BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Gunungkidul, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan, dan Laporan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan merupakan beberapa dokumen yang
memuat indikator pembangunan khususnya pembangunan dibidang kesehatan yang
akan dicapai dalam suatu kurun waktu tertentu.
Pusat Kesehatan Masyarakat atau puskesmas sebagai pelaksana teknis
pembangunan bidang kesehatan di masyarakat mempunyai peran besar dalam
pencapaian indikator pembangunan kesehatan melalui upaya kegiatan wajibnya yang
meliputi : Upaya Promosi kesehatan termasuk didalamnya konseling di Klinik Sehat,
Upaya Kesehatan Ibu Anak dan KB, Upaya Perbaikan Gizi, Upaya Kesehatan
Lingkungan, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, serta Upaya pengobatan.
Disamping itu juga melalui Upaya Kesehatan Pengembangan seperti Upaya Kesehatan
Masyarakat, Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya
Kesehatan Mata, Upaya Kesehatan Usia Lanjut dan Upaya Pembinaan Pengobat
Tradisional. Gambaran hasil kegiatan tersebut dalam setahun di potret dalam bentuk
Profil Kesehatan Puskesmas Semanu II.
Profil Kesehatan ini menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah
UPT Puskesmas Semanu II Kecamatan Semanu dan menjadi bahan evaluasi tahunan
capaian indikator pembangunan dibidang kesehatan. Sumber data yang menjadi dasar
pembuatan profil ini berasal dari laporan hasil program yang dilaksanakan oleh
masing-masing programer di tingkat puskesmas dan laporan bulanan Puskesmas serta
berbagai sumber dari Lintas Sektor terkait.
1
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
C. Sistematika Penyusunan
Sistematika Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Gunungkidul ini disusun
sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, serta sistematika penyusunan
profil kesehatan.
2. Bab II Gambaran Umum
Bab ini berisi penjelasan tabel 1-3 lampiran profil yaitu : letak geografis,
administratif dan informasi umum lainnya, faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kesehatan (biasa disebut determinant of health) yaitu
kependudukan/demografi, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku, dan
lingkungan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
3. Bab III Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi penjelasan tabel 4-28 lampiran profil yaitu: angka kematian
(mortalitas); angka kesakitan (morbiditas) baik penyakit menular (communicable
diseases) maupun penyakit tidak menular (non communicable diseases/NCD’s);
dan angka status gizi masyarakat.
4. Bab IV Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini berisi penjelasan tabel 29-65 lampiran profil yaitu: pelayanan kesehatan
dasar, rujukan, dan penunjang akses dan mutu pelayanan kesehatan;pemberantasan
penyakit menular; pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar; perbaikan
gizi masyarakat; pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan; serta pelayanan
kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan
dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang
diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
5. Bab V Situasi Sumberdaya Kesehatan
Bab ini berisi penjelasan tabel 66-81 lampiran profil yaitu : obat, fasilitas
kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan, dan sumber daya kesehatan
lainnya.
6. Bab VI Kesimpulan
Bab ini berisi hal-hal penting, dan perlu ditelaah lebih lanjut, keberhasilan-
keberhasilan yang perlu dicatat, serta hal-hal yang dianggap masih kurang dalam
rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
7. Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian UPT Puskesmas Semanu
II dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.
2
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
3
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Geografi
1. Kondisi Wilayah
Kecamatan Semanu merupakan salah satu wilayah di Kabupaten
Gunungkidul yang terletak pada zona selatan bersama Kecamatan Girisubo,
Rongkop, Tepus, Saptosari, dan Wonosari. Daerah ini terletak di ketinggian 150
m – 350 m diatas permukaan air laut dengan curah hujan rata - rata 34.434 mm,
daerah ini juga dikenal dengan nama Pegunungan Selatan/Seribu. UPT Puskesmas
Semanu II merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kecamatan Semanu, luas
wilayah UPT Puskesmas Semanu II mencapai 52,78 km2 dengan wilayah kerja
meliputi 2 Desa, dan 48 Dusun. Secara administratif wilayah UPT Puskesmas
Semanu II berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kecamatan Wonosari
SebelahTimur : Desa Semanu
Sebelah Selatan : Kecamatan Tanjungsari
Sebelah Barat : Kecamatan Wonosari
Jarak pusat pemerintahan Desa dengan Pemerintahan Kecamatan berkisar
antara 1,5 - 7 Km.
TABEL 2.1
DATA GEOGRAFIS WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS SEMANU II
4
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
1) Pustu Pacarejo
2) Pustu Candirejo
c. Poskesdes ada 3 yaitu :
1) Poskesdes Kropak
2) Poskesdes Jetis
3) Poskesdes Plebengan
d. UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam mencapai
masyarakat yang sehat. Pelayanan kesehatan terdiri dari empat upaya yaitu
pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami atau dihadapi masyarakat agar dapat terhindar dari kematian dini,
kecacatan, bahkan rendahnya taraf kebugaran sehingga terjaga produktivitas
penduduk.
1) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Tabel berikut adalah daftar posyandu di wilayah UPT Puskesmas
Semanu II :
TABEL 2.2
DAFTAR POSYANDU BALITA DESA PACAREJO
NAMA TANGGA
NO DUSUN DESA PUKUL
POSYANDU L BUKA
1 Ceria Piyuyon Pacarejo 09 10.00
2 Wasesa Manik Banyumanik Pacarejo 09 11.00
3 Cinta Anak Serpeng Kidul Pacarejo 10 8.00
4 Amanah Serpeng Wetan Pacarejo 10 8.00
5 Pelita Hati serpeng Lor Pacarejo 10 8.00
6 Melati Pacing Kidul Pacarejo 12 10.00
7 Melati Pacing Lor Pacarejo 12 10.00
8 Ngudi Waras Dengok Kidul Pacarejo 12 12.00
9 Mawar Dengok Lor Pacarejo 10 10.00
10 Ngudi Kewarasan Ngampo Pacarejo 11 12.30
11 Bina Sehat Trukan Ngampo Pacarejo 17 12.30
12 Melati Jasem Lor Pacarejo 09 12.30
13 Tunas Harapan Jasem Kidul Pacarejo 12 12.30
14 Melati Wilayu Pacarejo 12 10.00
15 Mekar Sari Ngelak Pacarejo 14 13.00
16 Mawar Kepuh Pacarejo 14 13.00
17 Kamboja Kenteng Pacarejo 14 10.00
18 Mutiara Bunda Kuwon Lor Pacarejo 15 12.00
19 Mutiara Ananda Kuwon Tengah Pacarejo 10 12.30
20 Setiabudi Cempluk Pacarejo 15 10.00
21 Delima Kuwon Kidul Pacarejo 10 12.30
22 Ngudi Sehat Tonggor Pacarejo 17 11.00
5
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
TABEL 2.3
DAFTAR POSYANDU BALITA DESA CANDIREJO
TANGGAL
NO NAMA POSYANDU DUSUN DESA PUKUL
BUKA
1 Mawar Pucangsari Candirejo 01 11.00
2 Anggrek Soga Candirejo 10 10.00
3 Kenanga Nangsri Lor Candirejo 01 10.00
4 Dahlia Nangsri Kidul Candirejo 14 12.00
5 Matahari Gunungkunir Candirejo 06 10.00
6 Kanthil Panggul Kulon Candirejo 12 12.00
7 Flamboyan Panggul Tengah Candirejo 11 12.00
8 Melati Panggul Wetan Candirejo 11 12.00
9 Tulip Soka Candirejo 06 10.00
10 Teratai Gebang Candirejo 08 10.00
11 Bougenville Cuwelo Kidul Candirejo 08 09.00
12 Amarilis Cuwelo Lor Candirejo 08 12.00
13 Cempaka Kropak Candirejo 13 12.00
14 Garberra Mranggen Candirejo 10 13.00
15 Sakura Bulu Candirejo 13 12.00
16 Aster Jati Candirejo 08 13.00
17 Lavender Pace Candirejo 14 11.00
18 Menur Plebengan Kidul Candirejo 12 12.00
19 Kamboja Plebengan Tengah Candirejo 13 10.00
20 Himawari Plebengan Lor Candirejo 13 10.00
2) Posyandu Lansia
Selain Posyandu balita, UPT Puskesmas Semanu II juga mempunyai posyandu
Lansia, seperti pada tabel berikut ini :
TABEL 2.4
DAFTAR POSYANDU LANSIA
6
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
3) Posyandu Remaja
TABEL 2.5
DAFTAR POSYANDU REMAJA
4) Posbindu
UPT Puskesmas Semanu II telah terbentuk Posbindu di beberapa dusun, namun
terkait pandemi covid 19 tidak dapat aktif melaksanakan kegiatan. Daftar
Posbindu di UPT Puskesmas Semanu II adalah sebagai berikut :
TABEL 2.6
DAFTAR POSBINDU
TABEL 2.7
7
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
TABEL 2.8
KETENAGAAN DI UPT PUSKESMAS SEMANU II
TABEL 2.9
8
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
2. Kependudukan
Pertumbuhan penduduk (baik bayi lahir maupun pendatang) lebih besar dari
jumlah warga yang meninggalkan wilayah UPT Puskesmas Semanu 2, sehingga
mengakibatkan jumlah penduduk setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan.
Jumlah penduduk di wilayah UPT Puskesmas Semanu II adalah 25.472 jiwa
(http://kependudukan.jogjaprov.go.id/).
3. Sosial Budaya
9
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Budaya gotong royong masih cukup tinggi pada hampir semua kelompok
masyarakat, hal ini terlihat ketika masyarakat kerjabakti untuk membangun
wilayah desa atau membangun tempat tinggal. Selain gotong royong, budaya
“nyumbang” kepada mereka yang mempunyai hajatan cukup tinggi. Setiap tahun
hampir disemua dusun ada budaya lokal ‘Rasulan”/bersih dusun, serta bersih
telaga di sejumlah telaga yang ada wilayah UPT Puskesmas Semanu II seperti
telaga Jonge maupun telaga Nangsri. Budaya warisan leluhur ini tetap terpelihara
dengan baik sampai sekarang. Namun demikian acara yang mengumpulkan massa
pada tahun ini tidak dapat dilaksanakan seperti tahun – tahun sebelumnya karena
adanya pandemi Covid -19. Adapun acara yang tetap dilaksanakan secara
sederhana dan memperhatian protocol kesehatan.
Destinasi wisata di wilayah UPT Puskesmas Semanu II juga mulai tertata
seperti cave tubing Kali Suci dan Goa jomblang yang terletak di Dusun Jetis
Wetan, wisata Batu Giring di Dusun Jelok, Telaga Jonge dengan pasar digitalnya,
Bendungan Jowinantang di Dusun Ngampo dan Telaga Nangsri di Dusun Nangsri
Lor menjadi daya tarik tersendiri. Destinasi wisata tersebut sangat butuh
dukungan dari sektor kesehatan, dalam hal ini adalah UPT Puskesmas Semanu II,
sehingga akan terwujud kawasan wisata yang sehat.
Masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Semanu II merupakan masyarakat
agraris dan umumnya memelihara ternak. Dalam bercocok tanam, masyarakat
sangat tergantung pada curah hujan. Sehingga pada musim kemarau panjang maka
ladang tidak ditanami, yang mengakibatkan tidak adanya hasil dari ladang dan
kurangnya Hijauan Makanan Ternak (HMT). Dalam memelihara ternak,
penempatan kandang ternak dan pemeliharaan unggas sangat dekat, bahkan ada
yang masih menyatu/menempel dengan rumah induk, sehingga tidak memenuhi
kriteria rumah sehat, serta resiko penularan penyakit dari ternak/unggas yang
dipelihara dapat terjadi.
Karakteristik lain di wilayah UPT Puskesmas Semanu II adalah adanya
tandon air berupa Penampungan Air Hujan (PAH) pada sebagian rumah
penduduk. Keberadaan PAH dan tandon air memungkinkan menjadi tempat
perindukan nyamuk apabila tidak menerapkan ikanisasi dan tidak rutin dikuras.
Demikian pula dengan keberadaan telaga sebagai reservoir air untuk keperluan
masyarakat. Hampir semua telaga dimanfaatkan secara komunal baik untuk
manusia maupun hewan, baik untuk mandi maupun mencuci pakaian sehingga
tidak memenuhi syarat kesehatan.
Budaya pernikahan usia dini juga masih dijumpai di beberapa dusun.
Masyarakat kurang menyadari perihal masalah yang dapat timbul jika pernikahan
10
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
dini terjadi, seperti ibu hamil resiko tinggi (Bumil Resti), rawan gizi, Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, kematian ibu/bayi dan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT).
Peran dukun bayi sudah banyak berkurang karena berbagai upaya telah
dilakukan untuk mendukung pengurangan terhadap peran dukun bayi dalam
persalinan, diantaranya melalui kegiatan pertemuan dan rujukan kemitraan dukun-
bidan.
Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti Hipertensi mulai meningkat bahkan
menduduki 10 besar penyakit di wilayah UPT Puskesmas Semanu II. Penyakit
tidak menular tersebut sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup yang tidak
sehat seperti kurang berolah raga, pola makan yang tidak sehat atau asupan gizi
yang tidak seimbang, kebiasaan merokok, dan lain-lain. Pola hidup yang tidak
sehat tersebut menjadi masalah tersendiri dan perlu segera dievaluasi dan
dicarikan pemecahan masalahnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsinya, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait.
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas.
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
11
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
4) Adil
12
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Gambar 2.1
13
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
B. Demografi
14
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
TABEL 2.10
JUMLAH PENDUDUK DAN KK PER DESA
UPT PUSKESMAS SEMANU II TAHUN 2020
Jumlah kelahiran hidup pada tahun 2020 tercatat 264 jiwa. Angka kelahiran kasar
(Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada
tahun tertentu per 1.000 penduduk.
15
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan penduduk berpengaruh terhadap derajad kesehatan
masyarakat. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan DIY, sekitar 17.061 atau
81,8 % meningkat dari tahun 2019 yaitu 75,57% penduduk usia diatas 10 tahun
melek huruf. Hal ini tentu saja akan memudahkan penduduk dalam menerima
informasi kesehatan dimasyarakat. Tingkat pendidikan penduduk di wilayah UPT
Puskesmas Semanu II adalah sebagai berikut, sekitar :
a. 41,9% lulusan SD/sederajad
b. 25,7% lulusan SMP/sederajad
c. 12,4% lulusan SMA/sederajad
d. 0,3% lulusan Diploma I/Diploma II
e. 0,4% lulusan Akademi/Diploma III
f. 1,0% berpendidikan setara dengan sarjana
g. 0,1% berpendidikan S2/S3
3. Jarak Pustu dan Poskesdes ke Puskesmas Induk
Jarak Pustu dan Poskesdes ke Puskesmas Induk dapat dilihat pada tabel 2.11
beikut ini :
TABEL 2.11
JARAK PUSTU DAN POSKESDES KE PUSKESMAS INDUK
16
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
17
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Manusia (IPM) salah satu indikator yang mewakili bidang kesehatan adalah AHH.
Capaian AHH di Kabupaten Gunungkidul cukup baik jika dibandingkan dengan
AHH rata-rata di Indonesia. Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Gunungkidul
pada tahun 2020 adalah 74,12 tahun. Angka tersebut naik atau meningkat dari AHH
tahun 2019 yaitu 74,03 tahun.
B. Mortalitas
Jumlah kematian bayi di UPT Puskesmas Semanu II tahun 2020 adalah 3
neonatal. Kematian tersebut terdiri dari 3 neonatal laki-laki dari Desa Pacarejo .
Penyebab kematian adalah 1 neonatal laki-laki dikarenakan ibu bayi menderita
hipertensi. Hal tersebut menyebabkan pre eklamsi sehingga mengakibatkan kematian
pada bayi. Sedangkan kematian 1 bayi neonatal laki-laki lainnya disebabkan posterm
(lebih bulan) yang membahayakan bayi sehingga saat lahir bayi sudah tidak
menangis. Pada saat periksa mendekati HPL ibu sudah disarankan untuk periksa ke
RSUD, namun tidak dilakukan karena masih berharap melahirkan secara normal.
Saat gerakan janin lambat baru dimintakan rujukan ke Puskesmas dan operasi Sectio
Cesaria di RSUD Wonosari. 15 menit setelah dilahirkan bayi dinyatakan meninggal
dunia. Sedangkan kematian bayi dengan umur 1 bulan laki – laki di Desa Pacarejo
lainnya disebabkan oleh penyakit Demam Berdarah.
Pada tahun 2020 tidak terdapat kematian dalam skala yang besar, ataupun
kematian karena penyebab spesifik pada suatu populasi. Hanya saja terdapat
kematian neonatal. Data lebih rinci kematian tersebut tersaji dalam Tabel 31
lampiran profil.
C. Morbiditas
Berikut ini urutan 10 besar penyakit di UPT Puskesmas Semanu II yang tercatat di
sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas (Sisfomas)
TABEL 3.1
SEPULUH BESAR PENYAKIT DI UPT PUSKESMAS SEMANU II
TAHUN 2020
18
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
without complication
3 KO4.1 Necrosis of Pulp 650
4 J00 Acute Nasopharyngitis (Common Cold) 601
5 M25.5 Pain in joint 553
6 L23.9 Allergic Contatc Dermatitis Unsepcifield Cause 362
7 E11.7 Non Insulin Dependent Diabetes Millitus with
Multiple Complication 266
8 I50.0 Heart Failure 225
9 K00.6 Disturbances of Tooth Eruption 216
10 K29.7 Gastritis, Unspecified 205
Sumber: SP2TP UPT Puskesmas Semanu II
D. Status Gizi
Ada empat masalah gizi masyarakat yaitu: Kurang Energi Protein (KEP),
Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA), dan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY). Cakupan Program Perbaikan Gizi di Kabupaten
Gunungkidul selama 2 tahun terakhir pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
CAKUPAN HASIL PSG, ANEMIA DAN BBLR
TAHUN 2019 - 2020
19
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
St
<20 % 15,03 18,90
unted pada balita
St
29,67 22,47
unting pada bayi
4. Status Gizi Balita BB/TB
Gi
<0,5% 0 0
zi buruk
Gi
<5% 1,71 3,03
zi kurang
Gi
>90% 91,97 80,83
zi Baik
Be
<2,5% 6,32 11,01
resiko gizi lebih
Gi
3,39
zi lebih
Ob
1,74
esitas
W
<5% 1,71 3,03
asted pada balita
5. Anemia ibu hamil <30 % 4,64 6,73
6. Bumil KEK <20 % 13,66 11,70
7. BBLR <5 % 8,24 5,99
20
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
educasi tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai salah satu upaya
penurunan stunting juga tidak bisa dilaksanakan secara maksimal.
Selain masalah gizi pada balita kasus Anemia pada ibu hamil juga mengalami
peningkatan sebesar 2,09%. Selama masa pandemic kegiatan ANC terpadu pada ibu
hamil juga mengalami pembatasan kunjungan sehingga edukasi tentang anemia tidak
bisa dimaksimalkan pada saat ANC terpadu. Konsumsi lauk hewani yang masih
rendah, konsumsi tablet tambah darah yang belum sesuai anjuran turut menyokong
peningkatan anemia pada ibu hamil. Buku KIA sebagai sarana informasi lengkap bagi
ibu hamil ternyata belum dimanfaatkan dengan baik oleh ibu hamil karena sebagian
besar ibu hamil tidak membaca ataupun mempelajari informasi-informasi yang
terdapat dalam buku KIA.
21
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
22
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
23
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
d) Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi < 24 jam yang lahir tidak
ditolong tenaga kesehatan
e) Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi
3) Pelayanan Neonatal
a) Bayi Baru Lahir yang Mendapat IMD
Inisiasi Menyusui Dini dalam 1 jam pertama setelah lahir
merupakan langkah awal keberhasilan menyusui bayi secara eklusif
sejak lahir sampai umur 6 bulan. Untuk itu setiap fasilitas kesehatan
yang menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti Rumah
Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas dan jaringannya, bidan
praktek swasta perlu melakukan IMD dalam melakukan pertolongan
persalinan.
Di UPT Puskesmas Semanu II belum semua bayi baru lahir
mendapat IMD karena beberapa bayi dengan kelahiran melalui proses
operasi caesar seperti pada kasus dengan tindakan khusus, sehingga
tidak mendapat IMD.
Cakupan bayi mendapat IMD di UPT Puskesmas Semanu II tahun
2020 adalah 84,27%. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan
cakupan IMD tahun 2019 (86,81%). Penurunan capaian ini antara lain
disebabkan oleh kelahiran yang memerlukan tindakan kelahiran
sacesar, bayi gemili, bayi BBLR, preeklamsi, dan lain-lain termasuk
situasi pandemik yang membuat pembatasan kontak nakes dengan
pasien/ibu melahirkan.
Pada tahun 2020 persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di
UPT Puskesmas Semanu II sebesar 5,99%. Ini lebih rendah
dibandingkan dengan angka BBLR tahun 2019 (8,42%). Intervensi
PMT pada Ibu hamil KEK berhasil menekan angka BBLR namun
demikian tidak meningkatkan cakupan IMD pada bayi baru lahir.
Gambaran lebih jelas mengenai cakupan bayi mendapat IMD
dapat dilihat pada grafik berikut ini.
24
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
GAMBAR 4.1
CAKUPAN BAYI MENDAPAT IMD
250
200
Jumlah bayi
150
100
50
0
Bayi Lahir hidup Bayi lahir hidup di IMD Cakupan (%)
25
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
26
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
minuman lain termasuk air putih kecuali obat-obatan dan vitamin atau
mineral.
Salah satu metode yang digunakan di UPT Puskesmas Semanu II
dalam menghitung cakupan ASI Eksklusif yaitu dengan cara
menanyakan makanan yang diberikan pada bayi selama 24 jam yang
lalu (Recall 24 jam) dengan sasaran bayi umur 0 – 6 bulan yang
datang di posyandu, dicatat di KMS setiap bulan dan direkap di bulan
Februari dan Agustus.
Cakupan ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Semanu II seperti
terlihat pada gambar grafik dibawah ini.
GAMBAR 4.2
CAKUPAN BAYI MENDAPAT ASIE
120 115
88
100
64 65.625
80 76.521739130434 72.625698324022
8 4
60 42
40
20
0
Bayi 0-6 bulan Bayi dapat ASIE Cakupan (%)
27
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Gambar 4.3
CAKUPAN BAYI 5 BULAN 29 HARI MENDAPAT ASIE
250
206
200
150 140
102 71.627906976744
71.034482758620
72.857142857142
100 7 2
9
50
0
Jumlah Bayi 5 bln 29 hari ASI E Cakupan (%)
28
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
upaya memberikan gizi yang optimal pada masa dua tahun pertama
kehidupan manusia yang merupakan masa kritis untuk membentuk fondasi
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal dalam jangka
panjang.
Rendahnya cakupan ASI Eksklusif 6 bulan walaupun telah dilakukan
penyuluhan pada ibu juga karena adanya faktor-faktor penghambat
berkenaan dengan praktek menyusui bayi yang tidak dapat diatasi hanya
dengan meningkatkan pengetahuan ibu. Sikap ibu yang dipengaruhi oleh
berbagai persepsi kurang tepat mengenai kondisi-kondisi seputar menyusui
serta perilaku bayi juga ikut adil dalam kegagalan menyusui eksklusif.
Adanya persepsi bahwa ASI ibu tidak cukup, tangisan bayi yang
mengindikasikan bahwa si bayi lapar, membuat ibu memberikan makanan
dan minuman lain selain ASI. Persepsi pemberian susu formula bayi akan
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anak, ASI tidak keluar pada
hari pertama setelah kelahiran membuat ibu memberikan makanan dan
minuman pengganti ASI lebih dini. Persepsi - persepsi yang kurang tepat
tersebut diperkuat dengan informasi yang kurang berimbang dari promosi
agresif produsen susu formula bayi. Untuk itu ibu perlu dukungan dari
lingkungan sekitarnya untuk dapat melaksanakan praktek pemberian ASI
secara optimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan ASI di UPT Puskesmas
Semanu II antara lain disebabkan oleh :
i. Tingginya/gencarnya promosi susu formula melalui media TV, sponsor
event-event tertentu, kegiatan minumsusu bersama, dan lain – lain.
ii. Kurangnya pengetahuan tentang ASI Eksklusif
iii. Kurangnya dukungan keluarga (suami, orang tua, mertua, saudara)
iv. Ibu tidak percaya diri (ibu sakit,ASI tdk cukup, payudara kecil,trauma
pasca scecar, bayi kembar)
v. Ibu sibuk
vi. Ibu bekerja di luar kota/urban
vii. Belum tersosialisasinya Perbup tentang ASI Eksklusif di masyarakat
viii. Belum adanya KP Ibu
ix. Kurang berperannya konselor ASI (jarang mendapat rujukan)
x. Praktek Pemberian Makan bagi Bayi umur 0-6 bulan yang kurang tepat
xi. Belum semua kader dilatih PMBA
xii. Belum berjalannya konseling PMBA secara maksimal oleh kader
terlatih
29
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
30
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
31
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
viii. Kampanye minum tablet tambah darah untuk remaja putri guna mencegah
WUS anemia.
GAMBAR 4.4
CAKUPAN BAYI LAHIR BBLR
250
194
200
150
100 73
50 16
9 7 9.58904109589041
5.99250936329588
4.63917525773196
0
Bayi Lahir Hidup BBLR Cakupan (%)
32
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
viii. Kampanye minum tablet tambah darah untuk remaja putri guna mencegah
WUS anemia.
ix. Sekrening WUS untuk mengetahui resiko KEK secara dini dan lain-lain.
Upaya lain yang perlu dilakukan tetapi belum dilakukan secara maksimal :
i. Memperberdayakan keluarga (suami, orang tua, saudara) dalam
pendampingan minum TTD.
ii. Menggalang dukungan lintas sektor (BPM, PKK, Penyuluh Pertanian,
BPMPKB, Depag, dan lain - lain).
iii. Deteksi dini bumil resti oleh masyarakat.
iv. Pemanfaatan pekarangan untuk tanaman sayur dan buah secara maksimal.
v. Meningkatkanpembinaan desa siaga melalui pertemuan-petemuan secara
rutin dan berkala.
vi. Pendampingan oleh kader dan petugas terhadap sasaran bumil resti.
c) Bayi Lahir Stunting (PB < 48 Cm)
Stunting adalah keadaan tubuh sangat pendek, dilihat dengan standar baku
WHO-MGRS (Multicentre growth). Bayi stunting/pendek adalah bayi yang
lahir dengan panjang badan < 48 cm. Tahun 2020 angka bayi stunting di
wilayah UPT Puskesmas Semanu II mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2017 kasus bayi lahir stunting sebesar
9,05%, tahun 2018 meningkat drastis menjadi 20,91%, tahun 2019 meningkat
menjadi 29,67% dan tahun 2020 turun menjadi 22,47%. Pada umumnya bayi
stunting disebabkan beberapa hal seperti:
i. Kelahiran premature (kehamilan sebelum 37 minggu)
ii. Kelahiran kembar/gemeli
iii. Status gizi ibu saat hamil (KEK/anemia)
iv. Konsumsi tablet Fe kurang dari 90 tablet selama hamil
v. Umur kurang dari 20 th saat melahirkan
vi. Kurangnya pengetahuan ibu mengenal kesehatan dan gizi sebelum dan
masa kehamilan
vii. Terbatasnya layanan kesehatan ANC-Ante Natal Care (pelayanan
kesehatan ibu pada masa kehamilan ), post natal.
viii. Kurangnya akses ke makanan bergizi
ix. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
Dari hasil pelacakan bayi stunting di wilayah UPT Puskesmas Semanu II
banyak faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada bayi-bayi tersebut
diantaranya:
i. Kelahiran premature
33
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
34
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
i. Indikator BB/U
GAMBAR 4.5
STATUS BALITA BB/U
600
500
400
275
300
200 92 77 83.85
68 54
100 5 2 24 23 7 8.44 7.06
0 0.64
Pacarejo Candirejo Puskesmas Cakupan Pusk
(%)
35
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
608
600
500
Jumlah Balita
400
300 275
200
100
23 68 22 81.01
4 1 0
0 2.48 16.42 0.09
Sangat pendek Pendek Normal Tinggi
36
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
700 619
600
Jumlah Balita
500
400
262
300
200 80.83 83
100 0 0
0 23103.03 37 11.01
29 83.39 12 71.74
0
Gizi Buruk Gizi Gizi Baik Berisiko Gizi Lebih Obesitas
Kurang Gizi Lebih
37
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
38
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
GAMBAR 4.8
GRAFIK PERKEMBANGAN STATUS GIZI BALITA MENDAPAT PMT-P
30%
70%
39
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
GAMBAR 4.9
GRAFIK HASIL PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
1400
1205 1205
1200 1053
1000
Jumlah Balita
841 841
800 720
600 510
364 364 333 336
400
174
200
0
S K D N
TABEL 4.2
HASIL PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA
DI POSYANDU
40
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
41
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
42
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
h) Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia,
karena zat gizi ini sangat penting dan tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga
harus dipenuhi dari luar. Tubuh dapat memperoleh vitamin A melalui :
1) Bahan makanan seperti bayam,daun singkong, pepaya matang, hati,
kuning telur dan juga ASI.
2) Bahan makanan yang diperkaya dengan vitamin A
3) Kapsul vitamin A dosis tinggi
Pada anak balita akibat KVA akan meningkatkan kesakitan dan kematian,
mudah terkena penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia dan
akhirnya kematian. Dampak lain adalah buta senja dan manifestasi lain dari
xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan (keratomalasia) dan kebutaan.
Oleh karena itu perlu Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada balita yang
dilaksanakan secara periodik, setahun 2 kali di pada bulan Februari atau
Agustus dengan sasaran bayi umur 6-11 bulan untuk vitamin A warna biru
100.000 SI dan tiap bulan Februari dan Agustus untuk balita umur 12-59 bulan
dengan vitamin A warna merah 200.000 yang bertujuan untuk pencegahan
kekurangan vitamin A.
i. Vitamin A Balita
TABEL 4.3
CAKUPAN TAHUNAN PEMBERIAN VITAMIN A BALITA
Bayi 6-11 bulan Balita 12-59 bulan
No Desa Jml Minum Cakupan Jml Minum Cakupan
Sasaran Vit A % Sasaran Vit A %
43
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
GAMBAR 4.10
CAKUPAN ANEMIA IBU HAMIL
44
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Prosentase 250
200
150
81 81
100
45
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
46
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Hasil Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dapat
dilihat pada grafik dibawah ini :
GAMBAR 4.11
CAKUPAN REMAJA PUTRI MINUM TTD
47
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
(3) Perlu disampaikan bahwa gejala-gejala yang timbul pada saat minum
TTD seperti mual, nyeri di daerah lambung,muntah,dan kadang-kadang
terjadi diare atau sulit buang air besar tidak berbahaya, dan tubuh akan
menyesuaikan sehingga gejala semakin berkurang seiring dengan
waktu.
(4) Mengkonsumsi TTD bersamaan dengan buah-buahan sumber vitamin
C (jeruk, pepaya, mangga, jambu biji) untuk meningkatkan penyerapan
zat besi.
(5) Menghindari makanan atau obat yang mengganggu penyerapan zat besi
seperti susu (tinggi kalsium dapat menurunkan penyerapan besi di
mukosa usus, teh/kopi (senyawa fitat dan tanin yang mengikat zat besi
menjadi senyawa komplek sehingga tidak dapat diserap, obat
lambung/maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung sehingga
penyerapan besi terhambat, tablet kalsium (kalk) dosis tinggi dapat
menghambat penyerapan zat besi.
48
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
25
Bumil KEK dapat PMT
20
16
15
15
10
6
5 4
2
0 0 0
0
Memburuk Tetap Membaik
Dari Grafik diatas dari 37 bumil yang diberi PMT 83,78% bumil status
gizinya membaik.
k) Ibu Hamil KEK Mendapat PMT
Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) akan meningkatkan angka
kesakitan ibu dan berpengaruh terhadap kualitas bayi yang dilahirkan. Oleh
karena itu perlu segera diatasi sedini mungkin salah satunya yaitu dengan
pemberian PMT pada bumil KEK.
PMT ibu hamil adalah pemberian tambahan makanan bagi ibu hamil
disamping makanan yang dimakan sehari-hari dengan tujuan untuk
memulihkan kondisi gizi kesehatan ibu, berupa makanan yang mengandung
300-400 kalori.
49
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Dari tabel diatas menunjukan bahwa cakupan pemberian Fe1 pada ibu
hamil di Puskesmas Semanu II sudah memenuhi target yang ditetapkan.
Cakupan Fe1 100,00% (target=100%) sedangkan Fe3 belum memenuhi target
bahkan menurun dibanding cakupan tahun 2019 yaitu 74,04% sehingga perlu
ditingkatkan kerjasama dengan BPS/BPM/klinik swasta berkaitan dengan
pelaporan Fe1 dan Fe3 serta pencantuman catatan jumlah Fe yang diberikan
pada buku KIA ibu hamil.
b. Pelayanan Anak Balita
Pelayanan anak balita berusia 0- 59 bulan sesuai standar, meliputi:
1) Pelayanan kesehatan balita sehat
Pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita usia 0-11
bulan menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh kembang, meliputi:
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun
d) Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap
2) Pelayanan kesehatan balita usia 12-23 bulan, meliputi
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam 6 bulan)
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun
d) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
e) Pemberian imunisasi lanjutan
3) Pelayanankesehatan balita usia 24-59 bulan, meliputi
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam 6 bulan)
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun
d) Edukasi dan informasi
Cakupan Pelayanan anak balita UPT Puskesmas Semanu II tahun 2020
adalah sebesar 759 balita dari 938 jumlah balita yang ada, sehingga
cakupan Pelayanan Kesehatan Balita sebesar 80,90 %. (Tabel 42).
50
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
51
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
52
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
B. Imunisasi
Sasaran program imunisasi meliputi bayi, anak sekolah dan ibu hamil serta calon
pengantin. Sebagai sasaran utama adalah bayi dengan indikator Desa dengan UCI
(Universal Child Imunization) merupakan target yang akan dicapai dalam Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Desa UCI adalah desa dengan cakupan
imunisasi dasar > 97%. Imunisasi dasar terdiri dari imunisasi BCG, DPT, Polio,
Campak dan Hepatisis B dengan sasaran utama adalah bayi. Cakupan imunisasi dasar
lengkap tahun 2020 telah mencapai 100%. Artinya, semua bayi (Surviving Infant) di
wilayah UPT Puskesmas Semanu II telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, yaitu
imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatisis B. Angka tersebut sama dengan
cakupan imunisasi dasar lengkap tahun 2019 lalu. Selain itu, cakupan Desa dengan
UCI di UPT Puskesmas Semanu II pada tahun 2020 juga telah mencapai 100% sesuai
Tabel 37 pada lampiran.
C. Pemberantasan Penyakit
1. Pemberantasan Penyakit Menular
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah kasus Demam Berdarah di UPT Puskesmas Semanu II pada tahun
2020 adalah 65 kasus. Jumlah kasus ini meningkat jika dibandingkan dengan
tahun 2019 yang hanya 22 kasus. Kegiatan PSN telah digalakkan baik melalui
pertemuan kader ataupun penyuluhan langsung kepada sasaran masyarakat.
Juga siaran keliling setiap hari Jum’at mulai dilaksanakan kembali pada akhir
tahun 2019 lalu. Akan tetapi, kegiatan pematauan jentik belum dapat
dilaksanakan dengan maksimal. Sosialisai Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik
(G1R1J) telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir, tetapi pemantauan jentik
dan pelaporan hasil pemantauan tidak terlaporkan secara rutin ke Puskesmas.
Sebagai tindak lanjut terhadap adanya kasus DBD adalah dengan
melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE). Kegiatan tersebut
dilaksanakan di rumah penderita dan sekitar rumah penderita untuk mengetahui
apakah terjadi penularan atau tidak. Tetapi kegiatan PE tersebut beberapa
terkendala dengan keterlambatan KDRS sampai di Puskesmas. Selain itu,
meningkatnya kasus menyebabkan keterbatasan personil dalam melaksanakan
PE sehingga dibantu oleh petugas lain.
Peningkatan kasus maupun penurunan kasus mengindikasikan adanya
peran dari terdapatnya vektor (nyamuk aedes aegypti), dan virus penyebab
penyakit DBD (virus Dengue) serta perilaku masyarakat yang tidak sehat atau
mungkin juga pemberantasan sarang nyamuk yang kurang berhasil. Pola
53
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
penyakit yang tidak menentu ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam
Penyelidikan Epidemiologi (PE) lebih lanjut.
Kasus DBD sangat erat kaitannya dengan curah hujan. Selain itu, masalah
lingkungan, mobilisasi penduduk yang tinggi, serta kepadatan penduduk juga
sangat berperan dalam proses penularan penyakit Demam Berdarah.
b. Malaria
Pada Tahun 2020 sesuai Tabel 66 lampiran profil selama beberapa tahun
terakhir di UPT Puskesmas Semanu II tidak ditemukan kasus baru penyakit
Malaria. Walaupun tidak ditemukan kasus Malaria, namun kegiatan surveilans
penyakit menular tetap dilaksanakan, karena mobilitas penduduk yang berasal
dari daerah kasus Malaria maupun tempat perindukan nyamuk Malaria masih
memungkinkan timbulnya kasus baru.
c. Kusta
Tidak ditemukan kasus baru penyakit Kusta pada tahun 2020 sesuai pada
lampiran Tabel 57. Pada tahun 2019 tercatat 2 kasus Kusta (akumulasi tahun
2018 dan 2019) di UPT Puskesmas Semanu II, yang keduanya merupakan
Kusta Basah. Akan tetapi, pada akhir tahun 2019 kedua kasus tersebut telah
selesai pengobatan dan dinyatakan sembuh.
d. TBC-Paru
Penanggulangan penyakit TBC di UPT Puskesmas Semanu II
dilaksanakan dengan berbagai program yang melibatkan fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah, fasilitas kesehatan swasta dan masyarakat umum.
Prioritas program TBC-paru adalah pada golongan umur >15 tahun dengan
hasil pemeriksaan laboratorium dahak dengan BTA (+). Namun demikian, bila
ditemukan kasus TB pada anak tetap harus ditangani.
Case Detection Rate (CDR) atau Angka Penemuan Kasus merupakan
persentase jumlah pasien baru BTA (+) yang ditemukan dan diobati dibanding
jumlah pasien baru BTA (+) yang diperkirakan di suatu wilayah. Sesuai Tabel
51 dan 52 di lampiran profil, pada tahun 2020 dari target penderita klinis TBC
yang diperiksa dahaknya, telah ditemukan kasus baru TB BTA+ sejumlah 1
kasus. Kasus baru yang didapatkan tersebut berasal dari 56 suspek yang
diperiksa. Dengan demikian jumlah kasus TB yang masih dalam pengobatan
seluruhnya adalah 7 kasus.
Pelayanan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali dalam setahun
yaitu pemeriksaan gejala dan tanda. Sedangkan pemeriksaan penunjang adalah
pemeriksaan dahak dan/atau bakteriologis dan/atau radiologis. Hasil
54
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
55
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Portusis, Tetanus Neonatorum (3), Campak (4), Hepatitis B dan Polio. Pada
tahun 2020 tidak ditemukan kasus PD3I.
2. Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menular (PTM) mengalami peningkatan di beberapa tahun
terakhir dikarenakan pola hidup yang kurang sehat. Penyakit tidak menular pada
tahun 2020 diantaranya adalah : Hipertensi Primer, nyeri sendi, Dermatitis kontak
alergi, Nekrosis pulpa, Gastritis, Faringitis akut, Reumatisme, Diabetes Melitus,
Laringofaringitis akut, dan lain-lain.
a. Hipertensi
Setiap penderita hipertensi usia 15 tahun keatas harus mendapatkan
pelayanan sesuai standar, yaitu pengukuran dan monitoring tekanan darah,
edukasi, dan terapi farmakologi. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal
satu kali dalam satu bulan di fasilitas pelayanan kesehatan. Sedangkan
edukasi yaitu mengenai perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum obat.
Kunjungan pasien atau penderita hipertensi di UPT Puskesmas Semanu II
pada tahun 2020 adalah sebesar 1.005 penderita. Angka tersebut merupakan
jumlah tertinggi penyakit tidak menular di UPT Puskesmas Semanu II pada
tahun 2020.
b. Diabetes Melitus
Kasus diabetes melitus di UPT Puskesmas Semanu II termasuk 10 besar
penyakit (urutan 2) dengan jumlah kasus pada tahun 2020 adalah sebanyak 56
kasus. Semua penderita DM usia diatas 15 tahun perlu diberikan pelayanan
standar sebagai pencegahan sekunder yang meliputi :
1) Pengukuran gula darah yang dilakukan minimal satu kali sebulan di
fasyankes
2) Edukasi perubahan pelayanan kesehatan dan/atau Nutrisi
3) Melakukan rujukan jika diperlukan
4) Terapi farmakologi
Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan prolanis yang
merupakan pemberian pelayanan bagi penderita hipertensi dan diabetes
mellitus. Kegiatan prolanis ini rutin dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
c. Gastritis
Gastritis adalah peradangan, iritasi, atau erosi pada lapisan lambung. Gastritis
bisa bersifat aku (mendadak) atau bisa menjadi kronis (menahun). Gejalanya
meliputi :
1. Gangguan pencernaan, rasa sakit seperti terbakar di perut bagian atas /ulu
hati
56
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
2. Mual muntah
3. Nyeri perut bagian atas
Jumlah kasus gastritis sepanjang tahun 2020 di UPT Puskesmas Semanu II
adalah sebanyak 205 kasus dan menduduki peringkat ke sepuluh dari sepuluh
besar penyakit. Gaya hidup dan perilaku hidup sehat akan membantu penderita
gastritis kambuh kembali.
d. Gangguan sendi
Persendian merupakan hal yang penting dalam fungsi gerak. Seiring
dengan bertambahnya usia, resiko untuk mengalami gangguan pada
persendian/arthritis pun semakin meningkat. Gangguan dapat ditandai dengan
nyeri, bengkak, dan peradangan pada bagian-bagian tubuh tertentu. Gangguan
sendi dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain genetik, pola makan, dan
lain-lain.
Kasus gangguan sendi di UPT Puskesmas Semanu II menduduki peringkat
lima dari sepuluh besar penyakit, dengan jumlah kasus di tahun 2020 adalah
sebanyak 553 kasus. Gaya hidup masyarakat terutama dalam hal pemilihan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus lebih diperhatikan lagi, demi
menekan meningkatnya kasus gangguan sendi. Selain itu pekerjaan masyarakat
berpengaruh terhadap gangguan sendi yang sebagian besar masyarakat
berprofesi sebagai buruh dan bertani.
e. Pelayanan kesehatan Penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Penyakit tidak menular lain yang harus diwaspadai dan jumlah penderita
semakin terlihat mencolok adalah gangguan jiwa. Untuk mencegah terjadinya
gangguan jiwa perlu deteksi dini keswa yang dilakukan baik oleh petugas
kesehatan maupun oleh masyarakat. Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat
sesuai standar bagi psikotik akut dan Skizofrenia meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan jiwa meliputi pemeriksaan status mental dan
wawancara
2) Edukasi kepatuhan minum obat
3) Melakukan rujukan jika diperlukan
Permasalahan yang ada dan perlu penyelesaian dari semua sektor terkait
adalah ODGJ yang berkeliaran di jalan, menjadi tanggungjawab bersama
antara Kepolisian, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial.
3. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Pada tahun 2020 terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) antraks dan Covid - 19,
dengan penderita kasus antraks 1 orang dari desa Candirejo. Kejadian tersebut
terjadi pada tanggal 15 Januari 2020. Sedangkan kasus Covid – 19 dengan
57
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
penderita 43 orang positif, sampai saat ini kasus positif Covid - 19 masih
bertambah.
D. Penyehatan Lingkungan
1. Sarana Air Minum yang Dilakukan Pengawasan
Sumber air minum komunal di UPT Puskesmas Semanu II terdiri dari sumur
bor, Spamdus, PDAM, dan Depot Air Minum. Berdasar hasil kegiatan kesehatan
lingkungan pada tahun 2020, sarana air minum komunal yang dilakukan
pengawasan adalah sebagaimana Tabel 4.5 berikut.
TABEL 4.5
SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN
58
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
GAMBAR 4.13
GRAFIK AKSES TERHADAP SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
59
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
84%
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jenis jamban yang dimiliki
penduduk di UPT Puskesmas Semanu II adalah 84% Jamban Sehat Permanen
(JSP). Dan dari 7400 KK di wilayah UPT Puskesmas Semanu II tersebut, 3% KK
masih memiliki akses terhadap Jamban Sehat Semi Permanen (JSPP) dan 13%
masih menggunakan jamban secara bersama (sharing). Akan tetapi, jenis jamban
yang digunakan secara bersama tersebut adalah jenis Jamban Sehat Permanen
berupa jamban leher angsa.
Upaya yang dilakukan oleh UPT Puskesmas Semanu II untuk meningkatkan
cakupan jamban sehat adalah dengan Pemicuan STBM yang salah satu pilarnya
adalah mengenai jamban. Pemicuan STBM ini telah dan akan dilaksanakan setiap
tahun sampai target Desa Ber-STBM dapat tercapai.
3. Desa STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan yang
dilakukan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi masyarakat. STBM
terdiri terdiri dari 5 pilar, yaitu stop buang air besar sembarangan (Stop BABS),
cuci tangan pakai sabun (CTPS), pengelolaan makanan dan minuman,
pengamanan sampah rumah tangga, dan pengamanan limbah cair rumah tangga.
Wilayah UPT Puskesmas Semanu II terdiri dari 2 desa/kalurahan, yaitu
Kalurahan Pacarejo dan Candirejo. Kedua kalurahan ini telah sukses
melaksanakan dan mendapatkan predikat Desa Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS). Akan tetapi, dari 2 desa tersebut belum ada Desa STBM.
Desa STBM merupakan desa yang telah melaksanakan 5 pilar STBM di semua
padukuhan dan telah melaksanakan Deklarasi 5 Pilar STBM.
Di wilayah UPT Puskesmas Semanu II, jumlah padukuhan pada masing-
masing desa tergolong sangat banyak. Desa Pacarejo terdiri dari 28 padukuhan,
60
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
dan Desa Candirejo terdiri dari 20 padukuhan. Hal tersebut adalah salah satu
penyebab belum tercapainya Desa STBM, karena untuk mencapai Desa STBM,
semua padukuhan pada masing-masing desa harus melalui tahap Pemicuan,
Verifikasi, baru kemudian Deklarasi tingkat desa.
Upaya yang telah dilakukan UPT Puskesmas Semanu 2 untuk percepatan
Desa STBM adalah dengan melaksanakan pemicuan STBM setiap tahun, dengan
sasaran 2 padukuhan setiap pemicuan. Dengan langkah tersebut, diharapkan
semua padukuhan di wilayah UPT Puskesmas Semanu 2 dapat dengan cepat
tersasar Pemicuan dan Verifikas 5 Pilar STBM, serta Deklarasi Tingkat Desa.
4. Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan
Tempat-tempat umum yang sehat merupakan salah satu indikator dasar dari
program kesehatan lingkungan. Hasil kegiatan program kesehatan lingkungan
berdasar data yang peroleh dari Puskesmas disajikan pada tabel 75 lampiran
profil.
GAMBAR 4.14
GRAFIK TEMPAT-TEMPAT UMUM YANG MEMENUHI SYARAT
KESEHATAN
30
20
10 13
(81,3%)
0
Jumlah TTU Sarana Pendidikan Sarana 1Kesehatan
(100%) Tempat Ibadah
61
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
tempat sampah dengan jumlah yang cukup, sarana pembuangan air limbah, tempat
pembuangan sampah sementara (TPS), dan kamar mandi/toilet yang bersih serta
jumlahnya cukup.
Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan capaian sarana pendidikan
yang memenuhi syarat kesehatan adalah dengan melaksanakan pemantauan dan
pembinaan berkala terhadap sarana pendidikan (Inspeksi Kesehatan Lingkungan).
Dengan melaksanakan Inspeksi Kesehatan Lingkungan secara berkala maka akan
diketahui kondisi kesehatan lingkungan sarana pendidikan tersebut, dan jika
terdapat kekurangan dapat segera direkomendasikan kepada sekolah untuk
dilakukan perbaikan.
Tempat-tempat Umum (TTU) lain yang terdapat di wilayah UPT Puskesmas
Semanu II adalah sarana kesehatan berupa Puskesmas dan tempat ibadah. Untuk
TTU jenis pasar, di wilayah UPT Puskesmas Semanu II tidak terdapat pasar yang
besar dan buka setiap hari. Dari 1 sarana kesehatan dan 51 tempat ibadah,
seluruhnya memenuhi syarat kesehatan. Akan tetapi perlu upaya untuk
mempertahankan pencapaian tersebut, yaitu dengan melaksanakan pemantauan
dan pembinaan secara berkala pada sarana tersebut. Dengan dilaksanakannya
upaya tersebut, diharapkan sarana kesehatan dan tempat ibadah dapat
memepertahankan dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungannya sehingga
selalu dapat memenuhi syarat kesehatan. Karena dengan adanya TTU yang
memenuhi syarat kesehatan maka akan berpengaruh juga terhadap kesehatan
masyarakat pengguna TTU tersebut.
5. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang Memenuhi Syarat
Tempat Pengelolaan makanan (TPM) terdiri dari jasa boga, rumah makan
atau restoran, depot air minum (DAM), serta makanan jajanan / kantin / sentra
makanan jajanan. TPM di wilayah UPT Puskesmas Semanu II yang dipantau dan
dibina meliputi 5 jasa boga, 2 Depot Air Minum, dan 9 makanan jajanan.
GAMBAR 4.15
GRAFIK TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) YANG
MEMENUHI SYARAT
62
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Grafik diatas menunjukkan bahwa dari 16 TPM yang ada, jenis TPM jasa
boga dan Depot Air Minum (DAM) seluruhnya memenuhi syarat kesehatan. Akan
tetapi, TPM jenis makanan jajanan yang memenuhi syarat kesehatan hanya
sebesar 66,7%. Faktor yang menyebabkan 33,3% TPM makanan jajanan tidak
memenuhi syarat adalah tidak tersedianya fasilitas sanitasi seperti tempat cuci
tangan, tempat sampah, dan SPAL. Selain itu, perilaku penjamah makanan juga
kurang tepat, seperti tidak menutup makanan yang sudah siap saji dan tidak
menggunakan alat pelindung diri seperti penutup kepala, sarung tangan plastik,
dan celemek. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian TPM yang
memenuhi syarat kesehatan adalah dengan Inseksi Kesehatan Lingkungan dan
peningkatan kapasitas pengelola TPM.
E. Pelayanan Farmasi
Upaya pengobatan sebagai pelayanan penunjang kesehatan didalamnya terdapat
perlayanan kefarmasian yang meliputi permintaan, pengadaan, penyimpanan,
pemakaian dan distribusi obat, serta pemusnahan obat kadaluwarsa. Dalam hal
kecukupan obat di pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) menurut jenisnya prioritas
utama adalah memenuhi obat essensial, termasuk didalamnya obat program, dan obat
generik.
63
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
64
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan merupakan input bagi berlangsungnya sistem pelayanan
kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi : fasilitas kesehatan yang dimiliki
pemerintah, fasilitas kesehatan bersumberdaya masyarakat dan fasilitas kesehatan
swasta.
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar di UPT Puskesmas Semanu II adalah 1 (satu)
puskesmas induk, 2 (dua) Puskesmas Pembantu, 3 (tiga) poskesdes.
Selain fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, di wilayah UPT Puskesmas
Semanu II juga terdapat fasilitas pelayanan kesehatan swasta yang meliputi : Klinik
Pratama dan Bidan Praktek swasta (BPS). Sedangkan fasilitas kesehatan yang
bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu balita ada 48 Posyandu, 7 Posbindu dan
9 posyandu Lansia, 1 Posyandu Remaja.
B. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah tenaga yang bekerja di instansi kesehatan pemerintah
dan berlatar belakang pendidikan kesehatan. Pemenuhan tenaga kesehatan menjadi
agenda dalam upaya pencapaian target-target program pembangunan kesehatan seperti
yang tercantum dalam target RPJM maupun target SPM Bidang Kesehatan dan target
program maupun kegiatan.
Tenaga kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Semanu II terdiri dari 2 orang
Dokter Umum, 1 orang dokter gigi, 5 orang Bidan, 6 orang Perawat, 1 orang Analis
Kesehatan, 1 orang Nutrisionis, 1 orang Sanitarian, 1 orang Apoteker, 1 orang Asisten
Apoteker (THL), 1 orang Promotor Kesehatan (THL), 1 orang asisten Apoteker
(THL), dan 1 orang perekam medis (THL).
Paramedis terdiri dari paramedis keperawatan dan non keperawatan. Paramedis
keperawatan meliputi bidan dan perawat, sedangkan paramedis non keperawatan
meliputi tenaga gizi/nutrisionis, sanitarian, laboran, farmasi, dan promkes.
C. Pembiayaan Kesehatan
Biaya kesehatan yang bersumber dari pemerintah di UPT Puskesmas Semanu II tahun
2020 adalah 78,87% berasal dari dana alokasi umum / DAU Rp. 744.799.081,-
(60,34%) dan dari DAK Non Fisik Rp. 489.357.000,- (39,65%) .
65
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
66
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
BAB VI
KESIMPULAN
9. Penyehatan Lingkungan
Pengawasan terhadap sarana air minum komunal dilaksanakan pada 7 sarana yaitu
PDAM, sumur bor, dan depot air minum. Akses masyarakat di UPT Puskesmas
67
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
Semanu 2 terhadap sanitasi yang layak berupa jamban sehat telah mencapai 84% untuk
jenis JSP, 3% JSSP, dan 13% sharing. Pengawasan kesehatan lingkungan juga
dilaksanakan terhadap tempat – tempat umum (TTU) dan tempat pengelolan makanan
(TPM). Hasilnya 95,8 % TTU memenuhi syarat kesehatan dan 81,3% TPM memenuhi
syarat kesehatan.
10. Perbaikan Gizi Masyarakat
Cakupan pemberian Vit A pada Balita di UPT Puskesmas Semanu II tahun 2020
menunjukkan angka 100% dan pemberian Fe 3 pada ibu hamil sebesar 67,54%.
11. Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi berupa obat dan bahan medis habis pakai di UPT Puskesmas
Semanu II sudah tercukupi termasuk APD dalam menangani pandemic Covid 19.
12. Akses dan Mutu Pelayanan
Akses pelayanan kesehatan dari segi biaya untuk penduduk di wilayah UPT Puskesmas
Semanu II tahun 2020 bisa difasilitasi dari BPJS.
13. Sumberdaya Kesehatan
Sumberdaya kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia, sarana prasarana dan
dana. Kebutuhan tenaga perekam medis, tenaga promkes dan Asisten Apoteker
dipenuhi dengan mempekerjakan THL yang menggunakan anggaran BLUD dan DAK
non fisik.
68
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
LAMPIRAN
69
Profil Kesehatan UPT Puskesmas Semanu II Tahun 2021
70