RESUME MOOC
MATERI KEBIJAKAN 1
1. Wawasan Kebangsaan
Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
a. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan menrupakan cara pandang bangsa indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa bernegara yang dilandasi jati diri bangsa dan kesadaran
terhadap sistem nasional untuk memcahkan masalah dan mencapai masyarakat yang aman,
adil, makmur dan sejahtera.
Berdasarkan sejarah pergerakan indonesia, pendiri bangsa selalu mengutamakan
kepentingan bersama diatas kepentingan kelompok. Sejarah pergerakan diawali dengan
Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei yang dilatarbelakangi terbentuknya organisasi Boedi
Oetomo. Kemudian disusul dengan terbentuknya resolusi baru yang menjadi dasar dari
Sumpah Pemuda. Hingga pada akhirnya pada tanggal 17 Agustus dibacakan teks Proklamasi
sebagai pertanda Indonesia telah merdeka.
Terdapat 4 konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara, yaitu (1) Pancasila: seluruh
warga negara wajib memahami, meyakini, dan melaksanakan kebenaran nilai-nilai Pancasila
dalam kebihdupan; (2) UUD 1945: sebagai pembatas kekuasaan pemerintah agar tidak
sewenang-wenang sehingga hak warga negara terlindungi; (3) Bhinneka Tunggal Ika: dijadikan
semboyan yang diabadikan menjadi lambang NKRI Garuda Pancasila;
Pancasila; serta ((4)
4) NKRI: negara
baru yang terbentuk sempurna pada tanggal 18 Agustus oleh PPKI.
Bendera negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda
Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jatidiri bangsa dan identitas
NKRI.
Sejarah Bela Negara dilatar belakangni adanya Agresi Militer Belanda II yang membuat
Yogyakarta jatuh ketangan Belanda. Kemudian Pemerintahan Darurat RI dibentuk, dipimpin
oleh Mr. Syarifudin dengan kabinet darurat. Pembentukan PDRI tersebut merupakan bentuk
bela negara untuk mempertahankan kehidupan berbangsan dan bernegara.
Terdapat berbagai ancaman yang dapat membahayakan tatanan negara. Sebab itu
dibutuhkan sinergitas antar kementerian dan Lembaga Negara dengan keterpaduan yang
mengutamakan pola kerja lintas sektoral dan mneghindarkan ego sektoral. Kesadaran bela
negara perlu ditumbuhkan agar potensi ancaman tidak menjelma mnejadi ancaman.
Adanya potensi ancaman me mengharuskan
ngharuskan setiap Warga Negara mampu mewujudkan
kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi yaitu dengan mendukung sinergisme pelnyelenggaraan
pertahanan militer/nirmiliter, mengantisipasi berbagai dampak ideologi
ideologi,politik,
,politik, ekonomi, sosbud
yang mengancam
mengancam kedaula
kedaulatan
tan dan keutuhan
keutuhan NKRI.
Nilai dasar bela negara menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2019 Pasal 7 Ayat (3)
yaitu: a) cinta tanah air; b) sadar berbangsa dan bernegara; c) setia pada Pancasila sebagai
ideologi negara; d) rela berkorban untuk bangsa dan negara; serta e) kemampuan awal bela
negara. Berikut aktualisasi nilai dasar bela negara bagi ASN:
1.) Cinta tanah air
Setia mempertahankan UUD dan pemerintah yang sah
Mengabdi pada masyarakat dan negara
Menjaga seluruh ruang wilayah sesuai peran dan tugasnya
Memberikan contoh dalam menunjukkan kebanggaan sbagai bagian dari bangsa
indonesia
Menjadikan para pahlawan sebagai panutan
Menjaga nama baik bangsa
Selalu berinovasi dan berkreasi sesuai kapasitas dan kapabilitas
Mengutamakan produk lokal
Mendukung putera puteri bangsa (olahragawan, pelajar, mahasiswa, dll)
Mendukung industri kreatif tanah air
2.) Sadar berbangsa dan bernegara
Menjalankan tugas dengan profesional tanpa berpihak
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
Netral dalam politik
Mentaati peraturan
Menggunakan hak pilih
Berpikir, bersikap sesuai peran, tugas, dan fungsi
Menjaga kedaulatan sesuai bidangnya
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
Meningkatkan
Meningka tkan efektifitas sistem pemerintahan
3.) Setia pada pancasila sebagai ideologi negara
Memegang teguh ideologi pancasila
Mencipkan lingkungan kerja nondiskriminatif
Menjunjung tinggi standar etika yang luhur
Menyebarkan nilai pancasila
Memberi contoh nilai-nilai pancasila
Menjadikan pancasila sebegai perekat sesuai fungsi ASN
Mengembang
Mengembangkan kan nilai-nilai Pancasila mengikuti perkembangan zaman
Yakin dengan pancasila akan menjamin kelangsungan hidup
Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
santun)
Mengorbankan waktu untuk negara sesuai tugas dan funsgsinya
Yakin bahwa
5.) Kemampuan awal pengorbanan
bela negara ASN tidak sia-sia
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh keyakinan dimana mereka rela melakukan
tindakan kekerasan pada dirinya dan keluarganya bahkan orang lain yang tidak dikenal.
Berikut potensi-potensi terorisme:
- Terorisme yang dilakukan negara lain didaerah perbatasan.
- Terorisme yang dilakukan warga yang tidak puas dengan kebijakan negara.
- Terorisme yang dilakukan oleh oragnisasi dengan ideologi tertentu
- Terorisme yang dilakukan kapitalis
Penanggulangan terorisme dapat dilakukan melalui pendekatan keras, dan pendekatan
lunak. Pendekatan keras meliputi penegak hukum. Selain terorisme, radikalisme juga
mengancam keamanan negara karena faham radikalisme mengatasnamakan
golongan/agama dengan memaksakan kehendak. Peran serta masyarakat untuk
membangun kesadaran antiterorisme:
o Menanamkan pemahaman kalau terorisme merugikan
langsung dalam
telah terjadi peperangan
perang proksi karena
sepertimelibatkan
gerakan “proxy” atau investasi
separatis, kaki tangan. Di indonesia
besar-besaran,
menyebarkan
menyebark an black campign, dll. Upaya dalam membangun kesadaran Anti-Proxy adalah
dengan mengamalkan nilai-nilai pancasila.
6) Kejahatan Mass Communicatio
Communicationn
Kejahatan melalui komunikasi masa dapat terjadi karenna melibatkan pengguna, dan
publik luas yang mungkin terdampak. Beberapa kasus yang dapat terjadi:
- Pencemaran nama baik
- Penistaan agama/ keyakinan tertentu
- Penghinaan pada etnis tertentu
Jenis kejahatan yang paling sering terjadi pada konteks komunikasi massa adalah cyber
crime, hate speech, dan hoax.
3. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan Bela Negara
a. Kerangka kesiapsiagaan bela negara
Kesiapsiagaan bela negara merupakan keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam dengan hati ikhlas dan sadar membela negara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Contohnya yaitu:
- Menciptaka
Menciptakann suasana rukun, damai, harmonis
- Membentu
Membentukk keluarga sadar hukum
- Meningka
Meningkatkan
tkan iman dan takwa
- Membayar pajak tepat waktu
Dengan menjaga
melakukan dan melestarikan kearifan lokal artinya kita telah melakukan modal untuk
bela negara.
1. Berorientasi
Berorientasi Pelayanan
a. Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
atas barang dan jasayang disediakan penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu 1)
penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat,
stakeholders,
penerima layanan.atau ASN
sektorharus
privat,berkomitmen
dan 3) kepuasan yang pelayanan
memberikan diberikan dan/atau diterima
prima demi oleh
kepuasan
masyarakat.
b. Berorientas
Berorientasii Pelayanan
Citra positif ASN sebagai pelayan publik tampak saat melayani dengan senyum, sapa, salam,
berpenampilan rapih, melayani dengan cepat dan tepat, melayani dengan memberikan
kemudahan, melayani dengan kemampuan,keinginan, dan tekad memberikan pelayanan yang
prima. Pelayanan tidak berhenti sampai kebutuhan masyarakat terpenuhi namun harus selalu
ditingkatkann serta diperbaiki agar mutu pelayanan lebih maksimal.
ditingkatka
2. Akuntabel
Pada konteks ASN Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban setiap tindakan sebagai pelayan
publik kepada atasan/publik. Berikut Aspek –
Aspek –aspek
aspek akuntabilitas:
- Akuntabil
Akuntabilitas
itas adala
adalahh sebuah huhubungan
bungan
- Akuntabil
Akuntabilitas
itas berorie
berorientasi
ntasi pada hhasil
asil
- Akuntabil
Akuntabilitas
itas membutuh
membutuhkan kan adanya llaporan
aporan
- Akuntabil
Akuntabilitas
itas memerluka
memerlukann konsekuen
konsekuensi si
Akuntabilitas
Akuntabil itas memiliki 3 fun
fungsi
gsi yaitu: un
untuk
tuk menyediakan kontrol demokratis
demokratis,, mencegah korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Terdapat 5 tingkatan
pada akuntabilitas yaitu, personal, individu, kelompok, organisasi, stakeholder.
stakeholder.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayaguna Pendayagunaan an Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Agar terwujud
kejujuran organisasi
dan hukum, sektor yang
akuntabilitas akuntabel
proses, maka harus
akuntabilitas mengandung
program, dimensi:
akuntabilitas akuntabilita
akuntabilitas
kebijakan. Hal-hals
yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah: 1)
kepemimpinan, 2) transparansi, 3) integritas, 4) tanggung jawab (responsibilitas), 5) keadilan, 6)
kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9) konsistensi.
3. Kompeten
Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan
tugas jabatan. Sesuai Permen PANRB No 38 Tahun2017 tentang standar Kompetensi ASN meliputi:
kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosio kultural.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri
PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan perilaku (kode
etik) kompeten yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi;
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam poin 5 Surat Edaran MenteriPANRB menjadi bagian
dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu
dan tujuan organisasi/instansi.
4. Harmonis
Harmoni adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan
kualitas layanan kepada pelanggan. Sikap perilaku yang menunjukkan sikap harmonis:
a.
b. Toleransi
Empati
c. Keterbukaan terhadap perbedaan.
5. Loyal
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Loyal dimaknai bahwa ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Untuk bisa mendapatkan sikap
loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya. Terdapat beberapa
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara
lain:
1. Taat pada Peraturan.
2. Bekerja dengan Integritas
3. Tanggung Jawab pada Organisasi
4. Kemauan untuk Bekerja Sama.
5. Rasa Memiliki yang Tinggi
6. Hubungan Antar Pribadi
7. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8. Keberania
Keberaniann Mengutarakan Ketidaksetuju
Ketidaksetujuan
an
9. Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Perilaku loyal yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi
tempatnya bertugas,
bertugas, yang terdiri dari:
Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Panduan mengaktualisasikan perilaku loyal : komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan
pengabdian.
6. Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai
bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan
organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi
memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku
tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN
merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut
adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty,
Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan
Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi
ambiguity dengan agility.
7. Kolaboratif
Dapat berkolaborasi dengan berbagai unsur baik dalam organisasi maupun luar organisasi.
Salah satu pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahann dari keseluruh
pemerintaha keseluruhan
an sektor disebut WoG ((Whole
Whole of Govermnent).
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang memiliki collaborative
culture indikatornya sebagai berikut:
o Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
o Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang
risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
o Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
o Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan.
Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan
kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun
jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga
Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencermink
mencerminkan an
prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang
obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai
akan menciptak
menciptakan
an lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui
dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi
penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan
kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara