Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Kab. Buol Tahun 2022


Angkatan : CXIX (119)
Wawasan Kebangsaan, Analisis Isu Kontemporer dan
Agenda :
Kesiapsiagaan Bela Negara
Nama Peserta : Moh. Akbar A. Majid, SP
Nomor Daftar Hadir : 14
Unit Kerja : Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian
Lembaga Penyelenggara
: BPSDM Provinsi Sulawesi Tengah
Pelatihan

A. Pokok Pikiran : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Wawasan kebangsaan merupakan konsepsi, atau cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersumber dari 4 konsensus dasar yaitu
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dari sejarah bangsa Indonesia, kita dapat memahami dan mengimplementasikan nilai- nilai
bela negara kedalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai bela negara tersebut adalah :
a) cinta tanah air, b) sadar berbangsa dan bernegara, c) setia pada Pancasila sebagai
ideologi negara, d) rela berkorban untuk Bangsa dan Negara, e) kemampuan awal bela
Negara. Seperti hal-nya dengan pahlawan nasional yang berjuang merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sebagai calon aparatur sipil negara harus paham bagaimana sejarah pergerakan nasional
bangsa Indonesia, sehingga nilai-nilai dasar bela negara dapat di implementasikan ke dalam
nilai-nilai dasar PNS agar fungsi PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa dapat di laksanakan dengan baik.

B. Pokok Pikiran : Analisis Isu Kontemporer

Menjadi PNS yang profesional harus mempunyai sifat:


1. Mengambil tanggung jawab
2. Menunjukkan sikap positif
3. Mengutamakan keprimaan
4. Menunjukkan kompetensi
5. Memegang teguh kode etik
Perubahan lingkungan dan fenomena lingkup kita selalu berubah dan berdinamika oleh
karena itu, sebagai calon aparatur sipil negara wajib memahami bahwa perubahan
lingkungan strategis akan terjadi. Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,
2017), empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society),
dan Dunia (Global). Pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan strategis dan
modal insani merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS.
Modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan stategis tersebuat adalah: a) modal
intelektual, b) modal emosional, c) modal sosial, d) modal ketabahan, e) modal etika/moral,
f) modal kesehatan fisik/jasmani.
Pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang makin lama menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer
diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/terorisme, money laundry, proxy war,
kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, serta isu yang
sedang melanda dunia yaitu pandemi Covid-19.

Setelah mengenal isu-isu strategis kontemporer, menyadarkan kita bahwa untuk


menghadapi perubahan lingkungan strategis (internal dan eksternal) dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat
dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang
matang. Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan
tingkat urgensinya, yaitu: 1) Isu saat ini (current issue), 2) Isu berkembang (emerging issue)
dan 3) Isu potensial.

Pendekatan lain dalam memahami apakah isu yang dianalisis tergolong isu kritikal atau
tidak adalah dengan melakukan “issue scan”, yaitu teknik untuk mengenali isu melalui
proses scanning untuk mengetahui sumber informasi terkait isu tersebut. Setelah
memahami berbagai isu kritikal, selanjutnya dilakukan analisis untuk bagaimana
memahami isu tersebut secara utuh dan kemudian dengan dicarikan alternatif jalan keluar
pemecahan isu.

Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakan
teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) atau menggunakan kriteria USG
(Urgency, Seriousness, Growth) dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG. Setelah
dilakukan penapisan, dilanjutkan dengan analisa untuk menentukan penyebab dan solusi.
Teknik analisa isu yang dapat digunakan adalah :
a) system berpikir mind mapping
b) diagram fishbone
c) analisa SWOT

C. Pokok Pikiran : Kesiapsiagaan Bela Negara

Bela negara adalah sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan secara ikhlas,
sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Sedangkan kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan salah satu bagian nilai bela negara, yaitu nilai ke
lima.

Implementasi kesiapsiagaan bela negara dalam kehidupan PNS diperlukan pola hidup sehat
agar terciptanya jasmani yang sehat, jasmani yang bugar dan mental yang sehat dan kuat,
sehingga beban kerja yang tinggi dalam tugas jabatan dapat dikerjakan dengan baik dan
menghasilkan produktivitas kinerja yang tinggi.

Rencana aksi bela negara calon aparatur sipil negara adalah wujud aktualisasi dari nilai-
nilai Bela Negara yang dijabarkan dalam bentuk rencana kegiatan Bela Negara yang akan
dilakukan selama on campus di lembaga diklat maupun selama off campus di instansi
tempat bekerja peserta masing-masing.Rencana aksi bela negara tersebut mengandung
indikator nilai-nilai bela negara yang di tuangkan dalam bentuk tindakan.

D. Penerapan

Untuk mengimplementasikan nilai-nilai bela negara diatas, dapat di tuangkan dalam


rencana aksi pada lokasi kerja. Salah satu isu yang terjadi di tempat kerja yang terjadi pada
adalah kurangnya kerjasama antar lembaga petani dalam mengakses pasar sehingga
membuat petani mengalami kesulitan dalam penjualan dan rawan dalam permainan harga
tengkulak. Oleh karena itu sesuai dengan nilai bela negara pada poin ke 2 yaitu rela
berkorban untuk bangsa dan negara, dimana indikatornya adalah bersedia
mengorbankankan waktu, tenaga, pikiran dan materi untuk kemajuan bangsa dan negara
maka dapat dilakukan dengan melakukan aksi sosialisasi bersama lembaga petani, pihak
pasar/perusahaan pembeli hasil bumi, pemerintah terkait dan pihak-pihak yang
berkepntingan didalam kemajuan kelembagaan petani sehingga dapat bersinergi dan
bekerjasama dalam membangun sebuah perubahan yang dapat memajukan dan
meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya sesuai dengan cita-cita negara yaitu
mensejahterakan kehidupan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai