Anda di halaman 1dari 28

Nama Lengkap : SITI RAHMA SIREGAR

NIP : 198812182023212040

Jabatan : AHLI PERTAMA –GURU FIQIH

Instansi : KEMENTERIAN AGAMA SUMATERA UTARA

JURNAL
AGENDA 1
A. WAWASAN BELA NEGARA

Wawasan kebangsaan dapat di artikan sebagai konsepsi cara pandang yang


dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara akan diri dan
lingkungannya didalam kehudupan berbangsa dan bernegara.. Ada 4 konsensus
dasar Negara Indonesia diantaranya
a. Pancasila
b. Bhinneka Tunggal Ika
c. UUD 1945
d. NKRI
Cita-cita dan tujuan nasional adalah Negara Indonesia yang
merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur..Bela Negara adaurlah tekad, sikap
dan perilaku serta tindakan warga Negara,baik secara perorangan maupun
kolektif dalam menjaga kedaulatan Negara,keutuhan wilayah dan keselamatan
bangsa dan Negara.
Dalam UUD Thn 2019 tentang pengelolaan sumber daya nasional untuk
pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa keikutsertaan warga Negara dalam
usaha bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dengan pembinaan kesdaran bela Negara dengan
menanamkan nilai dasar bela Negara,yang meliputi :
a. Cinta tanah air
b. Sadar berbangsa dan bernegara
c. Setia pada Pancasila sebagai idiologi Negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
e. Kemampuan awal bela Negara.

Bhinneka Tunggal Ika Jurnal/Resume Latsar MOOC PPPK 2022 contoh


Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan
BhinnaIka- Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu.
Sebab meskipun secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada
hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia. Negara
Kesatuan Republik Indonesia Apabila ditinjau dari sudut hukum tata negara,
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lahir pada tanggal 17
Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara, mengingat saat itu Negara
Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif
berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945
telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa pemerintah
yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga
PPKI disebut sebagai pembentuk negara.

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER

Perubahan adalah suatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan peradaban manusia. Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner ada
empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaanya sesuai bidang tugasnya,yaitu individu,
keluarga,masyarakat pada level lokal dan regional’nasional dan dunia..Modal
insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis adalah :
 Modal intelektual
 Modal emosional
 Modal social
 Modal ketabahan (adversity)
 Modal etika
 Modal kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani

ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER:


1. Korupsi
2. Narkoba
3. Terorisme dan Radikalis
4. Money Laundring
5. Proxy War

Teknik Analisis Isu

Adapun isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahan-


lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari
adanya isu tersebut. Sedangkan isu potensial adalah kelompok isu yang
belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa
instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang
mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.
1. Issue Scann
2. Teknik Tapisan
3. Mind Mapping
4. Fishbone Diagram
5. Analisis SWOT
Setelah memahami isu-isu strategis kontempore menyadarkan kita bahwa
untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis dan akan memberikan
pengaruh besar terhadap keberlangsungan penyelenggaraan
oemerintahan,sehingga dibutuhkan kemampuaan berpikir kritis,analitis dan
obyektif terhadap persoalan sehingga dapat dirumuskan alternative pemecahan
masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang.

Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi


perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu strategis
kontemporer sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari pentingnya
modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi
perubahan lingkungan strategis.

Perubahan lingkungan straterjik yang begitu cepat,massif,dam complicated saat


ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam peraturan global untuk
meningkatkan daya saing sekaligus mencerdaskan kehidupan bangsa.Pada
perubahan ini perlundisadari bahwa globalisasi baik dari sisi positif apalagi sisi
negative sebenarnya adalah sesuatu tang tidak terhindarkan dan bentuk dari
konsekuensi logis dari interaksi peradaban antar bangsa.

Stragi bersikap yang harus ditunjaukkan adalah dengan cara obyektif dan dapat
dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komperhensif. Oleh karena itu
dibutuhkan kemampuan berfikir kritis,analitis dan obyaektif terhadap suatu
persoalan,sehingga dapat merumuskan alternative pemecahan masalah yang
lebih baik dengan dasar analisa yang matang.

C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik,mental maupun social dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam.Bela Negara adalah kebulatan sikap,tekat dan perilaku warga negra
yang dilakukan secara ikhlas,sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa
dan raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasakan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga dan
merawat dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Rumusan 5 Nilai Bela Negara :


1. Rasa Cinta Tanah Air;
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara.

AKSI NASIONAL BELA NEGARA adalah sinergi setiap warga negara guna
mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan
berlandaskan pada nilai- nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang
berdaulat, adil, dan makmur. Mata pelatihan ini membekali peserta untuk dapat
memahami kerangka bela negara dalam Latsar CPNS dan dasar- dasar
kesiapsiagaan bela negara, menyusun rencana aksi bela negara dan melakukan
kegiatan kesiapsiagaan bela negara sebagai kemampuan awal bela negara dengan
menunjukkan sikap perilaku bela negara melalui aktivitas di luar kelas melalui
kegiatan praktik peraturan baris berbaris, tata upacara sipil, dan keprotokolan,
bermain peran sebagai badan pengumpul keterangan, kemudian diakhiri dengan
melakukan kegiatan ketangkasan fisik dan penguatan mental dengan penekanan
pada aspek kedisiplinan, kepemimpinan, kerjasama, dan prakarsa menggunakan
metode-metode pembelajaran di alam terbuka dalam rangka membangun komitmen
dan loyalitas terhadap negara dalam menjalankan tugas sebagai PNS profesional
pelayan masyarakat.

AGENDA 2
A. BERIORENTASI PELAYANAN
Adapun penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan Publik
adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen
yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik,
dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan
publik. Dalam batasan pengertian tersebut, jelas bahwa Aparatur Sipil Negara
(ASN) adalah salah satu dari penyelenggara pelayanan 12 publik, yang
kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah
sebagai pelayan publik
 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
 Ramah,cekatan,solutif, dan dapat diandalkan
 Melakukan perbaikan tiada henti.

5 Prioritas kerja
 Pembangunan SDM
 Pembangunan Infrastruktur
 Simplifikasi Regulasi
 Penyederhanaan Birokrasi
 Transformasi Ekonomi

Nilai dasar ASN (salah satunya berorientasi pelayanan) bertujuan agar


menjadi pedoman perilaku bagi ASN dan menciptakan budaya kerja yang
mendukung tercapainya kinerja terbaik. Keberhasilan Implementasi Nilai Dasar
ASN apabila telah terinternalisasi dan teraktualisasi dalam perilaku pegawai
ASN,Khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Memberikan
pelayanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan sudah dapat
terpenuhi,melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan
yang diberikandapat melebihi harapan customer.

B. AKUNTABEL

Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai Akuntabel


pada peserta melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan pelaksanaan
tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi,
penggunaan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.Amanah
seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunanan Apratur Negara
danBirokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjaminterwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN Berahklak.Dalam konteks
Akuntabilitas,p[erilaku tersebut adalah :

 Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur,bertanggung


jawab,cermat,disiplin dan berintegritas tinggi
 Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab,efektif,efisien
 Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
Akuntabilitas danIntegritas personal seorang ASN akan memberi dampak
sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur.Melalui
Kepemimpinan,Trasparansi,Integritas,Tanggungjawab,Keadilan,
Kepercayaan,Keseimbangan,Kejelasan dan Konsistensi dapat membangun
lingkungan kerja ASN yang Akuntabel.

C. KOMPETEN
Untuk menanamkan pemahaman dan perilaku tersebut salah satunya setiap
ASN perlu kompeten.Untuk mewujudkan pengalaman nilai kompeten
tersebut ,bertikut hal-hal yang perlu diuraikan adalah ;
 Pemahaman terkait tantangan lingkungan strategis
 Uraian kebijakan pembangunan jangka menengah ke 4 tahun 2020-
2025 termasuk sector aparatur
 Kebijakan pengembangan ASN
 Perilaku kompeten
Dari semua aspek tersebut diharapkan seluruh peserta ASN mendapatkan
pemahaman yang sama tentang perlunya konfrehensivitas dalam melakukan
pengembangan kompetensi sesuai dengan dinamika lingkungan internal dan
eksternal organisasi.Perilaku berkompeten diantaranya ;
1. Berkinerja dan berahklak
2. Learn,unlearn, dan relearn
3. Meningkatkan kompetensi diri
4. Membantu orang lain belajar
5. Melaksanakan tugas terbaik

Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai Kompeten


pada peserta melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan peningkatan
kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu
orang lain belajar serta pelaksanaan tugas dengan kualitas terbaik.

D. HARMONIS

Peserta mampu memahami pentingnya nilai harmonis sesuai kode etik ASN
dan menerapkan nilai tersebut dalam melaksanakan nilai fungsi dan peran
sebagai pelayan public.Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor
dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu
kesatuan yang luhur.Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun
budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif adalah ;
 Membuat tempat kerja yang berenergi
 Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
 Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi

Penerapan sikap berperilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis,tidak


hanya untuk sesame ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders
eksternal.Sikap tersebut bisa ditunjukkan dengan Toleransi,Empati,Keterbukaan
terhadap perbedaan.Peran ASN dalam mewujudkan suasana dan budaya
harmonis,secara umum,menurut UUD No.5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang
ASN,Tugas pegawai ASN adalah;
a. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh pejabat Pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Repuklik
Indonesia.
E. LOYAL
Secara etimologi,istilah “ loyal “adalahmutu dari sikap setia.Bagi seorang
ASN kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan terhadap cita-cita terhadap
NKRI.Terdapat beberapa karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi
untuk mengukur loyalitas pegawainya antara lain;
 Taat pada peraturan
 Bekerja dengan Integritas
 Tanggungjawab pada organisasi
 Kemauan untuk bekerja keras
 Rasa memiliki yang tinggi
 Hubungan antar pribadi
 Kesukaan terhadap pekerjaan
 Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
 Menjadi teladan bagi pegawai lainnya
Adapun kata – kata kunci yang dapat yang dapat digunakan untuk
mengaktualisasikan panduan perilaku loyal adalah
komitmen,dedikasi,kontribusi,nasionalisme dan pengabdian. Pelatihan ini
diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai Loyal pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan memegang teguh ideologi
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintah yang sah,
menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga
rahasia jabatan dan negara. Sikap loyal merupakan salah satu yang terdapat
dalam core values ASN berahklak yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara

F. ADAKTIF

Adaktip merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jadi adaptik
itu adalah kemampuan mengubah diri sesuai dengan diri dan
lingkungan.Soekanto (2009) memberikan beberapa batasan diantaranya :
a. Proses mengatasi halangan –halangan dari lingkungan
b. Penyesuaian terhadap norma -norma untuk menyalurkan
c. Proses perubahan untuk penyesuaian dengan situasi yang berubah
d. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
e. Memanfaatkan sumber- sumber yang terbatas untuk kepentingan
lingkungan dan system
f. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.

Budaya adaktif dalampemerintahan merupakan budaya organisasi dimana ASN


memiliki kemampuan menerima perubahan,termasuk penyelarasan organisasi
yang berkelanjutan dengan lingkungannya,juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan.Hal untuk memfasilitasi pembentukan nilai Adaptif pada
peserta melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan cepat
menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas serta bertindak proaktif.

G. KOLABORATIF

Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “collaborative governance “adalah


sebagai proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar actor governance. Sebuah pendekatan pengambilan
keputusan,tata kelola kolaboratif,serangkaian aktivitas bersama dimana mitra
saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggungjawab dan sumber
daya.

Ratner (2012) mengungkapkan tiga tahapan yang dapat dilakukan dalam


melakukan assessment terhada tata kelola kolaborasi yaitu ;

a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang


b. Merencanakan aksi kolaborasi
c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
WoG menunjukkan bahwa instansi pelayanan public bekerja lintas batas atau
lintas sector guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu.Menurut Perez lopez,organisasi yang
memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut :
 Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan
perlu terjadi
 Oraganisasi menganggap individu (staf) sebagai asset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati
pekerjaan mereka.
 Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan ketika terjadi kesalahan.
 Pendapat yang berbeda didorong an didukung dalanm organisasi
(unuversitas)setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai.
 Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik.
 Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong
 Secara keseluruhan,setiap divisi memiliki kesadaranterhadapkualitas
layanan yang diberikan.

Pembentukan nilai Kolaboratif pada peserta melalui substansi pembelajaran


yang terkait dengan pemberian kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
serta menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

AGENDA 3
A. SMART ASN

Kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui modul ini adalah pembentukan
karakter yang efektrif,efisien,inivatif, dan memiliki kinerja yang bermutu,dalam
penyelenggaraan program pemerintah,khususnya program literasi digital,pilar
literasi digital,sampai implementasi dan implikasi literasi digital dalam kehidupan
bersosial dan dunia kerja.
Literasi digital atau kemelekan digital adalah pengetahuan dan kecakapan
untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam
menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi

Tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital:


1. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Bukan hanya jumlah dana aksesnya yang
bertambah,durasi penggunaannya pun meningkat drastis
2. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke
media digital. Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan,
menyediakan kesempatan tak terbatas dan bigdata, telah mengubah perilaku
masyarakat dalam segala hal,mulai dari belajar,bekerja,bertransaksi,hingga
berkolaborasi

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
pengembangan kompetensi. pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjiankerja; dan perlindungan
PELATIHAM DASAR CALON ASN MANAJEMEN APARATUR SIPIL
NEGARA
A. Modul 1 (Modul Manajemen ASN)
1. Kegiatan Belajar 1 : Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan
Kode Etik ASN
a. Kedudukan ASN
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
- Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
- Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan Intervensi semua
golongan dan partai politik.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
- Pelaksana kebijakan public;
- Pelayan public; dan
- Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
- Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
- Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
- Memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas, dan
- Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :

No PNS PPPK
1 Gaji, tunjangan, dan fasilitas Gaji dan tunjangan
2 Cuti Cuti
3 Jaminan pensiun dan jaminan Perlindungan
Hari tua
4. Perlindungan Pengembangan
kompetensi
5 Pengembangan kompetensi
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah
- Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
- Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
- Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
- Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
- Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
- Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
- Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2. Kegiatan Belajar 2 : Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Pengelolaan SDM harus selalu berkaitan dengan tujuan dan sasaran
organisasi (strategic alignment). Untuk mendapatkan profil pegawai yang
produktif, efektif dan efisien diperlukan sebuah sistem pengelolaan SDM yang
mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi individu yang
bekerja didalamnya.

a. Konsep Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN


“Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan”. Pasal 93:
Manajemen PPPK meliputi: penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian
penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan kerja, perlindungan.
Komponen pengelolaan ASN :
1) Perencanaan
2) Monitoring, Penilaian dan Pengembangan
3. Kegiatan Belajar 3 : Mekanisme Pengelolaan ASN

a. Manajemen PNS dan PPPK

Manajemen PNS Meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,


pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan. Sedangkan Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan
hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.
b. Pengelolaan Jabatan Pimpinan Tinggi
Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan
Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan
Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan
peraturan perundang- undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan
yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya
sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5
(lima) tahun.
Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina
Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN.
KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik
berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri Pegawai ASN dapat menjadi
pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan
status sebagai PNS.
c. Organisasi
ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:
1) Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN, dan

2) Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.


Dalam mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
korps profesi ASN Republik Indonesia memiliki fungsi:
1) Pembinaan dan pengembangan profesi ASN;
2) Memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota
korps profesi ASN Republik Indonesia terhadap dugaan
pelanggaran Sistem Merit dan mengalami masalah hukum dalam
melaksanakan tugas;
3) Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik Instansi
Pemerintah terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode
perilaku profesi; dan
4) Menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan
anggota korps profesi ASN Republik Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
d. Sistem Informasi ASN
Sistem Informasi ASN memuat seluruh informasi dan data
Pegawai ASN. Data Pegawai ASN paling kurang memuat:
1) Data riwayat hidup;
2) Riwayat pendidikan formal dan non formal;
3) Riwayat jabatan dan kepangkatan;
4) Riwayat penghargaan, tanda jasa, atau tanda kehormatan;
5) Riwayat pengalaman berorganisasi;
6) Riwayat gaji;
7) Riwayat pendidikan dan latihan;
8) Daftar penilaian prestasi kerja;
9) Surat keputusan; dan kompetensi.
10) Riwayat pendidikan formal dan non formal;
11) Riwayat jabatan dan kepangkatan;
12) Riwayat penghargaan, tanda jasa, atau tanda kehormatan;
13) Riwayat pengalaman berorganisasi;
14) Riwayat gaji;
15) Riwayat pendidikan dan latihan;
16) Daftar penilaian prestasi kerja;
17) Surat keputusan; dan kompetensi.
e. Penyelesaian Sengketa
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan
banding administratife yang diajukan secara tertulis kepada
pejabat berwenang.
KETERKAITAN ANTAR AGENDA
Pada agenda satu dua dan tiga adalah untuk pembentukan karakter ASN PPPK,
agenda satu sikap perilaku bela negara membekali peserta dengan pemahaman
wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara sehingga
peserta memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam
suatu kesiap siagaan yang mencerminkan yang mencerminkan sehat jasmani dan
mental menghadapi perubahan lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan
sebagai ASN PPPK profesional pelayanan masyarakat.
Agenda dua membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam
menjalankan tugas ASN PPPK secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang
meliputi lima kemampuan yaitu akuntabilitas, mengedepankan kepentingan nasional,
menjunjung tinggi standar etika publik, berinovasi untuk peningkatan mutu
pelaksanaan tugas jabatan dan tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi dilingkungan instansi.
Agenda ketiga kedudukan dan peran PPPK dalam NKRI yang membekali peserta
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PPPK untuk menjalankan fungsinya
sebagai ASN sebagai pelaksana kebijakan publik pelayanan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa, sehingga mampu mengelola tantangan dan masalah keragaman
sosial kurtural dengan menggunakan perspektif WoG dalam mendukung pelaksanaan
tugas jabatannya.
Agenda tiga menjadi kendaraan dalam melaksanakan agenda satu dan dua,
pelaksanaan tugas dalam penyelenggaraan pemerintahan sangat jelas terlihat dimana
ada tiga perspektif yang mendukung tugas pekerjaan. Dengan demikian akan selaras
dengan fungsi ASN pada undang-undang ASN pasal 10, dimana seorang PPPK
dengan menjalankan manajemen ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik
seorang ASN PPPK dengan menjalankan pelayanan publik dengan baik setelah
menjalankan fungsinya sebagai pelayan publik dan dengan menjalankan WoG telah
menjalankan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan
tugas diagenda 3 akan melatih diri secara kritis menemukan isu sebagai bagian paling
awal dalam merancang aktualisasi hingga nantinya akan ditemukan kegiatan kretif
yang dijalankan dan diaktualisasikan dalm tugas pekerjaan melalui aktualisasi nilai-
nilai dasar ASN PPPK.
memahami bagaimana
perkembangan teknologi ini
terkait dengan
kekuatan sosial, politik dan
ekonomi yang lebih luas.
c. Menurut UNESCO,
literasi digital adalah
kemampuan untuk
mengakses, mengelola,
memahami, mengintegrasikan,
mengkomunikasikan,
mengevaluasi, dan menciptakan
informasi secara
aman dan tepat melalui
teknologi digital untuk
pekerjaan, pekerjaan
yang layak, dan kewirausahaan.
Ini mencakup kompetensi yang
secara
beragam disebut sebagai
literasi komputer, literasi
TIK, literasi
informasi dan literasi media.
d. Hasil survei Indeks
Literasi Digital Kominfo
2020 menunjukkan
bahwa rata-rata skor indeks
Literasi Digital masyarakat
Indonesia
masih ada di kisaran 3,3.
Sehingga literasi digital terkait
Indonesia dari
kajian, laporan, dan survei harus
diperkuat. Penguatan literasi
digital
ini sesuai dengan arahan
Presiden Joko Widodo.
e. Roadmap Literasi Digital
2021-2024 yang disusun
oleh Kominfo,
Siberkreasi, dan Deloitte
pada tahun 2020 menjadi
panduan
fundamental untuk mengatasi
persoalan terkait percepatan
transformasi digital, dalam
konteks literasi digital.
Sehingga perlu
dirumuskan kurikulum
literasi digital yang terbagi
atas empat area
kompetensi yaitu:
● kecakapan digital,
● budaya digital,
● etika digital
● dan keamanan digital.
C. Pilar Literasi Digital
Terdapay empat pilar yang
menopang literasi digital
yaitu etika,
budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia
digital. Etika
bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam
menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola
etika digital
(netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari. Budaya bermedia
digital
meliputi kemampuan
individu dalam membaca,
menguraikan,
membiasakan, memeriksa,
dan membangun wawasan
kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan
sehari-hari.
Keamanan bermedia digital
meliputi kemampuan
individu dalam
mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis,
menimbang dan
RESUME
na perkembangan teknologi
ini terkait dengan
kekuatan sosial, politik dan
ekonomi yang lebih luas.
c. Menurut UNESCO,
literasi digital adalah
kemampuan untuk
mengakses, mengelola,
memahami, mengintegrasikan,
mengkomunikasikan,
mengevaluasi, dan menciptakan
informasi secara
aman dan tepat melalui
teknologi digital untuk
pekerjaan, pekerjaan
yang layak, dan kewirausahaan.
Ini mencakup kompetensi yang
secara
beragam disebut sebagai
literasi komputer, literasi
TIK, literasi
informasi dan literasi media.
d. Hasil survei Indeks
Literasi Digital Kominfo
2020 menunjukkan
bahwa rata-rata skor indeks
Literasi Digital masyarakat
Indonesia
masih ada di kisaran 3,3.
Sehingga literasi digital terkait
Indonesia dari
kajian, laporan, dan survei harus
diperkuat. Penguatan literasi
digital
ini sesuai dengan arahan
Presiden Joko Widodo.
e. Roadmap Literasi Digital
2021-2024 yang disusun
oleh Kominfo,
Siberkreasi, dan Deloitte
pada tahun 2020 menjadi
panduan
fundamental untuk mengatasi
persoalan terkait percepatan
transformasi digital, dalam
konteks literasi digital.
Sehingga perlu
dirumuskan kurikulum
literasi digital yang terbagi
atas empat area
kompetensi yaitu:
● kecakapan digital,
● budaya digital,
● etika digital
● dan keamanan digital.
C. Pilar Literasi Digital
Terdapay empat pilar yang
menopang literasi digital
yaitu etika,
budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia
digital. Etika
bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam
menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola
etika digital
(netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari. Budaya bermedia
digital
meliputi kemampuan
individu dalam membaca,
menguraikan,
membiasakan, memeriksa,
dan membangun wawasan
kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan
sehari-hari.
Keamanan bermedia digital
meliputi kemampuan
individu dalam
mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis,
menimbang dan
RESUME
MATERI

Anda mungkin juga menyukai