Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS ISU KONTEMPORER DI KABUPATEN BANYUMAS

“Kasus Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas Tinggi


Berpotensi Tidak Mencapai Target Pembangunan Kesehatan Nasional
Berkelanjutan dan Konsensus SDGs 2016-2030”

A. Identifikasi Isu
1. Deskripsi isu :
“Kasus Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas
Tinggi Berpotensi Tidak Mencapai Target Pembangunan
Kesehatan Nasional Berkelanjutan dan Konsensus SDGs 2030”

Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/


Sustainable Development Goals (SDGs) 2016 – 2030 secara
resmi menggantikan Tujuan Pembangunan
Millennium/Millenium Development Goals (MDGs) 2000–2015.
SDGs berisi seperangkat tujuan transformatif yang disepakati
dan berlaku bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali. SDGs berisi
17 tujuan/goals. Salah satunya goal nomor 3: Kesehatan yang
baik dengan menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Salah satu
tujuan dari pembangunan nasional itu sendiri adalah
menurunnya AKI. Target di Kabupaten Banyumas AKI tahun
2021 yaitu maksimal 11 per 100.000 kelahiran hidup (Profil
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2021). Upaya
penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita di Kabupaten
Banyumas menunjukkan inovasi kebijakan daerah di bidang
kesehatan. Pada tiap kebijakan yang dikeluarkan, ada yang
berhasil dan kurang berhasil. Sampai dengan Bulan April, 2022
kasus AKI di Kabupaten Banyumas mencapai 9 kasus.
Kebijakan harus menghadapi tantangan serius meningkatkan
outcome kesehatan penduduk di wilayah tersebut.
2. Kondisi saat ini :
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas masih relatif
tinggi dikarenakan sikap manusia terhadap hukum masih
banyak yang belum patuh, sikap dan penilaian dari tenaga
kesehatan dan masyarakat secara khusus mengenai
pencegahan dan penanganan kegawatdaruratan masih
mengalami kendala. Dalam kenyataannya, langkah – langkah
pencegahan dan penanganan komplikasi dalam pelayanan
kesehatan ibu seringkali tidak terjadi, yang disebabkan oleh
karena keterlambatan dalam setiap langkah, yaitu terlambat
mengambil keputusan, terlambat mencapai RS rujukan/rujukan
tidak efektif, dan terlambat mendapatkan pertolongan adekuat di
RS rujukan. Kurangnya informasi di masyarakat tentang
kemampuan sarana pelayanan kesehatan yang dirujuk dalam
penanganan kegawatdaruratan maternal dan bayi baru lahir
sehingga pelayanan adekuat tidak diperoleh.

3. Data dukung :
AKI tahun 2014 33 kasus, tahun 2015 29 kasus, tahun 2016 22
kasus, tahun 2017 14 kasus, tahun 2018 18 kasus, tahun 2019
10 kasus, tahun 2020 11 kasus dan 2021 naik signifikan 44
kasus per 100.000 Kelahiran Hidup., sedangkan pada tahun
2022 sampai dengan bulan April jumlah AKI Kabupaten
Banyumas sejumlah 9 kasus.
4. Kondisi yang diharapkan :
Target tahun 2022 AKI Kabupaten Banyumas maksimal 11
kasus per 100.000 KH

B. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan


1. Kurang optimal dalam pelayanan Ibu hamil, Ibu bersalin dan Ibu
Nifas
2. Kinerja SDM dalam pelayanan Kesehatan Ibu
hamil/Bersalin/Nifas turun
3. Meningkatnya jumlah kasus AKI di Kabupaten Banyumas
4. Tidak tercapainya pembangunan Kesehatan berkelanjutan
5. Tidak tercapainya SDGS 2016-2030

C. Analisis Fish Bone


D. Gagasan Pemecahan Isu

Anda mungkin juga menyukai