Anda di halaman 1dari 6

NAMA APRILIA BUDI HAPSARI, S.

E
NIP 198304122022212023
INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
SMK N 1 BULUKERTO WONOGIRI JAWA TENGAH

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

1. KONSEP KESIAPSIAGAAN
Menurut asal kata, kesamaptaan sama maknanya dengan kata kesiapsiagaan yang
berasal dari kata: Samapta yang artinya siap siaga atau siap siaga dalam segala
kondisi. Selanjutnya menurut Sujarwo (2011:4)- Samapta yang artinya siap siaga.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kesiapsiagaan
merupakan suatu siap siaga yang dimiliki seseorang baik fisik, mental, maupun sosial
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam. Menurut KBBI berasal dari kata bela
yang artinya menjaga baik-baik, memelihara, merawat, menolong serta melepas dari
bahaya.
Konsep negara disampaikan oleh beberapa ahli antara lain: Professor R.
Djokosoetono, Logemann, Robert M. Mac. Iver, Max Weber,Hegel, Rousseau, George
Jellinek, George H. Sultou, Roelof Krannenburg.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa bela negara adalah kebulatan
sikap, tekad, dan perilaku warga negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar,dan
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
2. KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD 1945 mengamanatkan kepada semua komponen
bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-
syarat tentang pembelaan negara. Setidaknya unsur bela negara antara lain cinta
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan pancasila sebagai ideologi
negara, rela berkorban bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal bela
negara.
a) KESIAPSIAGAAN JASMANI
Kesiapsiagaan jasmani merupakan kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melaksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Dalam Undang-
undang No 23 Tahun 1999 menjelaskan bahwa “kesehatan” adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan sosial yang memugkinkan setiap orang produktif secara sosial
dan ekonomis.
 Manfaat Kesiapsiagaan Jasmani
- Memiliki postur yang baik
- Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat
- Memiliki ketangkasan yang tinggi
 Sifat dan Sasaran Pengembangan Kesiapsiagaan Jasmani
Sasaran latihan kesiapsiagaan jasmani adalah mengembangkan dan/atau
memaksimalkan kekuatan fisik dengan melatih kekuatan fisik akan dapat
menghasilkan: tenaga ( power) , daya tahan (endurance), kekuatan (muscle
strength), kecepatan (speed) , ketepatan (accuracy) , kelincahan (agility) ,
koordinasi (coordination),keseimbangan (balance), dan fleksibilitas ( flexibility) .

 Latihan, Bentuk Latihan, dan Pengukuran Kesiapsiagaan Jasmani


1) Latihan kesiapsiagaan jasmani
Latihan merupakan proses memaksimalkan segala daya untuk meningkatkan kondisi
fisik. Tujuannya adalah meningkatkan volume oksigen (VO2max) dalam tubuh agar
dapat dimanfaatkan untuk merangsang kerja jantung dan paru-paru. Perlu
diperhatikan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
tingkat kesiapsagaan jasmani seseorang.
2) Bentuk latihan
Berikut beberapa bentuk kesiapsiagaan jasmani yaitu lari 12 menit,  pull up, sit up,
push up, shutle run, lari 2,4 km dan berenang. Ragam latihan kesiapsiagaan lainnya
dapat dilakukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, diantaranya senam,
bersepeda, berjalancepat, dan lari maraton. Melalui latihan dapat dihasilkan detak
jantung berirama normal dengan daya pompa per menit meningkat, meningkatkan
kapasitas O2 yang diangkut dari paru-paru sehingga pembentukan sel darah merah
terpicu dan volume darah yang mengalir ke semua jaringan dan organ tubuh akan
meningkat (Sumosardjuno, 1992).
Aktivitas olahraga yang teratur dan berlangsung lama sebabkan adanya perubahan
fisiologis tubuh, seperti:
- Perubahan fisik temporer, seperti kenaikan denyut nadi dan meningkatnya suhu
tubuh.
- Perubahan fisik tetap, berupa pembesaran otot rangka dan peningkatan jumlah
myoglobin; pembesaran ukuran jantung.
3) Lamanya latihan
Lamanya waktu latihan tergantung dari intensitas latihan. Jika intensitas latihan lebih
berat, maka waktu latihan dapat lebih pendek dan sebaliknya jika intensitas latihan
lebih ringan, maka waktu latihan lebih lama sehingga diharapkan dengan
memperhatikan hal-hal tersebut maka hasil latihan dapat optimal.

1. Tahap-tahap latihan:
- Warm up selama 5 menit
- Latihan selama 15-25 menit
- Cooling down selama 5 menit
2. Pengukuran kesiapsiagaan jasmani
Ukuran yang digunakan untuk mengukur kesiapsiagaan jasmani dengan mengukur daya
tahan
 jantung dan paru-paru dengan protokol tes lari 12 menit yang disebut dengan metode
cooper.

3. Tips menjaga kesiapsiagaan jasmani


Makan makanan bergizi secara teratur dengan porsi cukup. Kualitas asupan makanan
bergizi ke dalam tubuh dapat diketahui dengan mengukur berat badan ideal dengan
rumus Brocca:

BB ideal= (TB-100)-10%(TB-100)
- Cukup istirahat
Waktu normal untuk tidur adalah sepertiga hari atau sekitar 7-8 jam. Biasakan
olahraga, konsumsi air putih, dan buang air segera dan jangan ditunda.

b) KESIAPSIAGAAN MENTAL
 Pengertian
Merupakan kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental, perkembangan
mental, dan proses menyesuaikandiri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan
perkembangan mental/jiwanya baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar diri
sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Gejala umum bagi seseorang yang terganggu kesiapsiagaan mentalnya dapat dilihat
dari beberapa segi yaitu perasaan (terganggu, tidak tentram, gelisah), pikiran
(penurunan konsentrasi dsb), sikap perilaku (kenakalan, keras kepala, menipu), dan
kesehatan jasmani.

 Sasaran pengembangan
Dengan mengembangkan dan/atau memaksimalkan kekuatan mental dengan
memperhatikan modal insani.

 Pengaruh kesiapsiagaan mental


Terhadap perasaan (cara pandang orang menghadapi kehidupan), pikiran (sering lupa
dan sulit konsentrasi), sikap perilaku, dan kesehatan badan.

 Kecerdasan Emosional
Emosi berasal dari emotus atau emovere yang artinya mencerca “to strip up” yaitu
sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu. Dalam KBBI diartikan sebagai: (1) luapan
perasaan yang
berkembang dan surut di waktu singkat; (2) keadaan dan reaksi psikologis dan
fisiologis. Dari pengertian emosi menurut Crow&Crow; W James dan Carl Lange;
Harvey Carr; dan W.B. Cannon, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah merupakan
warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Warna afektif
yaitu perasaan tertentu yang dialami pada saat mengalami situasi tertentu seperti
gembira, senang, putus asa, benci dan sebagainya.
Apabila seseorang bisa memanage, mengawasi, dan mengatur emosi, maka orang
tersebut dapat dikatakan mempunyai kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional
adalah gabungan semua emosional dan kemampuan sosial untuk menghadapi sehiruh
aspek kehidupan manusia.

 Kompetensi Kecerdasan emosional


a. kesadaran diri sendiri
b. pengelolaan diri sendiri
c. kesadaran sosial
1. Manajemen Hubungan sosial
2. Bila seseorang mampu mengendalikan emosinya, maka perlu satu langkah lagi
yaitu memanage hubungan sosial.

3. Cara meningkatkan kecerdasan emosional


Menurut Norman Rosenthal, cara meningkatkan kecerdasan emosional yaitu:
1. Rasakan dan pahami perasaan anda
2. Jangan menilai atau mengubah perasaan anda terlalu cepat
3. Lihat bila anda menemukan hubungan antara perasaan anda saat ini
dengan perasaan yang sama di masa lalu
4. Hubungkan perasaan anda dengan pikiran anda
5. Dengarkan tubuh anda
6. Jika anda tidak tahu bagaimana perasaan anda, minta bantuan orang lain
7. Masuk ke alam bawah sadar anda
8. Tanyakan pada diri anda
9. Tulis pikiran dan perasaan anda ketika sedang menurun
10. Tahu kapan waktu kembali melihat keluar

1. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional


Menurut Goleman ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Sedangkan menurut Agustian, faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosional yaitu faktor psikologis, faktor pelatihan emosi,
dan faktor pendidikan.

2. Melatih kecerdasan emosional


Prinsip-prinsip untuk melatih kecerdasan emosional
a) Kenali emosi yang anda rasakan
b) Minta pendapat orang lain
c) Mengamati setiap perubahan emosi dan mood anda
d) Menulis jurnal atau buku harian
e) Berpikir sebelum bertindak
f) Gali akar permasalahannya
g) Berintrospeksi saat menerima kritik
h) Memahami tubuh anda sendiri
i) Terus melatih kebiasaan tersebut

Anda mungkin juga menyukai