Anda di halaman 1dari 37

PENGUKURAN BIOKIMIA PADA

PENILAIAN STATUS GIZI

Rahayu Astuti
Capaian Pembelajaran
■ 1. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan Biokimia dalam
penilaian status gizi
■ 2. Mahasiswa mampu memahami macam-macam pemeriksaan
Biokimia
■ 3. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan biokimia pada status
protein
■ 4. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan biokimia pada status
vitamin
■ 5. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan biokimia pada status
mineral
Pengukuran Biokimia
■ Merupakan pengukuran yang paling obyektif dan data kuantitatif
pada status gizi

■ Dapat mendeteksi defisit nutrisi jauh sebelum pengukuran


antropometri berubah dan tanda-tanda klinis dan gejala muncul

■ Langsung (uji statik): nutrisi / metabolit dalam darah, urin, jaringan


tubuh atau (mis albumin, kalsium, vitamin A dll)

■ Tidak langsung (uji fungsional): adaptasi gelap, penurunan status


kekebalan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih
Fungsi parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan biokimia lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik

Urine

Darah
Pemeriksaan
Laboratorium
Tinja

Jaringan tubuh
lainnya
Kelebihan Kelemahan

1. Dapat mendeteksi defisiensi zat 1. Pemeriksaan hanya bisa dilakukan


gizi lebih dini setelah timbulnya gangguan
metabolism
2. Hasil dari pemeriksaan
biokimia lebih obyektif 2. Membutuhkan biaya yang
cukup mahal
3. Dapat menunjang hasil
pemeriksaan metode lain 3. Memerlukan tenaga yang ahli
dalam penilaian status gizi
seperti survey konsumsi, 4. Kurang praktis dilakukan
klinis dll dilapangan
PENILAIAN BIOKIMIA ZAT GIZI MAKRO
PROTEIN

Protein berfungsi Bagian tubuh yang


Protein merupakan sebagai sumber banyak mengandung
zat gizi yang penting energi dan protein : otot, rambut,
bagi tubuh manusia pembangun jaringan kulit, mata, dan organ
dan sel lainnya.

Fungsi penting protein lainnya


Banyak zat yang
adalah membentuk sel darah
mengontrol fungsi tubuh
dan membuat antibodi untuk
seperti enzim dan hormon,
melindungi tubuh dari
juga terbuat dari protein
penyakit dan infeksi.
Protein
Energi dari protein adalah 4 Komposisi asam
kkal/gram, karbohidrat juga amino dalam protein
4 kkal/gram sedangkan → penting dalam
lemak adalah 9 kkal/gram ilmu gizi

Dua komponen protein utama di dalam tubuh


adalah protein somatik atau protein otot rangka
(30%-50% dari protein total tubuh) dan protein
visceral.
Status protein

■ Status protein tubuh dinilai dengan mengevaluasi protein somatik dan


visceral
■ Status protein somatik : pengukuran pengeluaran kreatinin urin dan
pengeluaran 3-metilhistidin
■ Status protein visceral: menghitung total protein serum, albumin serum
dan transferrin serum, protein pengikat retinol, (retinol binding protein,
RBP) serum, serta prealbumin pengikat troksin (throxine binding
prealbumin) atau transtiretin serum.
Kreatinin urin
■ Kreatinin mrp produk limbah kimia yg diproduksi dari kontraksi otot
dalam kondisi normal
■ Kreatinin terbuat dari kreatin yg mrp sumber energi dari otot
■ Kreatin mrp salah satu jenis asam amino yg diproduksi oleh pancreas,
ginjal dan hati.
■ Pada saat ginjal berfungsi normal, maka akan menyaring kreatinin dan
produk limbah lainnya dari darah.
■ Kadar kreatinin normal laki-laki dewasa sehat : 0,6 – 1,2 mg/dL
■ Pada wanita : 0,5 – 1,1 mg/dL
■ Jaringan otot laki-laki lebih banyak dari wanita
Total serum protein
■ Total serum protein (total protein) mrp tes biokimia utk mengukur jml
total protein dalam serum
■ Protein dalam plasma terdiri dari albumin dan globulin
■ Metode yang digunakan reagen biuret
■ Metode kimia lain: metode Kjeldahl, dye binding, dan refraktometer
■ Batas normal total bervariasi tergantung metode yang digunakan
Serum albumin
■ Albumin → protein yang dibuat oleh hati (sekitar 60% dari total
protein tubuh)
■ Peran albumin: memelihara jaringan tubuh dan mengangkut
hormone, vitamin dan kalsium ke seluruh tubuh
■ Jika kadar albumin rendah:
■ 1. Ketika terjadi penyakit hati yang berat
■ 2. Karena penyakit ginjal
■ Kategori normal serum albumin : 3,5 – 5,5 g/dL
■ Batasan ini bervariasi tgt metode dan alat yang digunakan
Serum transferin
■ Transferin adalah β globulin protein yg disintesis di hati, namun
lokasinya berbeda dg albumin
■ Transferin berada di intravaskuler
■ Transferin mrp transport utama zat besi dalam darah dan berperan
dalam mempertahankan homeostasis besi didalam tubuh melalui
pengaturan asupan zat besi
■ Kadar normal transferrin : 2 – 4 g/L
■ Konsentrasi transferrin dipengaruhi oleh banyak faktor a.l :
■ Penurunan fungsi hati dan gagal ginjal, peradangan, anemia krn
penyakit kronis dan defisiensi vitamin B12 dan asam folat,
kortikosteroid, defisiensi zink, sindrom nefrotik, dan enteropati
Serum Retinol Binding Protein (RBP)
■ RBP adalah protein yg memiliki fungsi beragam
■ Salah satu fungsi utama ialah pengikat retinol dan membawanya dari
hati ke jaringan perifer
■ Pengukuran RBP → utk menentukan massa protein visceral di dalam
tubuh
■ RBP paling sering ditemukan terikat pd transtiretin
■ Ukurannya sangat kecil dan lewat dg bebas melalui membrane
glomerulus dan diserap kembali oleh ginjal
■ Peningkatan RBP → adanya gangguan pd ginjal
■ Konsentrasi serum normal RBP : 2,5 – 7,5 mg/dL
LEMAK

■ Lemak seperti kolesterol dan trigliserida mrp salah satu zat gizi yg
tidak larut dalam plasma
■ Lemak larut dg cara menempel pada sirkulasi lipoprotein yang
mengangkut lemak ke berbagai jaringan.
■ Lipoprotein terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan protein
■ Ada 5 lipoprotein utama dalam darah
■ 1. Kilomikron
■ 2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
■ 3. Intermediate Density Lipoprotein
■ 4. LDL (Low Density Lipoprotein)
■ 5. HDL (High Density Lipoprotein)
Pengukuran Biokimia
■ Kolesterol Total
■ Batas normal kolesterol orang dewasa:
■ Normal : < 200 mg/dl
■ Tinggi : 200 – 239 mg/dl
■ Sangat Tinggi : > 240 mg/dl
■ HDL (High Density Lipoprotein) “Kolesterol Baik”
■ Krn kemampuannya menghilangkan kelebihan kolesterol dari darah
dan membawanya ke hati
■ Batas normal kadar HDL
■ Laki-laki : 40-50 mg/dl
■ Perempuan : 50-59 mg/dl
■ LDL (Low Density Lipoprotein) “Kolesterol Jahat”
■ Krn LDL mengambil kolesterol dari darah dan membawanya ke sel
■ Kadar LDL tinggi → peningkatan resiko peny jantung dan pembuluh
darah
■ Batas kadar LDL
■ Optimal : < 100 mg/dl
■ Sedang : 100 – 129 mg/dl
■ Batas tinggi : 130-159 mg/dl
■ Tinggi : 160- 189 mg/dl
■ Sangat tinggi : > 190 mg/dl
■ Trigliserida (TG)
■ Kadar TG yang tinggi → resiko tinggi peny jantung dan pembuluh
darah
■ Batas trigliserida yg diharapkan dibawah 150 mg/dl
■ Batas tinggi 200-499 mg/dl
PENILAIAN BIOKIMIA ZAT GIZI MIKRO
VITAMIN A

■ 1. Kadar vitamin A plasma


■ 2. Kadar vitamin A serum = serum retinol
(HPLC/kolorimetri)
■ 3. Plasma retinol
■ 4. RBP (retinol Binding Protein)
■ 5. Konsentrasi vitamin A dalam hati(krn 70-90% vit A disimpan dalam hati)
■ 6. RDR (relative Dose Response)
■ 7. MRDR (Modified Relative Dose Response)
■ → Merefleksikan kek vit A dlm hati
■ marginal status:, < 0.70 μmol/L
■ Kadar serum normal vitamin A diatas 20 mcg/dL
■ Plasma vitamin A
■ Nilai batas normal plasma vitamin A dalam darah (mg/100
ml) untuk semua umur dikategorikan sebagai berikut :
a. Kurang : < 10
b. Sedang : 10 – 19
c. Cukup : 20 + (Supariasa, 2002)
VITAMIN D

Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan penyakit rakhitis dan kadang-kadang


tetani. Apabila kekurangan terjadi pada masa pertumbuhan akan timbul osteomalasia.

Beberapa zat yang berhubungan dengan aktivitas vitamin D adalah:

1. Vitamin D2 (ersokalsiferol) yang dihasilkan oleh radiasi ersoterol (dalam tumbuh-


tumbuhan) secara artifisial dengan sinar ultraviolet.
2. Vitamin D3 (kolekalsiferol) yang dihasilkan oleh radiasi pada kulit manusia dengan
komponen ultraviolet sinar matahari dan juga terdapat secara alamiah pada
sumber makanan hewani. Kolekalsiferol dikonversi di dalam hati dan usus
menjadi 25(OH) kolekalsiferol

3. Kadar 25 hidroksi vitamin D mrp gambaran total suplai vit D yg berasal dari
asupan makanan dan dari kulit
4. Konsentrasi normal : 20-150 nmol/L, kurang/defisit : 25 nmol/L dan toksisitas >
375 nmol/L
VITAMIN D

Pada pemeriksaan biokimia penderita rakhitis ditemukan hasil :

a. Kadar kalsium serum normal atau lebih


b. Kadar fosfor rendah
c. Kadar fosfatase meninggi
d. Kadar 25 (OH) vitamin D dibawah 4 mg/ml
e. Vitamin E

Penentuan Status Gizi Secara Biokimia Pada Vitamin D diantaranya :

a. Metode HPLC
b. Metode Alkalin Fosfatase Serum
c. Kalsium dan Fosfor dalam Serum dan Urin
VITAMIN E

Vitamin E → molekul utamanya adalah tocopherol dan tocotrienol .

Pada makanan, kandungan vitamin E yang melimpah ditemukan pada minyak


biji gandum, minyak bunga matahari, biji bunga matahari, telur, kacang-
kacangan, dan secara umum pada sayuran berdaun hijau.

Gangguan yang dapat dilihat karena kekurangan vitamin E adalah hemolisis


dan mengurangnya umur hidup eritrosit.

Gangguan lain adalah distrofi otot dan kelainan saraf pusat (ensefalomalasia).

Pada pemeriksaan biokimia seorang anak dikatakan memiliki nilai normal


vitamin E bila di dalam serum ≥ 0,7 mg.

Serum alfa tokoferol konsentrasi normal > 16,2 µmol/L, rendah 11,6 – 16,2
µmol/L, dan defisit < 11,6 µmol/L
VITAMIN K

Defisiensi vitamin K menyebabkan waktu pembekuan darah


menjadi lebih panjang

Proses pembekuan darah terdiri dari dua tahap, yaitu


a. Protrombin, dengan adanya tromboplastin, kalsium dan
faktor-faktor lain diubah menjadi trombin dan
b. Fibrinogen diubah menjadi gumpalan fibrin.

Struktur kimia vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda yaitu


:
1.vitamin K1 atau filoquinon
2.Vitamin K2 atau menaquinon
3.Vitamin K3 atau menadion
VITAMIN C

■ Kadar asam askorbat plasma sangat dipengaruhi oleh asupan


makanan yang kaya akan vitamin C saat di tes
■ Kadar asam askorbat plasma meningkat dg meningkatnya asupan
makanan sampai asupan diatas 200 mg/hari
■ Kadar normal 0,4 – 1,5 mg/dL, kadar rendah 0,2 -0,4 mg/dL (11,4 -
23 mcmol/L) dan defisiensi < 0,2 mg/dL
■ Faktor yg dpt mempengaruhi penurunan kadar asam askorbat a.l :
stress akut, pembedahan, trauma, infeksi, peny inflamasi
(peradangan), penggunaan pil kontrasepsi oral, merokok.
STATUS ZAT BESI
■ Hemoglobin,
■ Hematokrit
■ Serum besi
■ Serum ferritin
■ Mean corpuscular hemoglobin (MCH),
■ Mean corpuscular volume (MCV),
■ Total iron binding capacity (TIBC),
■ Jenuh transferrin dan
■ Zinc eritrosit porfirin.
■ Serum transferrin receptor
■ Plasma ferritin
■ 1) Kadar hemoglobin (Hb) yang digunakan untuk mengukur
anemia,

■ 2) Zinc protoporphyrin merefleksikan terbatasnya besi pada tahap
lanjut pembentukan suplai besi,

■ 3) Mean cell volume (MCV) mengindikasikan apakah sel darah


merah microcytic, normal atau macrocytic,

■ 4) Serum ferritin yang mengukur jumlah besi dalam cadangan


tubuh kalau tidak ada infeksi. Ketika terdapat infeksi konsentrasi
ferritin dapat meningkat meskipun cadangan besi rendah.41

■ 5). Serum transferrin receptor merefleksikan intensitas


erythropoiesis dan kebutuhan besi,
■ Serum Transferrin receptor adalah serum yang diturunkan paling
banyak dari perkembangan sel darah merah dan merefleksikan
intensitas dari erythropoiesis dan kebutuhan besi;

■ konsentrasinya meningkat pada anemia defisiensi besi dan


merupakan penanda dari keparahan ketidakcukupan besi ketika
simpanan besi berkurang.

■ Konsentrasi dari transferrin receptor juga meningkat pada anemia


hemolitik dan talasemia.

■ Studi klinis mengindikasikan bahwa serum transferrin receptor kurang


dipengaruhi oleh inflamasi daripada serum ferritin
Nilai ambang batas kadar hemoglobin dan hematokrit
Kelompok umur Hemoglobin (g/dL) Hematokrit )%)
Balita 11,0 33

Anak usia <12 tahun 11,5 34

Anak usia ≥12 tahun 12,0 36

Laki-laki dewasa 13,0 39

Perempuan dewasa 12,0 36

Ibu hamil 11,0 33

Ibu menyusui 12,0 36

■ Sumber: WHO (2002) dalam Fahmida dan Dillon (2007)


■ Stolzfus and Dreyfuss (1998) dalam Fahmida dan Dillon (2007)
TAHAPAN PERUBAHAN STATUS BESI
DIHUBUNGKAN DENGAN
DEPLESI BESI
STATUS YODIUM

■ 1. Kadar yodium dalam urine (µg/l) atau µg/g kreatinin

■ Endemis berat : Rata2 ekskresi yodium dlm urin


< 25 µg yodium/g kreatinin
■ Endemis sedang : Rata2 ekskresi yodium dlm urin
25 – 50 µg yodium/g kreatinin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai