Anda di halaman 1dari 5

AKUNTABEL

1. Potret Layanan Publik Negeri Ini


UU No.25/2009 – Layanan Publik :
Pasal 4 menyebutkan Asas Pelayanan Publik yang meliputi:
a. kepentingan Umum,
b. kepastian hukum,
c. kesamaan hak,
d. keseimbangan hak dan kewajiban,
e. keprofesionalan,
f. partisipatif,
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
h. keterbukaan,
i. akuntabilitas,
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan,
k. ketepatan waktu, dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan

2. Konsep Akuntabilitas
 Pengertian Responsibilitas
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi
yang memberikan amanat
 Pengertian Akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya
sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017)
 Aspek-Aspek Akuntabilitas :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
d. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
 Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
 Tingkatan Akuntabilitas :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
3. Panduan Perilaku Akuntabel
 Matsiliza dan Zonke (2017) Akuntabilitas dan Integritas harus dipegang teguh oleh semua unsur
pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
 Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik akan
mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi
 Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi:
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality).
b. Akuntabilitas proses (process accountability).
c. Akuntabilitas program (program accountability).
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
 Alat Akuntabilitas Indonesia :
a. Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP-D), Menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan
Tahunan (Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D), Rencana Strategis (Renstra) untuk setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap PNS.
b. Kontrak Kinerja, implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS hingga Peraturan Pemerintah terbaru Nomor 30
Tahun 2019 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
c. Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
 Menciptakan Lingkungan Akuntabel
a. Kepemimpinan
Adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi dari
pimpinan dalam menciptakan lingkungannya
b. Transparansi
Tujuan :
b.1. Mendorong komunikasi dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal
b.2. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam pengambilan keputusan
b.3. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
b.4. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan
c. Integritas
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada
publik dan/atau stakeholders.
d. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban bagi
setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah
dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik
individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas.
 5 Langkah Membuat Framework Akuntabilitas :
a. Tentukan tujuan dan tanggung jawab
b. Rencanakan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
c. Lakukan implementasi monitoring kemajuan
d. Berikan laporan secara lengkap
e. Berikan evaluasi dan masukkan perbaikan
 2 Tipe Konflik Kepentingan
a. Keuangan
Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur)
untuk keuntungan pribadi
b. Non Keuangan
Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau orang lain.
 Membangun Pola Pikir Antikorupsi
ASN memahami bahwa konflik kepentingan sebenarnya, dianggap ada atau berpotensi ada di masa
depan. Situasi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan, meliputi:
a. Hubungan dengan orang-orang yang berurusan dengan lembaga-lembaga yang melampaui
tingkat hubungan kerja profesional;
b. Menggunakan keuangan organisasi dengan bunga secara pribadi atau yang berurusan dengan
kerabat seperti:
c. Memiliki saham atau kepentingan lain yang dimiliki oleh ASN di suatu perusahaan atau bisnis
secara langsung, atau sebagai anggota dari perusahaan lain atau kemitraan, atau melalui
kepercayaan;
d. memiliki pekerjaan diluar, termasuk peran sukarela, janji atau direktur, apakah dibayar atau
tidak;
e. menerima hadiah atau manfaat.
 Yang Diharapkan dari Seorang ASN :
a. ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode etik yang
berlaku untuk perilaku mereka;
b. ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau anggota masyarakat;
c. Kebiasaan kerja ASN, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional hubungan berkontribusi
harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif;
d. ASN memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh kesopanan,
kejujuran dan keadilan, dan memperhatikan tepat untuk kepentingan mereka, hak-hak,
keamanan dan kesejahteraan; PNS membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera,
memberikan pertimbangan untuk semua informasi yang tersedia, undang-undang dan
kebijakan dan prosedur institusi tersebut;
e. ASN melayani Pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan masukan informasi dan
kebijakan.

4. Akuntabel dalam Konteks Organisasi Pemerintah


 Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, tercantum beberapa
tujuan, sebagai berikut:
(1) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu
keputusan publik; (2) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan
publik; (3) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan
pengelolaan Badan Publik yang baik; (4) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu
yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan; (5)
Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak; (6)
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau (7)
Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi.
 Prinsip Kerterbukaan Informasi Publik :
a. Maximum Access Limited Exemption (MALE) Pada prinsipnya semua informasi bersifat
terbuka dan bisa diakses masyarakat.
b. Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan.
c. Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat Nilai dan daya guna suatu informasi sangat
ditentukan oleh konteks waktu.
d. Informasi Harus Utuh dan Benar
e. Informasi Proaktif
f. Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik
 Perilaku Berkaitan dengan Transparansi dan Akses Informasi (Transparency and Official Information
Access)
a. ASN tidak akan mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang diperoleh selain seperti
yang dipersyaratkan oleh hukum atau otorisas yang diberikan oleh institusi;
b. ASN tidak akan menyalahgunakan informasi resmi untuk keuntungan pribadi atau komersial
untuk diri mereka sendiri atau yang lain. Penyalahgunaan informasi resmi termasuk spekulasi
saham berdasarkan informasi rahasia dan mengungkapkan isi dari surat-surat resmi untuk
orang yang tidak berwenang;
c. ASN akan mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang
sah lainnya mengenai komunikasi dengan menteri, staf menteri, anggota media dan
masyarakat pada umumnya.
 Faktor Terjadinya FRAUD :
a. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud.
b. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.
 Perilaku berkaitan dengan menghindari perilaku yang curang dan koruptif (Fraudulent and Corrupt
Behaviour):
a. ASN tidak akan terlibat dalam penipuan atau korupsi;
b. ASN dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan aktual atau
potensial untuk setiap orang atau institusinya;
c. ASN dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan kewenangan mereka untuk
keuntungan pribadinya;
d. ASN akan melaporkan setiap perilaku curang atau korup;
e. ASN akan melaporkan setiap pelanggaran kode etik badan mereka;
f. ASN akan memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang berlaku di sektor publik.

 PNS harus memastikan fasilitas publik bahwa:


a. Penggunaannya diaturan sesuai dengan prosedur yang berlaku
b. Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung- jawab dan efisien
c. Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawab.
 Penyimpanan dan Penggunaan Data dan Informasi Pemerintah
Mulgan (1997) mengidentifikasikan bahwa proses suatu organisasi akuntabel karena adanya
kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data yang dibutuhkan oleh masyarakat
atau pembuat kebijakan atau pengguna informasi dan data pemerintah lainnya. Informasi dan data
yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan tersebut harus relevant (relevan), reliable (dapat
dipercaya), understandable (dapat dimengerti), serta comparable (dapat diperbandingkan),
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat
menunjukkan akuntabilitas publik.
 Perilaku berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah (Record
Keeping and Use of Government Information):
a. ASN bertindak dan mengambil keputusan secara transparan;
b. ASN menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia;
c. ASN mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan;
d. ASN diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan kreativitas;
e. ASN menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
f. ASN memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
g. ASN tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain.
 dimensi yang melatar belakangi usaha memenuhi Tanggung Jawab Individu dan Institusi ada 2,
yaitu:
a. dimensi aturan
b. dimensi moral individu
 (Shafritz et al., 2011) menekankan bahwa fondasi paling utama dari unsur pegawai ataupun
pejabat negara adalah integritas.
 Tahap-tahap-dalam-penanganan-konflik-kepentingan :
a. Penyusunan Kerangka Kebijakan,
b. Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan,
c. Penyusunan Strategi Penangan Konflik Kepentingan, dan
d. Penyiapan Serangkaian Tindakan Untuk Menangani Konflik Kepentingan

Anda mungkin juga menyukai