BAB I
PENDAHULUAN
5
Alih fungsi lahan pertanian mengakibatkan berbagai dampak langsung
dan tidak langsung serta berimplikasi serius dan berdampak negatif
terhadap produksi pangan, lingkungan dan budaya masyarakat yang
hidup di bagian hulu dan sekitar lahan yang dialihfungsikan tersebut.
Permasalahannya semakin kompleks, terutama lahan pertanian
pangan subur terdapat di Pulau Jawa yang dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan sektor, sementara lahan-lahan di luar Pulau
Jawa belum dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian pangan
karena tingkat kesuburan tanah rendah dan keterbatasan
infrastruktur. Dengan demikian, alih fungsi lahan pertanian tidak
hanya menyebabkan kapasitas memproduksi pangan turun, tetapi
merupakan salah satu bentuk pemubaziran investasi, degradasi
agroekosistem, degradasi tradisi dan budaya pertanian. Secara
perlahan-lahan para pelaku usaha pertanian pangan akan
meninggalkan sektor tanaman pangan apabila tidak diimbangi dengan
pengendalian alihfungsi, pemberian insentif dan pemberdayaan
masyarakat. Oleh karena itu, penetapan lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan pengaturan alih fungsi lahan pertanian pangan
merupakan salah satu kebijakan yang sangat strategis.
6
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penataan ruang
wilayah.
1.2. Tujuan
Tujuan kegiatan Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah adalah
memfasilitasi Dinas Pertanian Kabupaten untuk melaksanakan
amanah Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah, meliputi kegiatan:
1. Sosialisasi dan koordinasi peraturan perlindungan lahan.
2. Pemetaan alih fungsi lahan sawah.
3. Monitoring dan evaluasi Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah.
1.3. Sasaran
Sasaran kegiatan Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah adalah Dinas
Pertanian Kabupaten di 42 Kabupaten dan 8 Provinsi, yaitu:
7
NO Provinsi/Kabupaten NO Provinsi/Kabupaten
1.4. Output
Output kegiatan Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah di masing-masing
provinsi adalah sebagai berikut:
Laporan Sosialisasi dan Koordinasi Peraturan Perlindungan Lahan
Laporan Pemetaan Alih Fungsi Lahan, paling sedikit mencakup:
a. Peta Alih Fungsi Lahan Sawah Aktual, Black Design dan Legal
dengan skala 1: 5.000 atau 1: 10.000
b. Rekomendasi Strategis Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sawah berdasarkan Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah
Laporan Monitoring dan Evaluasi Pemetaan Alih Fungsi Lahan
Sawah.
9
BAB II
DASAR HUKUM
10
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Nomor 8 Tahun 2017
tentang Pedoman Pemberian Persetujuan Substansi Dalam Rangka
Penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten/Kota.
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2017 tentang
Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun
2018 dimana percepatan pengintegrasian KP2B dalam RTRW dan/atau
disusun dalam Perda tersendiri.
19. Surat Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
124/SR.040/M/9/2016 tanggl 13 September 2016 perihal Permohonan
Tindak Lanjut Hasil Perluasan Areal Sawah Baru.
20. Surat Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor B-
11/PW.030/B/01/2017 tanggal 13 Januari 2017 perihal Program
bantuan pertanian dengan memprioritaskan pemberian bantuan kepada
petani/pemilik lahan yang telah di-LP2B-kan (tindak lanjut surat KPK RI
Nomor B-10074/01-15/12/2016 tanggal 20 Desember 2016).
21. Surat Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor B-
86/RC.210/B/02/2019 tanggal 11 Februari 2019 perihal Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ditujukan kepada seluruh
Bupati/Walikota se-Indonesia beserta Kepala Dinas Pertanian TPH
Provinsi seluruh Indonesia.
22. Surat Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor B-
211/SR.010/B/04/2019 tanggal 15 April 2019 perihal Persetujuan
Gubernur terkait Penyampaian Usulan Penetapan LP2B.
23. Surat Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor B-
39/RC.210/B/01/2018 tanggal 17 Januari 2018 perihal Percepatan
Penetapan LP2B dalam Revisi RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.
24. Surat Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam
Negeri RI Nomor 520/636/Bangda tanggal 5 Pebruari 2018 perihal
Penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) pada Revisi
RTRW Kabupaten/Kota.
25. Surat Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Nomor B-
10074/01-15/12/2016 tanggal 20 Desember 2016 perihal Program
bantuan pertanian dengan memprioritaskan pemberian bantuan kepada
petani/pemilik lahan yang telah di-LP2B-kan.
11
26. Surat Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Nomor
B/10173/LIT.04/01-15/11/2019 tanggal 28 November 2019 perihal Alih
Fungsi Lahan Baku Sawah
12
BAB III
KETENTUAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN (PLP2B)
13
3.2. Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah proses
menetapkan lahan menjadi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
melalui tata cara yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan meliputi:
a) Kawasan Pertanian Pangan berkelanjutan.
b) Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan
c) Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
15
Kajian kelayakan strategis paling sedikit mencakup :
1) luas dan lokasi yang akan dialihfungsikan;
2) potensi kehilangan hasil;
3) resiko kerugian investasi; dan
4) dampak ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya.
16
b) gubernur setelah mendapat rekomendasi bupati/walikota dalam
hal lahan yang dialihfungsikan lintas kabupaten/kota dalam 1
(satu) provinsi; atau
c) Presiden setelah mendapat rekomendasi bupati/walikota dan
gubernur dalam hal lahan yang dialihfungsikan lintas provinsi.
Usulan sebagaimana dimaksud disampaikan setelah mendapat
persetujuan Menteri.
a. Tujuan
17
b. Penetapan Peta Lahan Sawah Dilindungi
Lahan Sawah yang akan ditetapkan daiam peta Lahan Sawah yang
dilindungi meliputi :
1) Lahan Sawah beririgasi meliputi Lahan Sawah:
a) Irigasi permukaaan; Lahan Sawah Irigasi permukaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:
i. irigasi teknis;
ii. Irigasi semi teknis;
iii. Irigasi sederhana;
iv. Irigasi desa.
b) Irigasi rawa;
c) Irigasi air bawah tanah; dan
d) Irigasi pompa.
Terhadap Lahan Sawah yang masuk dalam peta Lahan Sawah yang
dilindungi namun belum ditetapkan sebagai bagian dari penetapan
lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam rencana tata ruang,
tidak dapat dialihfungsikan sebelum mendapat rekomendasi
perubahan penggunaan tanah dari menteri yang menyelenggarakan
urusan pcmerintahan di bidang agraria pertanahan dan tata ruang.
18
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1.1. Persiapan
Persiapan pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Alih Fungsi Lahan
Sawah dilakukan dengan:
a) Membentuk Pokja
Wajib membentuk kelompok kerja tingkat Kabupaten diketuai
oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten dan beranggotakan
antara lain Dinas Pertanian Kabupaten, Bappeda Kabupaten,
Dinas Tata Ruang Kabupaten, Kanwil ATR/BPN, Balai Besar
Sungai dan Rawa Kementerian PUPR, Tim Teknis Pengolahan
Data Spasial, dan anggota TKPRD Kabupaten serta para pihak
lainnya sesuai kebutuhan. Pokja sudah ditetapkan pada
selambat-lambatnya bulan Februari Tahun 2020.
b) Koordinasi
Koordinasi pelaksanaan kegiatan Pemetaan Alih Fungsi Lahan
Sawah dilakukan secara berkala atau sesuai dengan kebutuhan
oleh Tim Pokja dan dapat mengundang narasumber terkait.
c) Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi dan koordinasi peraturan perlindungan
lahan dilaksanakan di tingkat Kabupaten oleh Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten.
19
1. Materi/bahan pelaksanaan kegiatan sosialisasi
Materi/bahan pelaksanaan kegiatan sosialisasi paling sedikit
berupa :
1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
3) Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang
Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah Sawah.
4) Peraturan Daerah tentang RTRW yang sudah ditetapkan
maupun rencana peninjauan kembali (PK) khususnya
substansi pertanian dan LP2B.
5) Lesson learn dari penerapan perlindungan dan Pemetaan
Alih Fungsi Lahan Sawah dari pakar maupun stakeholder
terkait.
2. Peserta Pertemuan
Peserta pertemuan minimal mencakup:
1) Kepala Bappeda Kabupaten;
2) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten;
3) Kepala Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten;
4) Kantah ATR/BPN Kabupaten;
5) Kantor Pertanahan Kabupaten;
6) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten; dan
7) Kepala Bidang yang menangani kegiatan Prasarana dan
Sarana Pertanian dari Dinas Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kabupaten.
8) Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD)
Kabupaten.
9) Unsur Mantri Tani Dinas Pertanian Kabupaten.
10) Konstra Tani.
20
4.1.2. Pelaksanaan Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah
Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah terdiri
dari pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah dan rekomendasi strategis
Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah sawah dilakukan secara
swakelola kerja sama dengan Instansi Pemerintah Lain (IPL).
Pelaksanaan kegiatan swakelola mengacu kepada Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang dan jasa
pemerintah beserta aturan perubahannya.
21
Daerah Irigasi Kewenangan Pusat, Provinsi dan Kabupaten
Tahun 2019, peta tutupan lahan terbaru, atau data citra
terbaru, serta peta-peta lainya yang terkait.
b) Pengolahan Data
Output pengolahan data, peta, serta overlay peta-peta
hasil inventarisasi yaitu :
Update data luas dan sebaran lahan sawah tingkat
Kabupaten Tahun 2020.
Jumlah dan sebaran alih fungsi lahan sawah.
Peruntukan perubahan lahan sawah.
22
b) Pengolahan Data, Peta dan Overlay
Berdasarkan hasil pengolahan data akan dihasilkan
informasi:
Lahan sawah yang direncanakan tetap sebagai lahan
sawah dalam kawasan pertanian.
Lahan sawah yang dialih fungsikan untuk peruntukan
lainnya.
Informasi luas, sebaran, dan jenis-jenis peruntukan
lainnya dari perubahan lahan sawah.
Informasi lahan sawah yang sudah diberikan izin
pemanfaatan ruang untuk penggunaan lain.
23
II. Rekomendasi Strategis Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sawah
24
dengan mekanisme swakelola kerjasama dengan Instansi Pemerintah Lain
(IPL).
Dalam hal kegiatan pemetaan alih fungsi Lahan sawah, maka mekanisme
pelaksanaan masing-masing kegiatan sebagai berikut:
25
dengan ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Tabel 1. Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan Pemetaan Alih Fungsi
Lahan TA 2020.
Harga
No Kegiatan Vol Anggaran
Satuan
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 400.000.000
Catatan : RAB disesuaikan dengan unit cost (SBU) dan jumlah orang
26
BAB V
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
5.2. Pelaporan
Laporan pelaksanaan kegiatan Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah
disampaikan juga ke Pusat c.q. Direktur Perluasan dan Perlindungan
Lahan, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan, 12550.
27