Anda di halaman 1dari 10

MOOC PPPK

Massive Open Online Course

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)


TAHUN 2023

JURNAL

Disusun oleh :

Nama : DWI AMALIA, S.Pd.


NI PPPK : 19960125 202321 2 010
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama – Guru Kelas
Satuan Kerja : SD Negeri Negla 01

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES


DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA
2023
AGENDA I
Agenda I terdiri dari 3 macam materi yaitu : 1) Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai
Bela Negara, 2) Analisis Isu Kontemporer, dan 3) Kesiapsiagaan Bela Negara.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasai oleh jati diri bangsa
(nations character) dan kesadaran terhadap system nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
2. Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan Bangsa dan Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara
meliputi :
1. Cinta Tanah Air;
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara: Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara;
3. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara; dan
4. Kemampuan Awal Bela Negara.
5. Analisis Isu Kontemporer
Analisis kontemporer terdiri dari 3 Aspek yakni :
1. Modal untuk menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
1. Modal Intelektual
2. Modal Emosional
3. Modal Sosial
4. Modal Ketabahan
5. Modal Etika/Moral
6. Modal Kesehatan
7. Isu-isu Stretegis Kontemporer
1. Korupsi
2. Narkoba
3. Terorisme dan Radikalisme
4. Proxy War
5. Kejahatan Mass Communication
6. Memahami isu kritikal yang dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan
masalah-masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan
kesadaran publik.
7. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siapsiaga yang dimiliki seseorang
baik secara fisik, mental maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam
yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan sikap secara ikhlas serta sadar yang
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara.
Beberapa contoh Bela Negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di
berbagai lingkungan :
1. Menciptakan suasana rukun, damar, dan harmonis dalam keluarga (lingkungan
keluarga.
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
3. Meningkatkan imtaq dan iptek (Lingkungan pelatihan) kesadaran untuk mentaati tata
tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).
4. Menciptakan suasana rukun, damai dan aman dalam masyarakat (lingungan
masyarakat)
5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat).
6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
7. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).

AGENDA II
Agenda II membahas Nilai-nilai dasar PNS yang terdiri dari 7 materi diantaranya: 1)
Berorientasi pelayanan, 2) Akuntabilitas, 3) Kompeten, 4) Harmonis, 5) Loyal, 6) Adaptif,
dan 7) Kolaboratif.
1. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan Publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan muara
dari Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Perpres Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 yang menyatakan bahwa visi
Reformasi Birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan
pelayanan publik yang berkualitas. Definisi dari pelayanan publik sebagaimana
tercantum dalam UU pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya: 1) memelihara dan menjungjung
tinggi standar etika yang luhur, 2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah; dan 3) memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, akurat, berdaya guna, dan santun.
2. Akuntabel
Aspek akuntabilitas terdiri dari 3 macam yaitu :
1. Accountability is a Relationship adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
2. Accountability is Result-Oriented (Akuntabilitas berorientasi pada hasil) adalah
perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil, dan inovatif.
3. Accountability Requiers Reporting (Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan),
laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Aspek akuntabilitas terdapat 4
macam diantaranya: 1) hasrat untuk mencapai kesatuan, 2) hasrat untuk mencapai
kemerdekaan, 3) hasrat untuk mencapai keaslian, dan 4) hasrat untuk mencapai
kehormatan bangsa.
ETIKA PUBLIK
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu
pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Kode etik adalah aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,
sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis.
Tuntutan etika publik dan kompetensi merupakan refleksi kritis yang mengarahkan
bagaimana nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam
wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan
oranglain.
Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim,
dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan
penyelenggaraan Negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik
lainnya yang sesuai dengan undang-undang ini serta informasi lain yang berkaitan
dengan kepentingan publik (Pasal 1 Ayat 2). Sedangkan badan publik adalah lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya
berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), atau organisasi non-pemerintah yang sebagian
atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau
luar negeri (Pasal 1 Ayat 3).
Atas prinsip tersebut, maka pada dasarnya semua PNS berhak memberikan
informasi, namun pada prakteknya tidak semua PNS punya kemampuan untuk
memberikan berdasarkan beberapa prinsip diatas (seperti resiko dampak kerugian yang
muncul, utuh dan benar). Perilaku berkaitan dengan transparansi dan akses informasi
(Transparance and Official Information Access). ASN tidak akan mengungkapkan
informasi resmi atau dokumen yang diperoleh selain seperti yang dipersyaratkan oleh
hukum atau otoritas yang diberikan oleh institusi. ASN tidak akan menyalahgunakan
informasi resmi untuk kepentingan pribadi atau komersial untuk diri mereka sendiri atau
yang lain.
Adapun faktor keberhasilan suatu organisasi yaitu: 1) Komitmen dari Top
Manajemen dalam Organisasi; 2) Membangun Lingkungan Organisasai yang Kondusif;
3) Perekrutan dan Promosi Pegawai; 4) Pelatihan nilai-nilai Organisasi atau entitas dan
standar-standar pelaksanaan; 5) Menciptakan Saluran Komunikasi yang Efektif; dan 6)
Penegakan Kedisiplinan.
Perilaku berkaitan dengan menghindari perilaku yang curang dan koruptif
(Fraudulent and Corrupt Behavior) adalah sebagai berikut: 1) ASN tidak akan terlibat
dalam penipuan atau korupsi; 2) ASN dilarang untuk melakukan penipuan yang
menyebabkan kerugian keuangan aktual atau potensial untuk setiap orang atau
instutisinya; 3) ASN dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan
kewenangan mereka untuk keuntungan pribadinya; 4) ASN akan melaporkan setiap
perilaku curang atau korup; 5) ASN akan melaporkan setiap pelanggaran kode etik badan
mereka; 6) ASN akan memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang berlakudi
sektor publik.
Mulgan (1997) mengidentifikasi bahwa proses suatu organisasi akuntabel karena
adanya kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data yang
dibutuhkan oleh masyarakat atau pembuat kebijakan atau pengguna informasi dan data
pemerintah lainnya. Informasi ini dapat berupa data maupun penyampaian/penjelasan
terhadap apa yang sudah terjadi, apa yang sedang dikerjakan dan apa yang akan
dilakukan.
Relevant Information dapat diartikan sebagai data dan informasi yang disediakan
dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi sebelumnya (Past), saat ini (present) dan
yang akan datang (Future). Sedangkan Understandable Information dapat diartikan
sebagai informasi yang disajikan dengan cara yang mudah dipahami pengguna (User
Friendly) atau orang awam sekalipun.
Perilaku berkaitan dengan penyimpanan dan penggunaan data serta informasi
pemerintah (Record Keeping and Use of Govermment Information) adalah sebagai
berikut.
1. ASN bertindak dan mengambil keputusan secara transparan;
2. ASN menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia;
3. ASN mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan;
4. ASN diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan kreatifitas;
5. ASN menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
6. ASN memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
7. ASN tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan ataupun manfaat bagi diri
sendiri atau orang lain.
8. Kompeten
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter, dan
tututan keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlihan baru perlu dilakukan setiap waktu
sesuai kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat dibandingkan tawaran perubahan teknologi
itu sendiri. Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut.
1. Berorientasi Pelayanan
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; dan
3. Melakukan perbaikan tiada henti.
4. Akuntabel
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi;
2. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efesien.
3. Kompeten
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
2. Membantu orang lain belajar.
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
2. Suka mendorong orang lain.
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
4. Loyal
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
serta pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara.
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
4. Adaptif
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
3. Bertindak proaktif.
4. Kolaboratif
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis menit yakni seluruh aspek pengelolaan ASN
harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja termasuk tidak boleh
ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek
primodial lainnya yang bersifat subjektif. Pembangunan Apartur sesuai Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) diharapkan menghasilkan karakter
birokrasi yang berkelas dunia (World Class Bureaucracy) yang terdapat kedalam 8
karakteristik ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan,
karakteristik tersebut adalah: 1) Integritas, 2) Nasionalisme, 3) Profesionalisme, 4)
Wawasan Global, 5) IT dan Bahasa asing, 6) Hospitality, 7) Networking, dan 8)
Entrepreneurship.
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,, dan dikembangkan yang spesifik berkaitan
dengan bidang teknis jabatan, 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan,
keterampilan, sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpindan/atau mengelola unit organisasi, 3) Kompetensi Sosiokultural merupakan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman. Salah satu kebijakan penting dengan
berlakunya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak
pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) jam pelajaran bagi PNS dan
maksimal 24 (duapuluh empat) jam pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK).
4. Harmonis
Dalam kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikan sebagai having a
pleasing mixture of notes, dalam bidang filsafat Harmonis adalah kerja sama antara
berbagai faktor dengen sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja
akan membuatkan individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk
saling kolaborasi dan bekerjasama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas
layanan. Untuk menciptakan rasa harmonis perlu memperhatikan sebagai berikut.
1. Keberagaman bangsa Indonesia, selain memberikat banyak manfaat juga menjadi
sebuah tantangan bahkan ancaman karena dengan kebhinekaan tersebut
menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan
kedaerahan yang amat sempit yang sewaktu-waktu bisa menjadi ledakan yang akan
mengancam integritas nasional atau persatuan dan kesatuan Bangsa.
2. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara yang
disadari oleh pendiri bangsa dan dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan
bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika
merupakan perwujudan kesadaran rasa persatuan dan kesatuan berbangsa tersebut.
3. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan dan lain-lain. Dipraktikan dalam wujud
kerpihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
4. Membangun budaya harmonis. Tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam
suatu organisasi.
5. Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah sifat loyal atau setia
kepada bangsa dan negara. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa
Prancis yaitu”Loial” yang artinya mutu dari sikap setia.
1. Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennnya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam perundang-undangan. Oleh karena itu, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS yang memiliki loyalitas yang tinggi dan dapat
menegakan ketentuan kedisiplinan dengan baik.
3. Berdasarkan pasal 10 Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, seorang ASN memiliki 3 fungsi yaitu 1) sebagai pelaksana kebijakan
publik, 2) pelayan publik serta 3) perekat dan pemersatu bangsa. Ketiga fungsi
tersebut merupakan perwujudan dan implementasi nilai-nilai loyal dalam konteks
individu maupun bagian dari Organisasi Pemerintah.
4. Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
menunjuakan kemampuan ASN tersebut dalam mewujudkan nilai loyal dalam
kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi
pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.
5. Adaptif
Adaptasi menurut Robbins, 2003 adalah suatu proses yang menempatkan manusia
yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan
dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan.
1. Kemampuan beradaptasi memerlukan adanya inovasi dan kreatifitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu mauoun organisasi. Didalamnya
dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis
bersus berpikir kreatif.
2. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan
organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam
organisasi memerlukan beberapa hal seperti; tujuan organisasi tingkat kepercayaan,
perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.
3. Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun
karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakan organisasi untuk
mencapai tujuannya.
4. Kolaboratif
Dyer and Singh (1998) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “value generated
form an alliance between two or more firm aiming to become more competitive by
developing shared routines”. Ansell dan Gash (2007:559) menyatakan Collaborative
governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi
yaitu : 1) Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik; 2) Peserta dalam forum termasuk
actor nonstate; 3) Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan
hanya “dikonsultasikan” oleh egensi publik; 4) Forum secara resmi diatur dan bertemu
secara kolektif; 5) forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsesus; 6)
Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau menajemen.
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang mampu
membantu mengarahkan kolaboratif. Ratner (2012) mengungkapkan terdapat tiga
tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola
kolaborasi yaitu: 1) Mengindentifikasi permasalahan dan peluang; 2) Merencanakan aksi
kolaborasi; 3) Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
1. Panduan Perilaku Kolaboratif
Menurut Perez Lopes et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang memiliki
collaborative culture indikatornya adalah sebagai berikut; 1) Organisasi menganggap
perubahan sebagai sesuatu yang dialami dan perlu terjadi; 2) Organisasi menggangap
individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus
menghormati pekerjaan mereka; 3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang
mau mencoba dan mengambil resiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan
ketika terjadi kesalahan); 4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi,
setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai; 5) Masalah dalam organisasi dibahas
transparan untuk menghindari konflik; 6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adlah
didorong; dan 7) Secara keseluruhan setiap divisi memiliki kesadaran terhadap layanan yang
diberikan.
Esteve et al (2013 p 20) mengungkapkan beberapa aktivitas kolaborasi antar organisasi
yaitu: 1) Kerjasama Informasl; 2) Penjanjiran Bantuan Bersama; 3) Memberikan Pelatihan; 4)
Menerima Pelatihan; 5) Perencanaan Bersama; 6) Menyediakan Peralatan; 7) Menerima
Peralatan; 8) Memberikan bantuan Teknis; 9) Menerima Bantuan Teknis; 10) Memberikan
Pengelolaan Hibah; dan 11) Menerima Pengelolaan Hibah
2. Proses yang dilalui dalam menjalankan kolaborasi
Ansen dan Gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui dalam
menjalin kolaborasi yaitu:
1. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi.
2. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi yang baik dan bersungguh-sungguh.
3. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan: sharing ownership
dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama.
4. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
5. Menetapkan outcome antara.

AGENDA III
Pembahasan pada Agenda III terdiri dari 2 macam yaitu : 1) Smart ASN; dan 2)
Manajemen ASN
1. Smart ASN
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat
mempengaruhi media digital secara bertanggung jawab. Menurut Vial (2019),
transformasi digital memberikan lebih banyak informasi, komputasi, komunikasi, dan
konektivitas yang memungkinkan berbagai bentuk kolaborasi baru didalam jaringan
actor yang terdirsifikasi. Keterjangkauan (affordances) yang dirasikan dari ruang
ekspresi dapat mendorong produksi, berbagi, diskusi, dan evaluasi opini publik melalui
cara tekstual (Borton dan Lee, 2013). Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari
kecakapan menggunakan media digital (digital skills), namun budaya digital (digital
culture), etis menggunakan media digital (digital ethic), dan aman menggunakan media
digital (digital safety).
1. Tiga Tahapan kerja Mesin Pencari Informasi
Tahapan kerja mesin pencari informasi adalah sebagai berikut: 1) penelusuran
(crawling) yaitu langkah ketika mesin pencarian informasi yang kita akses menelusuri
triliunan sumber informasi di internet, 2) Pengindeksan (Indexing) yakni pemilahan
data atau informasi yang relevan dengan kata kunci yang kita ketikan, dan 3)
Pemeringkatan (Rangking) yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang
dianggap paling sesuai dengan yang kita cari.
2. Etika Berinternet (Nettiquette)
Etika merupakan sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya. Etiket yang
didefinisikan sebagai tata cara individu berinteraksi dengan individu lain atau dalam
masyarakat. Jadi etiket berlaku jika individu berinteraksi atau berkomunikasi dengan
orang lain. Sementara etika berlaku meskipun individu sendirian. Hal lain yang
membedadkan etika dan etiket ialah bentuknya, etika pasti tertulis sedangkan etiket
tidak tertulis (konvensi).
3. Informasi Hoax, Ujaran Kebencian, Pornografi, Perundungan, dan Konten
Negatif
KBBI mengartiikan hoaks sebagai informasi bohong. Masyarakat telematika
92017) mengungkapkan bahwa dari 1.146 responden, 44,3% menerima hoaks setiap
hari. Sedangkan 17,2% menerima lebih dari satu kali. Untuk melindungi diri dari
Hoaks menurut LibGuides at University of West Florida, 2021 adalah sebagai berikut:
1) Currency Keterbaruan informasi; 2) Relevance, Relevansi; 3) Authority, Penulis; 4)
Accuracy, Akurasi/ketepatan; 5) Purpose, Tujuan.
4. Cyberbullying
Cyberbullying merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang
terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental), dengan
menggunakan media digital. Tindakan ini bisa dilakukan terus menerus oleh
bersangkutan (UNICEF, n.d). Adapun Cyberbullying adalah sebagai berikut. 1)
Doxing, membagikan data personal seseorang ke dunia maya; 2) Cyberstalking,
mengintip dan memata-matai seseorang di dunia maya; 3) Revenge Porn, membalas
dendam melalui penyebaran foto/video intim/vulgar seseorang.
5. Manajemen ASN
Terdapat 2 macm ASN yakni: 1) Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan 2) Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
1. Fungsi dan Tugas ASN
Fungsi dan Tugas ASN dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Pelaksana Kebijakan Publik, Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Pelayan Publik, Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa, Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
1. Kewajiban ASN
Kewajiban ASN merupakan suatu beban atau tanggungan yang bersifat
kontraktual sesuatu yang sepatutnya dilaksanakan oleh ASN, adapun kewajiban ASN
sebagai berikut.
1. Setia dan taat pada Pancasila, UUD’45, NKRI;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang baik di dalam maupun diluar kedinasan;
6. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Kode Etik dan Perilaku ASN


Kode etik dan perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN, adapun kode etik dan perilaku ASN yang baik adalah sebagai berikut.
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintah;
5. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain;
6. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan infomasi terkait kepentingan kedinasan;
7. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
10. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
11. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efesien.
12. Sistem Merit
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan (Pasal 1 UU ASN tentang Ketentuan
Umum). Adapun manfaat sistem Merit bagi organisasi adalah sebagai berikut: 1)
mendukung keberadaan penerapan prinsip Akuntabilitas; 2) Dapat mengarahkan SDM
untuk dapat mempertanggung jawabkan tugas dan fungsinya; 3) Instansi pemerintah
mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya;
4) Menjamis keadilan dan ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang pegawai;
5) Memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri.

Anda mungkin juga menyukai