Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Golongan III


Angkatan : VII
Agenda : Wawasan Kebangsaan, Analisis Isu Kontemporer dan
Kesiapsiagaan Bela Negara
Nama Peserta : Ns. Putri Alin Kende Riaraly, S.Kep
Nomor Daftar Hadir : 6

A. Pokok Pikiran : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersumber dari 4 konsensus dasar yaitu
Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Sebagaimana yang di sampaikan oleh Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, bahwa
wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam undang-undang republik Indonesia nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan


Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara pasal 7 dijelaskan bahwa keikutsertaan
Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui Pendidikan
Kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan
nilai dasar Bela Negara, yang meliputi :
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Kemampuan awal bela Negara.

Seperti hal-nya dengan pahlawan nasional yang berjuang merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.

Sebagai calon aparatur sipil negara diharapkan mampu memahami sejarah pergerakan
nasional bangsa Indonesia, agar nilai-nilai dasar bela negara dapat di implementasikan
ke dalam nilai-nilai dasar PNS supaya terlaksananya fungsi PNS sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa dengan baik.
B. Pokok Pikiran : Analisis Isu Kontemporer
Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya
sebagaimana untuk melaksanakan kebijakan puklik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundnag-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas, serta mempererat persatuan dan kesatuan
Negara Republik Indonesia.
Menjadi PNS yang profesional harus mempunyai sifat:
1. Mengambil tanggung jawab
2. Menunjukkan sikap positif
3. Mengutamakan keprimaan
4. Menunjukkan kompetensi
5. Memegang teguh kode etik
Perubahan lingkungan akan terus terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sebagai aparatur
sipil negara wajib memahami bahwa perubahan lingkungan strategis akan terjadi.
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017), empat level
lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan
pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family),
Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society), dan
Dunia (Global). Pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan strategis dan
modal insani merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS.
Modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan stategis tersebuat adalah :
1. Modal intelektual
2. Modal emosional
3. Modal sosial
4. Modal ketabahan
5. Modal etika/moral
6. Modal kesehatan fisik/jasmani.
Pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang makin lama menggerus
kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan
pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis
kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/terorisme, money
laundry, proxy war, kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan
Hoax, serta isu yang sedang melanda dunia yaitu pandemi Covid-19.
Setelah mengenal isu-isu strategis kontemporer, menyadarkan kita bahwa untuk
menghadapi perubahan lingkungan strategis (internal dan eksternal) dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga
dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa
yang matang. Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda
berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu:
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue)
3. Isu potensial.
Pendekatan lain dalam memahami apakah isu yang dianalisis tergolong isu kritikal
atau tidak adalah dengan melakukan “issue scan”, yaitu teknik untuk mengenali isu
melalui proses scanning untuk mengetahui sumber informasi terkait isu tersebut.
Setelah memahami berbagai isu kritikal, selanjutnya dilakukan analisis untuk
bagaimana memahami isu tersebut secara utuh dan kemudian dengan dicarikan
alternatif jalan keluar pemecahan isu.

Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya
menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) atau
menggunakan kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth) dari mulai sangat USG
atau tidak sangat USG. Setelah dilakukan penapisan, dilanjutkan dengan analisa
untuk menentukan penyebab dan solusi. Teknik analisa isu yang dapat digunakan
adalah :
a) system berpikir mind mapping

b) diagram fishbone

c) analisa SWOT

C. Pokok Pikiran : Kesiapsiagaan Bela Negara


Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Rumusan 5 nilai Bela Negara :
1. Rasa cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Mempunyai kemampuan awal Bela Negara

Implementasi kesiapsiagaan bela negara dalam kehidupan PNS diperlukan pola hidup
sehat agar terciptanya jasmani yang sehat, jasmani yang bugar dan mental yang sehat
dan kuat, sehingga beban kerja yang tinggi dalam tugas jabatan dapat dikerjakan
dengan baik dan menghasilkan produktivitas kinerja yang tinggi.
Rencana aksi bela negara calon aparatur sipil negara adalah wujud aktualisasi dari
nilai- nilai Bela Negara yang dijabarkan dalam bentuk rencana kegiatan Bela Negara
yang akan dilakukan selama on campus di lembaga diklat maupun selama off campus
di instansi tempat bekerja peserta masing-masing.Rencana aksi bela negara tersebut
mengandung indikator nilai-nilai bela negara yang di tuangkan dalam bentuk tindakan.

D. Penerapan
Dalam upaya menerapkan nilai-nilai bela negara diatas, dapat dilakukan dalam rencana
aksi pada lokasi kerja. Sebagaimana isu yang sedang terjadi di dunia saat ini adalah
adanya pandemic covid-19 yang menyebabkan terjadinya perubahan pada kebiasaan
dan lingkungan sekitar. Sesuai dengan nilai bela negara ke-empat yaitu rela berkorban
untuk Bangsa dan Negara dengan indikator sebagai berikut:
1. Rela menolong sesama warga masyarakat yang kesulitan tanpa melihat latar
belakang sosio-kulturalnya.
2. Mendahulukan kepentingan Bangsa dan Negara dari pada kepentingan pribadi dan
golongan.
3. Menyumbangkan tenaga, pikiran, kemampuan untuk kepentingan masyarakat,
kemajuan Bangsa dan Negara.
4. Membela Bangsa dan Negara sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-
masing.
5. Berpartisipasi aktif dan peduli dalam pembangunan masyarakat Bangsa dan
Negara.
6. Rela berkorban untuk kepentingan Bangsa dan Negara tanpa pamrih.
Dengan indikator diatas maka dapat dilakukan aksi penyampaian materi mengenai
protokol kesehatan dan manfaat vaksinasi covid-19 pada masyarakat baik di lingkungan
dan rumah sakit. Dengan demikian diharapkan kita dapat lebih memahami nilai bela
negara dan memberikan dampak yang baik pada lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai