RESUME
Oleh :
BUDIANTO,Amd.Kep.
MATERI II
Video Sambutan Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI Dr.
Muhammad Taufiq DEA
1. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan
peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih
baik untuk memuliakan manusia/humanity (memberikan manfaat bagi umat manusia).
Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundangundangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa persyaratan
berikut:
1. Mengambil tanggung jawab
2. Menunjukkan sikap mental positif
3. Mengutamakan keprimaan
4. Menunjukkan kompetensi
5. Memegang teguh kode etik
2. Perubahan Lingkungan Strategis
Ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan
pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga ( family),
Masyarakat
pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global) .
3. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal yang
tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan
produktivitas kerja. Enam komponen modal manusia (Ancok, 2002) yaitu: modal intelektual,
modal emosional, modal social, modal ketabahan(adversity), modal etika/moral.
1. Isu Kritikal
Isu kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-masalah sumber
daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik akan isu tersebut.
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu :
1. Isu saat ini (currentissue) merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan sorotan
publik secara luas dan memerlukan penanganan sesegera mungkin dari pengambil
keputusan.
2. Isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar
di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut.
3. Isu potensial adalah kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat
terindikasi dari beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb).
2. Teknik-Teknik Analisis Isu
1. Teknik Tapisan Isu
Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakan
teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual,
Kekhalayakan,
2. Teknik Analis Isu
Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan sebagai berikut: mind mapping, fishbone
diagram, analisis swot.
MODUL 3. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
A. KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadardisertai kerelaan berkorban
sepenuh
jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidupberbangsa dan bernegara. Manfaat dalam kegiatan kesiapsiagaan bela
negara ini diantaranya : Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan
lain, Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan,
Membentuk mental dan fisik yang tangguh, Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan
patriotisme sesuai dengan kemampuan diri, Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri
sendiri maupun kelompok dalam materi Team Building, Membentuk Iman dan taqwa pada
agama yang dianut oleh individu, Berbakti pada orang tua, bangsa, agama, Melatih
kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan, Menghilangkan
sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin, Membentuk
perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
B. KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
B. KONSEP AKUNTABILITAS
1. Pengertian Akuntabilitas
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”, yaitu
dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty).
Sementara itu dalam konteks
peran pelayanan publik, ia banyak bergeser orientasinya, dimana pentingnya
pelibatan masyarakat dalam penentuan kebutuhan kebijakan dan pelayanan publik
(customer centric). Berdasar dinamika global (VUCA) dan adanya tren keahlian
baru, perlunya pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi
pembangunan nasional dan aparatur.
2. Disrupsi Teknologi / Informasi
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu. Kecenderungan
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan
kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi
itu sendiri. Perubahan teknologi informasi bergerak lebih cepat dibandingkan
dengan kemampuan banyak pihak dalam memanfaatkan kemajuan teknologi untuk
meningkatkan produktivitas organisasi. Secara implisit
perlunya penguatan kompetensi secara luas, yang memungkinkan setiap pegawai
dapat memutakhirkan kompetensi, baik secara individu maupun secara kolektif
organisasi.
3. Kebijakan Pembangunan Aparatur
Upaya untuk mewujudkan visi tersebut dilakukan melalui 9 (sembilan) Misi
Pembangunan yang dikenal sebagai Nawacita Kedua, yaitu : (1) Peningkatan
kualitas manusia Indonesia, (2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan
berdaya saing, (3) Pembangunan yang merata dan
berkeadilan, (4) Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan, (5) Kemajuan
budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa, (6) Penegakan sistem
hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya, (7) Perlindungan bagi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman
pada setiap warga, (8) Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan
terpercaya, dan (9) Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR
1. Sistem Merit
Sesuai dengan kebijakan Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014, prinsip
dasar dalam
pengelolaan ASN yaitu berbasis merit. Dalam hal ini seluruh aspek
pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja.
2. Pembangunan Aparatur 2020-2024
Dalam tahap pembangunan Aparatur Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024, Reformasi Birokrasi diharapkan menghasilkan
karakter birokrasi yang
berkelas dunia (world class bureaucracy), dicirikan dengan beberapa hal, yaitu
pelayanan publik yang semakin berkualitas, dan tata kelola yang semakin efektif
dan efisien (Peraturan Menteri PANRB Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Road Map
Reformasi Birokrasi Aparatur 2020-2024).
3. Karakter ASN
Sekurangnya terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN
dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan ke depan diantaranya :
integritas, nasionalisme,
profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking,
dan entrepreneurship. Ke delapan karakteristik ini disebut sebagai smart ASN.
Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika
lingkungan strategis, yaitu : inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence
dan perseverance serta teamwork dan cooperation.
PENGEMBANGAN KOMEPTENSI
1. Konsepsi Kompetensi
O PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap
netral dan adil
O PNS harus memiliki suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga
membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.
O PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya
2. Budaya Harmonis
Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita
lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga
mengikutinya
Upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis dilakukan secara terus
menerus. Mulai dari mengenalkan kepada seluruh personil ASN dari jenjang
terbawah sampai yang paling tinggi, memelihara suasana harmonis, menjaga
diantara personil dan stake holder.
Kemudian yang tidak boleh lupa untuk selalu menyeseuaikan dan meningkatkan
usaha tersebut, sehingga menjadi habit/k ebiasaan dan menjadi budaya hidup
harmonis di kalangan ASN dan seluruh pemangku kepentingannya
MODUL 5. LOYAL
B. KONSEP LOYAL
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “ Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat
dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang
dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain : (1) Taat
pada Peraturan, (2) Bekerja dengan Integritas, (3) Tanggung Jawab pada Organisasi, (4)
Kemauan untuk Bekerja Sama, (5) Rasa Memiliki yang Tinggi, (6) Hubungan Antar Pribadi,
(7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan, (8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan, dan (9)
Menjadi teladan bagi Pegawai lain.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
dengan panduan
perilaku :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan
martabat
pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa
dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan
Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang
ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan
negara.