Anda di halaman 1dari 9

Nama Lengkap : Cokorda Istri Krisna Adhi Udani

NIPPPK : 199111272022212003

Jabatan : Ahli Pertama – Guru Kelas

Instansi : SD Negeri 3 Ubung

Rangkuman Agenda 1

Agenda 1 terdiri dari 3 modul yang harus dipelajari. modul 1 adalah modul Wawasan
Kebangsaan, modul 2 adalah modul Analisis Isu Kontemporer, dan modul 3 adalah modul
Kesiapsiagaan Bela Negara.

Modul 1 : Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungnnya di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Indonesia memiliki 4 Kondensus Dasar. Kondensus dasar tersebut
adalah Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD 1945. Bendera Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah Sang Merah Putih. Bahasa Indonesia adalah Bahasa resmi negara
yang bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1982
sebagai bahasa persatuan. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda
Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas
pita yang dicengkram oleh Garuda. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh
Wage Rudolf Supratman.

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai ancaman. Hari Bela Negara jatuh pada tanggal 19 Desember setiap tahunnya. Tanggal
tersebut dipilih karena merupakan hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Adapun nilai
dasar Bela Negara yaitu meliputi cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada
Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan kemampuan
awal Bela Negara. ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta
perekat dan pemersatu bangsa.

Modul 2 : Analisis Isu Kontemporer

Setiap ASN perlu memahami tentang Undang-undang ASN baik dari segi fungsi dan
tugasnya. ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. ASN memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas. ASN mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik
Indonesia. Untuk menjadi ASN yang professional perlu memiliki sikap sebagai berikut,
mengambil tanggung jawab, menunjukkan sikap mental positif, mengutamakan keprimaan,
menunjukkan kompetensi, dan memegang teguh kode etik.

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner ada 4 level lingkungan strategis yang
mempengaruhi kesiapan ASN dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang tugas masing-
masing. Lingkungan strategis tersebut terdiri dari Individu, keluarga (Family), masyarakat pada
level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Modal
Insani yang harus dimiliki ASN dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yaitu modal
intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, modal etika/moral, serta modal
Kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani. Isu-isu strategis kontemporer dapat berupa Korupsi,
Narkoba, Terorisme dan Radikalisme, Money Laundring (pencucian uang), Proxy War,
Kejahatan Mass Comunication (Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax). Isu kritikal secara umu
terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu Current Issue, Emerging Issue, dan Isu Potensial.

Modul 3 : Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara Ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin, kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. 5 Nilai Bela Negara terdiri dari Rasa
Cinta Tanah Air, Sadar Berbangsa dan Bernegara, Setia kepada Pancasila sebagai Ideologi
Negara, rela berkorban untuk Bangsa dan Negara, serta mempunyai Kemampuan Awal Bela
Negara.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kemampuan awal Bela Negara adalah
kesiapsiagaan jasmani, kesehatan jasmani, kesiapsiagaan mental, serta kesehatan mental. ASN
perlu menerapkan pola hidup sehat. Peranan pola hidup sehat dalam pelaksanaan tugas jabatan
ASN yaitu, pola hidup sehat dapat menyebabkan jasmani yang sehat, jasmani yang bugar, dan
mental yang sehat serta kuat. Oleh karena itu, beban kerja tinggi dalama tugas jabatan dapay
dikerjakan dengan baik serta produktivitas kinerja pun semakin tinggi.

Rangkuman Agenda 2

Agenda 2 memiliki 7 modul yang harus dipelajari. Modul-modul tersebut adalah modul 1 adalah
Berorientasi Pelayanan, modul 2 adalah Akuntabel, Modul 3 adalah Kompeten, Modul 4 adalah
Harmonis, Modul 5 adalah Loyal, Modul 6 adalah Adaptif, dan Modul 7 adalah Kolaboratif.

Modul 1 : Berorientasi Pelayanan

Profesi ASN berlandaskan pada prinsip berikut, yaitu nilai dasar, kode etik dan kode
perilaku, komitmen, integritas moral, dan tanggung jawan pada pelayanan publik, kompetensi
yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi akademik, jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas, dan profesionalitas jabatan. Fungsi dan tugas ASN berdasarkan
Undang-Undang ASN adalah pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang dan/atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Prinsip dalam
pelayanan publik adalah partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Contoh perilaku pelayanan
prima yaitu menyapa dan memberi salam, ramah dan senyum, cepat dan tepat waktu, mendengar
dengan sabar dan aktif, penampilan yang rapi, mengucapkan terima kasih, mengingat nama
pelanggan, serta perlakuan pelanggan dengan baik. Memberikan layanan bermutu tidak boleh
berhenti Ketika kebutuhan pelamggan sudah terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan
diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan pelanggan. Layanan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini.

Modul 2 : Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang atau


organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasa,
Lembaga Pembina, dan lebih luasnya adalah publik. Aspek-aspek akuntabilitas adalah sebagai
berikut: akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil,
akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, serta akuntabilitas memperbaiki
kinerja.akuntabilitas dan integritas adalah dua konsep yang dikakui oleh banyak pihak menjadi
landasan dasar sebuah administrasi negara. Kedua prinsip tersebut harus dipeganag teguh oleh
semua unsur pemerintahan dalam meberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebuah system yang
memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya akuntabilitas, integritas itu sendiri,
dan transparasi. Berikut beberapa faktor untuk menciptakan lingkungan akuntabel, yaitu
kepemimpinan, tranparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan, serta konsisten.

Menurut Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik,


tercantum beberapa tujuan, sebagai berikut: (1) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui
rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan
keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu kebijakn publik; (2) Mendorong partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; (3) Meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik; (4)
Mewujudakan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien,
akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan; (5) Mengetahui alasan kebijakan publik yang
mempengaruhi hajat hidup orang banyak; (6) Mengembangkan ilmu pengetahuna dan
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau (7) Mengingkatkan pengelolaan dan pelayanan
informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi.

Modul 3 : Kompeten

Menurut Pasal 4 UU ASN No. 5/2014 ada 15 item Nilai Dasar ASN. 15 item tersebut
adalah (1) Memegang teguh ideologi Pancasila; (2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah; (3) Mengabdi
kepada negara dan rakyat Indonesia; (4) Menjalankan tugas secara professional dan tidak
berpihak; (5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; (6) Menciptakan lingkungan
kerja yang nondiskriminatif; (7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur; (8)
Mempertanggungjawabkan Tindakan dan kinerja kepada publik; (9) Memiliki kemampuan
dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; (10) Memberikan layanan kepada
publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; (11)
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi; (12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerja sama; (13) Menutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai; (14)
Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan (15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.

Ada 12 item kode etik dan kode perilaku ASN. Ke dua belas item tersebut yaitu, (1)
Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; (2)
Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; (3) Melayani dengan sikap hormat, sopan,
dan tanpa tekanan; (4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; (5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan; (6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara; (7) Menggunakan
kekayaan dan barang miliki negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; (8) Menjaga
agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; (9) Memberikan informasi
secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan; (10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain; (11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN; dan (12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.

Modul 4: Harmonis

Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuat kita secara individu merasa tenang, dapat menciptakan
kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan
produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Kode etik adalah aturan-aturan
yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Peran ASN harmonis adalah
sebagai berikut, yaitu, (1) Posisi ASn sebagai aparatur negara, dia harus bersikap netral dan adil;
(2) ASN juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok minoritas, dengan tidak membuat
kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut; (3) ASN juga harus
memiliki sikap toleransi atas perbedaan; (4) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban ASN juga
memiliki sikap suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega ASN
lainnya yang membutuhkan pertolongan; serta (5) ASN menjadi figure dan teladan di lingkungan
masyarakatnya.
Modul 5 : Loyal

Loyal artinya adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
ASN diharapkan berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Kata kunci
dari loyal adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian. Kode etik ASN
agar dapat dikatakan loyal adalah sebagai berikut: 1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD
1945, setia pada NKRI serta pemerintahan yang sah; 2) Menjaga nama baik sesama ASN,
Pimpinan, Instansi, dan Negara; serta 3) Menjaga rahasia jabatan dan negara. Kata Kunci dari
Loyal adalah “KoDeKoNasAb” yang berarti Komitmen, Dedikasi, Kontribusi, Nasionalisme,
dan Pengabdian.

Modul 6 : Adaptif

Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai
tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapai lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-
ubah agar tetap bertahan. Batasan pengertian adaptif, yaitu proses mengatasi halangan-halangan
dari lingkungan, penyesuaian terhadapt norma-norma untuk menyalurkan, proses perubahan
untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah, mengubah agar sesuai dengan kondisi yang
diciptakan, memanfaatkan sumber-sumber yang terbtaas untuk kepentingan lingkungan dan
system, serta penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah. Penerapan
budaya adaptif dapat berhasil jika ASN sudah mampu dapat mengantisipasi dan beradaptasi
dengan perubahan lingkungan, memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah, mendorong
jiwa kewirausahaan, terkait dengan kinerja instansi, dan memperhatikan kepentingan-
kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat dan sebagainya.

Modul 7 : Kolaboratif

Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan


publik. 6 kriteria penting untuk kolaborasi yaitu forum yang diprakarsai oleh Lembaga publik
atau Lembaga, peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan dan bukan hanya “dikonsultasikan” oleh Agensi Publik, forum secara
resmi diatur dan bertemu secara kolektif, forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan
kondensus (bahkan jika consensus tidak tercapai dalam praktik), dan focus kolaborasi adalah
kebijakan publik atau manajemen. Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya,
yaitu organisasi menggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi, organisasi
menggap individu sebagai asset berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus
menghormati pekerjaan mereka, organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau
mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka, pendpaat yang
berbeda didorong dan didukung dalam organisasi setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai,
masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik, kolaborasi dan kerja
tim antar divisi adalah didorong, dan secara keseluruhan, setiap divis memiliki kesadaran
terhadap kualitas layanan yang diberikan. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
kolaborasu antar Lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen, dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efesien
efektif antara entitas publik. Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
bersama dalam bidang Pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Rangkuman Agenda 3

Agenda 3 terdiri dari 2 modul yang harus dipelajari. Modul 1 tentang SMART ASN serta modul
2 tentang Manajemen ASN.

Modul 1 : SMART ASN

Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif. Seseorang dikatakan
memiliki kecakapan literasi digital yang bagus jika mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab, bukan hanya mampu mengeporesikan alat saja. Kompetensi literasi digital tidak
hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital saja, namun juga budaya menggunakan
digital, etis menggunakan media digital, dan aman menggunakan media digital. Kerangka kerja
literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethick, dan digital
safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat
kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.

Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar belakang Pendidikan dan
tingkat kompetensi. Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol diri dalam menghadapi
jarak perbedaan-perbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang disebut dengan
Etika Digital. Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self-control setiap individu
dalam mengakses, berinteraksi, berpartisipasi dan berkolaborasi di ruang digital, sehingga media
digital benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal positif.

Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal dan
mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif. Secara individual, terdapat tiga area
kecakapan kemanan yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital. Ketiga kecakapan tersebut
meliputi kognitif, afektif, dan konatif atau behavioral. Kognitif artinya memahami berbagai
konsep dan mekanisme proteksi baik terhadap perangkat digital (lunak maupun keras) maupun
terhadap identitas digital dan data diri. Afektif atinya empati agar pengguna media digital punya
kesadaran bahwa kemanan digital bukan sekedar tentang perlindungan perangkat digital sendiri
dan data diri sendiri, melainkan juga menjaga kemanan pengguna lain sehingga tercipta system
kemanan yang kuat. Konatif atau behavioral yaitu Langkah-langkah praktis untuk melakukan
perlindungan identitas digital dan data diri.

Semakin canggihnya teknologi dan cepatnya perkembangan teknologi di dunia, tentu saja
berdampak pada kehidupan sehari-hari umat manusia. Selain membawa dampak positif, tentu
saja perkembangan teknologi juga membawa dampak negatif. Dampak negatifnya adalah
banyaknya beredar tindak kejahatan melalui internet. Contoh dari tindak kejahatan melalui
internet adalah Hoax, Cyberbullying, dan Hate Speech. Hoax adalah berita bohong yang
disebarkan yang dapat menganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat, Cyberbullying
adalah Tindakan agresif dari seseorang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik
maupun mental), dengan menggunakan media digital. Tindakan ini bisa dilakukan terus menerus
oleh yang bersangkutan. Cyberbullying dapat berupa doxing (membagikan data personal
seseorang ke dunia maya), cyberstalking (menintip dan memata-matai seseorang di dunia maya),
serta revenge porn (membalas dendam melalui penyebaran foto/video intim/vulgar seseorang).
Hate speech atau ujaran kebencian adalah ungkapan atau ekpresi yang menganjurkan ajakan
untuk mendikreditkan, menyakiti seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan
membangkitkan permusuhan, kekerasan, dan diskriminasi kepada orang atau kelompok tersebut.
Di dalam dunia digital kita memiliki hak dan kewajiban yaitu, akses dan tidak diskriminatif,
kebebasan berekpresi dan mendapatkan informasi, kebebasan berkumpul, berkelompok, dan
partisipasi, perlindungan privasi dan data, Pendidikan dan literasi, perlindungan terhadap anak,
serta hak mendapatkan pertolongan terhadap pelanggaran hak asasi.

Modul 2 : Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
professional, memiliki dasar nilai, etika profesi, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik KKN. Kedudukan ASN (khususnya PPPK) berdasarkan undang-undang Nomor 5 Tahun
2014 adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan
perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan
sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah dan ketentuan perundang-undangan. Fungsi dan
tugas ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. Hak PPPK adalah gaji, cuti, pengembangan kompetensi, perlindungan, dan
tunjungan. ASN berkewajiban untuk setia dan taat pada Pancasila UUD’45, NKRI, menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang, menaati ketentuan peraturan perundang-undangan, melaksanakan tugas
kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggung jawab, menunjukkan
integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang baik
di dalam maupun luar kedinasan, menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta bersedia
ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada 12 item kode etik dan
kode PL ASN yang harus dipahami, diresapi, serta diterapkan oleh ASN.

Manajemen PPPK menurut pasal 93 penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,


penggajian dan pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan
hubungan kerja serta perlindungan. Penetapan kebutuhan PPPK didasarkan oleh Peraturan
Presiden, Analisis Jabatan dan Analisis beban kerja, serta Keputusan Menteri. Pengadaan PPPK
melewati beberapa tahapan yaitu perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi,
pengumuman hasil seleksi, dan terakhir adalah pengangkatan menjadi PPPK. Penilaian kinerja
PPPK meliputi objektivitas prestasi kerja, memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang
dicapai, perilaku pegawai PPPK, penilaian dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,
partisipasif, dan transparan. PPPK berhak mendapatkan gaji beserta tunjangan. Kesempatan
untuk pengembangan kompetensi direncanakan setiap tahun oleh instansi pemerintah.
Pengembangan kompetensi PPPK dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk perjanjian kerja
selanjutnya. PPPK juga dapat diberikan penghargaan berupa tanda kehormatan, kesempatan
prioritas untuk mengembangkan kompetensi, serta kesempatan menghadiri acara resmi atau
kenegaraan. Disiplin untuk PPPK diatur dalam pasal 104 UU ASN. Disiplin untuk PPPK dapat
berupa tata tertib dan hukuman disiplin. PPPK dapat diputus perjanjian kerjanya baik secara
hormat maupun secara tidak terhormat.

Keterkaitan Antar Agenda:

Sebagai dasar pengembangan kompetensi latsar ASN mengacu pada undang-undang ASN
Nomor 5 Tahun 2014 pada pasal 10 tentang fungsi ASN terdapat tiga fungsi yaitu ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan
pemersatu bangsa. Kompetensi yang dibangun dalam latsar ASN PPPK adalah menunjukkan
sikap perilaku bela dengara, kemudian mengaktulisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam
pelaksanaan tugas jabatanny, mengaktualisasikan kedudukan dan peran ASN dalam kerangka
NKRI dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan tugas.
Kompetensi yang dibangun ini untuk mencapai tujuan latsar ASN yaitu PPPK professional yang
berkarakter sebagai pelayan masyarakat.

Materi yang diberikan pada agenda satu, dua, dan tiga adalah untuk pembentukan
karakter ASN PPPK sebagai calon pemimpin bangsa. ASN yang professional ditunjukkan
dengan diberikannya penguatan kompetensi melalui penguatan kompetensi melalui
pengembangan kompetensi teknis bidang tugas yang berisi tentang substansi teknis administrasi
dan kompetensi teknis substansif yang akan diberikan oleh instansi atau unit kerja yang
menjadikan satu kesatuan dalam pembelajaran latsar ASN. Agenda satu sikap bela negara
membekali peserta dengan pemahaman wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-
nilai bela negara sehingga peserta memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela
negara dalam suatu kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat jasmani dan mental menghadapi
perubahan lingkungan startegis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai ASN profesional
pelayan masyarakat. ASN diharapkan dapat menerapkan sebagai proses pembentukan sikap
perilaku bela negara sebagai ASN profesional. Nilai-nilai ini akan di internalisasikan dan
menjadi pondasi dalam menjalankan semua tugas yang diberikan baik saat di proses pembelajran
maupun dalam pelaksanaan tugas sebagai ASN, jadi nilai-nilai tersebut akan terpatri dan
diterapkan dalam sikap bela negara.

Agenda dua berisi tentang nila-nilai dasar ASN, membekali peserta dengan nilai-nilai
dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan ASN secara profesional sebagai pelayan
masyarakat yang meliputi tujuh kemampuan yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,
harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Dalam modul ini ASN diharapkan untuk mememiliki
sikap “Ber AKHLAK”. Sikap-sikap ini perlu diterapkan oleh ASN agar dapat memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat. Sikap ini tentu saja juga dapat diterapkan oleh ASN
pada saat berkomunikasi dengan rekan sejawat atau pun pimpinannya. ASN diharapkan mampu
melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. ASN juga siap bertanggung jawab atas segala
perbuatannya. ASN juga diharapkan mampu memiliki perilaku yang kompeten sesuai dengan
jabatan yang diampu. ASN juga diharapkan mampu menjalin hubungan yang harmonis kepada
siapa saja, berperilaku loyal terhadap kelembagaan, mampu beradaptasi dengan perubahan-
perubahan yang terjadi, dan bisa berkolaborasi dengan semua pihak yang ada pada lingkungan
kerjanya.

Agenda ketiga berisi tentang sikap ASN yang mencerminkan Smart-ASN dan penjelasan
tentang manajemen ASN. ASN diharapkan menjadi Smart-ASN, karena pesatnya perubahan dan
perkembangan teknologi dan komunikasi. ASN diharapkan mampu mengelola apa yang mereka
cari atau pun unggah dalam internet. ASN diharapkan mampu mengolah berita maupun
informasi yang mereka peroleh dari internet. ASN juga diharapkan menjaga perilaku mereka
pada saat berselancar di dunia maya. ASN diharapkan mampu memahami sistem manajemen
ASN. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
professional, memiliki dasar nilai, etika profesi, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik KKN.

Anda mungkin juga menyukai