Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME

Judul Jurnal : MOOC SWAJAR PPPK

Volume : 10 Halaman

Tahun : 2022

Penulis : DAMAYANTI, S.PdI

Jabatan : GURU SKI

Satuan Kerja : MTsN 2 KUTAI KARTANEGARA

Instansi : Kementerian Agama Kabupaten Kutai Kartanegara


 Latar belakang
Lembaga Administrasi Negara Menyediakan MOOC SWAJAR PPPK dengan niat dan itikad baik
yaitu mendorong budaya belajar secara efektif dan efisien, dari hasil belajar secara mandiri kami
peserta MOOC SWAJAR PPPK di harapkan mampu merangkum materi yang telah kami pelajari
Secara mandiri sebagai persyaratan mengikuti evalusi sikap prilaku peserta PPPK.
 Tujuan
Untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan PPPK terutama dalam hal cara belajar yang
efektif dan efesien, mengembangkan pengetahuan terkait apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab
sebagai ASN PPPK.

AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

MODUL : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAIBELA NEGARA SEJARAH


PERGERAKAN KEBANGSAAN
INDONESIA
WAWASAN KEBANGSAAN
Pengertian: cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa
dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap
sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,makmur, dan sejahtera.
Tujuan bagi ASN: supaya para peserta memiliki cara pandang sebagai
warga Negara yang berwawasan kebangsaan dan sebagai wujud dedikasiabdi Negara.
EMPAT KONSESUS DASAR
1. Pancasila
Merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun
filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya,
setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima
norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta normanorma dasar lainnya yang
termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadnorma hukum yang memberi kerangka dasar
hukum sistem penyelengagaran negara pada umumnya, atau khususnya sistem
penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan
aspek sumber daya manusianya.
3. Bhinneka Tunggal Ika

Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan BhinnaIka- Tunggal-Ia
berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya
memiliki perbedaan tetapi
pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Apabila ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara,
mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur
konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945
telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat
dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk
negara. Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia Bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana
pemersatu, identitas, dan wujud eksistensibangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negarasebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara Republik Indonesia
Tahun1945 yang merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar padasejarah perjuangan
bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dankesamaan dalam mewujudkan cita-cita
bangsa dan Negara KesatuanRepublik Indonesia.

MODUL : ANALISIS ISU KONTEMPORER


Menjadi PNS yang professional : Mengambil Tanggung Jawab, Menunjukkan Sikap Mental
Positif, Mengutamakan Keprimaan, Menunjukkan Kompetensi, Memegang Teguh Kode Etik.
Perubahan Lingkungan Strategis : Individual, family, community/culture, society, global.
Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis (Ancok, 2002) : Modal
Intelektual, Modal Emosional, Modal Sosial, Modal ketabahan (adversity), Modal etika/moral,
Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 : Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999


tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi beserta revisinya melalui UndangUndang
Nomor 20 tahun 2001.
MODUL : KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai- nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara,
demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character
building. Kesiapsiagaan bela negara diarahkan untuk menangkal faham- faham, ideologi, dan
budaya yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia, merupakan
kesiapsiagaan yang terintegrasi guna menghadapi situasi kontijensi dan eskalasi ancaman
sebagai dampak dari dinamika perkembangan lingkungan strategis yang juga mempengaruhi
kondisi dalam negeri yang dipicu oleh faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan.
“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945
untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsunganhidup berbangsa dan bernegara”.

Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:

1. Cinta Tanah Air;

2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;

4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan

5. Memiliki kemampuan awal bela negara.

6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adildanmakmur.


Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari- hari dizaman sekarang di berbagai
lingkungan:

1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalamkeluarga. (lingkungan


keluarga).

2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).

3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran untuk
menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).

4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan


masyarakat).

5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama(lingkungan masyarakat).


7. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
8. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan
dengan baik, maka dapat diambil manfaatnya antara lain:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team
Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentuk perila
AGENDA 2

NILAI NILAI DASAR PNS


MODUL : BERORIENTASI PELAYANAN
Pelayanan Publik menurut UU adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan
Publik, yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
MODUL : AKUNTABEL

A. KONSEP AKUNTABILITAS

a. Pengertian Akuntabilitas

Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajibanuntuk


mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepadaatasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke,2017).
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin
terwujudnya perilakuyang sesuai dengan Core Values ASNBerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilakutersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur,bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritastinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi
MODUL : KOMPETEN
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan
teknologi itu sendiri.
Sekurangnya terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi:
integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing,
hospitality, networking, dan entrepreneurship.
Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika lingkungan
strategis, yaitu: inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan perseverance serta
teamwork dan cooperation (Bima Haria Wibisana, Kepala BKN, 2020). ASN yang gesit
(agile) diperlukan sesuai dinamika lingkungan strategis dan VUCA.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan
bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku,
wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap
pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan
perilaku (kode etik) kompeten yaitu: a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubahi; b. Membantu orang lain belajar; dan c. Melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik.
Atribut utama ASN pembelajar mandiri (andragogis) adalah mereka yang memiliki ciri
sebagaimana yang diuraikan Knowles (1975 dalam Blaschek, 2014) yaitu sebagai proses
meliputi hal sebagai berikut: dimana individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan
orang lain, dalam mendiagnosis kebutuhan belajarnya; merumuskan tujuan pembelajaran,
mengidentifikasi manusia dan sumber materi untuk belajar; memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat; dan mengevaluasi hasil belajar.
Berkinerja yang BerAkhlak:
• Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
• Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
• Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
MODUL : HARMONIS

Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga


menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut
mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya
perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan
mengancam integrasi nasional ataupersatuan dan kesatuan bangsa.
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan yang
meliputi aspek aspek sebagai berikut:
1. Kesenian
2. Religi
3. Sistem Pengetahuan
4. Organisasi social
5. Sistem ekonomi
6. Sistem teknologi
7. Bahasa.
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam
suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentukorganisasi.
Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan
susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan
bekerja dan bermasyarakat.
MODUL : LOYAL

1. Urgensi Loyalitas ASN

Pertanyaan yang cukup menarik untuk dibahas pada awal uraian modul ini
adalah kenapa nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu
core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap
ASN. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kajiannya dapat dilakukan dengan
melihat faktorinternal dan faktor eksternal yang jadi penyebabnya.

2. Makna Loyal dan Loyalitas

Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang
artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or showing
firm and constant support or allegiance to a person or institution (tindakan memberi atau
menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau
institusi)”.

3. Loyal dalam Core Values ASN

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


(PANRB) menyelenggarakan Peluncuran Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara (ASN), di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta pada hari
Selasa tanggal 27 Juli Tahun 2021.
PANDUAN PERILAKU LOYAL

1. Panduan Perilaku Loyal

a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan
yang Sah
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai
terhadaporganisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:

1) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki

2) Meningkatkan Kesejahteraan

3) Memenuhi Kebutuhan Rohani

4) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir

5) Melakukan Evaluasi secara Berkala

1. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS

Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk Menaati kewajiban dan


menghindari larangan yangditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

2. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS


Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

a) ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik


Fungsi ASN yang pertama adalah sebagai pelaksana kebijakan publik. Secara teoritis,
kebijakan publik dipahamisebagai apapun yang dipilih olehpemerintah untuk dilakukan atau
tidak dilakuka.

b) ASN sebagai Pelayan Publik


Pelayanan publik dapat dipahami sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.

c) ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa


Fungsi ASN yang ketiga adalah sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Agar ASN dapat melaksanakan fungsi ini dengan baik maka seorang ASN harus
mampu bersikap netral dan adil.

MODUL : ADAPTIF
Penerapan adaptasi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi yang
merespons perubahan lingkungannya yaitu antara lain dengan kemampuan sikap maupun
proses dapat dipandang sebagai:
a. Fluency (kelancaran) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide atau gagasan baru
karena kapasitas/wawasan yangdimilikinya.

b. Flexibility (Fleksibilitas) yaitu kemampuan untuk menghasilkanbanyak kombinasi dari


ide-ide yang berbeda

c. Elaboration (Elaborasi) yaitu kemampuan untuk bekerja secaradetail dengan kedalaman


dan komprehensif.

d. Originality (Orisinalitas) yaitu adanya sifat keunikan, novelty, kebaruan dari ide atau
gagasan yang dimunculkan oleh individu.
MODUL : KOLABORATIF
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
1) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;

2) peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;

3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh
agensi publik;

4) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;

5) forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak
tercapai dalam praktik), dan

6) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

Tata kelola kolaboratif ada di berbagai tingkat pemerintahan, di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi mengalami beberapa hambatan


yaitu: ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas. Berdasarkan ketentuan
Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan
Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja
sama antar-Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain
dalam ketentuan peraturan perundang- undangan. Kolaboratifmerupakan nilai dasar yang
harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi
pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi
agen perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut. PendekatanWoG yang telah
berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di
Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah kemudian akan
bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
AGENDA3
MODUL SMART ASN
Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya
manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture,
digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai
metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital
Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari.
literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar
menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.
Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar darikompetensi literasi
digital, berada di domain ‘single, informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital)
sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada
domain ‘kolektif, formal’ dimana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu
berperan sebagai warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak,
kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang‘negara’.
MODUL : MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK Manajemen PNS meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan
karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajiandan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan
a. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai