Anda di halaman 1dari 9

No.

Absen : 21

Nama : Ketut Ferdy Tresnadiputra

Satuan Kerja : Rudenim Denpasar

Nama Widyaiswara : Ni Made Widiastuti,S.E.,M.M.

Judul Materi : Kesiapsiagaan Bela Negara

Tanggal Kegiatan : 03 Oktober 2019

BAB I
PENDAHULUAN
Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan salah satu Mata Diklat pada Agenda Sikap Prilaku
Bela Negara dalam kegiatan pelatihan dasar CPNS. Kesiapsiagaan bela negara merupakan
aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam hidup bermasyarakat sesuai peran dan profesi demimenjaga
kedaulatan negra, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman
yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character building. Kesiapsiagaan bela negara
diarahkan untuk mengangkal paham-paham, ideologi, dan budaya yang bertentangan dengan nilai
kepribadian bangsa Indonesia, merupakan kesiapsiagaan yang terintegrasi guna menghadapi situasi
kontijensi dan eskalasi ancaman sebagai dampak dari dinamika perkembangan lingkungan strategis
yang juga mempengaruhi kondisi dalam negri yang dipicu oleh faktor ideologi, politik, eonomi,
sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
Perlu Diberikan kepada CPNS
a) CPNS perlu dipersiapkan dalam memasuki kultur baru di birokrasi dengan mandat
pelayanan dimulai dengan kesadaran bela negara;
b) CPNS perlu dibentuk karakter untuk bersikap dan bertindak profesional dalam mengelola
tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif WoG
yang didasari nilai-nilai kebangsaan berdasarkan kedudukan dan perannya sebagai PNS
dalam NKRI
c) Dituntut menunjukkan perilaku kinerja berkualitas, beretika atas dasar nilai-nilai
kebangsaan, dan komitmen yang tinggi terhadap organisasinya untuk menghadapi
perubahan lingkungan strategis unit kerja/organisasi dan Negara pada umumnya sebagai
perwujudan nyata semangat bela Negara seorang PNS
BAB II
BELA NEGARA DALAM KERANGKA PELATIHAN DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Pasal 27 dan Pasal 30 UUD 1945 mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara.
Setidaknya unsur bela negara antara lain cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin
akan pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban bangsa dan negara, serta memiliki
kemampuan awal bela negara.
A. Dasar Hukum
a) UUD 1945 Pasal 27 tentang Bela Negara;
b) UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara;
c) UU No. 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan;
d) UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
e) PP No. 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen PNS;
f) Peraturan Kepala LAN 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon PNS

BAB III
BENTUKKESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM KERANGKA PELATIHAN
DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. KESIAPSIAGAAN JASMANI
Kesiapsiagaan jasmani merupakan kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melaksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Manfaat Kesiapsiagaan
Jasmani
- Memiliki postur yang baik
- Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat
- Memiliki ketangkasan yang tinggi

1. Sifat dan Sasaran Pengembangan Kesiapsiagaan Jasmani


Sasaran latihan kesiapsiagaan jasmani adalah mengembangkan dan/atau memaksimalkan
kekuatan fisik dengan melatih kekuatan fisik akan dapat menghasilkan: tenaga (power), daya
tahan (endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed), ketepatan (accuracy),
kelincahan (agility), koordinasi (coordination),keseimbangan (balance), dan
fleksibilitas(flexibility).

2. Latihan, Bentuk Latihan, dan Pengukuran Kesiapsiagaan Jasmani


a. Latihan kesiapsiagaan jasmani
Latihan merupakan proses memaksimalkan segala daya untuk meningkatkan kondisi
fisik. Perlu diperhatikan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi tingkat kesiapsagaan jasmani seseorang.
b. Bentuk latihan
Berikut beberapa bentuk kesiapsiagaan jasmani yaitu lari 12 menit, pull up, sit up,
push up, shutle run, lari 2,4 km dan berenang.
Aktivitas olahraga yang teratur dan berlangsung lama sebabkan adanya perubahan fisiologis
tubuh, seperti:
- Perubahan fisik temporer, seperti kenaikan denyut nadi dan meningkatnya suhu tubuh.
- Perubahan fisik tetap, berupa pembesaran otot rangka dan peningkatan jumlah myoglobin;
pembesaran ukuran jantung.

B. KESIAPSIAGAAN MENTAL
1. Pengertian
Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi
mental, perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan
sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dalam diri
sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah,
sekolah, lingkungan kerja dan masyarakat.

2. Sasaran pengembangan
Sasaran latihan kesiapsiagaan mental adalah dengan mengembangkan dan/atau
memaksimalkan kekuatan mental dengan memperhatikan modal insani, diantaranya adalah
modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, dan modal etika/moral.

3. Pengaruh kesiapsiagaan mental


Terhadap perasaan (cara pandang orang menghadapi kehidupan), pikiran (sering lupa
dan sulit konsentrasi), sikap perilaku, dan kesehatan badan.

4. Kompetensi Kecerdasan emosional


a. kesadaran diri sendiri
b. pengelolaan diri sendiri
c. kesadaran sosial

BAB IV
KEPROTOKOLAN

A. Keprotokolan
Tinjauan Mata Diklat
Membekali peserta diklat prajabatan dengan kemampuan memahami konsep
keprotokolan dan melaksanakan keprotokolan tersebut melalui pembelajaran tentang
peraturan dan praktek pengaturan tata tempat, upacara sipil, kegiatan apel, dan tempat sesuai
kaidah peraturan keprotokolan yang berlaku.
Di penghujung pembelajaran peserta menghasilkan produk pembelajaran yang
menunjukan hasil internalisasinya sebagai bekal dalam mengaktualisasikan makna
pelaksana aturan dan praktek keprotokolan di tempat kerjanya.
Tujuan Mata Diklat
Peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang konsep keprotokolan
dan kemampuan melaksanakan pengaturan keprotokolan melalui pembelajaran tentang
konsep keprotokolan yang meliputi kepengertian dan praktek pengaturan tata tempat, tata
upacara sipil, kegiatan apel dan tata tempat sesuai kaidah peraturan keprotokolan yang
berlaku.

Konsep Keprotokolan
Protokol berasal dari bahasa Yunani “protokollum’ yang mengandung kata “protos”
(pertama) dan “kollum” (diletakkan) atau bisa juga disebut perekat yang pertama. Protokol
menyangkut kaidah/norma/aturan yang berlaku, dalam menghadapi acara resmi atau
kenegaraan baik untuk kegiatan – kegiatan di dalam negeri maupun antar Negara secara
resmi. Prinsip dasar yng melandasi etika dalam pelayanan keprotokolan adalah untuk
membuat setiap orang nyaman, senang, dan merasa penting tanpa melihat latar belakang
status,jabatan, suku bangsa, agama dsb

Keprotokolan adalah pengaturan yang berisi norma-norma atau kebiasan kebiasaan


mengenai tata cara agar suatu tujuan yang telah disepakati dapat dicapai. Esensi dalam
tatanan tersebut antara lain mencakup :
a. Tata cara, yang menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam suatu acara tertentu
b. Tata krama, yang menentukan pilihan kata-kata, ucapan dan perbuatan yang sesuai
dengan tinggi rendahnya jabatan seseorang
c. Rumus-rumus dan aturan tradisi yang telah ditentukan universal didalam bangsa itu
sendiri

Pengaturan tata upacara merupakan salah satu bagian utama dari pengertian dan
pemahaman tentang keprotokolan selain tata tempat dan tata penghormatan. Konsep
keprotokolan dalam modul ini adalah hal yang lebih difokuskan kepada kemampuan dalam
pengaturan berbagai bentuk upacara. Adapun bentuk upacara yaitu;

a. Upacara bendera yakni upacara pengibaran Bendera Kebangsaan yang diselenggarakan


dalam rangka peringatan hari hari besar nasional
b. Upacara bendera pada acara kenegaraan yakni upacara bendera dalam acara kenegaraan
dalam rangka peringatan hari kemerdekaan RI
c. Upacara bendera pada acara resmi yaitu upacara bendera yang bukan dilaksanakan oleh
negara, melainkan instansi pemerintah
d. Upacara bukan upacara bendera yaitu upacara yang tidak berfokus pada pengibaran
bendera kebangsaan, namun bendera telah diikatkan pada tiang bendera.

1. Tata Tempat
Berdasarkan PP No 62 tahun 1990 tata tempat adalah aturan mengenai urutan tempat
bagi pejabat negara, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat tertentu dalam acara
kenegaraan atau acara resmi. Pada hakekatnya mengandung unsur siapa yang mendapat hak
prioritas dalam urutan tata tempat.
 Pada posisi berjajar pada garis yang sama, tempat yang terhormat:
• Tempat paling tengah
• Tempat sebelah kanan luar, atau Rumusnya posisi sebelah kanan pada umumnya
selalu lebih terhormat dari posisi sebelah kiri:
 Genap = 4 - 2 - 1- 3
 Ganjil = 3 - 1- 2.
 Dalam hal naik kendaraan, seseorang yang mendapat tata urutan paling utama, akan
mendapat perlakuan sebagai berikut:
• Naik ke pesawat terbang paling akhir, sedangkan turun paling awal;
• Naik dan turun kapal laut paling dahulu;
• Naik dan turun mobil atau kereta api paling dahulu, dan ditempatkan pada tempat duduk
yang paling kanan.
 Pejabat penyambut (receiving line):
• Pejabat penyambut menerima Tamu dari sebelah kanan;
• Pejabat pelepas mengantar Tamu dari arah sebelah kiri.
• Tata Tempat untuk Menteri disusun berdasarkan Keppres Pembentukan Kabinet (misalnya
Kabinet Kerja), kecuali dalam hal berhubungan dengan Perwakilan Asing, Menteri Luar
Negeri diberikan tempat mendahului Kabinet lainnya.
• Tata Tempat untuk para Duta Besar/ Kepala Perwakilan Asing disusun berdasarkan Order of
Precedence/Preseance, yaitu tata urutan berdasarkan tanggal penyerahan Surat-surat
Kepercayaan (credentials) kepada Presiden RI.
Pasal 14
(1) Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi
internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan dan/atau Acara
Resmi dapat didampingi istri atau suami.
(2) Istri atau suami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menempati urutan sesuai Tata
Tempat suami atau istri.
Pasal 15
(1) Dalam hal Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, kepala perwakilan negara asing dan/atau
organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu berhalangan hadir pada Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi, tempatnya tidak diisi oleh yang mewakilinya.
(2) Seorang yang mewakili sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendapat tempat sesuai
dengan kedudukan sosial dan kehormatan yang diterimanya atau jabatannya.
 Aturan Dasar Tata Tempat
1. Orang yang berhak mendapat tata urutan pertama/paling tinggi adalah mereka yang
mempunyai urutan paling depan/mendahului.
2. Jika berjajar, yang berada di sebelah kanan dari orang yang mendapat urutan tata
tempat paling utama, dianggap lebih tinggi/mendahului orang yang duduk di sebelah
kirinya.
3. Jika menghadap meja, tempat utama yang menghadap ke pintu keluar dan tempat
terakhir adalah tempat yang paling dekat dengan pintu keluar.
4. Pada posisi berjajar pada garis yang sama, tempat yang terhormat adalah di tempat
paling tengah, dan di tempat sebelah kanan luar.
5. Apabila naik kendaraan, orang yang mendapat tata urutan paling utama di pesawat
terbang naik paling akhir dan turun paling dahulu.
2. Tata Upacara
Upacara adalah serangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah pegawai sebagai
peserta upacara, disusun dalam barisan di lapangan atau ruangan dengan bentuk segaris atau
U, dipimpin oleh seorang inspektur upacara dan setiap kegiatan, peserta upacara melakukan
ketentuan-ketentuan yang baku melalui perintah pemimpin upacara dimana seluruh kegiatan
tersebut direncanakan oleh penganggung jawab upacara dalam rangka mencapai tujuan
upacara. Manfaat Tata Upacara Sipil ini adalah pembinaan disiplin dan dilakukan secara
terus menerus. Upacara dilakukan secara tertiba dan teratur menurut urutan urutan upacara.
Tata upacara adalah aturan melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan dan acara resmi.

Pelaksanaan Kegiatan Apel


Apel adalah suatu kegiatan berkumpul untuk mengetahui kehadiran dan kondisi personil dari
suatu instansi perkantoran atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan secara rutin. Apel
dilakukan dilapangan dengan tertib khidmat serta sungguh sungguh. Manfaat apel adalah
dapat selalu mengikuti perkembangan situasi dan kondisi serta kesiapan personel yang
dipimpinnya, menyampaikan perhatian, instruksi-instruksi dan pengumuman serta menjalin
rasa kebersamaan dan kesetiakawanan.

Tata Bendera Negara Dalam Upacara Bendera


1. Bendera dikibarkan sampai dengan saat Matahari terbenam
2. Tiang Bendera didirikan ditempat Upacara
3. Penghormatan dilakukan pada saat Pengibaran dan Penurunan Bendera

Kelengkapan upacara, meliputi:


a. inspektur upacara;
b. komandan upacara;
c. perwira upacara;
d. peserta upacara;
e. pembawa naskah;
f. pembaca naskah;dan
g. pembawa acara.
Perlengkapan upacara, meliputi:
a. bendera;
b. tiang bendera dengan tali;
c. mimbar upacara;
d. naskah Proklamasi;
e. naskah Pancasila;
f. naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
dan
g. teks doa.
3. Tata Penghormatan
Tata penghormatan meluputi tata cara pemberian penghormatan dan penyediaan
kelengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk tercapainya kelancaran upacara.
Dalam acara resmi, pejabat negara, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat tertentu
mendapat penghormatan berupa;
a. Pemberian tata tempat
b. Penghormatan bendera negara
c. Penghormatan lagu kebangsaan
d. Penghormatan jenazah bila meninggal dunia
e. Pemberian bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan

Etika Keprotokolan
Etika
Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
a. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Dengan demikian, etika dapat juga disimpulkan sebagai suatu sikap dan perilaku yang
menunjukan kesediaan dan kesanggupan seorang secara sadar untuk menaati ketentian dan
norma kehidupan melalui tutur sikap dan perilaku yang baik serta bermanfaat yang berlaku
dalam suatu golongan, kelompok dan masyarakat serta pada institusi formal maupun
informal.

a) Etiket Kerapihan Diri dan Cara Berpakaian


Dalam pelaksanaan tugas kedinasan, hal yang paling utama dan pertama menjadi
patokan dan ukuran adalah penampilan diri. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan bagi
seorang ASN yang professional :

1. Berpenampilan rapi dan menarik


2. Postur tubuh yang tepat
3. Kepercayaan diri yang positif
4. Keterampilan komunikasi yang baik

b) Etiket Berdiri
Bagi pria, berdiri dengan tegak, kaki dibuka selebar bahu, sedangkan bagi wanita berdiri
dengan posisi badan tegak serta kedua tumit kaki dirapatkan. Kedua tangan sebaikya
tetap bergantung dengan santai di samping badan.

c) Etiket Duduk
Posisi dan cara duduk juga dapat mencerminkan kepribadian dan etiket kita.

d) Etiket Berjalan
Dilakukan dengan langkah yang wajar, posisi badan tegak dengan dada sedikit
dibusungkan seta menahan perut agar terlihat kesan berwibawa. Tidak diperkenankan
memasukkan tngan ke dalam saku ccelana maupun baju serta melakukan sikap lain yang
kurang pantas.
e) Etiket Berkenalan dan Bersalaman
Saat berjabat tangan dilakukan dengan penuh kehangatan dan dengan genggaman yang
erat dan bersemangat. Genggaman yang tepat akan memberikan efek psikologis positif
pada lawan bicara dan tentunya akan memberi kesan positif pada diri kita.

f) Etiket Berbicara
Dengan menjaga sikap dan cara yang baik dan benar akan menimbulkan kehangatan serta
komunikasi yang baik dengan lawan bicara sehingga dapat memudahkan dalam
melakukan pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari – hari.

g) Etiket dalam Jamuan


Pengetahuan tentang table manners bagi setiap petugas protocol adalah mutlak dan wajib
dimiliki karena keterlibatan dalam pelaksanaan tugas pada acara jamuan resmi yang
dilaksanakan di instansi masing – masing maupun di tempat lainnya tidak dapat dihindari.

Kewaspadaan Dini Dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara

Dalam penyelenggaraan perthanan negara, kemampuan kewaspadaan dni dikembangkan


untuk mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan nirmiliter secara
optimal sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan dan antisipasi setiap warga negara dalam
menghadapi potensi ancaman. Di sisi lain kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi
berbagai dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa mnejadi ancaman
bagi kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa.

Pembanguanan kelembagaan pertahanan militer maupun nonmiliter diselenggarakan guna


mewujudkan kekuatan yang terintegrasi dalam pengelolaan pertahanan negara melalui
penguatan dan penataan serta restrukturisasi kelembagaan.

Badan Pengumpul Keterangan

Bapulket adalah badan atau orang yang mengumpulkan keterangan atas perintah atau
permintaan yang didasarkan pada suatu rencana atau pada suatu prosedur tetap. Bapulket
dalam melaksanaan pekerjaanya diwajibkan menyusun laporan bapulket.

Hal-Hal Yang Perlu Dipehatikan Dalam Balpuket :


a. Sumber Keterangan.
b. Data.
c. Bahan Keterangan..
d. Perlakauan terhadap sumber.
e. Wawancara.
Kesadaran Bela Negara diwujudkan dengan cara:

1. Ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling
2. Membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali
mengalami bencana alam,
3. Menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri
4. Mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa
5. Mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering
sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda
6. Cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar
negeri
7. Mengakui, memahami, dan menghargai perbedaaan SARA di Indonesia
8. Melestarikan budaya Indonesia
9. Tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun
internasional, dll hal positif lainnya.

Anda mungkin juga menyukai