University (HPU).

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Sekolah Pascasarjana UHAMKA menyetujui untuk merealisasikan tujuan
dari proposal advokasi kesehatan ini.
2. Sekolah Pascasarjana UHAMKA memberikan bantuan berupa sarana dan
prasarana hingga proses yang dibutuhkan dalam pengadaan kantin sehat ini.

1.3 Manfaat
1. Menjaga komitmen terkait konsep HPU.
2. Membuat lingkungan kampus yang nyaman dengan tersedianya kantin sehat.
3. Menjaga prestasi akademik mahasiswa dengan keadaan fisik tubuh yang
sehat.
4. Produktifnya civitas akademika Sekolah PAscasarjana UHAMKA dalam
bekerja.

2
BAB II
ISI
2.1 Pesan Advokasi
2.1.1 Konsep HPU

Pembentukan kampus berbasis promosi kesehatan atau Health Promoting


University (HPU) telah dilakukan di Eropa sejak tahun 1955 dan menjadi bagian
dari pergerakan WHO dalam mengupayakan lingkungan sehat. Di negara-negara
ASEAN, konsep HPU telah dimulai sejak 2017 dengan harapan dapat
membangun kampus sehat yang mampu mendorong civitas akademika untuk
berperilaku hidup sehat. Salah satu upaya HPU diwujudkan melalui kegiatan
promosi kesehatan bagi seluruh civitas akademika, termasuk mahasiswa. Kampus
merupakan tempat beraktivitas bagi civitas kampus yang terdiri dari mahasiswa,
dosen dan tenaga kependidikan. Selain itu, kampus juga merupakan tempat
berkumpul sebagian besar populasi masyarakat usia produktif untuk belajar dan
bekerja. Oleh karena itu, lingkungan yang mendukung pola hidup sehat penting
untuk diwujudkan di kampus, yaitu lingkungan yang mendorong dilakukannya
pola makan sehat, aktivitas fisik, dan berbagai perilaku lain yang mendorong
terwujudnya kesehatan fisik, mental, sosial dan spiritual. 
Lingkungan diperlukan untuk membentuk perilaku khususnya civitas
akademik Uhamka. Terdapat perubahan perilaku melalui rekayasa lingkungan
sangat diperlukan. Selain itu, sebagian besar waktu sivitas kampus dihabiskan di
kampus, sehingga mereka tidak akan dapat mengikuti berbagai program kesehatan
di tempat tinggalnya. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
menjelaskan bahwa kesehatan adalah sumber daya. Kesehatan yang optimal akan
mendorong produktivitas kerja yang maksimal. Melalui pengembangan kampus
sehat, institusi pendidikan tinggi akan mampu melaksanakan Tri Dharma
perguruan tinggi dengan lebih efisien dan efektif. tenaga kependidikan dan
mahasiswa dituntut untuk memiliki produktivitas yang tinggi. Dalam upaya untuk
mewujudkan setiap masyarakat kampus menjadi individu yang sehat melalui
rekayasa lingkungan sangat diperlukan di perguruan tinggi. Melalui
pengembangan kampus sehat, institusi pendidikan tinggi akan mampu
melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi dengan lebih efisien dan efektif. Hal

3
ini karena pengembangan kampus sehat mampu mendorong produktivitas sivitas
kampus dalam melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Selain itu, melalui pengembangan kampus sehat, institusi pendidikan tinggi akan
mampu meningkatkan kontribusinya terhadap peningkatan status kesehatan dan
kesejahteraan bagi masyarakat sekitar kampus, misalnya dengan pengembangan
upaya promosi kesehatan pada staf dan keluarga, hingga pengembangan teknologi
yang ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan. Hal ini akan membantu
meningkatkan kesan positif terhadap kampus, meningkatkan ranking kampus serta
meningkatkan potensi kampus sebagai rujukan bagi institusi pendidikan lain. 
Konsep "Health Promoting University" (HPU) adalah pendekatan
komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
semua anggota komunitas universitas, termasuk mahasiswa, staf, dosen, dan
tenaga administrasi. HPU berfokus pada pembangunan lingkungan universitas
yang mendukung gaya hidup sehat, menggalakkan kegiatan promosi kesehatan,
dan memfasilitasi akses ke sumber daya kesehatan.

Berikut adalah beberapa prinsip dan komponen utama dari konsep Health
Promoting University:

1. Pendekatan holistik: HPU mengadopsi pendekatan holistik terhadap


kesehatan, mengakui bahwa kesehatan melibatkan aspek fisik, mental, sosial, dan
emosional. Universitas yang mempraktikkan konsep ini berusaha menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dalam semua aspek kehidupan mahasiswa
dan staf.

2. Pendidikan dan promosi kesehatan: HPU melibatkan upaya aktif untuk


meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya gaya hidup sehat.
Universitas menyediakan informasi, program edukasi, dan sumber daya untuk
membantu anggota komunitas meningkatkan pengetahuan mereka tentang nutrisi,
aktivitas fisik, kesehatan mental, kecanduan, dan topik kesehatan lainnya.

4
3. Lingkungan yang mendukung kesehatan: Universitas berperan dalam
menciptakan lingkungan fisik dan sosial yang mendukung keputusan sehat. Ini
dapat mencakup menyediakan fasilitas kebugaran, area rekreasi, tempat makan
sehat, dan mengurangi paparan terhadap faktor risiko seperti merokok dan
konsumsi alkohol yang berlebihan.

4. Kebijakan yang mendukung kesehatan: HPU menerapkan kebijakan-


kebijakan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan. Ini dapat melibatkan
kebijakan tentang merokok, alkohol, nutrisi, keamanan, dan perlindungan
lingkungan. Kebijakan-kebijakan ini dirancang untuk menciptakan norma yang
mendukung pilihan gaya hidup sehat dan mendorong praktik yang
menguntungkan kesehatan.

5. Partisipasi dan keterlibatan komunitas: Konsep HPU mendorong


partisipasi aktif dan keterlibatan anggota komunitas dalam mempromosikan
kesehatan. Universitas melibatkan mahasiswa, staf, dan dosen dalam perencanaan,
implementasi, dan evaluasi program-program kesehatan. Ini bisa melibatkan
pembentukan kelompok-kelompok kerja, komite kesehatan, atau kegiatan
partisipatif lainnya.

Melalui penerapan konsep Health Promoting University, universitas


berusaha menciptakan budaya kesehatan yang melibatkan semua anggota
komunitas dalam upaya bersama untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan secara keseluruhan.

2.1.2 Kantin
Kantin adalah tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya
menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.
Kantin merupakan bagian wilayah kampus yang menjadi tempat rutin untuk
dikunjungi   oleh   mahasiswa,   dosen,   maupun   pegawai   Tata   Usaha
Universitas. Kantin sehat menurut Febrianti A (2016;1) merupakan suaru ruang
atau bangunan di kampus yang dimanfaatkan untuk menyediakan makanan dan

5
minuman sehat untuk melayani warga sekolah dimana tujuan penyediaan layanan
kantin sehat untuk melayani mahasiswa dikmpus adalah untuk menyediakan
makanan aman dan bergizi, menyediakan fasilitas untuk menerapkan ilmu
kesehatan dan gizi, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI (2018:5), kantin Sehat di Kampus
adalah suatu unit kegiatan di kampus yang memberi manfaat bagi kesehatan.
Karena itu suatu kantin sehat harus dapat menyediakan makanan utama atau
ringan yang menyehatkan, yaitu bergizi, higienis dan aman dikonsumsi, bagi
mahasiswa lainnya.
Berdasarkan ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa kantin sehat
merupakan tempat usaha komersial yang menyediakan makanan dan minuman
sehat untuk melayani warga kampus , menyediakan fasilitas untuk menerapkan
ilmu kesehatan dan gizi, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

2.1.3 Kriteria Kantin Sehat

Kriteria kantin sehat dalam pengelolaan kantin sehat hendaknya


memperhatikan aspek-aspek seperti tenaga, dana, lokasi dan fasilitas peralatan.

 Tenaga kantin yang sehat harus memiliki kualifikasi yang meliputi


kemampuan kerja, bebas dari penyakit menular, kebersihan, ketertiban,
kesadaran kesehatan dan disiplin kerja yang tinggi. Petugas kantin
membutuhkan informasi gizi yang praktis dan sederhana agar mereka
mengetahui cara menyiapkan jajanan yang baik untuk dijual di kantin
sekolah.
 Investasi pertama sangat membutuhkan uang, yaitu uang untuk fasilitas
fisik dan makanan. Dana dapat diperoleh seluruhnya dari sekolah, orang
tua siswa, dan dari sekolah, orang tua siswa, atau dapat dipesan dari
perusahaan catering. Dana tambahan dapat dikumpulkan dan digunakan
dengan menjual makanan di kantin sekolah.
 Kantin harus terletak di halaman sekolah dan jika memungkinkan di dalam
area gedung sekolah, tidak di dekat toilet, jamban dan tempat pembuangan
sampah.

6
 Sarana dan perlengkapan kantin meliputi sarana gedung kantin, sarana air
bersih, sarana pengolahan, tempat pelayanan, sarana penyimpanan
makanan, sarana kantin, sarana MCK, sarana pembuangan dan lain-lain.

2.1.4 Dampak Tidak Ada Kantin Sehat

Bagi mahasiswa

- Menyebabkan mahasiswa kurang sehat karena makan diluar yang belom


pasti tentang kebersihannya / memesan junk food
- Kurangnya interaksi mahasiswa satu dengan yang lain dikarenakan
mencari makan sendiri atau dengan kelompok tertentu saja
- Menjadikan mahasiswa boros, karena biasanya mahasiswa yang sering
jajan di luar tidak sedikit menggunakan uangnya untuk makan

Bagi dosen

- Mengurangi interaksi sosial dengan dosen lain ataupuun staff lain


- Membuang-buang waktu jika harus pesan online ataupun keluar sendiri
mencar restoran terdekat

2.2 Sasaran
 Direktur Sekolah Pascasarjana UHAMKA
 Sekeretaris Bidang 1, 2 Sekolah Pascasarjana UHAMKA
 Amal Usaha Muhammadiyah

2.3 Pelaksanaan Kegiatan


Diharapkan kegiatan pengadaan kantin sehat ini memiliki waktu persiapan
hingga siap operasional adalah maksimal 1 semester yaitu dari bulan
September 2023 hingga Januari 2024, sehingga di semester selanjutnya sudah
tersedia kantin sehat di sekolah pascasarjana UHAMKA.

2.4 Cara Penyampaian

7
 Penyampaian secara lisan oleh Tim Advokasi Kelas A2 Fakultas
Kesehatan Masyarakat

2.5 Rencana Pelaksanaan Advokasi


a. Timeline Advokasi
Tabel 2.1
Timeline advokasi
No Jenis Kegiatan Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mencari Lokasi Cafe

2 Menentukan Konsep Café

3. Mencari Data dan Observasi


Lokasi

4. Menentukan desain Cafe

5. Kegiatan Advokasi

b. Solusi
Dalam proposal ini kami mengajukan lokasi atau tempat yang akan di gunakan
untuk dibuat kantin atau cafe di lantai dasar dengan luas ruanga (p x l) yang
akan di ubah dengan desain yang kami sarankan sebagai berikut :
Lokasi
Rooftop :
Basement :

c. Konsep
1) Konsep Umum dan Tujuan Cafe Library
Dalam proposal ini kami menyampaikan untuk membuat konsep cafe
atau kantin dengan menggabungkan fasilitas perpustakaan yang ramah
mahasiswa dengan tema “cafe library” sehingga tidak hanya menyediakan
tempat membaca, makan, dan koleksi buku, tetapi juga sebagai wadah
yang nanti nya akan membuat mahasiswa serta dosen maupun karyawan

8
kampus merasa nyaman ada di dalam cafe dan sebagai daya Tarik untuk
melakukan kegiatan positif seperti bekerja secara berkelompok,
bimbingan, disuksi, serta mendapatkan informasi sembari istirahat.
Konsep cafe library ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan pengetahuan mahasiswa dan civitas akademika terutama
dalam minat baca, tetapi tidak menutup kemungkinan akan membuat atau
mempererat silahturahmi antar dosen, mahasiswa maupun karyawan
kampus dengan menyediakan fasilitas tambahan yaitu fasilitas cafe pada
perpustakaan sebagai bentuk penyesuaian dengan gaya hidup modern masa
kini.
2) Konsep Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan library cafe yang digunakan adalah sistem layanan
yang fokus pada pengguna (user-oriented) dengan tujuan untuk
memberikan pengalaman yang nyaman dan memuaskan bagi pengunjung.
Sedangkan untuk Sistem pelayanan perpustakaan nya sendiri yang
nantinya akan digunakan adalah tidak melayani peminjaman buku untuk
dibawa pulang, dimana targetnya adalah supaya pengunjung tidak hanya
sekedar meminjam buku dan pulang, tetapi lebih mengarahkan pengunjung
untuk menetap di perpustakaan dan menggunakan fasilitas yang telah
disediakan oleh library café ini.
3) Lokasi yang disarankan
Untuk lokasi kantin sehat kami mengajukan 3 (tiga) tempat, yaitu

I. Basement kampus di samping masjid


Kelebihan :
 Memiliki akses yang mudah di jangkau oleh mahasiswa,
dosen dan civitas akademik kampus
 Sudah ada bentuk bangunan atau ruangan, sehingga tidak
perlu membuat bangunan baru yang tentu akan menambah
biaya
Kekurangan :
- Pencahayaannya kurang
- Ventilasi keluar masuk udara tidak ada

II. Rooftop
Kelebihan :

9
 Luas lahan memungkinkan untuk dibangun dengan konsep
yang lebih natural
 Pencahayaan dan ventilasi udara lebih bagus
Kekurangan :
- Kurang ramah geriatric
- Terganggu oleh kondisi cuaca

III. Lantai 5
Kelebihan :
 Sudah ada bentuk bangunan atau ruangan, sehingga tidak
perlu membuat bangunan baru yang tentu akan menambah
biaya
 Luas lahan memungkinkan untuk dibangun dengan konsep
yang lebih berbeda
Kekurangan :
 Kurang ramah geriatri
d. Desain Perancangan
1) Konsep Desain
Konsep desain yang diangkat adalah menciptakan suasana ruang
yang non formal, santai, dan akrab sehingga mahasiswa dan dosen bebas
bersosialisasi, mengerjakan tugas, dan mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Aplikasi ini dapat diwujudkan baik dalam permainan warna-
warna yang berani dan menarik perhatian. Tema perancangan yang
digunakan adalah Catchy and Homey Design, dimana catchy berarti
sesuatu yang menarik dan mudah diingat, sedangkan Homey berarti
kenyamanan baik dalam hal suasana, fasilitas, sirkulasi, organisasi,
maupun perabot yang secara keseluruhan mendukung aktivitas pengguna
di dalamnya.
Konsep desain café library ini juga mengutamakan penggunaan
cahaya alami melalui bukaan jendela kaca, sehingga menciptakan suasana
yang terbuka dan alami. Meskipun begitu, penggunaan material kaca yang
bersifat terbuka tidak diaplikasikan pada area-area private yang
berhubungan dengan aktivitas pekerja untuk menjaga privasi.
Selain itu, desain interior juga ditambahkan dengan mural atau
hiasan dinding yang bertemakan pentingnya membaca guna peningkatan
literasi serta dapat di isi oleh pesan-pesan kesehatan. Pada penggunaan
meja yaitu dengan desain laci atau kolong meja yang dapat difungsikan

10
untuk menaruh buku bacaan maupun menaruh barang kecil lainnya.
Secara keseluruhan, konsep desain library cafe ini menggabungkan konsep
perpustakaan yang tradisional dengan konsep cafe yang modern dan
kontemporer, sehingga menciptakan suasana yang nyaman, santai, dan
akrab bagi pengunjung, terutama mahasiswa. Pada penggunaan interior
lantai, bisa menggunakan lantai kayu dan carpet tile. Carpet tile
difungsikan untuk mengurangi tingkat kebisingan khususnya pada area
baca. Lantai keramik berwarna putih dan krem diaplikasikan pada ruang-
ruang servis, seperti ruang staff, gudang, dan dapur untuk menciptakan
kesan bersih dan kemudahan perawatan.
Hal terpenting adalah café library ini akan dilengkapi Sistem
keamanan menggunakan CCTV untuk mengontrol aktivitas pengguna di
dalamnya dan juga Sistem proteksi kebakaran menggunakan smoke
detector untuk mendeteksi kebakaran lebih didni, dimana alarm akan
berbunyi jika terdapat asap pada ruang. Pada beberapa titik pada area
publik juga disediakan APAR untuk mencegah meluasnya api apabila
terjadi kebakaran.

Gambar 2.1 Desain Meja yang difungsikan untuk Tempat Menaruh Buku
Bacaan

11
Gambar 2.2 Desain Jendela Kaca

Gambar 2.3 Desain Lantai

Gambar 2.4 Café Dilengkapi Sistem Keamanan berupa CCTV

Gambar 2.5 Sistem Proteksi Kebakaran


2) Target Perancangan
Target yang ingin dicapai dalam perancangan cafe library ini adalah
menggabungkan sistem perpustakaan yang bersifat layanan (product
oriented) dengan cafe yang bersifat komersil (market oriented), dimana
pada area baca perpustakaan dapat difungsikan juga sebagai area makan
cafe. Di dalam perancangan ini, konsep pembagian area yang akan
digunakan adalah menggabungkan perpustakaan dan cafe dengan lingkup

12
perbandingan area cafe yang lebih luas dengan beberapa koleksi buku
bacaan. Melalui pembagian area ini diharapkan dapat membuat
pengunjung tidak hanya tertarik dengan konsep cafe tetapi juga tertarik
menggunakan fasilitas buku bacaan di perpustakaan yang merupakan
tujuan dan fungsi yang ingin dicapai. Hasil perancangan diharapkan dapat
menarik dan meningkatkan minat baca mahasiswa dan pengunjung lainnya
dengan menyediakan cafe sebagai sarana penunjang yang menciptakan
kesan akrab, terbuka, dan nyaman.
3) Pembagian Area
Karena keterbatasan luas wilayah yang akan di prospek menjadi
lokasi café library maka pembagian area dalam perancangan café library
yaitu dengan menggabungkan area dining dengan reading, dimana terdiri
dari 4 area publik yaitu (dining area, reading area, comfort area dan
service area ) dan 1 area khusus yaitu Counter area dan staff room. Area
khusus seperti counter area dan staff room terletak di bagian belakang
denah sedangkan area publik pada bagian depan hingga tengah denah.
Pembagian area ini bertujuan untuk memisahkan antara area baca plus area
makan, serta memisahkan dengan area khusus karyawan.
Berikut beberapa fasilitas yang nantinya akan disediakan dalam café
library ini, antara lain:
a) Dining Area : area ini difungsikan sebagai tempat untuk kelompok
kecil sampai dengan kelompok besar yang ingin menyantap hidangan
seperti minuman ataupun makanan yang disediakan cafe, maupun bagi
pengunjung yang ingin belajar bersama atau diskusi kelompok dan
bertukar informasi. Area ini dilengkapi dengan Long Chair dan juga
kursi besi serta meja panjang kapasitas 4-6 orang.
b) Reading area: area ini difungsikan sebagai tempat untuk membaca
buku dan dikhususkan hanya untuk 2 orang saja pada setiap meja yang
tersedia. Area ini dilengkapi dengan 2 kursi besi dan 1 meja.
c) Comfort area : area yang disediakan untuk lebih bersantai dengan
suasana nyaman dan tenang sambil membaca buku, berdiskusi,
bimbingan ataupun memesan makanan dan minuman. Pada area ini

13
disediakan 1 sofa three seater, 3 kursi tanpa sandaran yang dilengkapi
bantalan empuk serta 1 meja kotak dengan kapasitas maksimal 5
orang, kemudian tersedia pula comfort area lesehan dengan bantalan
dan dilengkapi meja.
d) Service area: area yang menyediakan layanan fotokopi, scan, dan
print.
e) Counter area dan Staff room: area yang digunakan untuk melayani
pengunjung dalam memesan makanan dan minuman serta digunakan
oleh staf untuk melakukan tugas-tugas administratif dan persiapan
makanan dan minuman.

Gambar 2.6 Perspektif Area Publik (1)

Gambar 2.7 Perspektif Interior Pada Area Publik (2)

14
Gambar 2.8 Perspektif Dining Area

Gambar 2.9 Perspektif Reading Area

Gambar 2.10 Perspektif Comfort Area dengan Sofa

15
Gambar 2.11 Perspektif Comfort Area dengan Konsep Lesehan

Gambar 2.12 Perspektif Counter Area dan Staff Room di Area


Belakang

16
4) Denah Lokasi

Gambar 2.13 Denah Lokasi Cafetaria di dalam Bangunan


Kampus

Gambar 2.14 Denah Lokasi Cafetaria di Luar Bangunan


Kampus

17
5) Desain Denah Ruangan
Terdapat 2 desain denah ruangan yang akan dirancang pada library
cafe, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.15 Desain Denah Ruangan (Plan a)

Gambar 2.16 Desain Denah Ruangan (Plan b)

18
2.6 SUSUNAN STRUKTUR ADVOKASI PROMOSI KESEHATAN

Tim Advokasi Materi dan Konsep


Ardi Usman
Cafe Library by:
Nunung Nuryati
Hardiyani Idris
Siti Barkatunnisa
Hurip Nuryana
Ansori Fatah
Padma Vidya Gayatri
Siti Warda
Hindun
Lydwina Chrisna
Ahmad Anis

Lokasi Cafe Library by: Desain Cafe Library by :


Lulu A’tika Ardhya Ridha Prananda
Raden Roro Maulidya Ricca Handayani
Adibatu Syarifah Agus Maulidar
Diaty Gusliani Cut Putri
Chyntia Tika

Gambar 2.17 Susunan Struktur Tim

19
2.7 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Pihak Kampus SPs UHAMKA dapat bekerja sama dengan pihak kedua
seperti Amal Usaha Muhammadiyah(AUM) sehingga AUM dapat
mengelola kantin/Café tersebut.

2.8 Rencana Biaya Kegiatan Advokasi

Tabel 2.2
Rencana Anggaran Biaya
RENCANA ANGGARAN BIAYA CAFE
NO NAMA BARANG Jumlah Harga Jumlah
barang Satuan Harga
(Rp) (Rp)
peralatan
1 Mesin espresso 1 1.500.000 1.500.000
2 Mesin Grinder 1 500.000 500.000
3 Milk Jug 1 80.000 80.000
4 Kulkas 1 5.000.000 5.000.000
5 Kompor gas 1 300.000 300.000
6 Blender 1 450.000 450.000
7 Vietnam Dripper 1 125.000 125.000
8 Alat seduh teh 1 50.000 50.000
9 Tamper Untuk Kopi 1 80.000 80.000
Bahan baku
10 Kopi 10kg 50.000 500.000
11 teh 5 box 8.000 40.000
12 Gula 20kg 13.000 260.000
13 susu 5 box 20.000 100.000
Perlengkapan (Lokasi Rooftop)
1 Meja 4 buah

20
2 Meja Panjang 1 buah
3 Kursi single 16 buah
4 Kursi Panjang 1 buah
5 Cangkir 100 buah
6 Gelas 100 buah
7 Sendok dan garpu 100 pasang
8 piring 100 buah
9 Buku 300 buah
10 Rak Buku 3 buah
Perlengkapan (Lokasi basement)
1 Meja Panjang 2 buah
2. Meja Kecil 3 Buah
3. Bantal Alas 20 Buah
4 Cangkir 100 buah
5 Gelas 100 buah
6 Sendok garpu 100 pasang
7 piring 100 buah
8 Rak Buku 2 buah
9 buku 150 buah

21

Anda mungkin juga menyukai