Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019,
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan. Dalam penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat
perlu dilakukan peningkaan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam
rangka meningkatkan derajat masyarakat serta menyukseskan program jaminan sosial
nasional.
Penyelenggaraan upaya kesehatan di puskesmas meliputi upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif dengan tujuan mewujudkan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial
dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan diselenggarakan untuk mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kecamatan
Kerajaan yang semakin berkembang baik ekonomi, politik dan sosial budaya maka dipandang
perlu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan juga perlu menerbitkan profil
kesehatan UPT. Puskesmas Sukaramai yang diterbitkan setiap tahunnya.Tujuan utama
diterbitkannya Profil Kesehatan tahun 2021 agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan di
Kecamatan Kerajaan KabupatenPakpak Bharat yang disajikan dalam bentuk narasi, tabel,
grafik maupun gambar.
Profil Kesehatan UPT. Puskesmas Sukaramai tahun 2021 memuat berbagai data yang
meliputi:
a. Data umum meliputi data geografis, kependudukan dan sosial ekonomi.
b. Data Derajat Kesehatan meliputi data kematian, data kesakitan dan data status gizi.
c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat, meliputi data air
bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum dan data perilaku hidup sehat.
d. Data Sumber Daya Kesehatan meliputi data sarana kesehatan, data tenaga kesehatan.

1
Data dianalisis dengan sederhana untuk beberapa masalah kesehatan yang dianggap
penting akan dianalisis lebih lanjut dan lebih rinci yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik
maupun gambar. Profil Kesehatan Kecamatan Kerajaan tahun 2021 dapat digunakan sebagai
sarana penyediaan data dan informasi dalam rangka evaluasi dan perencanaan kegiatan-
kegiatan, serta pengambilan keputusan berdasarkan fakta (evidence based decision making).
Untuk lebih memudahkan dalam memahami Profil Kesehatan Kecamatan Kerajaan
tahun 2021 ini, akan disajikan sistematika penyajiannya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan disusunnya Profil
Kesehatan Kecamatan Kerajaan. Dalam bab ini juga diuraikan secara ringkas
isi dari profil dan sistematika penyajiannya.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi tentang gambaran umum Kecamatan Kerajaan yang terdiri dari
keadaan geografi, kependudukan, sosial, ekonomi dan budaya.
BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Bab ini berisi tentang gambaran angka kematian, angka kesakitan dan angka
status gizi masyarakat.
BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN
Bab ini berisi gambaran pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan.
BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Bab ini berisi gambaran sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
BAB VI : KESIMPULAN
Bab ini berisi hal-hal penting, hal-hal yang dianggap masih kurang dalam
rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
LAMPIRAN : Terdiri dari rekapitulasi angka pencapaian Kecamatan dan beberapa tabel
data yang merupakan gabungan Tabel Indikator Kecamatan Sehat dan
Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. Lokasi dan Keadaan Geografis


Puskesmas Kerajaan terletak di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan, yang
merupakan salah satu UPT. Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat.
Wilayah Kerja Puskesmas SukaramaiTerdiri dari 10 Desa dengan Luas Wilayah 147,6
km2, dimana semua desa dapat dijangkau oleh roda empat.
Batas-batas UPT. Puskesmas Sukaramai Kecamatan Kerajaan adalah:
1. Sebelah Utara : Kecamatan Sidikalang, Kab. Dairi
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Tinada, Kab. Pakpak Bharat
3. Sebelah Timur : Kecamatan Parbuluan, Kab. Dairi
4. Sebelah Barat : Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

Tabel 2.1 Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat


No Desa Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan
Penduduk
1 Sukaramai 33,1 2.244 67,79
2 Kuta Saga 3,3 1.348 408,48
3 Kuta Meriah 10,5 1.095 104,29
4 Kuta Dame 18,0 3.416 189,78
5 Perpulungen 17,8 2.223 124,89
6 Pardomuan 5,3 673 126,98
7 Majanggut I 15,4 1.369 88,90
8 Majanggut II 36,5 246 6,74
9 Surung Mersada 4,5 503 111,78
10 Perduhapen 3,2 463 144,7
Jumlah Total 147,6 13.580 92,0
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Pakpak Bharat

2.2. Kependudukan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat jumlah
penduduk Kecamatan Kerajaan tahun 2021 ini adalah 13.580 jiwa yang tersebar di 10 desa.
Rumah tangga sebesar 3.416 dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga sebanyak 4
orang. Dibedakan menurut jenis kelamin maka jumlah penduduk perempuan lebih banyak
daripada jumlah penduduk laki-laki, dengan angka sex ratio jenis kelamin sebesar 97,3.

3
2.3. Sosial, Ekonomi dan Budaya
2.3.1. Agama dan Suku Bangsa
Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat menganut agama Islam, Kristen Protestan dan
Katolik. Mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan.
Ditinjau dari suku bangsa penduduk asli dari daerah ini adalah suku Pakpak. Beberapa
tahun terakhir seiring dengan dibukanya penerimaan PNS di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Pakpak Bharat maka penduduk Kabupaten Pakpak Bharat mengalami
pertambahan penduduk dengan beragam suku antara lain Toba, Karo, Mandailing,
Simalungun. Namun demikian mayoritas penduduk yang mendiami Kabupaten ini adalah
Suku Pakpak.

2.3.2. Pendidikan
Pendidikan memiliki kontribusi yang besar terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus
yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Di Kabupaten Pakpak Bharat bila dilihat secara umum penduduk yang berumur 15
tahun ke atas lebih banyak tamat pada tingkat pendidikan SMA/MA/SMK (26,3 %)
kemudian SD/MI (26,1 %) dan SMP/MTs (22,3 %). Sedangkan pada tingkat pendidikan
akademi/universitas yaitu Universitas/S1/Diploma IV (7,2 %), Akademi/Diploma III (2,7 %),
Diploma I/Diploma II (0,9 %) serta S2/S3/Master/Doktor (0,2 %).
Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu
persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf Latin dan
huruf lainnya.

2.3.3. Ketenagakerjaan
Angkatan kerja didefenisikan sebagai penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja
atau sedang mencari pekerjaan. Aspek ketenagakerjaan yang disajikan berupa jumlah kepala
keluarga menurut jenis pekerjaan.
Menurut pengamatan di lapangan yang bermata pencaharian sebagai petani lebih
banyak dibandingkan dengan yang bermata pencaharian bangunan/ konstruksi, berdagang,
angkutan/ transportasi dan PNS.

4
2.4. Keadaan Lingkungan
Ada 4 (empat) variabel yang dapat menentukan baik buruknya status derajat
kesehatan yaitu Lingkungan, Perilaku, Pelayanan Kesehatan dan Genetik. Berikut ini akan
disajikan indikator-indikator yang dapat menggambarkan keadaan lingkungan.

2.5. Keadaan Perilaku Masyarakat


Indikator yang dapat menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan adalah persentase rumah tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).

2.5.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Pada tahun 2021 di Kecamatan Kerajaan dari 3.551 KK yang dilakukan pemantauan
sebanyak 2.573 KK (76 %), yang ber-PHBS sebanyak 1.673 KK (65 %).

5
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.1. DERAJAT KESEHATAN


Derajat Kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-
unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya, yaitu Morbiditas dan Status Gizi. Untuk
kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah angka harapan hidup waktu lahir.
Sedangkan untuk mortalitas telah disepakati 3 indikator yaitu Angka Kematian Bayi per 1000
Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian
Ibu Maternal per 100.000 Kelahiran Hidup.
Angka Kematian digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Tingkat Angka Kematian Bayi
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tersedianya berbagai fasilitas atau faktor
aksesibilatas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil dan kesediaan
masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang
kesehatan.
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah kematian bayi tidak ditemukan di Kecamatan
Siempat Rube.Untuk kematian Balita secara otomatis tidak ditemukan.Jumlah Kematian Ibu
di Kecamatan Siempat Rube tidak ditemukan
Umur harapan hidup secara tidak langsung memberi gambaran tentang adanya
peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Di Kabupaten Pakpak Bharat
belum dapat diketahui Umur Harapan Hidup (UHH) karena belum pernah dilakukan
penelitian ataupun survey mengenai Umur Harapan Hidup ini sehingga masih mengacu
kepada Provinsi Sumatera Utara tahun 2009 yaitu sebesar 69,35 %.

3.1.1. Mortalitas (Angka Kematian)


Angka Kematian digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
Tingkat Angka Kematian Bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga
medis yang terampil, kelainan pada saat kelahiran, serta kesediaan masyarakat untuk
merubah kehidupan modern dalam bidang kesehatan.
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 5 kematian bayi (Neonatal) di Kecamatan
Kerajaan. Untuk Kematian Ibu di Kecamatan Kerajaan tidak ada.

6
Umur Harapan Hidup (UUH) di Kabupaten Pakpak Bharat belum dapat diketahui,
karena belum pernah dilakukan penelitian ataupun survey mengenai Umur Harapan Hidup
ini, sehingga masih mengacu kepada Provinsi Sumatera Utara tahun 2009 yaitu sebesar 65,59
tahun.

3.1.2. Morbiditas (Angka Kesakitan)


Data angka kesakitan penduduk diperoleh dari sarana pelayanan kesehatan yaitu dari
sistem pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh sarana kesehatan.
Gambaran/ pola 10 penyakit terbanyak pada pasien di Puskesmas yang ada di
Kecamatan Kerajaan tahun 2021 akan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Pola 10 Penyakit Terbanyak di UPT. Puskesmas Sukaramai 2021


No Jenis Penyakit Jumlah
1 Influenza 2830
2 Febris 2605
3 ISPA 134
4 Gastritis 1671
5 Dispepsia 1427
6 Hipertensi 1125
7 Penyakit Tulang, reumatik 1115
8 Diare 619
9 Gangguan Gigi/Penyangga Gigi 523
10 Demam 223
Sumber : SP2TP

Dari tabel 3.2 tersebut diatas, penyakit terbanyak di UPT. Puskesmas Sukaramai
adalah penyakit Infeksi akut pada saluran pernafasan bagian Atas sebanyak 1051 kasus, yang
terkecil adalah disebabkan Diabetes mellitus sebanyak 38 kasus.

7
3.1.2.1. Penyakit Menular (Communicable Diseases)
Yang digolongkan penyakit menular adalah malaria, TB Paru, ISPA, AFP, DBD,
Frambusia, Diare, Kusta, Filariasis dan IMS serta HIV-AIDS.
Penderitapenyakit AFP, DBD, Frambusia, Kusta, Filariasis dan IMS tidak ditemukan
di Kecamatan Kerajaan pada tahun 2021.
Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) merupakan penyakit
yang dapat diberantas/ ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi Kecamatan Kerajaan
tidak ditemukan kasus penyakit ini.

3.1.2.2. Penyakit Tidak Menular (Non Communicable Disesases)


Perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya
pencemaran/polusi lingkungan dipengaruhi oleh globalisasi di segala bidang, perkembangan
teknologi dan industri. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi kontribusi terhadap
terjadinya peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular seperti : jantung, tumor, diabetes,
hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya. Dari laporan beberapa kasus penyakit tidak menular
ini di Kecamatan Kerajaan ditemukan penyakit hipertensi/tekanan darah tinggi dan diabetes
mellitus.

3.1.3. Status Gizi Masyarakat


Secara nasional Provinsi Sumatera Utara memiliki 4 (empat) masalah gizi utama
yaitu:
1. Balita dengan Kurang Energi Protein (KEP)
2. Kurang Vitamin A
3. Anemi Gizi Besi (AGB)
4. Stunting
Disebabkan belum pernah diadakannya penelitian secara khusus terhadap item
masalah gizi no. 2, 3 dan 4 diatas maka masalah gizi yang ditemukan di Kecamatan Kerajaan
yaitu Balita dengan Kurang Energi Protein berupa Balita Stunting. Pada tahun 2021 jumlah
Balita yang di timbang sebanyak 806 orang, dengan jumlah Balita Pendek (TB/U) yang
ditemukan 177 orang.

8
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1. Visi Pembangunan Kesehatan UPT. Puskesmas Sukaramai


Puskesmas Sukaramai sebagai salah satu Unit Pelayanan Teknis (UPT) dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat
memiliki visi yaitu “Terwujudnya Kecamatan sehat yang mandiri dan terdepan dalam
pelayanan kesehatan”.

4.2. Misi Pembangunan Kesehatan UPT. Puskesmas Sukaramai


Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan diatas yang bertujuan memberikan
pemahaman mengenai bagaimana cara mencapai keberhasilan visi tersebut maka UPT.
Puskesmas Sukaramai memiliki misi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas;
2. Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pembinaan
UKBM yang sesuai dengan situasi kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat;
3. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas;
4. Memberikan pelayanan prima demi terwujudnya masyarakat sehat mandiri dan peduli
kesehatan

4.3. Program Pembangunan Kesehatan


4.3.1. Pelayanan Kesehatan Dasar
Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Pelayanan K1 di Kecamatan Kerajaan pada tahun 2021 adalah 148 orang, Pelayanan K4
sebanyak 117 orang.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Pada tahun 2021 jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak
157 orang (66,2 %).

9
c. Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi
Risti atau komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.
Tahun 2021 di Kecamatan Kerajaan 54 orang perkiraan bumil risti dan
ditemukan kasus komplikasi kebidanan sebanyak 70 orang. Neonatal risti/ komplikasi
yang ditangani tahun 2021 sebanyak 12 orang.

d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN Lengkap)


Cakupan Kunjungan Neonatus lengkap di Kecamatan Kerajaan tahun 2021
adalah sebeasar 817 orang (329,4%) dan Kunjungan Neonatus lengkap sebanyak 817
orang (329,4%).

2. Pelayanan Keluarga Berencana


Beberapa indikator untuk mengukur keberhasilan program salah satunya adalah
metode kontrasepsi, persentase KB aktif serta peserta KB baru. Jumlah PUS di Kecamatan
Kerajaan sebanyak 652. Peserta KB aktif 652.

3. Pelayanan Imunisasi
Pemberian imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi pada bayi umur 0-1 tahun
(BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur (WUS)/Ibu Hamil
(TT).
Pencapaian UCI di Kecamatan Kerajaan pada tahun 2021 mencapai 100%.

4.3.2. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang


Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan dan
rawat inap, bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan diberikan pelayanan
kesehatan secara langsung. Bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan sedang
hingga berat di rujuk ke rumah sakit
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah kunjungan rawat jalan di UPT. Puskesmas
Sukaramai tahun 2021 sebanyak 14.462 kunjungan, Pustu sebanyak 9.885 kunjungan, &
Polindes/ Poskesdes sebanyak 3.968 kunjungan.

10
Dalam pelaksanaan program Jamkesmas dimana program ini bertujuan untuk
meningkatkan asksesibilitas masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
secara gratis.

4.3.3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Pada pencegahan penyakit TB Paru telah dilakukan dengan pengobatan TB Paru
dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi
upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak.
Upaya pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Akut (ISPA) dilakukan dengan upaya
manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit (MTBS). Melalui pendekatan MTBS
diharapkan semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan.

4.3.4. Perbaikan Gizi Masyarakat


a. Pemberian Kapsul Vitamin A
Dalam rangka penanggulangan masalah gizi terutama bayi dan balita telah
dilakukan upaya distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang
diberikan sebanyak 2 kali dalam setahun. Pemberian vitamin A tersebut dilakukan
secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Anak balita yang mendapat vitamin
A tahun 2021 sebanyak 801 anak .

b. Pemberian Tablet Besi


Untuk mengatasi kasus anemia pada ibu hamil serta meminimalisasi dampak
buruk akibat kekurangan Fe maka dilaksanakan pelayanan pemberian Fe 1 dan Fe 3
pada ibu hamil. Pemberian TTD untuk mencegah kekurangan Fe di UPT Puskesmas
Sukaramai sebesar 100%.

11
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1. Sarana Kesehatan


Puskesmas Sukaramai merupakan tipe Rawat Inap di Kecamatan Kerajaan yang
memiliki beberapa sarana kesehatan di wilayah kerjanya.

Jenis Sarana Kesehatan No Nama Sarana Kesehatan


Puskesmas 1 Puskesmas Kerajaan
Pustu 1 Pustu Parjaratan
2 Pustu Kuta Meriah
3 Pustu Galiaman
4 Pustu Perpulungen
5 Pustu Pardomuan
6 Pustu Natam
Poskesdes 1 Poskesdes Sukaramai (Pettal)
2 Poskesdes Surung Mersada
3 Poskesdes Laembereng/ Kuta Meriah
4 Poskesdes Sitio-tio
5 Poskesdes Tanjung Rahu
6 Poskesdes Binanga Sitellu
7 Poskesdes Pardomuan
8 Poskesdes Perduhapen
9 Poskesdes Kuta Rih
10 Poskesdes Kuta Batu
11 Poskesdes Kuta Liang
12 Poskesdes Kuta Pinang
Tabel 5.1. Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Kerajaan tahun 2021
Sumber : SP2TP

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dengan


memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada dimasyarakat maka telah terbentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), salah satunya adalah Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu).

No Desa Jumlah Posyandu Strata posyandu

12
1 Sukaramai 2 Purnama
2 Kuta Saga 2 Purnama
3 Pardomuan 1 Purnama
4 Perduhapen 1 Purnama
5 Surung Mesada 1 Purnama
6 Kuta Meriah 2 Purnama
7 Parpulungan 2 Purnama
8 Kuta Dame 4 Purnama
9 Majanggut I 3 Purnama
10 Majanggut II 1 Purnama
Total 19 Purnama
Tabel 5.2. Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sukaramai
tahun 2021
5.2. Tenaga Kesehatan
Pada tabel berikut akan ditampilkan jumlah tenaga kesehatan yang ada di UPT.
Puskesmas Sukaramai.
No Jenis Tenaga Jumlah Tenaga (org)

1 Dokter Spesialis 0
2 Dokter Umum 2
3 Dokter Gigi 1
4 Perawat 17
5 Bidan 17
6 Apoteker dan Sarjana Farmasi dan Asisten Apoteker 2

7 Sarjana Kesmas 4
8 Sanitarian 0
9 Gizi 1
10 Keterapian Fisik 0
11 Keteknisan Medis 1
12 Pranata Laboratorium 1
Jumlah 46

Tabel 5.3. Jumlah Tenaga Kesehatan di UPT Puskesmas Sukaramai tahun 2021
Dari tabel dapat dilihat terdapat 46 tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Sukaramai
BAB VI

13
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada profil Kesehatan Puskesmas Sukaramai Tahun 2021 maka
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Indikator Derajat kesehatan yang dapat dilhat dari:
a. Jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaramai
tahun 2021 sebanyak 2 orang dan semuanya sembuh.
b. Jumlah Kematian bayi di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaramai tahun 2021
sebanyak 5 orang
c. Jumlah kematian balita di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaramai tahun 2021
sebanyak 0 orang.
d. Jumlah kematian Ibu di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaramai tahun 2021
sebanyak 0 orang.
2. Pelayanan Upaya kesehatan yang dilakukan di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaramai
tahun 2021 sebagai berkut :
a. Cakupan pelayanan K1 dan K4. Pelayanan K1 pada tahun 2021 adalah 55,2%,
cakupan kunjungan K4 sebanyak 43,7%.
b. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga Kesehatan dapat dilihat dari tabel
sebanyak 157 orang (66,2%).
c. Pengendalian berbagai penyakit yang telah dilakukan antara lain :
 Pencegahan dan pengendalian penularan COVID-19 dengan memberikan obat dan
Vitamin kepada kasus Konfirmasi COVID-19, mengisolasi kontak erat maupun
kasus konfirmasi dan memberikan Penyuluhan Kesehatan untuk melakukan
Protokol Kesehatan.
 Pencegahan dan pemberantasan TB Paru dengan pengobatan TB Paru dan
pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO)
3. Situasi Sumber daya Kesehatan UPT Puskesmas Sukaramai dapat digambarkan sebagai
berikut :
a. Jumlah Posyandu di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaramai tahun 2021 sebanyak
19 posyandu dengan kriteria Posyandu Purnama sebesar 100%.
b. Jumlah Pustu di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaramai Kecamatan Kerajaan
tahun 2021 sebanyak 6 unit.

14
c. Jumlah poskesdes di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaramai tahun 2021 sebanyak
12 unit.
d. Jumlah petugas kesehatan di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaramai tahun 2020
sebanyak 46 orang.

6.2. SARAN
1. Perlu peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pengolahan dan analisa
data untuk meningkatkan mutu data kesehatan bersumber dari desa.
2. Untuk meningkatkan mutu data kesehatan terutama sumber data dari puskesmas dan
jaringannya diperlukan perhataian dan komitmen dari top manajemen serta
pemegang program.
3. Pembinaan dan penambahan staf khususnya di bidang administrasi & Sanitarian.
4. Perlunya penambahan fasilitas untuk posyandu misalya alat-alat kesehatan dan
mobiler.

15

Anda mungkin juga menyukai