Anda di halaman 1dari 10

KONVERSI

FOOD FREQUENCY
QUESTIONNAIRE (FFQ)

Andra Vidyarini, S.Gz, M.Si


FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (FFQ)
• Metode FFQ adalah metode semi kualitatif, dimana informasi tentang bahan
makanan yang dikonsumsi hanya berupa nama sedangkan jumlahnya tidak
secara tegas dibedakan

• Metode FFQ hanya memerlukan data bahwa jenis makanan tertentu sering atau
tidak sering dikonsumsi dan berapa frekuensi konsumsinya

• Kekhasan metode FFQ adalah pada data yang bersifat kualitatif → memberikan
penjelasan singkat tentang frekuensi konsumsi makanan dan minuman sebagai
data dukung informasi lain

• metode FFQ hanya menanyakan kekerapan konsumsi makanan → validasi


dengan metode recall 24 jam atau food record

• Contoh informasi yang diperoleh dari hasil FFQ adalah bahwa subjek terlalu
sering makan makanan berisiko misalnya makanan berlemak. Maka hasil food
recall 24 jam dapat melengkapi informasi tersebut dengan menyebutkan jumlah
asupan lemak aktual subjek. Jadi jelas bahwa kedua metode ini adalah saling
melengkapi
• Kemudahan penggunaan FFQ adalah karena jenis makanan yang ada dalam daftar sudah
disusun dengan teratur menurut sumbernya

• Makanan menurut sumbernya adalah makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran
dan buah.

• Pengelompokan makanan yang demikian ditujukan untuk mengklasifikasikan makanan


menurut skor konsumsi pada subjek

• Beberapa contoh penggunaan metode FFQ → riset yang fokus untuk mengetahui faktor
risiko gizi salah (malnutrition) : (1) Risiko konsumsi kafein terhadap kasus lumpuh otak
(2) Risiko konsumsi makanan sumber lauk hewani terhadap menstruasi pertama pada
remaja putri (3) Risiko konsumsi susu terhadap kejadian DM Type II

• Salah satu penyempurnaan metode ini adalah dengan menambahkan informasi tambahan
berupa porsi makan (portion size) untuk makanan yang diketahui paling sering
dikonsumsi → Semi – FFQ
SEMIQUALITATIF FOOD FREQUENCY
QUESTIONNAIRE (SQ – FFQ)
• metode yang difokuskan pada frekuensi konsumsi makanan ditambah
dengan informasi kuantitatif jumlah makanan yang dikonsumsi setiap porsi
makan

• Metode ini unit analisisnya adalah individu akan tetapi hasilnya adalah
untuk populasi

• Jika metode ini dilakukan pada tingkat individu maka informasi yang
diperoleh sebatas untuk individu dimaksud

→ Misalnya seorang pasien DM rawat jalan dilakukan metode semi FFQ


untuk mengetahui selisih gula murni yang dapat dikonsumsi setiap hari agar
kenaikan gula darahnya terkontrol. Pada kasus ini semi FFQ dapat
memberikan informasi kuantitatif rerata asupan gula setiap kali makan dan
informasi pada bahan makanan apa saja gula itu disuplai. Informasi ini
berguna untuk anjuran dan terapi gizi yang bersangkutan, tetapi tidak dapat
digunakan untuk jumlah dan jenis yang sama pada pasien lain.
• Metode FFQ dan Semi FFQ juga memiliki kekhususan dalam bentuk format
yang sederhana dalam penggunaannya

• Formulir dalam bentuk pertanyaan tertutup (closed questions) → bentuk


format daftar makanan yang sudah tertulis jelas

• Cara menilai hasil Semi FFQ adalah sebagai berikut:

1. Menghitung dan interpretasi Skor Konsumsi Pangan

2. Menghitung dan interpretasi jumlah porsi konsumsi harian.


SKOR KONSUMSI PANGAN FFQ
• Skor konsumsi pangan dengan metode FFQ (food scores) diacu dari porsi makan
sesuai dengan tumpeng gizi

• Metode ini adalah metode yang didasarkan pada skor konsumsi bukan pada jumlah
yang dikonsumsi

• Penekanan pada jenis makanan lebih penting karena ingin mengukur keragaman →
Jika skor konsumsi tinggi berarti makanan yang dikonsumsi beragam

• Menghitung skor konsumsi pangan adalah menjumlahkan semua skor konsumsi


pangan subjek berdasarkan jumlah skor kolom konsumsi untuk setiap pangan yang
pernah dikonsumsi (Benítez-Arciniega et al. 2011)

• Total skor ditulis pada baris paling bawah (skor konsumsi pangan)
SQ -
FFQ

• Interpretasi skor ini harus didasarkan pada nilai


rerata skor konsumsi pangan pada populasi.
• Jika nilai ini berada diatas median populasi maka
skor konsumsi pangan baik → Hal ini ditujukan
untuk mengukur keragaman konsumsi pangan
maka semakin tinggi skornya akan semakin
beragam konsumsi makanan individu.
Interpretasi skor
• Metode FFQ idealnya tidak dapat menghitung jumlah konsumsi harian.

• Kelemahan ini ditutupi dengan penggunaan metode Semi-FFQ, dengan mencantumkan porsi
konsumsi dan bobot setiap porsi yang beredar di kalangan masyarakat

• Perhitungan konsumsi harian diketahui berdasarkan hasil perkalian antara berat setiap porsi
dengan frekuensi konsumsi → Hasilnya lalu dibagi dengan jumlah hari

• Contoh perhatikan beberpa contoh menggunakan formulir Semi FFQ diatas:

1. Subjek A konsumsi nasi pada nomor 1. Subjek memilih kolom ke-4 (>3 kali/hari). Ini artinya
adalah 100 g x 3 = 300 gram sehari.

2. Subjek A konsumsi biskuit kolom 9 (2 kali sebulan). Ini artinya = 40 g x 2 = 80 / 30 = 2,6 gram
sehari

3. Subjek A Konsumsi roti putih kolom 6 (3-6 kali minggu). Ini artinya 75 g x 5 =375/7=53,7 g.

→ Jika semua makanan dan minuman sudah dihitung maka, dari daftar diatas dapat diketahui
bahwa: 1. Konsumsi nasi = 300 g 2. Konsumsi Biskuit = 2,6 g 3. Konsumsi Roti putih = 53.7 g
FFQ

Berbeda dengan formulis semi FFQ, maka


formulir FFQ tidak disediakan kolom porsi
makan, karena memang informasinya
bersifat kecenderungan jenis konsumsi
makanan dan minuman yang dinyatakan
dalam nilai skor konsumsi pangan

Anda mungkin juga menyukai