MODUL 9
STATUS GIZI DAN KOMPOSISI TUBUH
PADA ATLET I
DISUSUN OLEH:
Nazhif Gifari, SGz, MSi
Mury Kuswari, SPd, MSi
Dessy Ariyanti, SGz, MSc
BAB 9
STATUS GIZI DAN KOMPOSISI TUBUH PADA ATLET I
Tujuan Pembelejaran:
1 Mahasiswa dapat menjelaskan komposisi tubuh: total body water, persen
body fat, masa otot, body age & BMR.
2 Mahasiswa dapat menjelaskan somatotype: endomorph, ectomorph &
mesomorph
A. Pendahuluan
Pengertian status gizi adalah keadaan kesehatan gizi seseorang yang
ditentukan oleh derajat kebutuhan zat-zat gizi yang diperoleh dari konsumsi
pangan setiap harinya dan penggunaannya oleh tubuh sehingga mencapai derajat
kesehatan gizi yang optimal. Jadi maksudnya status gizi disini adalah keadaan
seseorang khusus untuk gizinya yang berdasarkan dengan kebutuhan yang
diperoleh dari konsumsinya per hari dan bagaimana penggunaannya dalam tubuh.
Cara pengukuran status gizi ini masuk kedalam penilaian status gizi secara
langsung yaitu dalam antropometri. Penilaian status gizi dibagi dalam 2 macam
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penilaian secara langsung dibagi lagi
menjadi antropometri, klinis dan biokimia serta biofisik. Sedangkan untuk
penilaian secara tidak langsung menjadi survei konsumsi makanan, statistik vital
dan faktor ekologi.
Cara pengukuran status gizi yang sering dilakukan pada masyarakat yaitu
antropometri. Antropometri adalah salah satu metode yang dapat dipakai secara
universal, tidak mahal, dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran,
bagian, dan komposisi dari tubuh manusia. Oleh karena itu, disebabkan
pertumbuhan anak-anak dan dimensi tubuh pada segala usia dapat mencerminkan
kesehatan dan kesejahteraan dari individu dan populasi, antropometri dapat juga
digunakan untuk memprediksi performa, kesehatan, dan daya tahan hidup.
Antropometri juga yaitu suatu pengukuran dari dimensi tubuh seseorang dan
komposisi tubuhnya. Antropometri ini digunakan untuk mengitung status gizi
seseorang. Dari berbagai penilaian status gizi tersebut yang akan diperinci adalah
penilaian status gizi secara langsung, khususnya antropometri.
Pengukuran antropometrik, seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar
pinggang, bersama dengan komposisi tubuh, adalah komponen kunci untuk
menilai seorang atlet. Pemantauan perubahan berat dan tinggi badan membantu
untuk mengevaluasi pertumbuhan atlet muda dan dapat berfungsi sebagai
prediktor kesehatan dan kesejahteraan di masa dewasa. Penilaian komposisi tubuh
juga bisa menjadi indikator keseimbangan energi, efek pelatihan, dan risiko
penyakit secara keseluruhan. Oleh karena itu, pada bahasan ini untuk menentukan
berat badan dan komposisi tubuh, menjelaskan teknik pengukuran komposisi
tubuh, dan menggambarkan bagaimana diet dapat membantu atlet dalam
mencapai tujuan komposisi tubuh.
Kebutuhan gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, cairan, serta
mineral penting dalam rangka meningkatkan performa selama sesi latihan maupun
sesi perlombaan. Gizi dalam olahraga memiliki peran secara khusus untuk
menjaga berat badan, komposisi tubuh dan berpengaruh terhadap stamina atlet,
terutama dalam olahraga profesional. Pengaturan berat badan pada atlet
hendaknya difokuskan pada komposisi tubuh, bukan pada berat badan karena
kebutuhan atlet perseorangan tidak memiliki standar berat badan maupun
persentase lemak tubuh.
Penilaian komposisi tubuh tidak boleh menjadi ukuran satu kali selama
musim. Ini juga dapat membantu untuk merencanakan latihan. Seperti dibahas
sebelumnya, seorang atlet harus bekerja dengan pelatih kekuatan dan
pengkondisian, bersama dengan ahli gizi untuk mengembangkan rencana untuk
mendapatkan kembali kehilangan LBM/FFM yang hilang selama latihan dan
untuk menentukan bagaimana mencegah hal ini terjadi pada musim berikutnya.
Sebaliknya, jika seorang atlet menambah berat badan atau massa lemak setelah
musim, atlet harus bekerja dengan pelatih dan ahli gizi untuk mencapai komposisi
tubuh yang optimal sebelum musim berikutnya. Tujuan pembahasan ini agar atlet
dapat memaksimalkan performa dengan komposisi tubuh yang baik.
Secara umum, banyak cara untuk mengatur dan menentukan berat badan.
Sebelum melakukan pengaturan berat badan, maka ahli gizi harus mampu untuk:
Antropomteri
Berat dan tinggi adalah pengukuran antropometrik yang paling umum
diambil selama penilaian atlet. Untuk memastikan keakuratan, berat badan harus
diambil dengan skala yang dikalibrasi dan bukan sebagai pengukuran dari atlet.
Tergantung pada tujuan kunjungan (misalnya, ulasan diet mingguan, penilaian
triwulanan, atau fisik musiman), bobot harus diambil pada skala yang sama pada
setiap kunjungan untuk konsistensi. Tinggi badan menggunakan alat stadiometer,
yang dapat dipasang pada skala atau ditempelkan pada dinding. Untuk atlet muda
yang masih tumbuh, pengukuran tinggi badan harus dilakukan pada saat
monitoring setiap kunjungan untuk menilai perubahan.
Berat dan tinggi dapat digunakan untuk menentukan Indeks Massa Tubuh
(IMT atau BMI). IMT sering dianggap sebagai ukuran komposisi tubuh akan
tetapi kurang tepat karena nilai tersebut tidak memberikan nilai apa pun terkait
dengan lemak tubuh atau masa otot. IMT merupakan indeks sederhana yang
dihitung dari berat dan tinggi seseorang. IMT memberikan indikator untuk
menentukan tentang gizi kurang, gizi lebih dan obesitas. Penggunaan IMT ini
untuk usia 18 tahun keatas. Untuk rumus IMT nya atau cara perhitungannya
adalah sebagai berikut
Keterangan :
Weight = Berat badan (Kg)
Height = Tinggi Badan (m)
Komposisi Tubuh
Dalam konteks olahraga, komposisi tubuh dapat berkontribusi pada
kinerja, risiko cedera, dan penetapan tujuan serta intervensi yang efektif.
Seringkali, ketika individu mendengar istilah komposisi tubuh, reaksi
langsungnya adalah memikirkan lemak tubuh dan bukan tentang komponen lain
yang berkontribusi pada susunan tubuh secara keseluruhan (misalnya, otot, air,
tulang, mineral). Komposisi tubuh dapat dijelaskan dalam model dua
kompartemen, tiga kompartemen, atau empat kompartemen. Untuk keperluan bab
ini, model dua kompartemen— (1) massa tubuh tanpa lemak, yang meliputi otot,
tulang, dan organ, dan (2) massa lemak akan digunakan. Meskipun tidak persis
sama, penting untuk dicatat bahwa untuk banyak tujuan istilah lean body mass
(LBM) dan massa bebas lemak digunakan secara bergantian.
Skinfold
Ukuran lain dalam kategori ini adalah metode yang menggunakan
ketebalan lipatan kulit untuk memperkirakan persentase lemak. Dalam kategori
teknik klinis tradisional, pengukuran ketebalan lipatan kulit sudah tersedia, cukup
akurat, biaya rendah, dan hanya membutuhkan sekitar lebih dari 5 menit per atlet.
Namun, ada standar tertentu yang harus dipenuhi untuk memastikan keakuratan.
Tiga faktor dapat memengaruhi keakuratan estimasi persentase lemak dengan
ketebalan lipatan kulit. Pertama, tindakan perlu diambil di lokasi anatomi yang
benar. Setiap tempat terstandarisasi jelas dibatasi oleh landmark bertulang.
Lokasi ini perlu diidentifikasi dan ketebalan lipatan kulit diukur ketika atlet
berada dalam posisi tubuh yang benar. Dapat dilihat gambar di bawah ini alat
untuk mengukur lipatan lemak.
Banyak atlet dalam olahraga tertentu (mis., Sepak bola dan bola basket)
percaya bahwa mereka harus besar untuk menjadi baik dalam olahraga mereka
karena ukuran secara tradisional telah dikaitkan dengan kualitas kinerja: Semakin
besar atlet, semakin baik kinerjanya. Tapi besar tidak selalu berarti lebih baik.
Dalam olahraga tertentu lainnya, yang lebih kecil dan lebih ringan dianggap lebih
baik untuk kinerja (mis., Senam, skating figur, dan menyelam). Namun ini dapat
dibawa ke ekstrem, membahayakan kesehatan dan kinerja atlet. Pada bagian
berikut, kami mempertimbangkan bagaimana kinerja dapat dipengaruhi oleh
komposisi tubuh. Dapat dilihat dibawah ini tujuan dari masing-masing cabang
olahraga dan performa.
jumper, dan polevaulter, yang harus memaksimalkan jarak vertikal atau horizontal
atau keduanya. Berat tambahan, meskipun itu adalah massa bebas lemak aktif,
bisa mengurangi daripada memfasilitasi kinerja dalam acara ini.
Teknik pada akhirnya akan tersedia untuk memperkirakan tidak hanya
massa lemak atlet dan massa bebas lemak tetapi juga potensi untuk meningkatkan
massa bebas lemak mereka. Teknik seperti itu akan memungkinkan atlet untuk
merancang program pelatihan yang akan mengembangkan massa bebas lemak
mereka hingga maksimum yang diproyeksikan sambil mempertahankan massa
lemak mereka pada tingkat yang relatif rendah. Menggabungkan pelatihan
resistensi dengan konsumsi karbohidrat, atau karbohidrat dan protein, selama
pemulihan dari latihan kukuatan efektif untuk meningkatkan massa bebas lemak.
Weight Standards
Standar berat badan telah digunakan dalam beberapa olahraga selama
bertahun-tahun. Baru-baru ini, penggunaannya telah menjadi lebih luas, dan
sebagian besar olahraga sekarang telah mengadopsi standar berat badan yang
dimaksudkan untuk memastikan bahwa atlet memiliki ukuran dan komposisi
tubuh yang optimal untuk kinerja maksimal.
Secara teoritis, faktor genetik atlet elit dan latihan intensif selama
bertahun-tahun secara tidak langsung memperikan gambaran profil komposisi
tubuh pada atlet. Profil atletik terbaik untuk olahraga yang diberikan. Jika kita
melihat pada pelari jarak jauh, banyak yang terbaik berada di bawah 12% lemak
tubuh. Dua pelari jarak jauh hanya memiliki sekitar 6% lemak. Salah satu dari
mereka telah memenangkan enam kejuaraan lintas negara internasional berturut-
turut, dan yang lainnya memegang waktu yang paling tepat di dunia untuk
maraton. Dari hasil ini, kita bisa tergoda untuk menyarankan bahwa setiap pelari
jarak jauh perempuan harus memiliki antara 6% dan 12% lemak tubuh relatif.
Dehydration
Diet atau defisit kalori yang sangat rendah menyebabkan sejumlah besar
penurunan berat badan, terutama melalui dehidrasi. Setiap gram karbohidrat yang
disimpan, ada sekitar 2,6g air. Ketika karbohidrat digunakan untuk energi, air itu
hilang. Dengan demikian, dengan diet dan kalori sangat rendah, simpanan
karbohidrat berkurang secara substansial selama beberapa hari pertama. Hal ini
menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan yang disebabkan oleh
hilangnya air tubuh. Selain itu, atlet yang berusaha membuat berat badan dapat
berolahraga dengan mengenakan pakaian olahraga parasut, duduk di sauna dan
mandi uap, mengunyah handuk untuk menghilangkan air liur, dan meminimalkan
asupan cairan mereka. Ini adalah metode yang salah dalam penurunan berat badan
namun sampai sekarang masih terjadi. Kehilangan air yang parah seperti itu
mengganggu fungsi ginjal dan kardiovaskular dan berpotensi berbahaya.
Kehilangan sesedikit 2% dari berat atlet melalui dehidrasi dapat mengganggu
kinerja, bahkan mengganggu kinerja terampil dalam olahraga intensitas tinggi
durasi pendek seperti tenis, sepak bola, dan bola basket.
Eating Disorders
Menstrual Dysfunction
Disfungsi menstruasi, atau pola dan siklus menstruasi yang abnormal,
sering diamati pada atlet wanita. Prevalensi ogomenomhea yang tinggi (siklus
tidak teratur dan tidak konsisten, 36-90 hari), amenore (penghentian siklus haid
selama tiga bulan), dan menarche yang tertunda (periode pertama) telah dikaitkan
dengan olahraga yang menekankan berat badan rendah atau lemak tubuh rendah.
Kombinasi pembatasan kalori dan diet vegetarian juga umum di antara atlet
wanita.
Penyebab gangguan menstruasi ini adalah kegagalan atlet untuk
mengkonsumsi jumlah kalori yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pengeluaran energi yang terkait dengan pelatihan olahraga. Akibatnya, atlet
tersebut dalam keadaan kekurangan energi atau ketersediaan energi yang rendah.
Disfungsi menstruasi adalah adaptasi tubuh terhadap defisit energi, di mana energi
didorong menjauh dari pertumbuhan dan reproduksi untuk mendukung proses
yang lebih penting seperti termoregulasi, fungsi kekebalan tubuh, dan
pemeliharaan sel. Pada atlet seperti anoreksia nervosa dan disfungsi ada hubungan
dengan menstruasi. Faktanya, amenore adalah salah satu kriteria ketat yang
diperlukan untuk diagnosis anoreksia nervosa pada anak perempuan dan
perempuan. Terdapat hubungan pada bulimia, tetapi semakin banyak atlet yang
ditemukan bersifat bulimia dan amenore.
Mesomoprh
• Tantangan olahraga: Struktur menengah dan tinggi badan
membatasi kinerja dalam olahraga yang membutuhkan
bangunan sangat besar atau tinggi seperti pemain sepak bola
atau pemain basket.
• Kekuatan olahraga: Agility dan kecepatan; mendapatkan otot
dengan mudah; mudah untuk menurunkan dan menambah berat
badan.
• Olahraga ideal: Olahraga tangguh seperti lari cepat, renang
jarak menengah, sebagian besar olahraga tim; olahraga gravitasi
yang menekankan rasio kekuatan-terhadap-berat yang tinggi
seperti lari jarak jauh, bersepeda, triathlon, angkat besi
Ectomorph
• Tantangan olahraga: Kemampuan terbatas untuk mendapatkan
massa membatasi kinerja dalam olahraga kekuatan atau kekuatan.
• Kekuatan olahraga: Lean dan kurus meningkatkan kinerja dalam
olahraga gravitasi.
• Olahraga ideal: Lari jarak jauh, acara ultra-daya tahan, olahraga estetika
Endomorph
• Tantangan olahraga: Agility dan kecepatan, aktivitas kardiovaskular
yang menopang berat badan seperti berlari; kehilangan
pengondisian dengan cepat begitu pelatihan / aktivitas berhenti
• Kekuatan olah raga: Kuat, kapasitas paru-paru besar
• Olah raga yang ideal: Power lifting, gelandang sepakbola, gulat
Latihan
1. Apaakh pengukuran status gizi pada atlet bisa menggunakan IMT?
Jawab:
Pada dasarnya khusus atlet elit lebih disarankan menggunakan pengukuran
komposisi tubuh. Karena berat badan kurang bisa mencerminkan kondisi
kompartmen atlet. Secara umum pada atlet yang bertanding pada kelas
berdasarkan berat badan ini yang kadang-kadang tidak dipahami penurunan berat
badan yang baik seperti apa.
2. Bagaimana cara mudah melihat kehilangan berat badan saat olahraga?
Jawab:
Sebelum olahraga atlet disarankan untuk menimbang dan setelah berolahraga
ditimbang kembali. Hal ini untuk menjaga kehilangan cairan yang keluar dari
latihan. Perlu diperhatikan jika latihan pada cuaca ekstrem agar atlet tidak
mengalami dehidrasi.
3. Apakah tes somatotype bisa memaksimalkan performa atlet/
Jawab:
Pada dasarnya bentuk tubuh akan diikuti karena faktor latihan, asupan dan
istirahat. Upaya ini lebih baik dilakukan saat mencara bibit-bibit unggul sehingga
bisa lebih optimal. Seperti pada beberapa cabang olahraga khsus.
Refensi
Burke L dan Deakin Vicki. 2015. Clinical Sport Nutrition Edition 5th. McGraw-
Hill Education Autralia.
Karpinski, Christine dan Rosenbloom. 2017. Sports Nutrition: A Handbook for
Professionals, Sixth Edition. Eat Right: The Academy of Nutrition and
Dietetics.
Maughan R. 2014. Sport Nutrition: The Encyclopaedia of Sports Medicine an
IOC Medical Commission Publication. Willey Blackwell.
Muth Digate N. 2015. Sport Nutrition for Health Professional. American Council
of Exercise.
Dunford M, Doyle AJ. 2008. Nutrition for Sport and Exercise. Thomson
Wadworth.