FOOD FREQUENCY
QUESTIONNAIRE (FFQ)
• Metode FFQ hanya memerlukan data bahwa jenis makanan tertentu sering atau
tidak sering dikonsumsi dan berapa frekuensi konsumsinya
• Kekhasan metode FFQ adalah pada data yang bersifat kualitatif → memberikan
penjelasan singkat tentang frekuensi konsumsi makanan dan minuman sebagai
data dukung informasi lain
• Contoh informasi yang diperoleh dari hasil FFQ adalah bahwa subjek terlalu
sering makan makanan berisiko misalnya makanan berlemak. Maka hasil food
recall 24 jam dapat melengkapi informasi tersebut dengan menyebutkan jumlah
asupan lemak aktual subjek. Jadi jelas bahwa kedua metode ini adalah saling
melengkapi
• Kemudahan penggunaan FFQ adalah karena jenis makanan yang ada dalam daftar sudah
disusun dengan teratur menurut sumbernya
• Makanan menurut sumbernya adalah makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran
dan buah.
• Beberapa contoh penggunaan metode FFQ → riset yang fokus untuk mengetahui faktor
risiko gizi salah (malnutrition) : (1) Risiko konsumsi kafein terhadap kasus lumpuh otak
(2) Risiko konsumsi makanan sumber lauk hewani terhadap menstruasi pertama pada
remaja putri (3) Risiko konsumsi susu terhadap kejadian DM Type II
• Salah satu penyempurnaan metode ini adalah dengan menambahkan informasi tambahan
berupa porsi makan (portion size) untuk makanan yang diketahui paling sering
dikonsumsi → Semi – FFQ
SEMIQUALITATIF FOOD FREQUENCY
QUESTIONNAIRE (SQ – FFQ)
• metode yang difokuskan pada frekuensi konsumsi makanan ditambah
dengan informasi kuantitatif jumlah makanan yang dikonsumsi setiap porsi
makan
• Metode ini unit analisisnya adalah individu akan tetapi hasilnya adalah
untuk populasi
• Jika metode ini dilakukan pada tingkat individu maka informasi yang
diperoleh sebatas untuk individu dimaksud
• Metode ini adalah metode yang didasarkan pada skor konsumsi bukan pada jumlah
yang dikonsumsi
• Penekanan pada jenis makanan lebih penting karena ingin mengukur keragaman →
Jika skor konsumsi tinggi berarti makanan yang dikonsumsi beragam
• Total skor ditulis pada baris paling bawah (skor konsumsi pangan)
SQ -
FFQ
• Kelemahan ini ditutupi dengan penggunaan metode Semi-FFQ, dengan mencantumkan porsi
konsumsi dan bobot setiap porsi yang beredar di kalangan masyarakat
• Perhitungan konsumsi harian diketahui berdasarkan hasil perkalian antara berat setiap porsi
dengan frekuensi konsumsi → Hasilnya lalu dibagi dengan jumlah hari
1. Subjek A konsumsi nasi pada nomor 1. Subjek memilih kolom ke-4 (>3 kali/hari). Ini artinya
adalah 100 g x 3 = 300 gram sehari.
2. Subjek A konsumsi biskuit kolom 9 (2 kali sebulan). Ini artinya = 40 g x 2 = 80 / 30 = 2,6 gram
sehari
3. Subjek A Konsumsi roti putih kolom 6 (3-6 kali minggu). Ini artinya 75 g x 5 =375/7=53,7 g.
→ Jika semua makanan dan minuman sudah dihitung maka, dari daftar diatas dapat diketahui
bahwa: 1. Konsumsi nasi = 300 g 2. Konsumsi Biskuit = 2,6 g 3. Konsumsi Roti putih = 53.7 g
FFQ