Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) pada
Pasal 28H, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua
warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin,
dalam implementasinya dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan
pemerintah dan pemerintah daerah.
Upaya mewujudkan hak tersebut pemerintah harus menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Untuk itu pemerintah perlu melakukan upaya-upaya untuk menjamin akses penduduk miskin
terhadap pelayanan kesehatan.
Dalam rangka pemerataan upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat serta
peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka dibangunlah Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat). Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/ kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja tertentu.
Puskesmas berfungsi sebagai (1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan; (2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat; dan sebagai (3) Pusat
pelayanan kesehatan strata pertama. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan
penyelenggaraan upaya tersebut, puskesmas dilengkapi dengan instrument manajemen
yang terdiridari (1) Perencanaan tingkat Puskesmas; (2) Lokakarya Mini Puskesmas; (3)
Penilaian Kinerja Puskesmas, (4) Manajemen sumber daya (alat, obat, keuangan dan
tenaga), (5) Manajemen system pencatatan dan pelaporan yang disebut Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) serta (6) Upaya peningkatan mutu pelayanan (a.l
penerapan quality assurance).
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib
merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia.
Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan
kesepakatan global maupun nasional. Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib
adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga
Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular serta Pengobatan.

Profil Puskesmas Paseh 2019 1


Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
setempat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya Kesehatan
Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten. Apabila Puskesmas
belum mampu menyelenggarakannya, tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota wajib menyelenggarakannya.
Upaya Kesehatan Pengembangan, antara lain : Upaya Kesehatan Sekolah,
Upaya Kesehatan Olahraga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,
Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan
Pengobatan Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan sebagainya. Upaya
laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan-pelaporan tidak
termasuk pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari setiap Upaya Kesehatan
Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas. Adapun perawatan kesehatan
masyarakat merupakan bagian integral dari berbagai upaya pelayanan yang ada,
sehingga diharapkan pelayanan Puskesmas bersifat menyeluruh.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus
melaksanakan manajemen dengan baik.
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas secara efektif dan efisien. Manajemen
Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta
pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan di atas merupakan satu
kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Profil kesehatan Puskesmas Paseh tahun 2019 merupakan salah satu bentuk
dokumentasi tahunan mengenai kondisi kesehatan dan tingkat keberhasilan program
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Paseh pada tahun 2019.
Indikator-indikator yang ditampilkan pada profil kesehatan antara lain indikator
derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Selain itu juga memuat
berbagai informasi lain diantaranya situasi demografi, lingkungan fisik dan ekonomi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Memberikan gambaran umum dan menyeluruh mengenai kondisi kesehatan
masyarakatdan tingkat keberhasilan program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Paseh Kecamatan Paseh pada tahun 2019.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Tersedianya data umum dan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Paseh
yang meliputi data lingkungan fisik, biologik, data perilaku kesehatan masyarakat,
demografi dan data sosial ekonomi

Profil Puskesmas Paseh 2019 2


2. Tersedianya data/informasi tentang upaya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Paseh yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan
3. Tersedianya data /informasi tentang status kesehatan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Paseh yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status
gizi
4. Tersedianya alat pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi tahunan)
tentang program-program kesehatan di Puskesmas Paseh
5. Tersedianya data sebagai bahan pembuatan rencana kerja Tahun 2019 dan
bahan untuk penyusunan profil kesehatan Kabupaten Sumedang

1.3 Sistematika Penyajian


Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latarbelakang, tujuan penyusunan profil serta sistematika
penyajiannya
Bab II : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja Puskesmas Paseh .
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan
angka status gizi masyarakat di Puskesmas Paseh
Bab IV : Pelaksanaan Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan yang diselenggarakan di Puskesmas Paseh
Bab V : Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan
kesehatan di Puskesmas Paseh
Bab VI : Penutup
Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang masih dianggap kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Puskesmas Paseh
Lampiran

Profil Puskesmas Paseh 2019 3


Berisi tentang 81 tabel data yang merupakan gabungan tabel indikator derajat kesehatan
dan indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan.

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Kondisi Geografis


Letak wilayah Puskesmas Paseh cukup strategis, karena berada di wilayah lintas Kabupaten ,
dilalui jalan Sumedang - Cirebon. Puskesmas Paseh berada sekitar dengan jarak 10 Km dari ibukota
Kabupaten Sumedang dengan waktu tempuh 30 menit menggunakan roda 4 dengan batas-batas wilayah
kerja sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kecamatan Conggeang
 Sebelah Selatan : Kecamatan Situraja
 Sebelah Timur : Kecamatan Tomo
 Sebelah Barat : Kecamatan Cimalaka

untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Peta wilayah kerja berikut ini.

Profil Puskesmas Paseh 2019 4


Wilayah kerja Puskesmas mencakup 10 desa
1. Desa Legok Kaler 6. Desa Cijambe
2. Desa Legok Kidul 7. Desa Padanaan
3. Desa Paseh Kaler 8. Desa Pasireungit
4. Desa Paseh Kidul 9. Desa Haurkuning
5. Desa Bongkok 10. Desa Citepok
-
Dengan penggunaan tanah yang terdiri dari :
 Perumahan/Pekarangan : 670.662 Ha
 Pesawahan/½ Teknis : 901.803 Ha
 Pesawahan Tadah Hujan : 542.708 Ha
 Tegalan/ladang : 777.342 Ha

Tabel 2.1.
Analisis Situasi Geografis di Wilayah Kerja
Puskesmas Paseh

Jm Jarak Rata-rata Biaya


N l Jml terjauh ke waktu
DESA Kategori Angko
o R RT Puskesmas tempuh ke Ojeg
W (Km) Puskesmas t
Legok
1 Biasa 8 26 3 20 menit - 5000
Kaler
Legok Biasa
2 10 34 3,5 15 menit 10000 -
Kidul
Paseh Biasa
3 12 33 3 25 menit 10000 -
Kaler
Paseh Biasa
4 6 22 3,5 15 menit - 5000
Kidul
5 Padanaan Biasa 8 34 8 45 menit 20000 -
6 Bongkok Biasa 9 33 6 30 menit 15000 -
Pasireungi Biasa
7 5 19 5,5 30 menit 15000 -
t
8 Cijambe Biasa 9 29 5,5 20 menit 15000 -
Haurkunin Biasa
9 4 13 7 25 menit 15000 -
g
10 Citepok Biasa 4 10 6 30 menit 15000 -

Letak Puskesmas Paseh berada tepat di pinggir jalan raya sehingga letaknya cukup strategis
dan relatif mudah dijangkau oleh masyarakat baik dengan kendaraan roda 4 maupun roda 2, dengan
rata-rata waktu tempuh ke puskesmas dari jarak terdekat selama 5 menit dan jarak terjauh selama 45
menit.
Profil Puskesmas Paseh 2019 5
2.2 Kondisi Topografi

Wilayah kerja Puskesmas Paseh merupakan daerah perbukitan, dataran rendah pesawahan
pemukiman penduduk, ,sabagian besar sector pertanian .
.

2.3 Kondisi Demografi


A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Paseh tahun 2019 berjumlah 27.132 jiwa yang
terdiri dari 13.892 jiwa penduduk laki-laki dan 13.240 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Paseh tiap tahun selalu mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Hal ini
dikarenakan Wilayah kerja Puskesmas Paseh merupakan lokasi yang strategis di karenakan
berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Paseh dan kabupaten bandung yang memiliki potensi
tinggi dan wilayah kerja Puskesmas Paseh sendiri merupakan kawasan industri dengan adanya pabrik-
pabrik industri besar yang tentunya berpengaruh terhadap kenaikan jumlah penduduk karena banyak
orang yang datang dari luar wilayah dan menetap di wilayah Wilayah kerja Puskesmas Paseh. Banyak
pendatang dari luar daerah tersebut bekerja sebagai tenaga kerja di pabrik-pabrik industri tersebut.
Banyaknya pendatang dari luar wilayah kerja Puskesmas Paseh tersebut tentu saja selain
bertambahnya jumlah penduduk tiap tahun tapi juga menambah permasalahan-permasalahan lain
seperti : adanya rumah-rumah kumuh yang padat penghuni.

Tabel 2.2
Data Penduduk Di Wilayah Kerja
Puskesmas Paseh

NO DESA L P JUMLAH

1 Sawahdadap 3182 2841 6023


2 Sukadana 2695 2458 5153
3 Cihanjuang 5416 5086 10502
4 Mangunarga 2796 2685 5481
  JUMLAH 14089 13070 27.159

B. Mata Pencaharian Penduduk


Kondisi wilayah setempat sangat berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakatnya. Karena
wilayah kerja Sawahdadap merupakan kawasan pendidikan dan industri, maka mata pencaharian
penduduk setempat banyak sebagai buruh/karyawan pabrik industri, dan wiraswasta.

Profil Puskesmas Paseh 2019 6


Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh Tahun 2019

PNS /
Peg. Peta Peda Wira Lain
No Desa TNI / Buruh
Swasta ni gang swasta nya
POLRI
1. Sawahdadap 73 1536 24 300 1542 377 63
2. Mangunarga 116 2119 59 232 157 990 133
3. Cihanjuang 163 2355 93 360 159 615 303
4. Sukadana 36 1314 143 362 215 812 164
Jumlah 388 7324 319 1254 2073 2794 663

B. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di wilayah sawah dadap dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4
Tingkat pendidikan Masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Paseh

NAMA DESA SD SMP SMA AKADEMI PERGURUAN TINGGI

Sawahdadap 1672 1708 1385 47 99


Sukadana 1356 1377 1224 108 14
Cihanjuang 2417 2752 3751 563 30
Mangunarga 1481 2039 2401 113 191
Jumlah 6926 7876 9147 831 334

Tingkat pendidikan diwilayah kerja Puskesmas Paseh yang terbanyak Sekolah Menengah Atas atau
setingkat.

C. Jumlah KK Miskin

Profil Puskesmas Paseh 2019 7


Tabel 2.5
Jumlah KK miskin di wilayah kerja
Puskesmas Paseh

NO DESA JUMLAH KK MISKIN


1 Sawahdadap 789
2 Sukadana 613
3 Cihanjuang 438
4 Mangunarga 936
Jumlah 2776
Jumlah KK miskin di wilayah kerja Puskesmas Paseh adalah 34,3 % dari jumlah seluruh KK

D. Kepemilikan Jaminan Kesehatan


Jumlah kepemilikan jaminan kesehatan di wilayah kerja puskesmas sawah dadap bisa di lihat
pada tabel berikut :

Tabel 2.6
Kepemilikan Jaminan Kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Paseh

No Desa BPJS (PBI) BPJS (PNS) BPJS (MANDIRI)


1 Sawahdadap 1504 102 401
2 Mangunarga 2422 113 324
3 Cihanjuang 2630 198 202
4 Sukadana 4541 120 477
Jumlah 11097 533 1404

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat kepemilikan jaminan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Paseh sudah cukup banyak dengan adanya program BPJS

2.4 Fasilitas kesehatan, Tenaga kesehatan dan faktor-faktor pendukung


A. Jumlah Dukun Paraji
Tabel 2.7
Jumlah dukun paraji di wilayah kerja
uskesmas Sawahdadap

NO NAMA DESA JUMLAH DUKUN PARAJI KET


1 Sawahdadap 1 Bermitra
2 Sukadana 0
3 Cihanjuang 0

Profil Puskesmas Paseh 2019 8


4 Mangunarga 1 Bermitra
Jumlah 2

Berdasarkan tabel di atas jumlah dukun paraji di wilayah Puskesmas Paseh ada 2, semuanya
bermitra.

B. Jumlah kader
Tabel 2.8
Jumlah kader kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Paseh

NO NAMA DESA JUMLAH AKTIF TIDAK


KADER AKTIF
1 Sawahdadap 27 27 0
2 Sukadana 30 30 0
3 Cihanjuang 59 59 0
4 Mangunarga 34 34 0
Jumlah 150 150 0
Berdasarkan tabel di atas jumlah kader yang ada di wilayah kerja Puskesmas Paseh sebanyak
150 kader dan seluruhnya aktif.

C. Jumlah Poskesdes/ Polindes yang di gunakan

Tabel 2.9
Poskesdes/Polindes yang di gunakan
JUMLAH DI GUNAKAN
NO NAMA DESA POSKESDES/POLIN UNTUK KET
DES PERSALINAN
1 Sawahdadap 1 -
2 Sukadana 1 
3 Cihanjuang 1 -
4 Mangunarga 1 
Jumlah 4 1

POSKESDES/POLINDES yang digunakan aktif untuk pelayanan sudah di semua desa pada
wilayah Puskesmas Paseh. Polindes yang dapat melakukan pelayanan persalinan yaitu
Polindes di Desa Mangunarga dan Desa Sukadana

D. Jumlah kelas ibu hamil/ ibu balita

Profil Puskesmas Paseh 2019 9


Tabel 2.10
Jumlah kelas ibu hamil/ ibu balita di wilayah kerja
Puskesmas Paseh

JUMLAH
KELAS IBU TIDAK
NO NAMA DESA AKTIF
HAMIL/ IBU AKTIF
BALITA
1 Sawahdadap 8 8 0
2 Sukadana 4 4 0
3 Cihanjuang 6 6 0
4 Mangunarga 2 2 0
Jumlah 20 20 0
Kegiatan Kelas ibu hamil dan ibu balita rutin dilaksanakan setiap bulan

E. Sarana pelayanan

Tabel 2.11
Sarana pelayanan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Paseh

NO Jenis Sarana Jumlah Ket


1 Gedung Puskesmas 1
2 Poskesdes 4
3 Posyandu
- Pratama -
- Madya 32
- Purnama 6
- Mandiri 2
4 BPM 6
5 Klinik Dokter 3
6 Mobil Ambulan 1
7 Motor 4

Masih banyak posyandu yang belum mempunyai bangunan sendiri.

Profil Puskesmas Paseh 2019 10


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.1 MORTALITAS
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain
fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup.
Salah satu indikator kesejahteraan suatu negara dilihat dari derajat kesehatannya. Tinggi
rendahnya derajat kesehatan dapat masyarakat dilihat dari jumlah kematian dalam kurun waktu 1
tahun. Indikator yang dapat dianalisa adalah Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Harapan Hidup (AHH).

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Penetapan angka kematian bayi (AKB) untuk tingkat kabupaten susah diukur
dengan rumus staristik, sehingga yang bisa ditampilkan adalah angka riil kematian bayi.
Dalam 3 tahun terakhir jumlah kematian bayi Sawahdadap .

Tabel 3.1
Jumlah Kematian Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Paseh
Tahun 2016 s/d 2019

Jumlah kematian Jumlah kelahiran


Tahun Prosentase
bayi hidup

2016 1 513 0,19%

2017 1 540 0.18%

2019 0 547 0.0%

Profil Puskesmas Paseh 2019 11


2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)
menunjukkan banyaknya ibu meninggal pada tiap 100.000 kelahiran yang disebabkan
karena kehamilan atau pada saat persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan pada
tahun tertentu di daerah tertentu. Data yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Paseh
selama 2 tahun terakhir jumlah kematian ibu mengalami penurunan, seperti yang terlihat
pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2
Jumlah Kematian Ibu Bersalin
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh
Tahun 2016 s/d 2019

Jumlah Kematian Jumlah


Tahun Prosentase
Ibu bersalin Persalinan

2016 2 512 0,39%

2017 0 536 0,00%

2019 1 545 0,19%

3. Angka Harapan Hidup (AHH)


AHH merupakan salahsatu indicator/penilaian derajat kesehatan suatu wilayah
dan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan program-program kesehatan. AHH
disebut juga lama hidup manusia di dunia.
AHH juga menjadi alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan derajat kesehatan pada
khususnya.
Di Kecamatan Paseh terjadi peningkatan AHH setiap tahunnya. Hal ini
menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di wilayah mulai meningkat, seiring
meningkatnya derajat kesehatan di wilayah ini.

3.2. MORBIDITAS
Masalah kesehatan adalah gangguan kesehatan yang dinyatakan dalam ukuran kesakitan
(Morbiditas) dan kematian (mortalitas). Kesehatan merupakan unsure penting dalam
kesejahteraan hidup baik perseorangan, kelompok maupun masyarakat. Perubahan masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat pada umumnya digambarkan dengan perubahan “Pola
Penyakit dan Jumlah Kasus Penyakit” yang dicatat dan diamati di fasilitas-fasilitas kesehatan
Profil Puskesmas Paseh 2019 12
dalam bentuk angka dan data sehingga cukup baik untuk dijadikan bahan analisis tolak ukur
derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.
Sebagai gambaran umum angka kesakitan di wilayah kerja Puskesmas Paseh Kecamatan
Paseh pada tahun 2019 melalui data 10 besar penyakit berdasarkan total kunjungan pasien yang
datang ke Puskesmas Paseh. Dari data sepuluh besar penyakit menunjukan bahwa penyakit
yang paling tinggi yang terjadi di masyarakat pada umumnya masih disebabkan oleh penyakit
yang bersifat insfeksi yaitu gastritis (13.96%). Hal ini ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.3
10 Besar Penyakit Yang Terjadi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh Tahun 2019

No. Nama Penyakit Jumlah Kasus


1 Gastritis 199
2 Hipertensi 145
3 Reumatoid Arthritis 121
4 Ispa 208
5 Myalgia 187
6 Chephalgia 93
7 Dermatitis 120
8 Comand Cold 171
9 Febris 132
10 Scabies 114
JUMLAH 1490

3.2.1 Gambaran Penyakit Menular


a. Penyakit Menular Bersumber Binatang
1. Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa
parasit yang merupakan golongan Plasmodium. Proses penularan penyakit ini melalui
gigitan nyamuk Anopheles. Masa tunas/inkubasi penyakit ini dapat beberapa hai
sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang
dikeluhan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian,
kadang sampai muntah, tampak pucat/anemis, hai serta limfa membesar, air kencing
tampak keruh/pekat karena mengandung haemoglobin (Haemoglobinuria), terasa geli
pada kulit dan mengalami kekejangan. Namun demikian, tanda yang klasik
ditampakan dengan adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan
kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak keringat setelah 4 sampai 6
jam kemudian, hal ini berlangsung tiap 2 hari. Diantara masa tersebut, mungkin
penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria
dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan tubuh yang
abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan dapat menyebabkan

Profil Puskesmas Paseh 2019 13


kerusakan otak. Untuk memastikan diagnosa maka dilakukan pemeriksaan darah
kepada penderita.

Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus atau suspek malaria di wilayah kerja
Puskesmas Paseh Kecamatan Paseh
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Temuan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas
Paseh Kecamatan Paseh tahun 2019 adalah 3 kasus. DBD disebabkan oleh perilaku
masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatan lingkungan rumah dan sekitarnya
sehingga mendukung perkembangan siklus hidup nyamuk Aides Aigypty.

3. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang manifestasinya terjadi pembengkakan pada
kelenjar (limfatik) dan saluran limfe, merah dan terasa sakit. Pada fase kronis filariasis
menyebabkan pembengkakan yang meluas disertai diformitas atau kerusakan yang
menetap pada seluruh jaringan limfatik di daerah kaki (kaki gajah/elephentiasis), tangan,
payudara, kelamin atau buah zakar. Penyakit ini disebabkan oleh cacing yang bentuknya
seperti benang yang disebut filaria berasal dari genus wuchereria dan brugia. Cacing
penyebab filariasis adalah Wuchereria bancrofti, brugia malayi dan brugia timori.
Vektor atau perantara cacing filarial menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk.
Nyamuk tersebut dikenal sebagai nyamuk rumahan seperti Culex yang biasa hidup
didaerah perkotaan dan daerah semi urban. Nyamuk Anopheles yang hidup di rural area,
Mansonia yang suka hidup di daerah pesawahan dan Aedes yang suka hidup di
lingkungan rumah. Filariasis memang menyebar didaerah pedesaan dan perkotaan.
Pada tahun 2019 tidak ada temuan kasus Filariasis di wilayah kerja Puskesmas
Paseh Kecamatan Paseh.

b. Penyakit Menular Langsung


1. Penyakit Tuberculosis
TB Paru berdampak langsung terhadap biaya pelayanan kesehatan (diagnosis,
pengobatan dan transportasi kontrol) pasien dan keluarga yang menyebabkan kinerja
dan produktivitas menurun. SDM melemah (3-4 bulan masa kerja hilang) dan
menyebabkan penurunan angka penghasilan keluarga sebesar 20-30%.
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilakukan dengan pendekatan
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) dan pengawasan
langsung oleh PMO (Pengawas Menelan Obat).
Pada tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Paseh Kecamatan Paseh temuan
kasus BTA (+) sebesar 8 kasus. Sedangkan jumlah kasus TB Paru seluruhnya sebesar
30 kasus.

Profil Puskesmas Paseh 2019 14


Gambar 4.1 dibawah ini adalah sebaran kasus TB paru yang ditemukan di Puskesmas
Paseh tahun 2019.

Gambar 3.1
Jumlah Kasus TB Paru Yang Ditemukan
Di Puskesmas Paseh - Tahun 2019
8
8

5 4
4 3
3

2 1
1 0
0
Cihanjuang Sukadana Sawahdadap Mangunarga Puskesmas

Sumber : Program TB Paru Puskesmas Paseh 2019

2. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)


ISPA merupakan penyakit yang selalu menduduki tempat pertama pada
sepuluh besar penyakit di Puskesmas Paseh setiap tahun. Upaya dalam rangka
pemberantasan penyakit ISPA lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan
tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang
ditemukan. Pneumonia merupakan penyebab kematian pada balita diduga karena
merupakan penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaannya masih belum
memadai.
Jumlah penemuan kasus pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Paseh tahun 2019 adalah 59 (42.14%) kasus dan ditangani 100%. Sebaran kasus
pneumonia ditemukan dan ditangani tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Paseh
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Profil Puskesmas Paseh 2019 15


Gambar 4.2
Jumlah Penderita Pneumonia Ditemukan dan Ditangani
Di Puskesmas Paseh - Tahun 2019

59
60

50

40

30
21

20 14 14
10
10

0
Sukadana Sawahdadap Cihanjuang Mangunarga Puskesmas

Sumber : Program ISPA Puskesmas Paseh 2019

3. Penyakit Diare
Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang sangat potensial
menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa dalam waktu cepat dengan mortalitas
tinggi termasuk penyakit dengan program eliminasi yang memerlukan tindakan
segera.
Jumlah penderita diare diwilayah kerja Puskesmas Paseh tahun 2019 adalah 481
penderita.
4. Penyakit Kusta
Kusta merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium leprae. Kuman ini bersifat aerob, berbentuk batang dengan ukuran
1-8 µ dan lebar 0,2-0,5 µ, bersifat tahan asam sehingga tidak mudah untuk
diwarnai, biasanya berkelompok tetapi ada pula yang tersebar satu-satu. Kuman ini
hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin dan tidak dapat dikultur
dalam media buatan.
Masa belah diri kuman kusta ini memerlukan waktu yang sangat lama
dibandingkan dengan kuman lain yaitu 12-21 hari sehingga masa tunas pun menjadi
lama yaitu 2-5 tahun. Kusta terbagi 2 yakni kusta pausibasilar (PB) atau kusta tipe
kering dan kusta multibasilar (MB) atau kusta tipe basah.
Profil Puskesmas Paseh 2019 16
Kusta mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masih tingginya stigma di
kalangan masyarakat dan petugas pada penderita dan mantan penderita sehingga
seringkali mereka dikucilkan dan tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan
dan pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya kemiskinan.
Berdasarkan data program kusta Puskesmas Paseh tahun 2019 di wilayah
kerja Puskesmas Paseh tidak terdapat penderita kusta.
5. Penyakit Menular Seksual
Penderita HIV ditemukan 1 orang di wilayah kerja Puskesmas Paseh selama
tahun 2019 dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 230 orang ibu hamil.
6. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi.
1. Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan dengan 4
strategi yaitu :
- Iminisasi rutin

- Imunisasi tambahan

- Surveilans AFP

- Pengamanan virus polio di laboratorium


Untuk meningkatkan sensitifitas penemuan kasus polio, pengamatan dilakukan
pada semua kelumpuhan yang terjadi secara akut dan sifatnya flaccid (layuh)
seperti : sifat kelumpuhan pada poliomyelitis.Penyakit-penyakit yang mempunyai
sifat kelumpuhan seperti poliomyelitis disebut Acute Flaccid Paralysis (AFP) dan
pengamatannya disebut sebagai Surveilans AFP (SAFP).
Di wilayah kerja Puskesmas Paseh kasus AFP tidak ditemukan pada tahun 2019
2. Tetanus Neonatorum
Jumlah kasus Tetanus Neonatorum di wilayah kerja Puskesmas Paseh tahun
2019 tidak ada, diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan. Penanganan kasus Tetanus Neonatorum memang tidak mudah yang
terpenting adalah usaha pencegahannya yaitu dengan pertolongan persalinan yang
higienis dan ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil
3. Campak Difteri dan Pertusis
Campak Difteri dan Pertusis merupakan penyakit menular yang sering
menyebabkan kejadian luar biasa (KLB). Tahun 2019 tidak ditemukan kasus Difteri di
wilayah kerja Puskesmas Paseh. (Lampiran Tabel 19)

4.2.2 Gambaran Penyakit Tidak Menular

Profil Puskesmas Paseh 2019 17


Gambaran penyakit tidak menular yang ada di Puskesmas berdasarkan sistem
pencatatan dan pelaporan tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Penyakit Tidak Menular Terpilih
Berdasarkan 10 besar penyakit yang menjadi kunjungan terbanyak terdapat
Gastritis, Myalgia, Comon Cold, Hipertensi, Rhematoid Artritis, Dermatitis, Febris,
Ceptalgia, dan karies Dentis.
2. Penyakit Gangguan Jiwa
Jumlah kunjungan penyakit gangguan jiwa di Puskesmas Paseh pada tahun
2019 adalah 30 kasus. Dikarenakan di Kabupaten Sumedang baelum ada Rumah
Sakit Khusus untuk penyakit gangguan jiwa, maka pasien selalu dirujuk ke wilayah
kabupaten/kota yang memiliki Rumah Sakit khusus penyakit gangguan jiwa,
seperti : RSJ Cisarua Cimahi
3. Penyakit Kesehatan Gigi dan Mulut
Puskesmas Paseh merupakan salah satu Puskesmas yang memiliki sarana
pengobatan gigi. Terdapat seorang perawat gigi dengan peralatan pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut yang kurang memadai.
Gangguan gigi dan jaringan penunjang lainnya, merupakan salah satu penyakit
yang masuk dalam daftar 10 besar penyakit di Puskesmas Paseh tahun 2019.

Profil Puskesmas Paseh 2019 18


BAB IV
PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN

A. Upaya Kesehatan Masyarakat


a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1. Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB
2. Upaya Promosi Kesehatan
3. Upaya Kesehatan Lingkungan
4. Upaya Perbaikan Gizi
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan dilaksanakan sesuai dengan masalah
kesehatan masyarakat yang ada dan sesuai kemampuan Puskesmas
B. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
a. Rawat Jalan
b. Pelayanan Gawat

4.1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM Esensial)


1. Program KIA/KB
Program KIA di Puskesmas Paseh melayani pemeriksaan kehamilan (ANC), imunisasi
baik untuk ibu hamil, bayi maupun calon pengantin yang dilaksanakan setiap hari Rabu.
a. Antenatal Care (ANC)

Gambar 4.2
Cakupan Pelayanan K1
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh Tahun 2019

115 112.04
109.28
110
105 105.08
105.98
100
95
93.75
90
85
80
Mangunarga
Cihanjuang
Sukadana
Sawahdadap
Puskesmas

Sumber : Program KIA Puskesmas Paseh 2019

K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil pada trimester pertama dengan 10 T ( TB/BB,
Tekanan Darah, Tentukan status gizi/LiLA, Tinggi Fundus Uteri, Tentukan DJJ dan letak

Profil Puskesmas Paseh 2019 19


janin, Tentukan status imunisasi TT, Tablet tambah darah, Tes Lab., Konseling,
Tatalaksana/kasus ).
Pada tahun 2019 cakupan K1 sebesar 105.98% dari target 100% (grafik 4.2). Desa
Sawahdadap belum mencapai target disebabkan adanya K1 akses akibat kehamilan tidak
diiginkan . Upaya yang dilakukan oleh pengelola program yaitu dengan meningkatkan
kerja sama lintas program dalam pembinaan kesehatan remaja, meningkatkan konseling
pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang, validasi sasaran, proaktif mencari data
sasaran ke BPM.
Grafik 4.3
Cakupan Pelayanan K4
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh Tahun 2019

120 112.37
102.28
100 100.85 105.54
91.69
80

60

40

20

0
Mangunarga
Cihanjuang
Sukadana
Sawahdadap
Puskesmas

Sumber : Program KIA Puskesmas Paseh 2019

Kunjungan ibu hamil pada trimester 3 (K4) adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang ke 4 atau lebih untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang
ditetapkan. Cakupan K4 tahun 2019 sebesar 105.54% melebihi target 96% (grafik 4.3).
Terdapat kesenjangan pencapain yang kurang target pada Desa Sawahdadap, hal ini terjadi
karena adanya K1 akses dan abortus.

Profil Puskesmas Paseh 2019 20


Grafik 4.4
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh Tahun 2019

140 127.96
120 108.89
102.8 102.65
100 101.82
80
60
40
20
0
Mangunarga
Cihanjuang
Sukadana
Sawahdadap
Puskesmas

Sumber : Program KIA Puskesmas Paseh 2019

Di wilayah kerja Puskesmas Paseh pada tahun 2019 semua persalinan telah ditolong
oleh petugas kesehatan. Cakupan mencapai 106,14% melebihi target 96% (grafik 4.4). Hal ini
ditunjang oleh adanya bidan di setiap desa dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

b. Kunjungan Neonatal Lengkap


KN lengkap yaitu pelayanan yang di berikan dalam kurun waktu 8-28 hari setelah lahir
dengan pelayanan sesuai standar.
Grafik 4.6
Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh Tahun 2019

113.90
120.00 110.20 109.20
106.80
110.00 100.00
100.00
90.00

80.00
70.00

60.00
50.00

40.00
30.00

20.00
Sukadana Cihanjuang sawahdadap Mangunarga Puskesmas

Sumber : Program KIA Puskesmas Paseh 2019

Profil Puskesmas Paseh 2019 21


Cakupan KN Lengkap pada tahun 2019 telah mencapai 109.20% dari target 89%. Hal
ini sejalan dengan capaian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
c. Keluarga Berencana (KB)
Program KB yang bisa dilayani di Puskesmas Paseh adalah berbagai jenis kontrasepsi
dengan penyediaan alat kontrasepsi bekerjasama dengan Kantor KBPP.
Gambar 4.7
Cakupan Peserta KB Aktif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh – Tahun 2019

98.23 97.95
100.00
82.93 85.70
90.00
80.00 71.29
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Sukadana Mangunarga Cihanjuang Sawahdadap Puskesmas

Sumber : Program KIA Puskesmas Paseh 2019

Jumlah peserta KB baru tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Paseh adalah 1534
pasangan usia subur sedangkan jumlah peserta KB aktif adalah 4754 dari 5547 pasangan usia
subur atau 85,7%.
Untuk pelayanan KIA dan KB di luar gedung Puskesmas, di wilayah kerja Puskesmas Paseh
terdapat Poskesdes yaitu di Desa Sawahdadap, Desa Mangunarga, Desa Cihanjuang, dan
Desa Sukadana.

2. Program Gizi
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan khususnya pada Bab VIII
tentang Gizi pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat. Untuk mencapai tujuan program perbaikan gizi yaitu meningkatkan kesadaran gizi
keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat.
Status gizi masyarakat dapat digambarkan dengan melihat masalah gizi yang dialami
oleh golongan penduduk yang rawan gizi terutama balita dan ibu hamil. Saat ini Indonesia
masih dihadapkan pada empat masalah gizi utama yaitu Kurang Kalori dan Protein (KKP),
Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kekurangan Zat Besi
(anemia).

Profil Puskesmas Paseh 2019 22


Program gizi dilaksanakan baik di luar gedung maupun di dalam gedung. Untuk
pelayanan di luar gedung yang meliputi kunjungan rumah untuk konsultasi dan penyuluhan gizi
bagi balita BGM, gizi buruk, bumil KEK, ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan, ibu nifas dan
kasus-kasus lintas program ( kasus TB dll ) juga anak sekolah.
a. Status Gizi Balita
Pada kegiatan Bulan Penimbangan Balita tahun 2019 yang merupakan upaya untuk
melihat status gizi masyarakat yang tergambar dari status gizi Balita, tidak ditemukan kasus
balita gizi buruk (status gizi sangat kurus) di wilayah kerja Puskesmas Paseh. Sebanyak 25
orang balita (0,6%) memiliki status gizi kurus (BB/TB)
b. Pemantauan Pertumbuhan
Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu ditunjukan dengan cakupan balita
ditimbang dari seluruh balita yang ada di satu wilayah (D/S). Pada tahun 2019 cakupan D/S
di wilayah kerja Puskesmas Paseh 83,0% dari target 80%.
Gambar 4.8
Cakupan D/S
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh Tahun 2019

92.0 90.4

90.0
88.0
85.1
86.0
83.0
84.0
82.0 80.0
80.0 78.2
78.0
76.0
74.0
72.0
Sukadana Sawahdadap Cihanjuang Mangunarga Puskesmas

Sumber : Program Gizi Puskesmas Paseh 2019

Belum tercapainyaa target D/S (tingkat partisipasi masyarakat) di Desa Mangunarga


disebabkan banyak orangtua yang bekerja, sasaran tidak ada di tempat/dititipkan diluar wilayah
kerja, dan banyak balita yang keluar masuk wilayah Desa Mangunarga karena tidak tinggal
menetap/kontrak.

Profil Puskesmas Paseh 2019 23


c. Pemberian Tatblet Tambah Darah (TTD) pada Ibu Hamil
Gambar 4.9
Cakupan Fe3
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh Tahun 2019

114.43
120 106.76 105.24 104.83
93.75
100

80

60

40

20

0
Mangunarga Sukadana Cihanjuang Sawahdadap Puskesmas

Sumber : Program Gizi Puskesmas Paseh 2019


Pemberian Tablet Tambah Darah pada ibu hamil baik Fe1 maupun Fe3 di wilayah kerja
Puskesmas Paseh telah melebihi target yang ditetapkan, dimana cakupan Fe1 108,88%
dan Fe3 104,8% (target Fe3 95%). Hal ini disebabkan karena intensifnya penyuluhan pada
ibu hamil sehingga pemahaman ibu hamil terhadap pentingya minum Fe pada saat
kehamilan mengalami peningkatan serta meningkatnya kerjasama lintas program.
d. Pemberian Kapsul Vitamin A
Upaya petugas kesehatan dalam memberikan penyadaran terhadap masyarakat tentang
manfaat pemberian vitamin A bagi balita mulai dapat dilihat hasilnya dari kegiatan yang
dilakukan 2 kali dalam setahun, dimana masyarakat secara proaktif datang ke posyandu.
Cakupan pemberian Vitamin A pada anak usia 6-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Paseh sebesar 98,02% (Februari 2019) dan 98,51% (Agustus 2019).

Profil Puskesmas Paseh 2019 24


e. ASI Eksklusif
Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Paseh 52,4% dari target
47%.

Gambar 4.10
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paseh Tahun 2019

60.0

56.0

55.0
52.4 52.4
51.9

49.4
50.0

45.0
Sawahdadap Mangunarga Cihanjuang Sukadana Puskesmas

Sumber : Program Gizi Puskesmas Paseh 2019

3. Program Promkes
Program Promkes dilaksanakan baik di dalam gedung yaitu berupa penyuluhan atau
konseling yang diberikan kepada pasien yang datang ke Puskesmas dan kegiatan di luar
gedung khususnya berupa penyuluhan kepada kelompok atau masyarakat yang berada di
wilayah kerja Puskesmas.
Kunjungan rumah ( untuk evaluasi PHBS, penyuluhan kelompok mencakup penyuluhan TTU
dan TPM)
Hasil kegiatan program Promosi Kesehatan Pada tahun 2019 diantaranya yaitu :
1. PHB tingkat Rumah Tangga : dari 8008Rumah Tangga yang dipantau terdapat 3172
(39,6%) Rumah Tangga ber PHBS
2. Strata 40 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sawahdap; Madya 32 Posyandu
(80,00%), Purnama 6 Posyandu (15,00%) dan Mandiri 2 Posyandu (5,00%)
3. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yaitu 4 Polindes dan 2 Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) Lansia.
Desa Siaga yang saat ini menjadi program primadona di jajaran kesehatan adalah
program yang harus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab bidang promkes sebagai
koordinatornya walaupun dalam pelaksanaan kegiatannya menjadi tanggung jawab seluruh
program yang ada di Puskesmas agar Program Desa Siaga bisa berjalan dengan baik. Strata

Profil Puskesmas Paseh 2019 25


Desa Siaga di wilayah keja Puskesmas Paseh ; Pratama 2 desa (50%) dan Madya 2 desa
(50%).

4. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Menular

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular yang dilaksanakan terdiri dari
berbagai jenis penyakit yaitu ; DBD, TB Paru, Diare, Ispa, Filariasis, Kusta dsb. Salah satu
program yang menonjol dalam program pencegahan penyakit menular adalah program TB
Paru, dimana angka penemuan BTA positif, angka kesembuhan dan juga kepatuhan terhadap
prosedur pengobatan cukup baik.
Program DBD (Demam Berdarah Dengue) sudah berjalan cukup baik. Masyarakat
maupun pemerintahan desa cepat tanggap dalam pelaporan dan penanggulangan penyakit ini.
Program ISPA sudah cukup baik. Penemuan kasus dan penanganan Pneumonia pada
balita sudah berjalan dengan baik.
Program Imunisasi di Puskesmas Paseh sudah berjalan dengan baik dari segi
pelayanan, pencatatan maupun pelaporannya.
Untuk program Diare masih perlu ditingkatan lagi peran serta masyarakat diantaranya
berupa laporan dari kader Posyandu mengenai kejadian diare yang ada di setiap wilayah
posyandu.

A. P2ML ( Pemberantasan Penyakit Menular Langsung)

a. Program Pemberantasan Penyakit TB Paru


Tahun 2019 kasus BTA+ 8 kasus baru dari target 30 kasus
b. Program Pemberantasan Penyakit Diare
Jumlah Kasus Diare di Wilayah kerja Puskesmas Paseh tahun tahun 2019
terdapat 481 kasus.
c. Program PMS
Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus PMS.
d. Program Kusta
Kasus kusta tahun 2019 tidak ditemukan.

B. P2BB (Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang)

a. Program Demam Berdarah


Tahun 2019 ditemukan 3 kasus tersangka suspek DBD yakni di Desa
Sawahdadap, Sukadana dan Cihanjuang

Profil Puskesmas Paseh 2019 26


b. Program Malaria
Kasus Malaria di wilayah kerja Puskesmas Paseh tahun 2019 tidak ditemukan.

c. Program Rabies
Kasus rabies di wilayah kerja Puskesmas Paseh tahun 2019 tidak ditemukan.

C. IMUNISASI
a. BCG
Hasil Cakupan Imunisasi BCG di wilayah kerja Puskesmas Paseh pada tahun 2019
sebesar 106.20 % dari target UCI 80%.
b. DPT 1 – HB 1
Hasil Cakupan Imunisasi DPT 1 – HB 1 diwilayah kerja Puskesmas Paseh pada
tahun 2019 sebesar 106.1 % dari target 98 %.
c. DPT 3 – HB 3
Hasil Cakupan Imunisasi DPT 3 – HB 3 diwilayah kerja Puskesmas Paseh tahun
20127 sebesar 107.3 % dari target UCI 80 %.
d. Polio 4
Hasil Cakupan Imunisasi Polio 4 diwilayah kerja Puskesmas Paseh tahun 2019
sebesar 107.91 %. dari target UCI 80 %.
e. Campak
Hasil Cakupan Imunisasi Campak diwilayah kerja Puskesmas Paseh Pada tahun
2019 sebesar 106.2 % dari target UCI 80%.
f. HB 0-7 hari
Hasil Cakupan Imunisasi HB 0-7 hari diwilayah kerja Puskesmas Paseh tahun 2019
sebesar 116.88 % dari target 80 %.

5. Program Kesehatan Lingkungan


Wilayah kerja Puskesmas Paseh terdiri dari berbagai macam karakteristik termasuk
dari segi lingkungan dimana terdapat lingkungan / kawasan industri, kawasan perdagangan,
kawasan pemukiman dan kawasan pedesaan.
Kondisi tersebut menuntut petugas kesehatan lingkungan / sanitarian Puskesmas Paseh untuk
dapat menguasai strategi penyehatan lingkungan di berbagai lingkungan dan juga banyaknya
tempat-tempat umum (TTU) dan tempat pengolahan makanan (TPM)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan
diantaranya meliputi:
1. Sanitasi pemukiman
2. Sanitasi tempat –tempat umum
3. Sanitasi tempat pengolahan makanan

Profil Puskesmas Paseh 2019 27


Selain permasalahan di atas kesehatan lingkungan di sekitar lokasi Puskesmas juga
memerlukan perhatian dari petugas sanitarian Puskesmas Paseh misalnya bagaimana
pengelolaan limbah Puskesmas baik itu limbah medis ataupun limbah rumah tangga serta
penataan lingkungan Puskesmas yang bersih dan nyaman.

A. Sanitasi Pemukiman

a. Sarana Air Bersih


Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak diwilayah kerja
Puskesmas Paseh Tahun 2019 sebesar 58.82% dari jumlah penduduk 27.159
b. Jamban
Hasil pendataan penduduk yang memiliki akses terhadap jamban sehat diwilayah kerja
Puskesmas Paseh Tahun 2019 sebesar 58.88% dari sasaran 27.159 jiwa. Semakin
intensifnya penyuluhan tentang STBM menyebabkan masyarakat menjadi tahu dan
mengerti akan pentingnya memiliki jamban keluarga. Selain itu sarana sumber air bersihpun
mudah didapat sehingga memudahkan masyarakat untuk membuat jamban keluarga.

B. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)


Tempat-tempat umum yang ada dan diperiksa di wilayah kerja Puskesmas Paseh sebanya
16 institusi yaitu Sekolah Dasar 11, SLTP 3, SLTA 1 dan sarana kesehatan 1
(Puskesmas). Hasil pemeriksaan tahun 2019 menunjukkan sebanyak 12 TTU (75%) telah
memenuhi syarat kesehatan.

C. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM).


Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Paseh
sebanyak 25 TPM. Pada tahun 2019 sebanyak 4 TPM diperiksa yang berlokasi di Desa
Mangunarga yaitu 1 depot air minum (DAM), 1 Rumah Makan/Restoran dan 2 Makanan
Jajanan. Hasilnya yaitu 1 depot air minum (14,29%) memenuhi syarat higiene sanitasi,
sedangkan rumah makan/restoran dan makanan jajanan (42.86%) tidak memenuhi syarat.
Perlu kiranya ditingkatkan kegiatan pembinaan yang lebih intensif dan terpadu dari
puskesmas terhadap tempat-tempat pengelolaan makan yang ada.

4.2.Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan


1. Program Laboratorium

Unit Laboratorium di Puskesmas Paseh melayani berbagai pemeriksaan / spesimen


yaitu ; darah, urine, faeses dan spesimen lainnya seperti dahak. Selain pelayanan
laboratorium dasar di unit laboratorium Puskesmas Paseh juga melayani pemeriksaan
kimia klinik.

Profil Puskesmas Paseh 2019 28


2. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Sehubungan dengan banyaknya jumlah sekolah dari berbagai tingkatan mulai dari
Taman Kanak-Kanak (TK) sampai SLTA, maka prioritas utama kegiatan UKS adalah
Sekolah Dasar (SD) dengan tidak melupakan tingkatan lainnya.
Cakupan kegiatan pelayanan kesehatan bagi anak Sekolah Dasar/penjaringan yang
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Paseh (murid kelas 1 SD) sebesar 96,09%. Hal ini
menunjukan pengelolaan program dan kerjasama lintas sektor yang sangat baik.
Dalam pelaksanaan program UKS kerjasama lintas sektor perlu yang sudah baik ini
perlu dipertahankan dan lebih ditingkatkan seperti dengan TP-UKS Kecamatan dan UPTD
TK/SD dan PNF di Kecamatan Paseh agar pelaksaan program UKS lebih optimal lagi.

3. Program Perkesmas
Pelaksanaan program Perkesmas di Puskesmas Paseh belum bisa berjalan dengan
optimal. Berbagai kendala seperti tingginya kunjungan pasien untuk mendapatkan
pengobatan baik di rawat jalan maupun rawat inap yang menyebabkan tenaga perawat
lebih terkonsentrasi untuk memberikan pelayanan di dalam gedung dan juga masih perlu
ditingkatkan kembali kesadaran dan motivasi kepada perawat agar mau meluangkan
waktu untuk melaksanakan Perkesmas / kunjungan rumah.
Walaupun biaya transport untuk pelaksanaan kunjungan rumah sudah dialokasikan
dari program BOK tetapi masih belum terserap secara optimal karena jumlah kunjungan
rumah masih perlu ditingkatkan lagi.

4. Program Kesehatan Gigi dan Mulut


Kunjungan pasien ke BP. Gigi di Unit rawat jalan Puskesmas cukup tinggi. Pelayanan
dasar gigi yang dapat dilakukan di Puskesmas Paseh antara lain Pemeriksaan/konsultasi,
tindakan tumpatan gigitetap dan gigi sulung, pencabutan gigi tetap dan sulung, serta
pembersihan karang gigi. Rasio tindakan yang dilakukan dalam pelayanan dasar dapat
dilihat pada table 50 (lampiran).
Selain usaha kuratif yang dilaksanakan di Puskesmas Paseh, usaha preventif dan
promotif pun dilakukan petugas kesehatan gigi di luar gedung. Usaha tersebut diantaranya
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa
(UKGMD). Usaha kesehatan gigi ini meliputi penyuluhan, sikat gigi bersama di lingkungan
SD serta pemeriksaan gigi untuk anak kelas selektif (kls I,III,V). Jumlah murid yang
diperiksa pada saat kegiatan UKGS dan yang perlu perawatan dapat dilihat juga pada
tabel 50,51 (Lampiran).

5. Program Kesehatan Lansia


Pelaksanaan program lansia yang dilakukan adalah pembinaan posbindu di beberapa
desa adapun kegiatan yang dilaksanakan yaitu senam lansia, pemeriksaan kesehatan
Lansia.

Profil Puskesmas Paseh 2019 29


6. Program Kesehatan Olahraga
Kegiatannya meliputi pemeriksaan kebugaran bagi Lansia, para pegawai di lingkungan
pemerintahan Kecamatan Cianggung yang dilakukan setiap jumat di lapangan Kecamatan
Paseh.
7. Program HIV-AIDS
Kegiatan ini meliputi layanan konseling dan tes sukarela (KTS/VCT) yang dilakukakan
di dalam gedung Puskesmas maupun di luar gedung Puskesmas (mobile VCT). Program
HIV-AIDS Puskemas Sawahdadap pada tahun 2019 melaksanakan penapisan pada ibu
hamil, dan hasilnya ditemukan 1 sampel yang positif.
8. Program Prolanis
Kegiatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan bagi penderita penyakit tidak menular seperti
Diabetes Melitus, Hipertensi, dll. Senam dan penyuluhan kesehatan penyakit tidak menular
yang dilaksanakan setiap hari Rabu di Puskesmas Paseh.

4.3. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)


Upaya kesehatan perseorangan yang dilaksanakan di Puskesmas Paseh terdiri dari
rawat jalan yang melayani pengobatan di BP. Umum, BP. Gigi, KIA, KB, Laboratorium dan
Emergency.
Jenis pasien yang dilayani di Puskesmas Paseh terdiri dari:
a. Pasien P2BPK (Program Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan) yang diperuntukan
bagi warga yang berdomisili di Kabupaten Sumedang yang dibuktikan dengan identitas
yang berlaku,
b. Pasien JKN/BPJS yang terbagimenjadi 2 bagian:
1. PBI (Peserta Bayar Iuran) diantaranyaAskes PNS dan Pensiunan, Jamsostek
danmandiri
2. Non PBI (tanpa membayar iuran/ditanggung pemerintah pusat) yaitu JAMKESMAS

Tabel 4.1
Jumlah Kunjungan Pasien
Puskesmas Paseh – Tahun 2016 s/d 2019

TAHUN PASIEN BARU PASIEN LAMA TOTAL PASIEN KET

Tahun 2016 2.782 11.997 14.779

Tahun 2017 4.231 20.285 24.516

Tahun 2019 1.294 23.878 25.172


Sumber: Puskesmas Paseh tahun 2019

Profil Puskesmas Paseh 2019 30


BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Tenaga Kesehatan

Sumberdaya atau pegawai yang ada di UPT Puskesmas Paseh dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 5.1 Sumber Daya


UPTD Puskesmas Paseh Tahun 2019

Tenaga Tenaga
No. Jenis Sumber Daya Kesehatan Kesehatan Jumlah
( PNS ) (Non PNS)
1. Kepala Puskesmas 1 - 1
2. Ka. Sub. Bag. Tata Usaha - - -
3. Dokter Umum - 2 2
4. Dokter Gigi - 1 1
5. Sarjana Kesehatan Masyarakat - - -
6. Perawat 1 4 5
7. Petugas Imunisasi - - -
8. Bidan 4 8 12
9. Petugas Gizi 1 - 1
10. Administrasi 1 1 2
11. Perawat Gigi - 1 1
12. Petugas Sanitasi - - -
13. Petugas Laboratorium - 1 1
14. Petugas Obat / Farmasi - 1 1
15. Petugas Cleaning Service - 1 1
16. Sopir Ambulan - 1 1
Jumlah 8 21 29
Sumber : Tata Usaha UPTD Puskesmas Paseh

B. Pembiayaan
Profil Puskesmas Paseh 2019 31
No Sumber Dana Jumlah (Rp) Realisasi (Rp)
1 Bantuan Operasional Kesehatan 342.059.000 264.830.000
(BOK)
2 Badan Layanan Umum Daerah 878.700.000 929.499.000
(BLUD)
Jumlah 1.220.759.000 1.194.329.000

Realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan mencapai 77,42%, hal ini terjadi karena
kurangnya sumberdaya manusia terutama untuk tenaga kesehatan masyarakat dan senitarian.

Profil Puskesmas Paseh 2019 32


BAB VI
PENUTUP

Profil kesehatan ini merupakan gambaran hasil program dan kegiatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Paseh tahun 2019 baik kegiatan di dalam maupun di luar gedung. Dari uraian diatas ada
beberapa permasalahan yang masih menjadi kendala dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
diantaranya :
1. Masih terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar
2. Kurangnya tenaga kesehatan yang ada terutama untuk dokter gigi dan sanitarian sehingga mutu
pelayanan kesehatan masih belum optimal
3. Masih rendahnya kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan
Permasalahan tersebut mengakibatkan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang dilakukan dan
pada akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Saran :
1. Diperlukan kegiatan inovasi progresif sebagai upaya percepatan pembanguan kesehatan di
wilayah kerja puskesmas
2. Dalam menanggulangi masalah kesehatan yang ada, upaya intensifikasi setiap program sangat
dibutuhkan.
3. Menjadikan informasi kesehatan sebagai basis data penyusunan kebijakan kesehatan dan
rencana pembangunan kesehatan, pelaksanaan program kesehatan, pemantauan dan
perbaikan status kesehatan sehingga diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor
yang baik

Dengan selesainya penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Paseh Tahun 2019 ini mudah-
mudahan setiap program secara khusus dapat mengevaluasi cakupan hasil kegiatan masing-masing.
Walaupun masih sangat banyak kekurangan dalam penyusunan profil ini, semoga tetap
memberi bermanfaat bagi Puskesmas Paseh khususnya dan pembaca pada umumnya.

Profil Puskesmas Paseh 2019 33

Anda mungkin juga menyukai