Anda di halaman 1dari 7

AGENDA 1, MODUL 1

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

A. WAWASAN KEBANGSAAN
1. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang
menggunakan istilah "Indonesia". Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan
menjadi Hari Kebangkitan Nasional, dilatarbelakangi terbentuknya organisasi Boedi
Oetomo tanggal 20 Mei 1908.

2. Pengertian Wawasan Kebangsaan


Adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa
dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran terhadap sistem
nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika.

3. Empat Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara


1.1 Pancasila
Berfungsi sebagai Ideologi bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa.
1.2 Undang – Undang Dasar 1945
Adalah konstitusi dan sumber hukum tertinggi yang berlaku di Indonesia.
1.3 Bhinneka Tunggal Ika
Memiliki makna “berbeda –beda tetapi tetap satu”
1.4 Negara Kesatuan Republik Indonesia
Memiliki tujuan Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

4. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan


1.1 Bendera
Berbentuk persegi panjang ,berwarna merah dan putih yang kedua bagiannya
berukuran sama.
1.2 Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa
Indonesia
1.3 Lambang Negara
Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
1.4 Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf
Supratman.

B. NILAI-NILAI BELA NEGARA


1. Sejarah Bela Negara
Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit TNI, dan pengabdian sesuai
dengan profesi.

2. Ancaman
Adalah setiap usaha yang mengancam atau membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
3. Kewasapadaan Dini
Adalah kewaspadaan setiap warga Negara terhadap setiap potensi ancaman.
4. Pengertian Bela Negara
Adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara.
5. Nilai Dasar Bela negara
Nilai dasar Bela Negara meliputi: cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia
pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan
kemampuan awal Bela Negara
6. Pembinaan Kesadaran Bela Negara Lingkup Pekerjaan
Adalah segala tindakan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan,
pendidikan, dan pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap
dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela Negara.
7. Indikator Nilai Dasar Bela Negara
Ditunjukkan dengan adanya sikap: menjaga tanah dan seluruh wilayah Indonesia,
berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik, paham
nilai-nilai dalam Pancasila, siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam
ancaman, senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan
Yang Maha Esa.
8. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara
ASN sebagai warga Negara terpilih harus menjadi contoh di tengah-tengah masyarakat,
menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak, memberikan layanan kepada
publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.

C. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


1. Prespektif Sejara negara Indonesia
2. Makna Kesatuan Dalam Sistem Penyelenggaraan Negara
3. Bentuk negara Berdasarkan UUD negara republik Indonesia Tahun 1945
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik
4. Makna dan pentingnya Persatuan dan Kesatuan bangsa
Adalah untuk menjaga keutuhan suatu bangsa dan menghindari perpecahan
5. Prinsip-prinsip Persatuan dan kesatuan bangsa
Prinsip Bhineka Tunggal Ika, Prinsip Nasionalisme, Prinsip Kebebasan, Prinsip Wawasan
Nusantara, prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi.
6. Nasionalisme
Yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan menggap semua bangsa sama
derajatnya.
Empat hal yang harus kita hidari dalam memupuk sermangat nasionalisme adalah:
sukuisme, chauvinisme, ektrimisme, provinsialisme.
7. Kebijakan Publik dan Tindakan Administrasi Pemerintahan
8. Landasan Idiil : Pancasila dan UUD 1945
9. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara
Untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN untuk melaksanakan tugas
pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. diperlukan
ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

AGENDA 1, MODUL 2
ANALISIS ISU KONTEMPORER

A. ISU KONTEMPORER
Adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending
topik pada saat ini jadi solusi penyelesaian nya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu
masa modern.

B. TUJUAN ANALISIS ISU KONTEMPORER


Mampu memahami konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-
isu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari pentingnya
modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi
perubahan lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional
pelayan masyarakat.

C. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS


Empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional
(Society), dan Dunia (Global). Urie Brofenbrenner dalam (Perron, N.C., 2017).

D. MODAL INSANI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS


1. Modal Intelektual
Adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola
perubahan organisasi melalui pengembangan SDMnya.
2. Modal Emosional
Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan kesuksesan PNS dalam
melaksanakan tugas, kemampuan dalam mengelola emosi tersebut disebut juga
sebagai kecerdasan emosi.
3. Modal sosial
Adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian
solusi dari permasalahan yang dihadapi, ditujukan untuk menumbuhkan kembali
jejaringan kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan.
4. Modal Ketabahan (adversity)
Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah modal
untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
sebuah organisasi birokrasi
5. Modal Etika / Moral
Ada empat komponen modal moral/etika yakni:
1.1 Integritas (integrity), yakni kemauan untuk mengintegrasikan nilai-nilai universal di
dalam berperilaku yang tidak bertentangan dengan kaidah perilaku etis yang
universal.
1.2 Bertanggung-jawab (responsibility) yakni orang-orang yang bertanggung-jawab atas
tindakannya dan memahami konsekuensi dari tindakannya sejalan dengan prinsip
etik yang universal.
1.3 Penyayang (compassionate) adalah tipe orang yang tidak akan merugikan orang
lain.
1.4 Pemaaf (forgiveness) adalah sifat yang pemaaf. Orang yang memiliki kecerdasan
moral yang tinggi bukanlah tipe orang pendendam yang membalas perilaku yang
tidak menyenangkan dengan cara yang tidak menyenangkan pula.

6. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani


Kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan berpikir secara
produktif. Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan tolok ukur kekuatan
fisik adalah; tenaga (power), daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength),
kecepatan (speed), ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination),
dan keseimbangan (balance).

E. ISU-ISU KONTEMPORER
1. Korupsi
Merupakan bentuk tidak berintegritasnya individu dengan cara penyelewengan atau
penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi atau orang lain
yang menimbulkan dampak negatif secara luas.
2. Narkoba
NAPZA (istilah yang biasa digunakan oleh Kemenkes) merupakan singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Kemenkes, 2010) yang dapat menimbulkan
kebingungan.
a.
b.
3. Terorisme dan Radikalisme
Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran
agama/golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan
senjata politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan.
4. Money Laundring
Dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian uang dalam perspektif
sebagai salah satu tindak kejahatan.
5. Proxy War
Merupakan istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana negara
tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’
atau kaki tangan (Yono Reksodiprojo).
6. Mass Communication
Proses penyampaian pesan (informasi) melalui media massa sehinga diterima orang
banyak (publik) dengan perspektif yang negatif.

AGENDA 1, MODUL 3
KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

A. KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM PELATIHAN DASAR CALON


PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. Konsep Kesiapsiagaan Bela Negara
Bela negara adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan
secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi
oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara.

2. Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Latsar CPNS


Bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah kemampuan setiap CPNS untuk memahami dan
melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah tindak dalam pelaksanaan kegiatan
keprotokolan yang di dalamya meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara, tata tempat,
dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan perundangan-
undangan yang berlaku.

3. Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara


1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi
Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

B. KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA


1. Kesehatan Jasmani dan Mental
Kesehatan jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja
atau aktifitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti
atau berlebihan. Memperhatikan aktivitas, istirahat, makanan, pikiran, dan lingkungan
merupakan cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani dan mental.

2. Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental


Tujuan latihan kesiapsiagaan jasmani adalah untuk mencapai tingkat kesegaran fisik
(Physical Fitness) dalam kategori baik sehingga siap dan siaga dalam melaksanakan
setiap aktivitas sehari-hari, baik di rumah, di lingkungan kerja atau di lingkungan
masyarakat. Dapat dilakukan dengan cara lari, sit up, pull up, push up, berenag, dll.
Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi
mental, perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai
tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan
dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan
lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan masyarakat.

3. Etika, Etiket dan Moral


Etika adalah etika dapat juga disimpulkan sebagai suatu sikap dan perilaku yang
menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seorang secara sadar untuk mentaati
ketentuan dan norma kehidupan melalui tutur, sikap, dan perilaku yang baik serta
bermanfaat yang berlaku dalam suatu golongan, kelompok, dan masyarakat serta pada
institusi formal maupun informal (Erawanto, 2013) .
Etiket merupakan bentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai aturan tata
krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan dalam berhubungan sesama manusia dengan cara
yang baik, patut, dan pantas sehingga dapat diterima dan menimbulkan komunikasi, hubungan
baik, dan saling memahami antara satu dengan yang lain.
Bentuk Etiket:
 Etiket kerapihan diri dan tata cara berpakaian (Groming)
 Etiket berdiri
 Etiket duduk
 Etiket berjalan
 Etiket berkenalan dan bersalaman
 Etiket berbicara
 Etiket dalam jamuan
Moral merupakan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya
bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin (Kanter dalam
Agoes dan Ardana, 2011). Selanjutnya, ‘Moralitas’ (dari kata sifat Latin
moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada nada lebih
abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau
baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai
yang berkenaan dengan baik dan buruk.

4. Kearifan Lokal
Dengan menjaga dan melestarikan kearfian lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri
bangsa yang luhur dan terhormat tersebut merupakan sesuatu hal yang tidak bisa
terbantahkan lagi sebagai salah satu modal yang kita miliki untuk melakukan bela
negara.

Anda mungkin juga menyukai