PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup
masyarakat, sehingga semua negara berupaya menyelenggarakan pembangunan
kesehatan sebaik-baiknya. Pembangunan kesehatan di Kecamatan Pancatengah
Kabupaten Tasikmalaya dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Pembangunan Nasional dan Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat.Sesuai
dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, yang mencakup aspek jasmani dan rohani.Tujuan
tersebut akan tercapai apabila derajat kesehatan masyarakat meningkat, melalui
peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan yang merata, serta
mengembangkan kesadaran dan perilaku hidup sehat dikalangan masyarakat.
Derajat kesehatan yang tinggi merupakan suatu prakondisi untuk meningkatkan
produktivitas sumber daya manusia.
Berbagai perubahan dan tantangan stategis yang mendasar seperti
globalisasi, demokratisasi, desentralisasi, krisis multidimensi, serta pemahaman
kesehatan sebagai hak asasi dan intervensi mendorong terjadinya revisi terhadap
sistem kesehatan yang selama ini menjadi dasar pembangunan kesehatan di
Indonesia. Untuk Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya sendiri upaya
peningkatan derajat kesehatan merupakan bagian dari peningkatan pembangunan
di Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya, sesuai dengan Undang-
Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, semua aktivitas pembangunan kesehatan
ditujukan melalui status kesehatan yang memberikan konstribusi kepada kualitas
kehidupan yang produktif dan lebih tinggi secara sosial maupun ekonomi.Kegiatan
pelayanan kesehatan ditujukan melalui pemerataan dan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan, aksesbilitas (keterjangkauan) dengan prioritas golongan
masyarakat berpenghasilan rendah atau ekonomi lemah yang sebagian besar
bermukim di daerah pedesaan, daerah kumuh di perkotaan, masyarakat di daerah
terpencil dan perbatasan termasuk masyarakat terasing dan daerah pemukiman
baru.
Berbagai kegiatan pembangunan di Kecamatan Pancatengah Kabupaten
Tasikmalaya dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan bersama-sama
dengan sektor terkait lain dan dukungan dari masyarakat termasuk sektor swasta,
A. Gambaran Umum
1. Visi dan Misi Puskesmas DTP Pancatengah
a. Visi :
Terwujudnya Masyarakat yang mandiri untuk berprilaku hidup sehat
b. Misi :
1) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup sehat
2) Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit
berbasis lingkungan.
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfa’atkan fasilitas
kesehatan.
2. Keadaan Geografis
Kondisi geografis Kecamatan Pancatengah terdiri dari
pegunungan,bukit dan dataran. Letak wilayahnya berbatasan dengan beberapa
kecamatan, yaitu:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cikatomas
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cimerak wilayah
Kabupaten Pangandaran.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikalong
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cikatomas
Berdasarkan data dari Kantor Statistik Kecamatan Pancatengah
Kabupaten Tasikmalaya, Wilayah Kecamatan Pancatengah terbagi menjadi 11
Desa ….. Dusun,… RW, ….. RT. Nama-nama desa yang ada di Wilayah Kerja
Puskesmas DTP Pancatengah adalah Desa Cibongas, Cikawung, Tonjong,
Jayamukti, Pancawangi, Pangliaran, Cibuniasih, Margaluyu, Tawang,
Neglasari, dan Mekarsari. Wilayah Kerja Puskesmas Pancatengah dapat
digambarkan dalam Gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1
Peta
Wilayah Kerja
3. Keadaan Demografi
Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain
tingkat pertumbuhan penduduk, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas
penduduk, distribusi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur serta
kepadatannya.
Jumlah Penduduk
48,000 47,670
47,522
47,500
46,945
47,000
46,500
46,000 45,709
Jumlah
45,500 Penduduk
45,000 44,785
44,500
44,000
43,500
43,000
2012 2013 2014 2015 2016
75+ 1,166
963
70 - 74 1,164
1,263
65 - 69 1,064
1,189
60 - 64 1,296
1,328
55 - 59 1,652
1,767
50 - 54 1,389
1,324
45 - 49 1,763
2,129
40 - 44 996
1,165
35 - 39 1,328
1,265
30 - 34 1,286
1,126
25 - 29 1,761
1,743
20 - 24 1,063
1,185
15 - 19 1,834
973
10 - 14 1,452
1,574
5--9 1,963
2,184
0--4 2,064
2,248
0 500 1,000 1,500 2,000 2,500
Perempuan Laki-Laki
4. Kepadatan Penduduk
Luas wilayah Kecamatan Pancatengah adalah sebanyak 20,45 Km2,
luas wilayah ini kurang sebanding dengan jumlah penduduk di Kecamatan
Pancatengah Kab. Tasikmalaya dan tentunya berdampak terhadap persebaran
penduduk. Luas wilayah tidak bertambah sedangkan jumlah penduduk dari
tahun ketahun terus mengalami peningkatan menyebabkan kepadatan
Kepadatan Penduduk
2,350.00
2,300.00
2,250.00
Kepadatan
2,200.00 Penduduk
2,150.00
2,100.00
2012 2013 2014 2015 2016
B. Perilaku Penduduk
1. Tingkat Pendidikan Penduduk
Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Pancatengah Kab.
Tasikmalaya pada tahun 2012-2017, dapat dilihat pada Gambar 2.5.
6000
4000
2000
0
Tidak Tamat SD SD SMP SMA PT
Column1
PEREMPUAN
1235 LAKI LAKI
1133
Gambar 2.5 menunjukkan bahwa jumlah laki-laki yang melek huruf lebih
banyak 2,63% dibandingkan dengan jumlah perempuan yang melek huruf
2,34%.
A. Angka Kematian
1. Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah
jumlah banyaknya kematian bayi berusia dibawah usia satu tahun pada setiap
1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Angka ini merupakan salah
satu indikator yang sensitif terhadap ketersediaan pemanfaatan dan kualitas
pelayanan kesehatan terutama pelayanan perinatal. Angka kematian bayi ini
juga merupakan suatu indikator penting untuk mencerminkan keadaan derajat
kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif
terhadap terhadap lingkungan tempat orang tua bayi tinggal dan erat kaitannya
dengan status sosial orang tua. Angka kematian bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pancatengah dari Tahun 2012 sampai Tahun 2017 dapat dilihat
pada Gambar 3.1.
8
2012
2013
2014
2015
2016
12 16
0 0
0
2015 2016
3. Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalah
banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena
sebab-sebab lain per 100.000 kelahiran hidup. Informasi mengenai tingginya
MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan
reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman
2015
2016
B. Angka Kesakitan
1. TB Paru
TB Paru atau Tuberkulosis Paru adalah penyakit yang ditimbulkan
karena adanya infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberkulosa dan bakteri ini akan menyerang organ paru-paru. Gambar 3.3 di
bawah ini menunjukkan Kasus TB Paru yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Pancatengah.
50
45 44
39
5
0
2015 2016
40 39
35 BTA + diobati
Angka Kesembuhan
30
25 Pengobatan Lengkap
25 23
20
15
10
6
5 3
0
2015 2016
2015
2016
Gambar 3.6 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis di Wilayah Kerja
Puskesmas Pancatengah Tahun 2015-2017
(Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Pancatengah Tahun 2015 dan Laporan
TB Paru Puskesmas Pancatengah Tahun 2017)
3. Kasus Diare
Diare merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih per hari) yang disertai
perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita. Di Puskesmas
Pancatengah kasus diare ini dapat ditangani 69,25% (825 kasus) dari jumlah
target penemuan diare 2573 kasus) dengan angka kesakitan mencapai 54 per
1.000 penduduk, namun di tahun 2014 jumlah perkiraan kasus adalah
sebanyak 2412 kasus dengan angka kesakitan mencapai 91 per 1.000
penduduk dan 312 kasus mengenai jumlah diare yang ditangani. Hal ini dapat
kita lihat pada gambar yang tersaji dalam Gambar 3.7 di bawah ini.
3000
2573
2412
2000
Target Penemuan Diare
Diare Ditangani
1000 825
312
0
2015 2016
4837
5000
4500
4000 3393
Jumlah Balita
3500
3000
2500 Perkiraan Penderita
2000
1500
Penderita ditemukan
1000 484 360 339 232 dan ditangani
500
0
2015 2016
5. Kusta
Kusta adalah penyakit yang disebabkan kuman Mycobacterium lepra
yang menyerang kulit dan saraf tepi. Penderita kusta yang tidak diobati
berpotensi menularkan kepada orang lain dengan kontak erat dan dalam kurun
waktu yang lama. Kasus kusta di Puskesmas Pancatengah Tahun 2015 - 2017
tidak ditemukan.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2015 2016
Gambar 3.9 Jumlah Kasus yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) di
Wilayah Kerja Puskesmas Pancatengah Tahun 2015-2017
(Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Pancatengah Tahun 2015 dan Laporan
Imunisasi Puskesmas Pancatengah Tahun 2017)
6
5
4
3
2
1
0 Jumlah Kasus DBD
2015
2016
9. Malaria
Berikut merupakan jumlah kesakitan dan kematian akibat malaria di
Puskesmas Pancatengah Tahun 2017 yang tertera pada Gambar 3.11.
0 0 0 0 0 0 0 0
Suspek Malaria Darah diperiksa Positif Malaria Meninggal
10. Filariasis
Penyakit filariasis atau kaki gajah merupakan penyakit yang disebabkan
oleh cacing filaria, kejadian penyakit filariasis ini tidak ditemukan di Puskesmas
Pancatengah Tahun 2017.
12
10
6 Kejadian Luar
Biasa (KLB)
4
0
2015 2016
0
Tahun 2016
100.00%
90.00%
80.00%
K1
70.00%
K4
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
2015 2016
2015 2016
86.80%
43.10%
20% 20%
2015 2016
73
59
139
131
2015 2016
d. Kunjungan Neonatus
Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah prosentase neonatal (bayi
kurang dari satu bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal dua
kali dari tenaga kesehatan satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali pada
umur 8-28 hari. Angka ini menunjukan kualitas dan jangkauan pelayanan
kesehatan neonatal, hal ini karena bayi hingga usia kurang dari 1 (satu)
bulan mempunyai risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Cakupan
kunjungan neonatal yang terjadi di Kecamatan Pancatengah Kab.
Tasikmalaya pada tahun 2015 untuk KN 1 sebanyak 851 (77,3%), dan KN 3
sebanyak 840 (76,3%). Pada Tahun 2017 mengalami peningkatan cakupan
kunjungan neonatal bayi yang melakukan kunjungan satu kali (KN 1)
sebanyak 833 (109,5 %) dan KN 3 sebanyak 832 (109,3%). Berikut disajikan
gambar grafik kecenderungan kunjungan neonatus di Kecamatan
Pancatengah dari tahun 2015-2017.
KN 1 KN 3
76.30%
109.30%
77.30%
109.50%
2015
2016
384
2016
Laki-Laki Perempuan
66.80%
63.10%
2016
Gambar 4.7 Cakupan Bayi yang Diberi ASI Ekslusif di Wilayah Kerja
Puskesmas DTP Pancatengah Tahun 2017
(Sumber : Laporan Gizi Puskesmas DTP Pancatengah Tahun 2017)
83% 82%
17% 18%
2015 2016
0.20%
13.10% 13.10%
1.60% IUD
2.80%
MOP
MOW
IMPLAN
SUNTIK
PIL
Kondom
68.10%
17.83% 25.42%
17.83%
4.50%
1.35% 19.10%
4.60%
0.00% 0.96% 5.66% 8.30%
0.00% 0.06% 13.10%
2012 0.00% 2.30%
2013 0.00% 2.80%
1.80%
1.20%
2014
2015
2016
14.30%
10.20%
2015 2016
7%
18%
0%
1% IUD
MOP
9% MOW
Implan
0% Kondom
Suntik
Pil
64%
Cakupan Pemberian Vitamin A Bagi Bayi dan Balita serta Ibu Nifas
di Wilayah Kerja Puskesmas Pancatengah Tahun 2015-2016
Bayi dan Balita Ibu Nifas
100% 94,31%
72.50%
55.37%
2015 2016
99.89%
78.77% 71.16% 70.58% 87.71%
70.55% 63.88%
62.60%
84.30%
52.10%
2015 2016
Persentase Balita BGM (Bawah Garis Merah) dan Balita Gizi Buruk
di Wilayah Kerja Puskesmas Pancatengah Tahun 2012-2016
6.00%
5.50%
5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
0.90%
1.00% 0.97% 0.51%
0.73%
0.20% 0.20% 0.27% 0.23% 0.06%
0.00%
2012 2013 2014 2015 2016
85.70%
74.40% 85.70%
74.40%
85.58%
75.41%
85.80%
75.40%
87%
79%
91.20%
76.30%
2015 2016
TT-1 TT-2
86.10%
75.00%
92.80%
76.10%
2015 2016
883
583
357
135
2015 2016
95.00%
64.00%
100.00%
85.00%
2015 2016
18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000 Cakupan Jaminan
2000 Kesehatan Pen-
0 duduk
JAMKESMAS JAMKESDA TNI/POLRI/PNS
25,000
23.868
24,000
23,000
22,000
18,000
2014 2015 2016
3. Ketersediaan Obat
Persentase ketersediaan obat di Puskesmas Pancatengah dapat dilihat
pada Lampiran di Tabel 66, dimana obat yang tersedia terdiri dari obat
umum, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP). Berdasarkan data dari Pengelola Obat di Puskesmas Pancatengah
dapat ditarik garis besar jumlah pemakaian tertinggi obat di Puskesmas
Pancatengah yang disajikan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut ini.
14472
5277 1520
2016
D. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Rumah Sehat
Rumah sehat merupakan bangunan tempat berlindung dan beristirahat
yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,
sehingga seluruh anggota keluarga dapat memperoleh derajat kesehatan
yang optimal. Syarat rumah sehat menurut Winslow dan APHA (American
Public Health Association) harus memiliki syarat antara lain :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaaan
(ventilasi), ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan atau suara
yang mengganggu.
b. Memenubuhi kebutuhan psikologis antara lain cukup aman dan nyaman
bagi masing-masing penghuni rumah, privasi yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, lingkungan
tempat tinggal yang memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama.
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang sesuai,
cukup sinar matahari pagi, dan terlindungnaya makanan dan minuman
dari pencemaran.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah seperti kontruksi
bangunan yang kokoh, terhindar dari bahaya kebakaran, tidak
menyebabkna keracunan gas, terlindung dari kecelakaan lalu lintas dan
sebagainya.
Menurut data yang dilaporkan oleh program kesehatan lingkungan
Puskesmas Pancatengah Tahun 2017 menunjukkan bahwa rumah yang
memenuhi syarat kesehatan adalah sebanyak 7.031 rumah (58,79%), rumah
yang belum memenuhi syarat adalah sebanyak 4.929 (41,21%). Rumah
yang belum memenuhi syarat tersebut dilakukan pembinaan pada tahun
2017, pembinaan dilakukan terhadap 2.040 rumah (41,39%) dan rumah
dibina yang memenuhi syarat adalah sebanyak 1.275 rumah (62,50%).
Rumah yang memenuhi syarat (Rumah Sehat) pada tahun 2017 sebanyak
8.306 rumah (69,45%). Berikut ini merupakan kecenderungan jumlah rumah
8000
7500
7000 7034
Jumlah
Rumah Sehat
6500
6000
2015 2016
A. Sarana Kesehatan
1. Sarana Kesehatan Dasar
a. Pemerintah
Puskesmas Pancatengah merupakan puskesmas rawat jalan,
Rawat Inap dan sudah memiliki PONED (Pelayanan Obstretri Neonatal
Emergensi Dasar). Jenis–jenis pelayanan yang ada di Puskesmas
Pancatengah meliputi :
1) UGD (Unit Gawat Darurat)
2) Rawat Jalan
3) Rawat Inap
4) Poli Gigi
5) Persalinan/PONED
6) USG (Ultrasonografi) dan EKG (Elektrokardiografi)
7) KIA/KB
8) Laboratorium Sederhana
9) Gizi
10) Apotek
11) Ambulance
Selain itu, untuk membantu pelayanan puskesmas agar tetap
merata dan dapat menjangkau seluruh penduduk yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Pancatengah terdapat beberapa pelayanan tambahan di luar
gedung puskesmas, seperti :
1) Puskesmas Pembantu
Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kecamatan Pancatengah
Kab. Tasikmalaya pada tahun 2017 sebanyak 4 buah, yakni berada di
Desa Cikawung, Desa Tawang, Desa Cibuniasih dan Desa Neglasari.
2) Puskesmas Keliling
Jumlah Puskesmas Keliling (Pusling) roda empat di Kecamatan
Pancatengah Kab. Tasikmalaya pada tahun 2017 sebanyak 2 buah.
3) Polindes/Poskesdes
Jumlah polindes/poskesdes yang ada di Kecamatan Pancatengah Kab.
Tasikmalaya sebanyak 3 buah yaitu di Desa …………….., Desa
…………….., dan Desa ……………...
76
74
75 75 75 75
72 73
70
68
Jumlah Posyandu
66
64
62
60
2012 2013 2014 2015 2016
80 3
6 3
70 4
3 10 23
8 9 11 Mandiri
60
Purnama
50 Madya
29 31 Pratama
40 47
45
30 49
20
24 23
10 8 11
0
0
2012 2013 2014 2015 2016
c. Desa Siaga
Selain Posyandu, di Kecamatan Pancatengah Kab. Tasikmalaya
terdapat pula Desa Siaga yaitu Desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya serta kemampuan untuk mencegah dan mengatasi berbagai
masalah kesehatan, bencana, kegawatdaruratan kesehatan secara
mandiri. Di Desa siaga minimal harus ada pusat kesehatan masyarakat
yang dilayani oleh 1 (satu) orang tenaga bidan dan 2 (dua) orang kader
kesehatan dan ditempat ini masyarakat setidaknya mendapatkan
pelayanan kesehatan dasar. Jumlah Desa Siaga di Kecamatan
Pancatengah Kab. Tasikmalaya sampai tahun 2017 ini yaitu sebanyak 11
buah itu berarti semua desa yang ada di wilayah Kecamatan Pancatengah
Kab. Tasikmalaya telah memiliki desa siaga dan aktif. Dalam desa siaga
terdapat juga strata seperti halnya posyandu, dimana 11 desa siaga
berstrata madya.
0
Pratama
Madya 0
Purnama 0
Mandiri
7 8
Poskesdes
Polindes
Posbindu
C. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan memegang peranan sangat penting dalam
penyelenggaraan roda pelayanan kesehatan pada masyarakat di Kecamatan
Pancatengah Kab. Tasikmalaya dalam upaya mencapai tujuan sesuai visi dan misi
pembangunan. Sumber dana pembangunan kesehatan di Kecamatan Pancatengah
Kab. Tasikmalaya tidak hanya bersumber dari APBD saja tapi ditunjang dengan
sumber dana lain yaitu APBN yang didapatkan dari BOK atau Bantuan Operasional
Kesehatan dan ASKESKIN. Pada Tahun 2017 ini besarnya anggaran kesehatan
yang bersumber dari APBD Kabupaten Tasikmalaya adalah sebesar Rp260.392.560
atau 11,85%, dan besarnya anggaran dari APBN adalah Rp1.936.569.716 atau
88,15%, dimana dana ini didapatkan dari dua sumber yakni BOK sebesar
Rp134.850.000 atau 6,14% dan ASKESKIN sebesar Rp1.801.719.716 atau 82,01%.
Sehingga total anggaran Tahun 2017 sebesar Rp2.196.962.276, dan anggaran
kesehatan per kapita adalah sebesar Rp49.500. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
5.6.
APBD Kab
12%
ASKESKIN 82,01%
BOK 6,14%
APBN
88%
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan informasi hasil pembangunan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Pancatengah Tahun 2017 yang dilaporkan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Tidak ada kasus kematian ibu yang dilaporkan.
2. Jumlah kematian bayi yang dilaporkan sebanyak 1, neonatus sebanyak 1 dan
balita tidak ada..
3. Angka Kesembuhan TB dilaporkan sebesar 90,91%.
4. Kasus pneumonia pada balita ditangani sebanyak 74,4%.
5. Angka Kesakitan Diare sebesar 91/1000 penduduk.
6. Tidak ditemukan kasus HIV/AIDS.
7. Tidak ditemukan kasus APF Non Polio.
8. Tidak ada Kasus Kusta ditemukan.
9. Kasus PD3I ditemukan yakni kasus Campak sebanyak 0 orang dengan Case
Fatality Rate (CFR) 0%.
10. CFR Malaria 0%.
11. Tidak ditemukan kasus Filariasis.
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat di Desa
………….., sudah dilakukan upaya-upaya kesehatan yang hasilnya sebagai berikut :
1. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K1: 67,36%, K4: 63,20%, Persalinan
ditolong tenaga kesehatan: 100%.
2. Imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 75%.
3. Cakupan ibu hamil yang diberi tablet Fe 1 sebanyak 99,9%, dan Fe 3 sebanyak
87,7%.
4. Penanganan komplikasi kebidanan sebesar 91,4%, dan penanganan komplikasi
neonatal sebesar 52,5%.
5. Persentase cakupan KB aktif sebesar 56,6% dan KB baru sebesar 14,3%.
6. Cakupan KN 1 sebanyak 77,3%, dan KN lengkap sebanyak 76,3%.
7. Cakupan ASI Eksklusif sebanyak 68,9%.
8. Persentase cakupan desa UCI sebesar 33,3%.
9. Cakupan imunisasi dasar lengkap 74,4%.
10. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi sebanyak 100%.